Arka memandangi wajah istrinya dengan tatapan menyeramkan. Ia menyeringai saat mengatakan tidak ada yang boleh memiliki Dyandra.
“Keluar dari kantorku sekarang juga!” usir Dyandra merasa merinding.“Aku tidak mau bercerai denganmu, ‘Yank. Ayolah, maafkan aku! Aku khilaf! Tapi aku bersumpah akan memperbaiknya! Akan kuceraikan Cersey. Please? Ayolah …,” rajuk Arka memelas. Matanya sampai merah dan berkaca-kaca.“Tidak ada yang perlu dimaafkan. Semua sudah terjadi dan kamu harus menanggung sendiri resikomu yang telah berselingkuh!” desis Dyandra menggeleng.“Tapi semua itu karena kamu tidak mau memuaskan aku di ranjang! Akhirnya aku tergoda oleh Cersey!”“Oh, jadi semua ini salahku? Kamu yang mendatangi dia tiap malam dan bercinta dengannya tanpa perasaan berdosa hingga menikahi dia di belakangku! Kenapa jadi aku yang salah?” sembur Dyandra menolak untuk menjadi pihak yang bertanggung jawab.“Iya … kita … kita sama-sama bersalaDyandra bercerita kepada Skylar mengenai kegilaan suaminya di kantor. Kekasihnya itu menyarankan agar dia berhati-hati saat di jalan atau di mana pun karena menurut sang CEO tampan, tipe pria seperti Arka bisa menjelma menjadi psycho dalam masa seperti ini. “Lalu aku harus bagaimana?” keluh Dyandra mengurut pelipis yang nyeri karena terlalu banyak berpikir dan menahan rasa pedih di hati. “Ya, pokoknya berhati-hati. Apa aku perlu sewakan pengawal untukmu?” “Bodyguard?”“Ya,” kekeh Skylar, tetapi siap mencari sungguhan jika memang diinginkan. Dyandra tertawa getir, “Aku bukan artis, buat apa pakai pengawal. Menurutmu, apa yang akan Arka lakukan?”“Segalanya akan dia lakukan untuk mendapatkanmu. Di apartemenku seharusnya kamu aman. Dia tidak bisa naik ke lantai tempat tinggalmu.”“Sky ....” Dyandra mendadak terengah. “Bagaimana kalau Arka membuntuti aku?” tanya sang wanita dengan nada tegang. “Dia bisa tahu ka
Rasanya Cersey seperti disambar petir mendengar alasan Arka tidak bisa terangsang meski ia lakukan service oral seperti tadi. "Apa maksudmu, Mas? Kamu memikirkan Mbak Dyandra sampai tidak bisa bercinta denganku?"Arka mengendikkan bahu, "Aku malas membahasnya. Sudah, aku mau menenangkan diri sebentar.”“Tidak bisa! Aku butuh kejelasan. Kamu ini kenapa, sih? Mbak Dyandra minta cerai itu sesuatu yang bagus, ‘kan? Dengan begitu kita tidak perlu terus bersembunyi seperti ini,” desak Cersey.“Bagus untuk siapa? Untukmu atau untukku? Sudah dari awal aku bilang kalau aku tidak mau menceraikan Dyandra. Aku mencintainya, apa kamu tidak ingat?” Arka berkata dengan ketajaman yang menggores hati istri mudanya. Dada sang wanita sontak kembang kempis dan wajah memerah. Ini bukan yang ia kira akan terjadi. Dalam batin Cersey, jika Dyandra meminta cerai, maka itu adalah awal dia bisa menjadi the real Nyonya Arka Hasbyan. “Aku tidak mengerti, Mas. Apa a
Dyandra sedang bersiap untuk menjemput Hasya dan Wuri sang baby sitter ketika pintu ruang kerjanya diketuk dan Lelly masuk. “Ada tamu, Bu. Sekarang masih di lobby menunggu ijin untuk naik kemari.”“Siapa? Aku tidak ada janji dengan siapa pun,” heran Dyandra mengernyitkan kening. “Katanya bernama Bu Layla Amirah,” jawab Lelly.Seketika itu juga wajah Dyandra menjadi beku dengan mata terbelalak lebar. “Layla? Apa dia berambut cokelat tua panjang sebahu? Kulit putih, cantik, pakai kalung emas putih?”Lelly mengangguk. “Temannya Bu Dya, ya?”Mendadak udara terasa hilang dan Dyandra kesulitan bernapas. Belum lagi detak jantungnya yang semakin berdetak kencang. Berpikir keras, untuk apa istri Skylar mendatanginya?“Jadi, disuruh naik atau bagaimana, Bu?” ulang Lelly meminta kepastian. Kalau ditolak, nanti kesannya ia pengecut? Kalau diterima, terlalu takut untuk mendengar apa yang ingin disampaikan. Keputusan Dyandra akhirny
Arka bertemu dengan seorang lelaki. Keduanya berbicara serius. “Aku mendapat rekomendasi namamu dari anak buah di kantor. Aku yakin kamu bisa dipercaya? Benar?” Tersenyum datar, “Anda bisa percaya kepada saya. Ini bukan pekerjaan pertamaku, dan Anda bukan satu-satunya klien. Mulai dari pemerintahan, pejabat dan jajarannya, pengusaha, artis, bahkan sampai pemuka agama telah menyewa jasaku,” jawab lelaki berpenampilan tenang tersebut. “Namamu Don?” tanya Arka menatap lekat. “Don, Ali, Johan, Burhan, James, siapa pun terserah Anda. Apalah arti sebuah nama? Tapi, ya, mereka memanggilku Don. Asal kata Done, bahasa Inggris. Artinya sele—”“Selesai, ya, aku tahu. Ini berarti kamu selalu menyelesaikan pekerjaan dengan baik, dan bersih. Tidak akan kembali kepadaku, ya, ‘kan?” potong Arka memastikan sekali lagi. “Aku ingin sekali memata-matai istriku, tapi aku juga punya perusahaan untuk diurus.”Mendengkus kasar, “Klien dari luar negeri akan da
Jika Arka bertemu dengan seorang lelaki bernama Don, maka istri sirinya juga menemui seorang lelaki bernama Bang Pondra. “Jadi, ini targetnya?” desis lelaki bertato ular di leher. Lalu, ia memberikan foto Dyandra kepada wanita di sebelahnya. “LIhat ini, Rani.”Seorang perempuan dengan rambut bleach kuning sebahu dan anting di bibir mengambil foto tersebut. Tersenyum sinis melihatnya, lalu meletakkan kembali di atas meja. “Mudah saja.”“Ya, aku yakin kalian mudah untuk membuat dia tidak ada lagi di dunia.” Cersey ikut tersenyum sinis. “Aku mau dia celaka yang tidak bisa tertolong lagi.”Pondra mengangguk. “Seratus jutanya sudah siap?”“Aku transfer ke rekening bank milikmu separuh dulu. Kalau Dyandra sudah dipastikan mati, baru aku akan membayar setengahnya,” jawab Cersey melempar senyum yakin. “Kenapa kamu mau dia mati?” tanya Rani sambil mengangkat tangan. Terlihat tato ular yang sama dengan Pondra melingkar di pergelangan tan
Keberuntungan sepertinya memang berpihak pada Arka Hasbyan. Seperti kata Don, jika ia beruntung, maka dalam waktu singkat siapa selingkuhan Dyandra sudah akan terbongkar. Keduanya kembali bertemu di restoran yang sama. Sudah sekitar setengah jam Arka di sana. Ia datang lebih dulu karena baru saja menghadiri sidang mediasi kedua yang tidak didatangi oleh sang istri. Semua pesan yang ia kirimkan ke Dyandra pun hanya centang satu. Profile picture wanita tersebut sudah tidak terlihat lagi. “Kamu memblokir aku, ‘Yank? Kenapa kamu melakukannya? Aku memang salah, tapi aku mau berubah. Kenapa sulit sekali memaafkan aku?” Arka merasa frustasi. Ini adalah pesan kesekian ratus yang ia kirim, tetapi semua menemui jalan buntu. “Selamat sore, Tuan Arka!” sapa Don mendatangi. “Anda lebih awal?”“Ya, aku dari pengadilan, langsung ke sini. Ayo, cepat! Berikan kabar kepadaku!” jawabnya sangat tidak sabar. Terkekeh, Don mengangguk sambil meletakkan tubu
Arka tidak main-main saat mengatakan ia akan membuntuti Dyandra hingga kecurigaannya benar-benar terbukti. Kini, ia telah mengantongi semua kejelasan mengenai siapa lelaki yang telah menggantikan posisinya.“Apa-apaan kamu, Arka? Kelakuan apa? Menceraikanmu adalah langkah tepat bagi Dyandra! Kamu telah berselingkuh dengan wanita yang dibayar Dyandra untuk mengandung anak kalian!” semprot Batara geram dengan kelakukan calon mantan menantunya.Albert Kiersten mengerutkan kening, lalu bertanya dengan cepat. “Ada apa ini? Kenapa masalah keluarga jadi mengacaukan pertemuan kita?” rutuknya kesal.Menoleh dengan menyeringai sinis, Arka memandang salah satu lelaki terkaya di negara ini. “Anda pasti Albert Kiersten? Ayah dari Skylar Kiersten, ‘kan?” Skylar berdiri dari kursi, berjalan cepat, dan menghampiri Arka dengan wajah merah padam. Ia sudah tahu apa yang terjadi di sini. “Urusanmu denganku, tidak dengan ayahku. Hadapi saja aku!” desisnya menatap taj
Dyandra menjerit ketika melihat Skylar menghajar Arka dengan penuh emosi. Mata memerah sama seperti wajah kekasihnya itu. Tidak ada lelaki lembut yang biasa ia bersamai dan bermesraan. Terjatuh sesaat akibat tidak siap saat diserang oleh Skylar, membuat Arka meledak pula. Ia yang merasa teramat dendam karena tubuh Dyandra sudah dirasakan oleh sang CEO tampan, sontak cepat bangun dari atas lantai. Mata yang sudah gelap dikuasai angkara murka segera bersinergi dengan hati terbakar cemburu. Melayangkan pukulan balik, tepat mengenai hidung berkulit putih. Tulang-tulang jari Arka menghantam tulang lunak di hidung lawan, beberapa tetes darah langsung mengucur keluar. “Hentikan! Hentikan!” Batara tidak bisa tinggal diam melihat kegilaan di ruang rapat perusahaannya. “Security! Security!” jeritnya sangat kencang sambil membuka pintu ruang besar tersebut. Mendengar jeritan dari dalam, baik pengawal Arka maupun petugas keamanan kantor menyerbu masuk. Di