Happy Reading Semuanya!
Kalau dihitung mungkin kandungan Irene saat ini berkisar 15 minggu sejak terakhir pengecekkan dokter kandungan dan Rangga sakit, semuanya bajunya tampak longgar akibat perutnya yang semakin membesar mungkin membuncit sekitar 5 cm dari sebelumnya dan tentu saja Irene tidak terlalu bisa menutupinya lagi.
Sebagai janji Rangga untuk membelikan pakaian untuk dirinya setelah keadaan cukup membaik, akhirnya mereka tersampaikan juga bisa pergi ke tempat pakaian yang diinginkan oleh Irene. Semua baju rasanya hampir terasa sesak dikenakannya.
“Mas, jangan buru-buru ih! Saya itu lagi hamil jadi harus pelan-pelan!”seru Irene.
“Ayo Irene, bukankah kamu yang ingin membeli pakaian terbaru? Kenapa kamu enggak bersemangat? Padahal kamu sama sekali enggak
Happy Reading Semuanya! Rangga menepati janjinya untuk membawanya ke tempat healing yang jauh setelah beberapa waktu lalu lelaki berwajah tampan itu jatuh sakit. Irene merasakan kebahagiaan sekarang ini karena semuanya dan tentu saja karena Rangga yang selalu membuatnya senang dan nyaman. Bibirnya tersenyum memandang tangan Rangga yang mengusap perutnya, Irene menyukai usapan ini. Ia amat sangat menyukainya seolah rasanya menembus sampai bayi yang ada di dalam kandungannya merasakannya dan terus ingin di usap. "Apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Rangga Kepala Irene mengangguk mengiyakan perkataan dari sang suami barusan. “Terima kasih sudah mau hamil anak saya dengan tulus Irene,” bisik Rangga tepat di telinga Irene
Happy Reading Semuanya! Langkah Risky berjalan menemui sang atasan di ruangan pribadinya, menurut Risky kasus ini belum selesai dan harus diusut sampai tuntas. Risky tidak ingin sampai terjadi untuk kedua kalinya kasus yang tidak bisa lelaki itu tangani, Risky harus bisa menyelesaikan kasus ini meskipun harus melibatkan keluarga Irene seseorang yang ia cintai. Risky menaruh barang yang ia temukan di atas meja sang atasan dan memberikan catatan untuk sang atasannya itu “Astaga, apa lagi sekarang?” tanya Komandannya sembari menatapnya penuh tanya. “Saya menentang perintah Komandan dan menyelidiki lebih dalam kematian Joshua dan saya berpikir kalau saya menemukan titik terang dari semuanya.” “Lalu apa yang kamu dapat?” tanya Komandannya tanpa ada niatan untuk me
Happy Reading Semuanya!Rahang Rangga mengeras setelah mendapatkan info dari sekretarisnya yang baru saja membicarakan istri pertamanya yang sudah ia lupakan, pandangannya berdalih pada Irene tengah memasang wajah penasaran pada dirinya. Bagaimana lelaki itu mengatakannya pada Irene sekarang, ia tidak ingin membuat sang istri kembali sakit hati.“Mas… kenapa?” tanya Irene lembut“Enggak,”Irene tampak berdecak kesal, “ Apanya yang enggak?! Coba kasih tau aku, kenapa?” desak Irene“Mira saat ini di bawa polisi,” ungkap Rangga jujur.Irene menatap bingung dirinya, “Kak Mira? Kenapa? Memangnya Kak Mira salah apa?&rdqu
Happy Reading Semuanya! “Surat perceraian yang saya minta sudah ada?” Pertanyaan yang baru saja Rangga ajukan tampak mengangguk dan memberikan sebuah map kehadapan sang atasan. Iris mata Rangga memperhatikan surat yang ada di depannya dan mengangguk membenarkan surat yang ada di hadapannya itu, ia tidak menyangka jika perceraiannya pada Mira akan secepat ini. “Tunda rapat dengan klien ini, ada yang harus saya urus dan kamu tahu itu. Aku mengandalkan kamu untuk rapat divisi besok pagi,” Sesuai dengan tujuannya awal berpamitan pada Irene, ia harus menemui Mira yang di tahan oleh kantor polisi. Sudah seharian ini, Mira ditahan pihak kepolisian untuk interogasi lebih lanjut.
Happy Reading Semuanya!Emosionalnya Irene sudah tidak bisa Rangga sembunyikan lagi. Mood swing yang terus berubah membuat lelaki yang menjadi suami dari Irene tidak ingin melepasnya begitu saja. Rangga memeluk Irene erat dan tidak ada niatan sama sekali untuk melepas sang istri dari dekapannya saat ini. Meskipun sekarang ia memiliki rapat penting dengan klien, lelaki itu sudah memutuskan untuk bersama Irene dalam jangka waktu 24 jam. Perusahaan bisa ia bangun lagi jika berantakan, tetapi istri cantiknya mengamuk maka ia tidak bisa.Rangga juga sudah memutuskan untuk bahagia bersama dan menangis bersama apapun yang terjadi, menjadi suami siaga di sebelah Irene. Tangannya mengusap punggung sang istri yang masih menangis di pelukkannya. Keduanya mendadak menjadi emosional, seolah tidak ingin ada yang namanya berita sedih dan
Happy Reading Semuanya!Irene tidak tahu bagaimana kelanjutan dari permasalahan sang kakak, tetapi ia juga tidak ingin mengusik Rangga terkait hal yang seperti ini. Tidak mungkin juga ia menghubungi sang mantan kekasih untuk mempertanyakan yang sekarang sering ia pikirkan.Bahkan sekarang ia tidak berani mengusik sang suami.Iris mata Irene kembali menatap layar laptop di depannya meskipun yang ia lakukan hanya menonton drama korea, Rangga juga tidak berangkat ke kantor karena ingin menemaninya 24 jam dan tentu sang suami duduk di depannya. Definisi perusahaan miliknya dan suka-suka suaminya.Tangannya mengusap perutnya lembut, ia memang penasaran dengan suaminya bahkan pada bayi yang ada di dalam kandungannya sekarang ini."Kamu sibuk sendiri itu sebenarnya sedang apa? Mata kamu saja fokus kearah lain, apa ada sesuatu yan
Happy Reading Semuanya!“Mas saya enggak mau berangkat ke kekantor ya,” ucap Irene sembari menaruh kepalanya pada tumpuan tangannya sembari memperhatikan Rangga yang sedang mengancingkan pakaiannya.“Kenapa? Bukakah semalam kamu janji sendiri mau datang ke kantor karena rindu teman kamu?” tanya RanggaIrene yang masih mengenakan pakaian tidurnya hanya memandang sekilas sang suami di hadapannya itu, “Saya mendadak mual, tahu sendiri kan pas pulang dari puncak saya hanya tidur dan mual terus menerus. Kalau seperti ini gimana saya bisa fokus sama meeting klien saya? Nanti malah yang ada saya merepotkan orang lain,”“Apakah sebegitu parahnya? Seharusnya di kehamilan kamu sekarang enggak terlalu parah,” tanya Rangga
Happy Reading Semuanya!"Kantor ini memang punya neneknya, datang kemudian cuti. Tetapi masih tetap dibayar, mentang-mentang punya orang dalam makanya sebebasnya. Dasar enggak tahu diri menyusahkan tim saja!"Irene yang baru saja membuat keputusan untuk masuk kembali tampak terdiam menatap lurus kearah depan, bukan ia tidak mendengar tetapi memang salahnya juga. Keputusannya salah karena ingin kembali ke kantor, apalagi sekarang pakaiannya tampak berbeda dengan sebelumnya. Pakaian untuk ibu hamil.“Hai guys,” ucap Irene menyapa teman-temannya yang hanya melengos sembari meninggalkan dirinya sendirian.Irene menghela nafasnya pelan menyadari perubahan dari temen-temennya. Tidak biasanya mereka seperti ini, langkahnya berjalan menuju meja kerjanya, iris matanya tidak bisa lepas dari rekan-rekannya sekarang ini. Irene tidak mengerti dengan semuanya, arti tatapan orang di sekit