Home / Romansa / Rahasia sang Pewaris / Bab.14 Kebenaran yang membakar

Share

Bab.14 Kebenaran yang membakar

last update Last Updated: 2024-12-26 19:45:08

Sementara itu, hubungan Aria dengan Adrian semakin rumit. Adrian terus mendampinginya, memberikan dukungan dalam urusan perusahaan. Namun, hati kecil Aria terus mempertanyakan kejujuran Adrian, terutama setelah ia mengetahui hubungan Adrian dengan salah satu anggota keluarga.

Suatu malam, Aria memutuskan untuk menghadapinya.

Aria: "Adrian, aku butuh jawaban jujur darimu. Apa sebenarnya yang kau lakukan di sini? Apa benar kau bekerja untuk keluargaku, atau ada sesuatu yang lain?"

Adrian menatap Aria dengan raut wajah campuran antara rasa bersalah dan tekad.

Adrian: "Aria, aku tidak akan membohongimu. Awalnya, aku memang dikirim oleh salah satu anggota keluargamu untuk mengawasi langkahmu. Tapi semakin aku mengenalmu, aku tahu bahwa kau berbeda. Aku memilih berada di sisimu karena aku ingin melindungimu."

Aria merasa marah sekaligus bingung.

Aria: "Bagaimana aku tahu bahwa ini bukan bagian dari rencanamu? Adrian, aku tidak bisa ter
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Rahasia sang Pewaris    Bab. 15 Langkah Menuju Balas Dendam

    Ruang rapat dipenuhi oleh suasana tegang yang hampir terasa di udara. Semua anggota keluarga, direktur perusahaan, dan beberapa penasihat kepercayaan telah hadir, duduk di sekitar meja besar dengan tatapan penuh kecurigaan dan ambisi. Aria berdiri di ujung meja, wajahnya tenang, tetapi mata tajamnya menunjukkan bahwa ia telah siap untuk konfrontasi besar ini.Aria: "Terima kasih atas kehadiran kalian di sini. Saya memanggil kalian semua karena ada sesuatu yang harus diselesaikan sekali untuk selamanya."Tatapan Aria menyapu ruangan. Beberapa anggota keluarga, termasuk paman Edwin, duduk dengan ekspresi sinis. Adrian, yang berdiri di belakang Aria, terlihat tenang, tetapi matanya menunjukkan kewaspadaan.Aria: "Selama ini, saya diam menghadapi semua serangan yang ditujukan pada saya baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun, saya tidak akan lagi membiarkan siapa pun bermain-main dengan saya, perusahaan ini, atau warisan keluarga saya."Ia m

    Last Updated : 2024-12-27
  • Rahasia sang Pewaris    Bab 16 . Langkah Awal Balas Dendam

    Keesokan harinya, Aria mengadakan pertemuan rahasia dengan Leonard dan beberapa sekutu tepercayanya.Aria: "Kita sudah terlalu lama bertahan. Sekarang waktunya untuk menyerang."Leonard mengangguk, menyodorkan laporan hasil penyelidikannya.Leonard: "Kami menemukan sesuatu yang menarik, Nona. Beberapa aset perusahaan telah dialihkan ke rekening luar negeri. Dan nama yang muncul dalam transaksi itu adalah Adrian."Darah Aria mendidih.Aria: "Jadi, Olivia benar. Dia bermain di dua sisi."Leonard melanjutkan dengan hati-hati.Leonard: "Tapi ada kemungkinan dia dipaksa untuk melakukannya. Adrian punya jejak yang menunjukkan bahwa dia mungkin terjebak dalam permainan Edwin sejak awal."Aria terdiam sejenak.Aria: "Aku tidak peduli apa alasannya. Jika dia terlibat, dia akan merasakan akibatnya."Konfrontasi AdrianMalam itu, Aria memutuskan untuk menghadapi Adrian. Ia memanggilnya ke ruang keluar

    Last Updated : 2024-12-28
  • Rahasia sang Pewaris    Bab. 17 Babak Baru

    Aria memandang Edwin dengan tatapan dingin, meskipun jantungnya berdegup kencang. Ia tahu, inilah titik balik yang akan menentukan nasibnya. Dengan dokumen di tangannya, ia takkan mundur.Edwin: "Kau pikir kau bisa melawan keluarga ini, Aria? Kau hanya anak yang tersesat, bukan siapa-siapa."Adrian berdiri di sisi Aria, sorot matanya tajam.Adrian: "Jangan remehkan dia, Edwin. Dia lebih kuat daripada yang kau pikirkan."Aria menatap Adrian sekilas, mencoba mencari kejujuran di matanya. Tetapi rasa curiga masih menghantui pikirannya, terutama setelah semua yang terjadi.Aria: "Kebenaran selalu menemukan jalannya, Edwin. Kau boleh mencoba menghentikanku, tapi aku tidak akan menyerah."Edwin menyeringai dingin.Edwin: "Kalau begitu, kita lihat seberapa jauh kau bisa bertahan."Pelarian DramatisSaat Edwin memberi isyarat pada para penjaga untuk menangkap mereka, Adrian bergerak cepat. Ia mendorong salah satu pe

    Last Updated : 2024-12-28
  • Rahasia sang Pewaris    Bab. 18 Langkah Keberanian

    Pagi itu, suasana kantor media independen "Insight Daily" dipenuhi kesibukan seperti biasa. Namun, semua perhatian tertuju pada seorang wanita muda yang melangkah masuk dengan kepercayaan diri yang tak tergoyahkan. Aria, mengenakan setelan jas krem sederhana tetapi elegan, membawa sebuah tas kulit berisi dokumen yang bisa mengguncang dunia bisnis.Seorang jurnalis senior, Nadia Prasetya, menyambutnya di ruang konferensi.Nadia: "Nona Aria Ardian. Tentu saja, nama Anda sudah cukup dikenal belakangan ini. Apa yang membuat Anda memutuskan untuk datang ke sini?"Aria: "Saya punya cerita yang akan menarik perhatian publik. Ini bukan hanya soal persaingan bisnis. Ini tentang korupsi, penghianatan, dan bagaimana kekuatan bisa merusak keluarga."Aria membuka tasnya dan mengeluarkan dokumen-dokumen yang terorganisir dengan rapi. Bukti transfer bank ilegal, kontrak palsu, hingga kesaksian anonim dari beberapa karyawan perusahaan yang dipaksa tutup mulut.

    Last Updated : 2024-12-29
  • Rahasia sang Pewaris    Bab.19 Jaring Balas Dendam

    Aria tahu, untuk melawan para pengkhianat dalam keluarga Ardian, ia membutuhkan lebih dari sekadar bukti. Ia membutuhkan strategi, kekuatan, dan aliansi yang kokoh. Setelah serangan fisik yang hampir merenggut nyawanya, Aria memutuskan bahwa ini bukan hanya soal mempertahankan posisinya. Ini soal bertahan hidup dan menang di medan yang kejam.Merangkul Musuh LamaAria menghubungi seorang tokoh yang pernah menjadi lawan bisnis Edwin, Damar Pranoto, seorang mantan direktur yang kehilangan segalanya akibat manipulasi Edwin. Damar awalnya ragu-ragu untuk membantu, tapi setelah Aria menunjukkan bukti penggelapan Edwin, ia melihat peluang untuk membalas dendam.Damar: "Kau tahu, jika aku membantumu, ini berarti kita berperang dengan salah satu keluarga paling berkuasa di negeri ini."Aria: "Aku tidak peduli. Aku sudah kehilangan terlalu banyak. Ini saatnya mereka tahu bahwa aku bukan boneka yang bisa mereka kendalikan."Damar akhirnya setuju membant

    Last Updated : 2024-12-30
  • Rahasia sang Pewaris    Bab. 20 Jebakan di ruang rapat

    Aria memasuki ruang rapat dengan langkah tegap. Meski pesan singkat tadi menggoyahkan hatinya, ia tidak menunjukkan keraguan sedikit pun. Ruangan itu penuh dengan wajah-wajah yang dikenal dan asing, masing-masing membawa agendanya sendiri.Di ujung meja, Edwin duduk dengan senyum tipis yang menyiratkan keyakinan penuh bahwa ia masih memegang kendali. Di sisi lain, Sofia memberikan anggukan kecil sebagai tanda dukungan.Edwin: "Nona Ardian, senang melihat keberanianmu untuk mengajukan mosi tidak percaya. Tapi, kau tahu rapat ini hanya akan mempermalukanmu."Aria: "Kebenaran tidak akan pernah mempermalukan siapa pun, Paman Edwin. Sebaliknya, ini akan membebaskan perusahaan dari bayang-bayang korupsi."Edwin terkekeh, sementara anggota dewan mulai bergumam pelan. Aria melirik Adrian, yang duduk di sudut ruangan, tatapannya sulit dibaca.Pengungkapan BuktiKetika rapat dimulai, Aria memaparkan bukti-bukti tentang penggelapan dana perusaha

    Last Updated : 2025-01-01
  • Rahasia sang Pewaris    Bab. 21 . Bayang bayang Pengkhianat

    Langkah besar yang diambil Aria untuk menggulingkan Edwin memicu efek domino yang tidak terduga. Meski dukungan publik mulai mengalir padanya, tekanan internal dari keluarga Ardian semakin meningkat. Tidak semua anggota keluarga menyukai cara Aria membawa masalah internal keluarga ke media. Mereka menganggapnya sebagai penghinaan terhadap nama besar keluarga Ardian.Krisis BaruPada suatu pagi, ketika Aria sedang bersiap untuk menghadiri rapat penting dengan para investor baru, Sofia mendatangi kamar kerjanya dengan wajah panik.Sofia: "Aria, ini buruk. Sangat buruk."Aria meletakkan pena yang dipegangnya.Aria: "Apa yang terjadi, Sofia?"Sofia menyerahkan sebuah amplop besar. Isinya adalah dokumen rahasia yang bocor ke media. Di dalamnya tercantum detail kesepakatan yang Aria buat dengan investor baru, termasuk rencana restrukturisasi besar yang akan menghapus beberapa posisi kunci milik anggota keluarga Ardian.Sofia: "Dokumen i

    Last Updated : 2025-01-02
  • Rahasia sang Pewaris    bab. 22 Perjuangan Baru,Ancaman Baru

    Aria menatap pemandangan kota dari ruang kantornya yang baru. Setelah Edwin diskors dari posisinya, Aria diangkat menjadi Direktur Utama sementara oleh dewan komisaris. Jabatan itu datang dengan tanggung jawab besar, tekanan luar biasa, dan musuh yang semakin terbuka. Ia tahu, kemenangan kecilnya di pengadilan hanyalah permulaan.Perlawanan dari DalamTak butuh waktu lama bagi Aria untuk menyadari bahwa perlawanan dari pihak keluarga Edwin belum berakhir. Anggota dewan yang loyal pada Edwin mulai membuat langkah-langkah yang bertujuan untuk menjatuhkan Aria.Dalam sebuah rapat penting, salah satu dewan, Pak Herman, mencoba menginterupsi keputusan yang diusulkan Aria.Pak Herman: "Dengan segala hormat, saya rasa kita tidak bisa mengambil langkah ini. Keputusan seperti ini memerlukan pertimbangan yang lebih matang, apalagi dengan situasi perusahaan yang sedang rapuh."Aria menatapnya dengan tenang.Aria: "Pak Herman, jika perusahaan terus berada

    Last Updated : 2025-01-03

Latest chapter

  • Rahasia sang Pewaris    Bab.46 Bayangan Dibalik kemenangan

    Misi LautanPagi berikutnya, tim berkumpul di sebuah dermaga kecil. Sebuah kapal selam kecil yang telah mereka modifikasi menunggu mereka di sana. Liora, dengan keahlian navigasinya, sedang memeriksa peralatan terakhir sebelum mereka berangkat.“Kapal ini tidak dirancang untuk misi tempur,” kata Liora sambil mengerutkan alis. “Jika kita ketahuan, kita akan menjadi ikan kecil di tengah hiu.”Aria meletakkan tangannya di bahu Liora. “Kita sudah menghadapi hal-hal yang lebih buruk, Liora. Kita akan melewati ini bersama.”Tim menaiki kapal, dan mereka mulai perjalanan ke lokasi yang tertera di koordinat. Suasana di dalam kapal terasa tegang, tetapi mereka tahu bahwa waktu tidak berpihak kepada mereka.Rahasia di Tengah SamudraSetelah berjam-jam menyelam, mereka akhirnya menemukan lokasi yang dimaksud. Sebuah stasiun bawah laut besar berdiri megah di dasar samudra, dikelilingi oleh penjaga otomatis dan drone bawah air.“Ini

  • Rahasia sang Pewaris    Bab.45 Perjalanan menuju venosa

    Pesan dari Masa LaluMalam itu, Aria menerima pesan terenkripsi yang hanya bisa dibuka dengan perangkat miliknya. Saat dia membukanya, layar menunjukkan wajah seseorang yang pernah dia kenal. Ezekiel, mantan mentornya.“Aria,” katanya dengan nada dingin. “Kamu pasti sudah mendengar tentang Aquila Umbra. Kamu tahu apa yang mereka inginkan. Keadilanmu hanya ilusi. Dunia tidak butuh keadilan, tapi kekuatan untuk bertahan hidup.”Aria mengepalkan tangan. “Jadi, ini semua ulahmu?”“Bukan sepenuhnya. Aku hanya menunjukkan bahwa sistem yang kamu percayai itu rapuh. Jika kamu ingin tahu kebenarannya, temui aku di Venosa. Tempat di mana semuanya dimulai.”Pesan itu berakhir. Aria terdiam, pikirannya berputar. Venosa adalah tempat dia memulai pelatihannya bersama Ezekiel, tempat dia pertama kali belajar apa arti keadilan. Tapi sekarang, tempat itu mungkin menjadi medan perang baru.Keputusan BeratKeesokan paginya, Aria berdiri di ruang rap

  • Rahasia sang Pewaris    Bab.44 Bayangan Yang tersisa

    Malam itu di markas, suasana begitu sunyi. Aria berdiri di balkon, memandang langit yang dipenuhi bintang, pikirannya melayang di antara kekalahan dan harapan. Nathan mendekatinya perlahan, membawa secangkir kopi.“Kau tahu, kehilangan pertarungan bukan berarti kita kalah perang,” ucap Nathan, mencoba menyemangati Aria.Aria mengangguk, namun matanya tetap terpaku ke kejauhan. “Eclipse bukan hanya orang, Nathan. Dia adalah simbol dari sistem yang korup. Meskipun dia lenyap, ideologinya masih tertinggal di dunia ini. Aku hanya takut... bahwa semua ini akan menjadi lingkaran tanpa akhir.”Nathan meletakkan tangannya di bahu Aria. “Lingkaran itu akan berakhir, Aria. Bukan karena sistem yang menyerah, tetapi karena kita tidak akan berhenti melawan.”Harapan BaruKeesokan harinya, sebuah pesan tak terduga tiba di markas mereka. Itu berasal dari seorang anggota Eclipse yang memutuskan untuk membelot. Namanya adalah Elisa, salah satu teknisi utama ya

  • Rahasia sang Pewaris    Bab.43 Jejak Dalam Kegelapan

    Aria duduk di mejanya, dikelilingi oleh berkas-berkas dan laporan yang berserakan. Sebuah surat tanpa nama tergeletak di atas dokumen-dokumen itu tulisan tangan di atas kertas usang yang hanya berisi satu kalimat: “Kami belum selesai.”Ia meremas surat itu dengan gemetar, tetapi sorot matanya memancarkan api yang tak padam. Aria tahu, meskipun ia berhasil menumbangkan inti dari Nova Umbra, jejak-jejak mereka masih tertinggal. Beberapa figur yang lebih kecil telah lenyap, menyusup ke dalam bayangan, menunggu waktu untuk bangkit kembali.Langkah Pertama: Jejak BaruAria memutuskan untuk menyusuri sumber ancaman itu. Dia meminta bantuan dari Liora, seorang mantan peretas yang pernah terlibat dengan jaringan bayangan tersebut.“Aku bisa membantumu,” kata Liora dengan nada tajam sambil menatap layar laptopnya. “Tapi kau harus tahu, mereka punya mata-mata di mana-mana. Kau harus berhati-hati.”Dengan bantuan Liora, mereka menemukan petunjuk tentang

  • Rahasia sang Pewaris    Bab.42 Cahaya dibalik bayangan

    Aria duduk di ruang kerjanya, diterangi hanya oleh lampu meja kecil yang sinarnya menari di atas tumpukan dokumen. Meski lelah, matanya tetap penuh semangat. Di layar laptopnya, pesan-pesan dari berbagai penjuru dunia terus berdatangan. Mereka adalah ungkapan dukungan, kisah inspiratif, hingga permintaan tolong dari mereka yang terdampak oleh kekuasaan Umbra.Namun, di tengah semua itu, sebuah email masuk dengan subjek yang membuat darahnya membeku:“Rahasia Terdalam Umbra Bertemu Aku di Tempat Ini.”Pesan itu hanya berisi koordinat, tanpa nama, tanpa petunjuk lain. Meski curiga, Aria tahu bahwa setiap potongan informasi berharga."Ini bisa jadi jebakan," kata Jacob, yang membaca pesan itu di belakangnya."Aku tahu," jawab Aria tegas, "tapi kita tidak akan pernah maju jika selalu bermain aman. Kita harus pergi."Pertemuan MisteriusAria tiba di lokasi yang disebutkan dalam email, sebuah gudang tua di pinggir kota. Jacob dan K

  • Rahasia sang Pewaris    Bab.41 Bayangan yang masih tersisa

    Pengkhianatan yang TerselubungKetika mereka memutar isi flash drive tersebut, layar menampilkan serangkaian video dan dokumen yang mengungkapkan hubungan rahasia antara beberapa pejabat tinggi dan sisa-sisa Aquila. Lebih mengejutkan lagi, salah satu nama dalam daftar itu adalah seseorang yang selama ini dianggap sekutu Elena.Elena adalah seorang politisi muda yang sering mendukung inisiatif Aria dan bahkan menjadi salah satu pendonor terbesar Foundation for Justice.“Aku tidak percaya,” kata Kira, matanya membelalak melihat bukti-bukti itu.Aria menghela napas dalam. “Kita harus memastikan ini benar sebelum mengambil langkah. Kalau ini jebakan, kita bisa kehilangan segalanya.”Langkah KeberanianAria memutuskan untuk mengonfrontasi Elena secara langsung. Pertemuan itu diatur di sebuah restoran kecil yang jauh dari pusat kota, tanpa kamera dan hanya ditemani oleh Kira yang berjaga di luar.“Elena, aku ingin mendengar langsung dar

  • Rahasia sang Pewaris    Bab.40 Harapan Baru

    Setelah malam yang panjang, Aria duduk di kantor kecilnya yang baru, jauh dari gemerlap kota dan hiruk-pikuk pertarungan yang telah dia jalani. Tempat ini sederhana, namun di sinilah dia merasa aman, untuk pertama kalinya setelah sekian lama.Dia memegang surat dari korban Aquila yang mengucapkan terima kasih. Surat itu sudah lusuh karena terus dibacanya berulang kali. Pesan itu adalah pengingat bahwa perjuangannya, meskipun pahit, telah memberikan dampak nyata.Menata Ulang KehidupanAria kini mendirikan sebuah organisasi kecil bernama Foundation for Justice, yang bertujuan untuk membantu korban sistem korup dan penindasan. Dia bekerja bersama beberapa orang yang pernah membantunya selama ini Kira, Adrian, dan beberapa sekutu baru yang terinspirasi oleh perjuangannya.“Aria,” kata Kira suatu hari, “kita menerima banyak permintaan bantuan dari berbagai kota. Orang-orang percaya pada kita. Ini lebih dari sekadar kemenanganmu; ini adalah gerakan.”

  • Rahasia sang Pewaris    bab.39 konfrontasi di balik bayangan

    Aria berdiri di balkon markasnya, memandangi cakrawala yang mulai berubah warna menjadi jingga saat matahari terbenam. Di balik luka dan kehilangan yang masih terasa segar, ada secercah harapan yang menyala. Kemenangan memang pahit, tetapi itu bukan tanpa arti.Di atas mejanya, terdapat foto tim yang telah berjuang bersamanya. Beberapa sudah tiada, tetapi kenangan mereka tetap hidup dalam hatinya. Aria menggenggam foto itu erat, seolah bersumpah bahwa pengorbanan mereka tidak akan sia-sia.Surat Tak TerdugaKetika malam tiba, seorang kurir datang membawa amplop hitam yang tidak bertanda. Aria membukanya dengan hati-hati. Di dalamnya terdapat sebuah surat yang singkat, namun menghantam jantungnya dengan keras:"Kamu mungkin sudah menang melawan Aquila, tapi perang belum selesai. Ada lebih banyak hal yang harus kamu tahu, dan lebih banyak rahasia yang harus terungkap. Jika kamu siap menghadapi kebenaran yang lebih gelap, temui aku di tempat di mana semua

  • Rahasia sang Pewaris    bab.38 Pertempuran terakhir

    Ketika polisi akhirnya tiba, Aria berdiri di luar markas, menyaksikan Alaric dibawa pergi dengan wajah penuh amarah. Adrian berdiri di sampingnya, meskipun lelah dan terluka, tetapi dengan senyum kecil di wajahnya."Ini sudah selesai?" tanya Adrian.Aria menggeleng pelan. "Belum. Ini baru permulaan. Sistem yang melindungi Alaric masih ada. Kita harus terus berjuang."Kira mendekat, membawa laptopnya yang penuh dengan bukti tambahan. "Kita punya segalanya untuk melanjutkan ini. Tapi kau benar, Aria. Perjuangan kita belum selesai."Dengan mata yang menatap jauh ke depan, Aria merasa beban di pundaknya masih berat, tetapi tekadnya semakin kuat."Dunia ini butuh perubahan. Dan aku tidak akan berhenti sampai keadilan benar-benar ditegakkan," katanya, melangkah ke dalam malam yang dingin.Pagi berikutnya, berita tentang penangkapan Alaric dan penggerebekan markasnya memenuhi layar televisi dan portal berita online. Wajah Alaric terpamp

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status