Share

Bab 58 Mulai memaafkan

Penulis: Asma chusna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-03 22:32:54
Aditya duduk di ruang tamu kecil kontrakan, pikirannya melayang ke hari-hari indah yang pernah ia lalui bersama Aisyah. Saat itu, meskipun kehidupannya penuh tekanan, cinta mereka terasa murni dan tanpa batas. Wajah lembut Aisyah, tawa kecilnya, dan perhatian tulusnya terus terlintas di pikirannya. Namun, lamunan itu terhenti ketika suara ketukan keras di pintu membuyarkan segalanya.

Aisyah yang sedang menyiapkan teh di dapur segera membuka pintu. Ternyata, Adre berdiri di sana dengan wajah tegang, membawa kabar penting untuk Aditya. Setelah dipersilakan masuk, Adre langsung menuju ke arah Aditya yang tampak bingung melihat kedatangan asisten pribadinya.

Aditya dengan nada tegas, "Adre, ada apa? Kenapa kau terlihat tegang?"

Adre menarik napas dalam, lalu menjawab pelan, "Tuan Aditya, saya harus memberitahu Anda sesuatu... tentang perusahaan Glazer."

Aditya langsung menegakkan tubuhnya di kursi roda, tanda ia siap menerima kabar buruk apa pun yang akan disampaikan.

"Perusahaan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 89 Aditya masih bisa

    Aditya tidak sabar lagi bermain panas dengan istrinya meski kaki agak sedikit sakit. Dia masih bisa melakukan permainan panas tersebut di atas kursi roda. Setelah puas Aisyah membantu sang suami mandi. Di kamar mandi tidak kalah hebatnya juga, sentuhan intim Aisyah membuat hasrat Aditya mulai liar. Selesai bermain dan bebersih badan. Di dalam kontrakan kecil yang sederhana, suasana terasa hangat setelah kejadian sebelumnya. Aditya duduk di kursi rodanya dengan wajah sedikit memerah, sementara Aisyah tampak sibuk membereskan ruang tamu kecil mereka. Meskipun Aditya mencoba menyembunyikan rasa malunya, sesekali dia melirik ke arah istrinya, mencari-cari perhatian dengan caranya yang khas.Aisyah mengetahui tingkah suaminya, tersenyum tipis sambil pura-pura tidak menyadari.Aditya batuk kecil, mencoba menarik perhatian, "Sayang, kenapa sofa ini seperti berdebu? Kau sudah lama tidak membersihkannya, ya?"Aisyah berhenti sejenak, menoleh dengan ekspresi geli, lalu menjawab dengan nada me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 60 Bertengkar

    Aisyah membuka pintu kontrakan dengan langkah lemah. Wajahnya tampak masam, mencerminkan hari yang melelahkan. Dia meletakkan tas kecilnya di meja, lalu duduk di kursi dengan napas berat. Aditya, yang tengah membaca dokumen di kursi roda, menoleh ke arah istrinya dengan alis terangkat."Maafkan aku sayang, kamu terlihat sangat lelah. Bagaimana? Dapat pekerjaan?"Aisyah menggelengkan kepalanya pelan, menunduk dan menghela napas panjang.Aisyah dengan lesu berkata, "Tidak. Aku sudah ke beberapa tempat, tapi semuanya menolak. Malah, di tengah jalan aku bertemu dengan Sera dan Delon."Mendengar nama Delon, Aditya langsung menghentikan aktivitasnya. Dia menatap Aisyah dengan wajah serius."Delon? Apa yang dia lakukan? Dan kenapa kamu masih mau berbicara dengan Sera?"Aisyah menghela napas, "Aku tidak sengaja bertemu mereka. Aku menegur Sera karena aku tahu Delon pria licik. Aku hanya ingin memperingatkan dia, tapi dia malah menghina dan mendorongku. Delon... dia juga mencoba bicara sesuatu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 61 Mencoba memahami

    Aditya dan Aisyah berangkat menggunakan taksi, beberapa saat kemudian tiba di sebuah kafe kecil di pinggiran kota. Aisyah membantu suaminya mendorong kursi roda ke arah meja tempat seorang pria bernama Radit sedang duduk. Radit segera bangkit menyambut mereka dengan senyuman hangat. "Aditya, lama tidak bertemu. Ini pasti istrimu, ya?" Aditya mengangguk sambil berjabat tangan, "Ya, Radit. Ini Aisyah. Aku ingin mengenalkan kalian berdua dan... ada sesuatu yang perlu kubicarakan." Radit mempersilakan mereka duduk. Setelah berbasa-basi sebentar, "Aku sungguh prihatin dengan keadaaanmu. Bagaimana ceritanya?" "Itu sebuah ujian dan musibah," kata Aditya sedikit sedih. "Ya, semua manusia tidak akan terhindar dari yang namanya ujian. Istriku saja sekarang sedang ngambek," kata Radit. "Ah, aku tidak tahu." Setelah basa basi Aditya mulai menceritakan tentang pertemuannya dengan Radit di masa lalu dan bagaimana Radit pernah menjadi korban penipuan Sera. Aditya dengan serius berka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 62

    Keesokan paginya, Aisyah berangkat menuju perusahaan yang direkomendasikan oleh Radit. Ia ingin mencoba mencari pekerjaan untuk membantu keuangan mereka. Namun, saat tiba di lobi gedung perusahaan, matanya membelalak ketika melihat logo besar yang menunjukkan bahwa perusahaan ini berkolaborasi dengan Atelier, perusahaan yang kini dipimpin oleh Kakek Joseph.Aisyah terdiam, menimbang-nimbang apakah ia tetap masuk atau langsung pergi. Namun, rasa penasaran dan keinginan untuk mendapatkan penjelasan mendorongnya untuk melangkah ke dalam kantor.Saat bertemu Radit di ruangannya, ia langsung mengutarakan kekhawatirannya.Aisyah dengan tegas berkata, "Radit, kenapa kau tidak memberitahuku kalau perusahaan ini bekerja sama dengan Atelier? Aku tidak bisa menerima pekerjaan di sini. Aku tidak mau ada hubungannya dengan Kakek Joseph lagi."Radit: terkejut "Aisyah, tenang dulu. Aku tahu kau punya masalah pribadi dengan Kakek Joseph, tapi pekerjaan ini bisa membantumu. Kau tidak perlu terlibat la

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 63 Ah gak jadi deh!

    Malam yang awalnya penuh kehangatan berubah mendadak ketika Aisyah memegang perutnya dengan wajah yang tiba-tiba pucat. Ia merasa mual dan segera berlari kecil ke wastafel di dapur.Aisyah berbisik lemah sambil menahan rasa mual, "Mas... tunggu sebentar."Aditya masih duduk di kursi roda tampak bingung dan khawatir. Ia mencoba memanggil istrinya, tetapi suaranya sedikit gemetar dan panik, "Sayang! Apa yang terjadi? Kamu baik-baik saja?"Di depan wastafel, Aisyah menunduk, mencoba menenangkan dirinya. Ia berkumur dengan air sambil memegang perutnya. Sesaat kemudian, ia berdiri dengan wajah bingung, lalu kembali ke kamar dengan langkah perlahan.Aditya dengan nada cemas, "Kamu sakit? Apa yang kamu rasakan? Kita harus ke dokter, aku tidak ingin kamu kenapa-kenapa!"Aisyah menggeleng pelan sambil mencoba tersenyum, "Aku tidak tahu, Mas. Mungkin hanya kelelahan atau makananku tadi siang yang kurang cocok."Aditya menatap istrinya dengan penuh rasa khawatir. Meski masih bersikap gengsi, hat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 64 Aisyah menggoda

    Aditya dan Aisyah setelah melepas lelah dari klinik, mereka duduk di lantai sambil menikmati teh hangat. Suasana santai terasa begitu hangat, membuat keduanya mulai berbincang tentang banyak hal.Aisyah tersenyum kecil sambil menatap Aditya, "Kamu tahu, aku tiba-tiba teringat sesuatu."Aditya: mengangkat alis, penasaran "Apa itu?"Aisyah berusaha menahan tawa, "Malam pertama kita. Kamu begitu dingin dan kejam. Aku sampai berpikir, apakah aku menikahi pria yang salah waktu itu."Aditya langsung tertegun. Senyum di wajahnya memudar, digantikan dengan rasa bersalah yang terpancar jelas.Aditya dengan nada serius, "Sayang, aku minta maaf. Malam itu aku sedang dikuasai emosi dan kesalahpahaman. Aku tidak tahu bagaimana cara menghadapi perasaanku sendiri. Aku benar-benar menyesal."Aisyah menatapnya dengan penuh arti, menikmati momen saat suaminya begitu tulus meminta maaf. Namun, ia memutuskan untuk menggoda.Aisyah berpura-pura memasang ekspresi tegas, "Hmm, maaf saja tidak cukup, Aditya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 65 Ah mmm du

    Hari-hari sederhana itu berlalu dengan penuh perjuangan, tetapi juga cinta yang semakin mendalam di antara mereka. Aisyah semakin sering merasa lelah dengan kehamilannya. Perutnya yang makin besar membuatnya sulit tidur dan sering merasa mual. Namun, ia tetap berusaha tegar. Setiap kali ia mengeluh, Aditya selalu ada untuk memijat kakinya atau sekadar mengusap punggungnya dengan lembut.Aditya, meskipun masih belum sepenuhnya pulih, terus berusaha belajar berjalan. Dengan tongkat bantu, ia mulai melatih langkah demi langkah. Kadang-kadang, ia jatuh, tetapi bayangan Aisyah yang sedang berjuang mengandung anak mereka memberinya kekuatan untuk bangkit lagi.Suatu sore, mereka duduk bersama di ruang kontrakan yang sederhana. Aditya memandangi Aisyah yang sedang makan dengan lahap meskipun hanya nasi dan kecap.Aditya tersenyum lembut, "Aku heran, bagaimana kamu bisa menikmati nasi sama kecap aja, Sayang."Aisyah tersenyum sambil menggigit sendok, "Ya gimana lagi, Mas? Kalau makannya baren

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 66 Terungkap satu persatu

    Malam itu, setelah seharian bekerja di perusahaan Glazer, Aisyah pulang dengan wajah lelah tetapi tetap bersemangat. Aditya duduk di kursi roda, menunggu istrinya di ruang tamu kontrakan kecil mereka. Begitu Aisyah masuk, ia langsung menghampiri suaminya dengan senyuman kecil."Mas, aku nggak tahu harus ketawa atau kesal dengan apa yang terjadi hari ini," ujar Aisyah."Apa yang terjadi, Sayang? Kamu kelihatan capek banget," tanya sang suami.Aisyah duduk di sebelah Aditya dan mulai menceritakan pengalamannya."Tadi Shintya nggak henti-hentinya ngomongin aku, Mas. Dia bilang aku nggak pantas kerja di sana, bilang aku cuma pengemis yang nyusahin Delon. Tapi aku diam aja, nggak mau terpancing," kata Aisyah. "Hah, Shintya memang nggak berubah ya? Mulutnya selalu nggak bisa dijaga. Aku tahu kamu kuat, tapi kalau dia terlalu kelewatan, jangan segan buat balas.""Bukan cuma Shintya, Mas. Ada Sera juga. Aku kira mereka bakal kerja sama buat nyerang aku, tapi ternyata mereka malah ribut sendi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17

Bab terbaru

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 105 Aditya dan Aisyah

    Aditya tertawa kecil, menariknya lebih dekat. “Dulu kita melewati banyak cobaan, sekarang saatnya menikmati kebahagiaan kita.”Aisyah tersenyum malu, lalu menyandarkan kepalanya di dada suaminya.Aditya mulai mencium bibir istrinya, lalu berkata, "Sayang, bibir kamu manis sekali."Mereka berdua menikmati momen kebersamaan dalam kehangatan cinta yang selama ini mereka perjuangkan.Malam itu, tanpa gangguan, hanya ada mereka berdua—menghargai setiap detik yang mereka miliki sebagai pasangan suami istri yang saling mencintai.Hari-hari Aditya dan Aisyah kini dipenuhi dengan kebahagiaan sederhana. Mereka menjalani kehidupan rumah tangga dengan penuh cinta dan saling mendukung.Setiap pagi, Aisyah menyiapkan sarapan sementara Aditya membantu merapikan rumah. “Abi, tolong ambilkan roti di lemari,” pinta Aisyah sambil menggoreng telur.Aditya dengan santai mengambil roti, lalu tiba-tiba memeluk Aisyah dari belakang. “Umi lebih enak daripada sarapan ini,” godanya.Aisyah hanya menggeleng samb

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 104 Rindu yang mendalam

    Tujuh tahun berlalu, Aditya dan Aisyah akhirnya berhasil membeli rumah sendiri—rumah sederhana namun penuh kebahagiaan. Mereka merasa bangga karena semuanya diperoleh dari hasil kerja keras sendiri, bukan dari warisan atau bantuan keluarga.Meskipun rumah mereka tidak semewah rumah keluarga Pak Daniel atau Glazer, bagi Aditya dan Aisyah, rumah ini adalah istana kecil mereka. Tidak ada yang lebih membahagiakan selain memiliki tempat tinggal yang benar-benar hasil jerih payah sendiri.“Abi, kita sudah punya rumah sendiri, ya?” tanya Andre, yang kini sudah berusia 7 tahun, dengan mata berbinar.Aditya mengangguk, mengacak rambut putranya. “Iya, Nak. Rumah ini milik kita. Tidak besar, tapi penuh kebahagiaan.”Aisyah tersenyum melihat suami dan anaknya. “Yang penting rumah ini selalu hangat dengan cinta dan kebersamaan,” katanya lembut.Hidup sederhana, mereka tidak pernah kekurangan kebahagiaan. Setiap hari dipenuhi tawa Andre yang ceria, kerja keras Aditya yang pantang menyerah, dan kasi

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 103 Akhir sebuah kesalahan

    Tiba-tiba…BRAK!Pintu kontrakan mereka dihantam keras dari luar. Aditya sigap meraih sebatang kayu di sudut ruangan, bersiap menghadapi siapa pun yang mencoba masuk. Aisyah mundur perlahan, melindungi bayinya yang mulai rewel."Siapa di luar?! Mau apa?!" bentak Aditya.Tidak ada jawaban, hanya suara napas berat yang terdengar di balik pintu. Kemudian, suara itu berbisik lirih, cukup untuk membuat bulu kuduk siapa pun berdiri."Aisyah… Kau harus mati!"Aisyah menahan napas, matanya membelalak. Suara itu… terdengar familiar, tetapi penuh kebencian.Aditya tidak menunggu lebih lama. Dengan cepat, dia membuka pintu dan mengayunkan kayunya… tetapi sosok di luar lebih cepat.Sebuah pisau berkilat meluncur ke arah Aditya!Dalam sepersekian detik, Aditya berhasil menangkis serangan itu, tetapi tangan kirinya tergores cukup dalam. Dia meringis, darah mulai mengalir.Aisyah berteriak panik, "Abi!"Di bawah cahaya lampu jalanan yang redup, akhirnya wajah pelaku terlihat jelas.Ternyata… Elsa! D

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 102 Sempat cemburu di tengah kekacauan

    "Hmm, tidakkah cemburu istriku yang cantik ini." "Untuk apa aku cemburu," kata Aisyah sembari ingin beranjak dari duduknya.Dalam perjalanan pulang, Aditya melirik Aisyah yang bersandar di kursi mobil dengan mata setengah terpejam. Wajahnya masih pucat setelah kecelakaan tadi.Untuk mencairkan suasana, Aditya tiba-tiba berkata dengan nada menggoda, "Kayaknya Tante Rita sayang banget sama Andre, loh. Malah tadi dia bilang, ‘Duh, Om Aditya makin keren aja nih, gimana kalau sering-sering titip Andre di sini?’”Aisyah langsung membuka matanya dan menatap suaminya tajam. "Oh, jadi Tante Rita suka sama suami orang, ya?"Aditya menahan tawa. "Siapa tahu, kan? Aku sih nggak keberatan kalau tiap hari disediain teh manis sama senyuman maut."Aisyah menyilangkan tangan di dada, matanya menyipit. "Berani banget ya, kamu? Mau aku titipin Andre selamanya di sana sekalian?"Aditya tergelak, lalu dengan cepat menggenggam tangan Aisyah. "Hei, aku cuma bercanda, Sayang. Aku nggak tertarik sama siapa p

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 101 Aisyah mencari tahu kebenarannya

    Pagi itu, Aisyah berjalan sendirian menuju rumah Paman Dirgantara. Hatinya sudah mantap. Dia harus mendengar kebenaran langsung dari mulut pamannya.Setibanya di sana, Paman Dirga tampak gugup melihat kedatangannya. "Aisyah... kenapa kamu datang pagi-pagi begini?"Aisyah menatapnya tajam. "Aku ingin kebenaran, Paman. Aku tahu Paman menyembunyikan sesuatu tentang kematian Ayah dan Ibu."Paman Dirga menarik napas panjang, lalu menatap ke arah jendela seolah memastikan tidak ada orang lain yang mendengar. "Baiklah... aku akan mengaku."Aisyah menahan napas saat pamannya mulai berbicara."Kecelakaan itu bukan kecelakaan biasa. Yang merencanakannya adalah Elsa dan Fransisco. Mereka bekerja sama dengan Kakek Glazer, tapi saat itu mereka hanya berpura-pura setia. Sebenarnya, mereka menyimpan dendam pada keluarga ayahmu."Aisyah tertegun. "Tapi... kenapa?""Elsa membenci keluarga Daniel karena dia dulu hanya dianggap sebagai wanita simpanan, bukan istri yang sah. Dia ingin menghancurkan kelua

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 100 Misteri masa lalu

    Setelah pertemuan sebelumnya yang penuh emosi, Paman Dirgantara merasa perlu untuk berbicara lebih lanjut dengan Aisyah. Ia menyadari bahwa masa lalunya yang penuh kesalahan telah menciptakan jarak antara mereka. Dengan hati yang berat, ia memutuskan untuk mengunjungi Aisyah di kontrakannya.Saat tiba, Paman Dirgantara mengetuk pintu dengan ragu. Aisyah membukakan pintu dan terkejut melihat pamannya berdiri di ambang pintu."Paman Dirgantara? Ada apa lagi?" tanya Aisyah.Paman Dirgantara menundukkan kepala, menunjukkan penyesalan yang mendalam."Aisyah, aku datang untuk meminta maaf atas semua kesalahan yang telah kulakukan di masa lalu. Aku tahu aku telah mengecewakan banyak orang, termasuk dirimu," balas Paman.Aisyah terdiam, mencoba mencerna kata-kata pamannya."Aku juga ingin memberitahumu bahwa istriku sedang sakit kanker dan membutuhkan perawatan di rumah sakit. Aku telah mencoba meminta bantuan dari Sera, tetapi dia menolak. Aku tahu ini mungkin tidak pantas, tetapi bisakah ka

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 99 Kerumitan membuat Aisyah pusing

    Konflik Keluarga MemanasKeesokan harinya, Elsa dan suaminya datang dengan wajah penuh amarah. Mereka ingin meminta agar membantu perusahaan Glazer yang diambang kebangkrutan."Pak Daniel! Keluarga Glazer sudah di ambang kebangkrutan! Aku akan melupakan semua dendam masa lalu agar kamu membantu perusahaan Glazer!" seru Elsa dengan mata penuh kebencian.Pak Daniel tetap tenang, "Aku tidak pernah menginginkan kehancuran keluarga Glazer. Aku justru ingin menebus kesalahan masa lalu, jika kalian tidak membuat masalah, aku akan membantu perusahaan Glazer. Tetapi sungguh sayang, dendam kalian kepadaku sampai sekarang."Elsa mendengus, "Jangan berlagak suci! Kau ingin menguasai semuanya! Aku tahu pasti semua perusahaanmu kamu kasih putra sulung mu."Arjuna mengepalkan tangan, rahangnya mengeras saat mendengar perusahaan ayahnya untuk Aditya."Ayah, ini tidak adil! Aku yang selalu di sisimu! Aku yang bertarung untuk keluarga kita, tapi kenapa kau malah memberikan semuanya kepada Aditya?! Aku

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 98 Konspirasi Keluarga: Dosa yang Terkubur

    Malam itu masih penuh ketegangan. Pak Daniel menatap tajam ke arah Arjuna, mencoba memahami sumber kebencian putranya selama ini. "Aku ingin tahu yang sebenarnya, Arjuna." Suaranya bergetar, campuran amarah dan kesedihan. "Siapa yang menanamkan kebencian dalam dirimu terhadap kakakmu sendiri?" Arjuna menghela napas berat, menunduk sesaat. Lalu dia mengangkat kepalanya, menatap ayahnya dengan mata yang kini lelah dan penuh penyesalan. "Aku mencari tahu sendiri, Ayah. Setahun yang lalu, aku baru sadar kalau Andre yang selama ini kau cari ternyata adalah Aditya." Pak Daniel mengerutkan kening. "Dan kau memutuskan untuk menghancurkannya?" Arjuna menggertakkan giginya. "Aku... aku ingin mengambil tempatnya, Ayah! Aku ingin menjadi anak yang Ayah banggakan! Selama ini, semua orang membandingkan aku dengan seseorang yang bahkan aku tak tahu keberadaannya!" "Siapa yang memberitahumu tentang Andre sebenarnya?" Arjuna terdiam. Tangannya mengepal, lalu perlahan berkata, "Kakek Glaze

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 97 Rahasia terungkap

    Saat malam tiba, Aditya mulai kewalahan merawat bayi mereka sendirian. Andre kecil rewel, menangis terus-menerus meskipun sudah disusui dan digendong.Dengan wajah lelah, Aditya akhirnya menelpon Aisyah lewat video call. Saat panggilan tersambung, wajah lembut Aisyah muncul di layar. "Ada apa, Mas? Kok nelpon malam-malam?" tanyanya dengan suara lembut.Aditya menghela napas sambil menampilkan wajah putus asanya di layar. "Sayang, aku nggak tahu lagi harus gimana. Andre nangis terus, aku udah coba segalanya. Kamu ada saran?"Aisyah tersenyum lembut melihat suaminya yang tampak lelah tetapi tetap berusaha. "Coba Mas gendong sambil menyanyikan sholawat atau lagu nina bobo. Kadang bayi suka tenang kalau dengar suara ayahnya."Aditya menurut, menggendong Andre kecil sambil bersenandung pelan. Perlahan-lahan tangisan bayi itu mulai mereda, matanya mengantuk, dan akhirnya ia tertidur di dada ayahnya.Aditya tersenyum lega. "Terima kasih, Sayang. Aku nggak tahu bisa apa tanpa kamu."Aisyah te

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status