Darin tersedak, ketika mendengar pertanyaan Fina yang tengah mempertanyakan topik hangat hari itu. Keningnya mengerenyit masam, kedua alisnya menaut karena perasaan tidak nyaman dengan pertanyaan adik tiri Reymond tersebut. Perlahan ia menggeleng, kemudian beranjak dari duduknya karena tidak ingin membahas tentang masalah pribadi Keluarga Reymond. "Maaf Fin, aku tidak ikut campur hingga kesana!" Terdengar helaan nafas Fina sangat berat, kemudian tertawa kecil seraya berkata, "Bagus deh. Berarti benar tentang hubungan gelap Rey dengan Caroline. Karena aku melihat perubahan Rey pada Merry." Ia mencondongkan tubuhnya ke arah Darin yang masih berdiri dihadapannya, kemudian berkata sedikit berbisik, "Sebenarnya yang mengakibatkan Merry tidak bisa memiliki keturunan itu adalah ulah mama, yang selalu memberikan makan siang padaku. Aku juga baru tahu, Darin. Aku harap kamu diam-diam saja, sshht ..." telunjuknya diletakkan dibibir seksinya, kemudian kembali duduk di tempat semula. Wajah Dari
Benar saja, dua hari mereka di sana semua terbuka secara nyata. Merry yang dinyatakan terkena riwayat autoimun lemah, ternyata hanya mengalami depresi berat akibat tekanan dan pikiran. Bukan lupus seperti yang di gadang-gadangkan oleh dokter kepercayaan Reymond selama ini. Keringat dingin Darin menyebar di seluruh tubuhnya, karena membaca semua hasil laboratorium tentang riwayat Merry yang mereka dapat dari team medis Dokter Berty. "Kenapa semua hasil ini sangat jauh berbeda ...? Apakah ini ada campur tangan Dokter Frans ...? Kenapa mereka menyembunyikan semua ini sedari dulu ...?" Janda satu anak itu merebahkan tubuhnya di sandaran kursi ruangan Dokter Berty yang merupakan istri dari adik dari almarhum ayahnya. Sementara di tempat terpisah, Merry tengah mendapatkan pertolongan pertama untuk mengembalikan kondisi psikisnya yang terguncang. Darin menghela nafas berat, kembali mempertanyakan tentang riwayat Merry yang sesungguhnya kepada Berty, "Apakah Aunty mengenal Reymond, atau Do
Sudah lebih dari dari empat puluh hari Merry melakukan pengobatan dengan cara akupuntur di Melbourne. Membuat ia tampak lebih segar dan semakin awet muda. Darin terkesiap melihat Merry yang berubah menjadi lebih segar, sehingga membuat dirinya tidak berarti apa-apa dimata Reymond. Akan demikian, sangat berbeda dalam benak seorang Reymond. Ia lebih banyak mencuri perhatian Darin karena melihat perut buncit janda cantik itu yang lebih mempesona perasaannya sebagai seorang pria merindukan buah hati. Berkali-kali Reymond berusaha untuk menghabiskan waktu bersama Darin, tapi entah mengapa, Merry selalu muncul dihadapan mereka berdua dengan tatapan sedikit curiga. Seperti malam ini, Darin tengah menghabiskan makan malam bersama Dokter Richard yang menangani pengobatan alternatif Merry di ruang makan apartemen yang mereka sewa di Kota Melbourne. Tiba-tiba saja, Reymond menatap kedua insan yang tengah bercerita dengan sangat akrab itu sedikit penuh amarah, "Apa yang dilakukan duda ini di
Mendengar ucapan seperti itu dari Richard, membuat Darin langsung menarik tangan pria yang berstatuskan duda tersebut, agar menjauh dari sang mantan suami sambil mengancam pria oriental itu, "Jangan pernah menggangu hidup ku lagi!" Ia menoleh kearah Caroline yang tampak shock karena keributan dua pria itu, mengeluarkan ucapan tegas, "Jika calon suami yang kamu maksud itu adalah Reymond, saat ini dia sedang berbahagia bersama istrinya!" Bima menggeleng tidak percaya, ia sama sekali tidak terima bahwa sang istri akan mendapatkan penggantinya lebih cepat, ditambah kondisi Darin yang tengah hamil besar. Kembali ia berteriak untuk menghentikan langkah janda satu anak itu, "Sampai kapan pun, kamu tidak akan pernah menikah Darin, karena aku tidak akan mengajukannya!" Lagi-lagi Darin dibuat kesal oleh pria yang pernah menghabiskan masa pernikahan mereka selama sepuluh tahun lebih, "Jika kamu tidak mau mengurusnya, maka aku yang akan melakukannya, Bima Lee Seung!" Gegas Darin meninggalkan t
Setelah menyaksikan sang suami membawa Darin ke rumah sakit bersama Richard, tanpa menghiraukan perasaan Merry sebagai istri sah, lagi-lagi ia dikejutkan dengan sosok Bima yang sudah berdiri dihadapannya. Gegas Merry bertanya, karena perasaan penasaran, "Bima? Apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah, kamu berada di Sydney?" Dengan angkuh Bima menyunggingkan senyuman lirih, ia tidak menyangka akan berhadapan dengan wanita seperti Merry, "Jawab aku, apakah kau membiarkan Reymond tidur dengan Darin? Bukankah kau tahu Darin itu masih belum resmi bercerai dariku?"Akan tetapi, Merry langsung menjawab pertanyaan Bima dengan nada tegas, "Bukan urusan mu, Tuan Bima. Aku rasa lebih pantas suamiku tidur dengan Darin, dibandingkan wanita yang berdiri di belakangmu saat ini!" tukasnya, langsung meninggalkan restoran apartemen. Entah mengapa, walau sesungguhnya hati Merry hancur karena kejujuran Reymond yang jatuh cinta kepada Darin, ia tidak memperdulikan dibandingkan harus berhadapan dengan g
Sudah lebih dari dua hari mereka berdua berada di rumah sakit. Tidak ada tanda-tanda pemulihan yang berarti dari bayi mereka juga Darin yang masih terbaring lemah di ruang ICU. Tangan Reymond masih terus menggenggam jemari Darin, hanya untuk sekedar memastikan bahwa wanita berstatus janda itu tidak sendirian. Sementara Merry masih berada di ruang NICU untuk menemani sang bayi yang dinyatakan tidak bisa melihat. Bayi berjenis kelamin laki-laki yang diberi nama Kevin Claire Jones itu ternyata mengalami kebutaan yang di vonis permanen karena sesuatu hal tidak dapat di uraikan secara detail. Hati wanita mana yang tidak akan hancur, ketika mendengar dokter anak mengatakan bahwa putra mereka tidak bisa merespon cahaya ketika melakukan pemeriksaan, ditambah tidak bisa mengeluarkan suara seperti bayi lainnya. Merry duduk dikursi sebelah incubator, matanya berkaca-kaca ketika melihat tangan dan kaki itu bergerak cepat kesembarang arah, memberikan respon bahwa bayi itu baik-baik saja dalam
Satu bulan berlalu, Merry terlalu fokus merawat buah hati yang dilahirkan oleh Darin dengan penuh perasaan sayang, walau masih menyimpan rasa kekecewaan yang dalam terhadap Reymond. Akan tetapi ia merasa memiliki tujuan untuk tetap merawat Baby Kevin dengan penuh perhatian. Sementara Darin masih proses pemulihan pasca operasi, dengan memberikan asi eksklusif kepada sang putra yang mengalami kebutaan serta tuna wicara dan tidak dapat mendengar tersebut. Tidak sedikitpun dari mereka berdua mengurangi semangat untuk menunjukkan bahwa mereka menjadi ibu terbaik dihadapan Reymond, demi pertumbuhan sang buah hati. Entahlah kini keduanya seperti tengah berjuang demi Baby Kevin atau justru menarik simpati pria bule bermata biru tersebut. Perlahan Darin menghampiri Merry di dalam kamar bayi, untuk memberikan asi pada baby mungil yang baru berusia satu bulan tersebut. Dengan nada lembut, ia menoleh kearah Merry yang sangat memperlakukan sang putra sangat telaten, "Merry, biar saya menyusuinya
Siang yang cerah, namun tidak secerah perasaan Merry, karena tidak menyangka bahwa Reymond lebih memilih untuk tetap tinggal di apartemen mereka bersama Darin, dibandingkan mengejarnya sebagai seorang istri sah. Ia masih terduduk dikursi taman, melihat-lihat suasana yang tidak begitu ramai. Membayangkan wajah cantik Caroline yang akan menjadi istri sesuai pilihan keluarga besar sang suami. "Ogh Tuhan, bagaimana jika keluarga Reymond mengetahui bahwa putra kami mengalami kebutaan juga gangguan pendengaran serta tidak dapat bicara? Apa yang harus aku katakan kepada mereka, apakah mereka akan tetap menikahkan suamiku dengan wanita itu ...?" Ia menundukkan pandangannya, karena tidak ingin siapapun yang menyaksikan kesedihan hatinya saat ini. Akan demikian, ketika Merry terlarut dalam suasana hati yang masih berkecamuk, tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara wanita yang sangat dikenalinya. "Bisakah kita bicara berdua?" sapa Darin tanpa perasaan sungkan. Merry sedikit terlonjak kemudian m