Arka mengerutkan kening. Detik itu ia hampir yakin kalau Dyandra mengetahui hubungannya dengan Cersey. Akan tetapi, kembali berpikir .... Kalau memang istrinya tahu, kenapa diam saja? Wanita mana pun pasti akan menggila kalau tahu suaminya selingkuh. Seharusnya Dyandra marah, bukan?
‘Hmm, mungkin dia hanya menggertak saja?’ batin Arka menyimpulkan sendiri.Menarik napas panjang, ia bertanya, “Memangnya aku menyebunyikan apa?”Dyandra ingin sekali berteriak dan mengatakan semua yang dipendam selama ini. Bagaimana dia tahu dengan mata kepala dan telinga sendiri bagaimana suami dan wanita penyedia rahim sewaan itu bercinta sekian bulan lalu di lantai satu.Akan tetapi, ia masih bisa menahan semuanya. Sudah berada sangat dekat dengan garis finish, maka tidak akan mengacaukan segala sesuatunya. Mengatur embusan napas, mencoba menenangkan diri, Dyandra hanya menggeleng. “Tidak ada, Mas. Aku hanya kelewat emosi. Sungguh, perutku sakit dan aku tidak mau diguncang meskiSetelah tahu Dyandra akan meminta Cersey pergi dari rumah, Arka segera membawa istri keduanya itu berkeliling mencari apartemen untuk disewa sementara ia belum membelikan rumah. “Lebih baik begini, Mas. Kalau aku di rumahmu terus juga nanti lama-lama Mbak Dyandra curiga. Aku pun sudah lelah berpura-pura,” ucap Cersey menenangkan suaminya yang sepanjang jalan terlihat emosi. “Aku yakin Dyandra berselingkuh. Hanya saja, aku tidak tahu dengan siapa!” dengkus Arka mengerucutkan bibir ke depan.Cersey tahu kalau ia harus bisa bersikap lembut dan menghibur walau pun dalam hati kesal karena suaminya sedemikian mencintai Dyandra. Akan tetapi, demi mempertahankan pernikahan mereka yang baru seumur jagung, ia mengalah. “Sudah, Mas, yang sabar. Nanti kalau memang Mbak Dyandra berselingkuh, pasti akan ketahuan. Sekarang, kamu jangan emosi terus, ya? Tenangkan dirimu. Yakinlah, kalau memang Mbak Dyandra macam-macam, dia yang rugi.” Cersey membelai dada bidang sang suami sa
Sepasang suami istri dengan kekasih rahasia mereka masing-masing. Yang satu berada di dalam lift, yang satu berada di luar lift. Tanpa tahu kalau mereka ada di gedung yang sama. Tanpa ragu mengamit genggaman kekasih masing-masing. Skylar memperhatikan angka di layar monitor atas lift. Kurang dua lantai lagi akan sampai di tempatnya berdiri. Sesekali tatapnya melihat ke arah Dyandra yang dirasa makin cantik setiap harinya. Ia tidak sabar menanti hari di mana bisa memiliki wanita itu secara utuh. “Sky, naik lift yang ini saja,” ucap Dyandra menarik tangan lelaki tampan di sebelahnya. Menuju sebuah lift yang telah terbuka. “Oke,” angguk Skylar. Keduanya melangkah kecil menuju kotak besi yang akan membawa ke lantai atas. Berdiri di depan pintunya dan menunggu beberapa orang di dalamnya keluar. Ada sekitar lima orang di dalam sana yang kemudian melangkah pergi.Arka di dalam lift bersama Cersey dan mereka sudah mencapai lantai utama yaitu
Arka telah sampai ke rumah dari perjalanan pulang kantor yang cukup panjang karena melewati kemacetan akibat kecelakaan di jalan tol. Turun dari mobil, keningnya berkerut melihat mobil sang istri ada di depan teras. “Mau pergi ke mana, Dyandra? Kenapa mobilnya tidak di garasi?” gumamnya meluncur begitu saja.“Mungkin mau pergi dengan teman-teman, Tuan?” sahut Pak Gito membawakan tas kerja Arka dan mengekor di belakang sang majikan. Arka mengangguk, tidak terlalu mendengar apa yang diucap sopirnya itu. Lebih fokus kepada siapa yang sedang ada dan duduk di ruang tamu. Membuat keningnya semakin mengernyit. Hati kian bergemuruh dan perasaan langsung mengatakan ada sesuatu yang salah. Sepuluh tahun menikah, bisa dihitung berapa kali Drupadi datang ke rumahnya. Sang kakak ipar yang sejak dulu tidak pernah akur dan diketahui tidak menyukai ibunya itu hampir tidak pernah datang kecuali ada sesuatu yang penting. Pak Gito meletakkan tas kerja m
Dyandra telah mengucapkan selamat tinggal untuk selamanya kepada sang suami. Ia masih menggenggam erat jemari kakaknya. Mencari kekuatan dan perlindungan di sana karena saat ini merasa sangat lemah, juga ringkih. Ia berdiri berbarengan dengan Drupadi dan bersiap untuk pergi, melangkah menuju pintu keluar. “Selamat tinggal, Mas. Sepuluh tahun kita sangat indah dan maaf harus berakhir seperti ini. Mungkin memang kita tidak berjodoh.”“Dya ... Dya, jangan begitu, ayolah ... jangan pergi!” Arka berseru kencang dan ia ikut berdiri. Mengekor langkah istrinya dengan perasaan tidak karuan. Berharap ini hanya mimpi buruk, walau tahu dia sendiri yang menciptakan semuanya. “Sampaikan salamku pada Cersey. Katakan kepadanya mulai sekarang dia bisa bebas memilikimu tanpa perlu ditutup-tutupi lagi. Dan ... oh, ya, katakan pada Ibumu bahwa menantu yang ia benci ini tidak akan menginjakkan kakinya lagi di sini sampai kapan pun.”Arka menggeleng, “Tidak! Aku tida
Setelah menurunkan Drupadi di rumahnya, Dyandra tancap gas menuju apartemen Skylar. Seperti permintaan lelaki itu sebelumnya, di sanalah sang wanita akan tinggal untuk sementara waktu sambil menata hidup kembali. Memasuki ruangan, langkah pertama yang dituju adalah menuju kamar Hasya. Seorang baby sitter bernama Wuri telah ada di situ. “Malam, Bu Dyandra,” sapa perempuan berusia separuh baya tersebut.“Malam Bu Wuri. Hasya baik-baik saja?” balas Dyandra mendekati box bayi putrinya. “Baik, Bu. Ini baru saja selesai minum susu. Mau saya pindah sekarang ke kamar Ibu?” Dyandra berpikir sejenak. Malam ini hatinya sedang porak poranda akibat perpisahan dengan Arka. Tidak tahu apa dia sanggup berkali-kali bangun saat malam hari untuk memberi susu. “Ehm, untuk malam ini, biar Hasya tidur di sini dengan Bu Wuri saja. Saya agak kurang enak badan,” jawabnya. Mengecup satu kali kening bayi teramat cantik tersebut, lalu ia melangkah keluar kamar. Merebahkan diri di atas ranjang yang masih tera
Wajah Dyandra melongo ketika Skylar mengatakan akan memperkenalkannya pada Layla. “A-apa?”“Ada Layla di bawah, memaksa untuk menemuiku,” jelas sang lelaki. “Kamu … yang benar saja, Sky! Mana mungkin aku berkenalan dengan istrimu!” engah Dyandra menggelengkan kepala. “Aku kenal dengan pacarnya Layla. Tidak masalah. Sudahlah, tenang saja,” tandas sang lelaki tersenyum menenangkan. “I-iya, t-tapi aku merasa ti—”Ucapan Dyandra terhenti karena ada suara ketukan di pintu dan sebuah panggilan. “Sky! Buka pintunya!”Skylar berjalan ke arah pintu dan membuka sambil tersenyum. “Tumben mencariku sampai ke sini?”“Anak buahmu itu menjengkelkan sekali! Melarangku naik! Dia pikir dia siapa? Hanya seorang manajer! Kamu juga, kenapa dari tadi teleponmu mati? Tidak bisa dihubungi sampai aku jadi seperti orang kesetanan mencarimu ke sana dan kemari!” Layla mengomel tanpa henti sambil memasuki ruangan.Begitu selesai menatap Skylar sambil berjalan, langkahn
Arka memandangi wajah istrinya dengan tatapan menyeramkan. Ia menyeringai saat mengatakan tidak ada yang boleh memiliki Dyandra. “Keluar dari kantorku sekarang juga!” usir Dyandra merasa merinding. “Aku tidak mau bercerai denganmu, ‘Yank. Ayolah, maafkan aku! Aku khilaf! Tapi aku bersumpah akan memperbaiknya! Akan kuceraikan Cersey. Please? Ayolah …,” rajuk Arka memelas. Matanya sampai merah dan berkaca-kaca. “Tidak ada yang perlu dimaafkan. Semua sudah terjadi dan kamu harus menanggung sendiri resikomu yang telah berselingkuh!” desis Dyandra menggeleng. “Tapi semua itu karena kamu tidak mau memuaskan aku di ranjang! Akhirnya aku tergoda oleh Cersey!”“Oh, jadi semua ini salahku? Kamu yang mendatangi dia tiap malam dan bercinta dengannya tanpa perasaan berdosa hingga menikahi dia di belakangku! Kenapa jadi aku yang salah?” sembur Dyandra menolak untuk menjadi pihak yang bertanggung jawab. “Iya … kita … kita sama-sama bersala
Dyandra bercerita kepada Skylar mengenai kegilaan suaminya di kantor. Kekasihnya itu menyarankan agar dia berhati-hati saat di jalan atau di mana pun karena menurut sang CEO tampan, tipe pria seperti Arka bisa menjelma menjadi psycho dalam masa seperti ini. “Lalu aku harus bagaimana?” keluh Dyandra mengurut pelipis yang nyeri karena terlalu banyak berpikir dan menahan rasa pedih di hati. “Ya, pokoknya berhati-hati. Apa aku perlu sewakan pengawal untukmu?” “Bodyguard?”“Ya,” kekeh Skylar, tetapi siap mencari sungguhan jika memang diinginkan. Dyandra tertawa getir, “Aku bukan artis, buat apa pakai pengawal. Menurutmu, apa yang akan Arka lakukan?”“Segalanya akan dia lakukan untuk mendapatkanmu. Di apartemenku seharusnya kamu aman. Dia tidak bisa naik ke lantai tempat tinggalmu.”“Sky ....” Dyandra mendadak terengah. “Bagaimana kalau Arka membuntuti aku?” tanya sang wanita dengan nada tegang. “Dia bisa tahu ka