Share

Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku
Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku
Author: Rintihan Rindu

Suami yang Tidak Pulang

last update Last Updated: 2023-02-18 10:00:16

Malam itu Alana merasa resah. Hatinya terasa gundah-gulana. Ia tengah menunggu Ronald, sang suami yang tak kunjung pulang ke rumah. Wanita itu berjalan mondar-mandir dari ruang tamu ke kamarnya. 

"Ke mana dia? Tidak biasanya Ronlad pulang telat begini," gumam Alana khawatir. 

Wanita berusia tiga puluh empat tahun itu mulai menggigit-gigit kukunya karena khawatir. Alana punya kebiasaan seperti itu sejak belia. Ketika dirinya merasa cemas refleks ia akan menggigit-gigit kukunya sambil berjalan mondar-mandir. 

[Sayang, kau di mana? Kenapa belum pulang juga? Ini sudah hampir jam dua belas malam]

Alana yang semakin cemas mengirim pesan ke nomor suaminya. Ini sudah pesan ketiga belas. Namun, meskipun centang dua terlihat di aplikasi hijau milik suaminya tak satu pun pesan Alana dibaca, bahkan dibalas oleh Ronald. 

"Mungkin aku harus meneleponnya sekarang," desis Alana yang mulai tak sabar. Hatinya dipenuhi kekhawatiran atas suaminya. 

Sembari menggigit-gigit kuku jemari di tangan kanannya, tangan kiri Alana cekatan memencet nomor Ronald untuk dihubungi. Suara dering nada sambung ke handphone Ronald terdengar. Namun sampai deringannya habis tak juga diangkat. 

"Nomor yang anda tuju, sedang sibuk. Anda bisa tinggalkan—"

Alana mematikan panggilan saat suara operator telepon belum menyelesaikan kalimatnya. Artinya semakin khawatir pada kondisi Ronald. Suaminya tidak pernah seperti ini selama sepuluh tahun pernikahan mereka. 

Ronald adalah sosok suami yang baik. Pria itu adalah seorang ayah yang selalu hangat terhadap istri dan anak-anaknya. Ia adalah seorang pria yang lurus dan tidak pernah terlibat skandal meski jabatannya di perusahaan cukup tinggi. 

"Ronald, ya Tuhan. Kau ini ke mana sih?" keluh Alana mulai kesal. Wanita itu menjadi sangat tidak sabar dan semakin khawatir pada suaminya. 

Meski sudah jelang tengah malam akhirnya Alana memutuskan untuk menelepon sekretaris suaminya. Ia yakin sekali sang sekretaris akan tahu apa yang dilakukan suaminya terakhir sebelum pulang ke rumah. 

Dering nada sambung kembali terdengar di handphone Alana. Wanita itu dengan sabar menunggu sampai sekretaris suaminya mengangkat telepon. 

"Halo selamat malam." Sebuah suara mengantuk seorang perempuan muda terdengar di ujung telepon. 

"Malam, Livia. Maaf saya mengganggumu malam-malam begini. Boleh saya menanyakan sesuatu?" tanya Alana sedikit tidak nyaman. Alana tahu sikapnya tidak sopan, tetapi ia tidak bisa menemukan cara lebih efisien dari yang harus di lakukan saat ini. 

"Nyo-nyonya Alana, a-ada apa malam-malam begini menelepon?" tanya Livia. Suaranya terdengar takut-takut itu mengetahui siapa yang menelepon. 

"Begini, Livia. Saya ingin menanyakan apa kamu tahu suami saya tadi pulang kantor jam berapa?" sahut Alana to the poin. 

Tidak langsung menjawab, Livia sempat terdiam beberapa saat. Wanita muda itu seperti mengingat-ingat pukul berapa tepatnya atasannya itu pulang. 

"Tuan Ronald pulang tepat waktu, Nyonya Alana. Saya ingat tadi tepat pukul 17.00 Tuan Ronald meninggalkan kantor. Saya lalu pulang tiga puluh menit kemudian," jelas Livia kemudian. 

"Apa suami Saya tidak ada janjian lain di luar kantor? Biasanya kau tahu semua jadwal suami saya," tanya Alana kembali mengorek keterangan dari Livia. Dirina semakin panik mendengar penjelasan sang sekretaris.

"Jadwal Tuan Ronald sore ini kosong. Saya tidak tahu urusan Tuan Ronald di luar jam kerja kantor. Sebaiknya Nyonya bertanya saja kepada Bang Rahman," jelas Livia menyebutkan nama sopir pribadi sekaligus tangan kanan Ronald. 

"Baiklah kalau begitu. Terima kasih banyak, Livia. Maaf jika aku mengganggu waktu tidurmu," sahut Alana langsung mengakhiri panggilan. Setelah mematikan sambungan telepon dengan sekretaris sang suami, Alana lalu menelpon Rahman. 

"Halo selamat malam, Nyonya Alana. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Rahman yang sepertinya masih belum tidur. Lelaki muda yang masih bujang itu mungkin sedang begadang malam ini. 

"Man, kau sudah pulang ke rumah? Apa kau tahu di mana suami saya berada?" tanya Alana sama seperti ketika menelepon Livia. Wanita itu langsung to the point menanyakan tentang suaminya tanpa basa-basi. 

"Apa Tuan Ronald belum pulang, Nyonya?" Rahman balik bertanya. 

"Belum, Man. Apa tadi Tuan tidak langsung minta di antar pulang ke rumah?" sahut Alana semakin tegang. 

Berbagai pikiran buruk menggelayut semakin tak karuan di kepala Alana. Pada detik itu ia sangat yakin ada yang tidak beres dengan Ronald. Rahman jelas-jelas tidak sedang bersama Ronald. 

"Begini, Nyonya. Itu tadi kami sudah setengah jalan pulang. Tiba-tiba saja Tuan Ronald mendapat telepon. Tuan lalu meminta saya turun di mal terdekat dan memberikan ongkos pulang menggunakan taksi online pada saya," jelas Rahman panjang-lebar. 

"A-apa? Menurunkanmu di mal terdekat? Memangnya siapa yang menelepon, Man? Suamiku tidak biasanya seperti itu kan?" Alana langsung memberondong Rahman dengan banyak pertanyaan karena panik. 

Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Ketegangan dalam dirinya semakin meningkat. Sambil mondar-mandir dan memegang telepon Alana terus mengobrol dengan Rahman. Sesekali wanita cantik itu menggigit-gigit kuku di jemarinya pada tangan yang bebas tidak memegang handphone. 

"Saya kurang paham, Nyonya Alana. Tapi yang saya lihat, raut wajah Tuan Ronald mendadak berubah muram sesaat setelah mengangkat telepon," jelas Rahman lebih terperinci. 

"Lalu setelah menurunkanmu di mall suamiku pergi ke mana?" tanya Alana terus mengejar.

"Saya tidak tahu, Nyonya Alana," jawab Rahman yang membuat Alana langsung terduduk lemas. 

Wanita itu sangat cemas dengan kondisi suaminya. Sambil menelepon Rahman, ia sempat memeriksa obrolan pribadi dengan Ronald pada aplikasi hijau. Pesannya sama sekali tidak dibaca bahkan dibalas. 

"Apa ada masalah dengan Tuan Ronald, Nyonya?" tanya Rahman seperti bisa membaca kecemasan yang sedang melanda Alana. 

Alana menghela napas berat, sebelum menjawab pertanyaan Rahman. Ia menguatkan hatinya agar tidak lepas kendali dan menjadi emosional karena panik. 

"Suamiku belum pulang hingga saat ini, Man. Handphonenya kuhubungi aktif tapi tidak menjawab telepon. Bahkan pesanku sejak pukul delapan tadi tak satu pun yang dibalas," jelas Alana sesingkat mungkin. 

Meskipun suaranya terdengar bergetar karena air mata yang sudah mengambang di pelupuk mata, tetapi Alana masih berusaha berbicara dengan tenang. Ia tidak ingin Rahman tahu kecemasan yang ia rasakan. 

“Ini sudah tengah malam, Nyonya. Harusnya Tuan Ronald sudah pulang sejak beberapa jam yang lalu!" sergah Rahman ikut panik. 

Apa sebenarnya yang terjadi dengan Ronald?

Related chapters

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Mencari Keberadaan Suami

    "Ya, aku tahu itu. Lalu jika sudah kejadian seperti ini aku harus menghubungi siapa lagi, Man?" tanya Alana resah dan gelisah. Kekhawatiran dalam dirinya sudah semakin memuncak. Alana lalu meraih jaket tebal di gantungan baju dalam kamarnya. Ia bersiap untuk pergi mencari Ronald saat itu juga. "Aku akan pergi mencari suamiku, Man. Pikiranku sudah tak karuan rasanya dengan situasi ini," lanjut Alana sembari bergerak mengambil kunci mobilnya di nakas dekat garasi. "Nyonya! Ini sudah larut malam. Saya mohon jangan gegabah dan membahayakan diri anda sendiri!" larang Rahman yang khawatir akan terjadi hal yang lebih buruk saat Alana mencoba mencari suaminya. "Aku punya firasat buruk soal suamiku, Man. Dan aku tidak bisa lagi hanya bersabar dan menunggu Ronald pulang!" tegas Alana berkeras. "Nyonya, biar saya yang mencari keberadaan Tuan Ronald. Nyonya tenang saja di rumah. Tolong hubungi Tuan Prasodjo dulu, Nyonya. Siapa tahu Tuan Ronald sedang ada bisnis dengan paman bungsunya itu," u

    Last Updated : 2023-02-18
  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Penemuan Mayat Tanpa Busana

    Rahman menoleh ke arah yang ditunjukkan oleh Alana. Pria itu langsung mengenali mobil tersebut benar milik majikannya. "Ya, Nyonya. Itu adalah mobil Tuan Ronald," jawab Rahman serba salah. Sebagai sopir pribadi Ronald ada kode etik yang harus dijaga Rahman terhadap majikannya itu. Namun fakta di lapangan membuat Rahman tidak bisa menutupi semuanya dari Alana. Alana segera berlari ke resepsionis dan menanyakan kamar yang dipesan Ronal. Ia menunjukkan bukti bahwa Ronald sedang berdiri di meja resepsionis seperti mengorder kamar hotel. "Maaf, Bu. Kami tidak bisa memberikan informasi tamu hotel kami pada Ibu," tolak resepsionis hotel tersebut. Alana segera mengeluarkan sebuah kartu member Platinum dari beberapa jaringan hotel bintang lima di Indonesia. Kartu itu adalah sebuah tanda keanggotaan eksklusif yang membuat setiap pegawai hotel harus memberikan pelayanan ekstra pada pemilik kartu. "A-ah ... jadi Ibu adalah member Platinum ya. Se-sebentar saya carikan. Atas nama siapa, Bu?"

    Last Updated : 2023-02-18
  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Siapa Pembunuh Ronald

    "Kau ini tidak tahukah bagaimana perasaanku? Aku ini istri dari pria yang bersimbah darah itu. Bagaimana bisa kau melarangku memastikan bahwa tubuh ini benar suamiku?" bentak Alana penuh kemarahan. Wanita itu segera maju untuk bergerak mengangkat bantal yang menutupi setengah tubuh Ronald. Ia ingin melihat benar sosok yang terbujur kaku di hadapan mereka itu adalah Ronald. Namun rupanya Rahman lebih cekatan. Pria itu segera maju mendahului Alana dan mengangkat bantal tersebut. Pemandangan yang selanjutnya mereka lihat sungguh membuat Alana syok hingga jatuh terduduk dan menangis meraung-raung. "Ro-ro ... Ronald! Itu suamiku, Man!" seru Alana terkejut. "Ronald, ka-kau! Apa yang kau lakukan di tempat ini? Mengapa sampai harus meregang nyawa seperti ini?" jerit Alana di sela isak tangisnya. Rahman mendekap tubuh sang Nyonya agar tidak bergerak menyentuh jasad sang suami yang sudah kaku dan membiru tersebut. Petugas hotel itu benar mereka tidak boleh menyentuh apa pun hingga polisi ti

    Last Updated : 2023-02-18
  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku

    Alana terbangun dengan kondisi kepala pening. Ia baru bisa tidur sebentar setelah salat subuh tadi. Sekarang tubuhnya terasa begitu berat.Untungnya ada asisten rumah tangga yang membantu Alana untuk menyiapkan kebutuhan anak-anak Alana. Jadi meskipun Alana tak turun tangan, anak-anak masih ada yang menyiapkan kebutuhan mereka sebelum berangkat sekolah. "Ronald," desis Alana sambil menahan air mata. Alana sebetulnya berharap, kejadian semalam hanyalah mimpi buruk saja. Namun sebuah panggilan telepon membuat Alana harus meyakini bahwa Ronald memang benar-benar mati terbunuh dengan sangat tragis."Dengan Ibu Alana?" sapa sang penelepon dengan sopan."Ya benar, Pak," jawab Alana sambil mengerjapkan mata."Bu Alana, bisakah Ibu ke kantor polisi segera untuk memberikan keterangan lebih lanjut? Kami membutuhkan itu untuk membuat BAP," jelas sang penelepon yang sepertinya dari kepolisian tersebut.Alana menghela napas berat sebelum memberikan jawaban atas pertanyaan si penelepon. Seluruh d

    Last Updated : 2023-02-18
  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Kericuhan Di Kantor Polisi

    "Aku sudah bilang pada Kak Lana. Aku ini Maria, istri kedua Mas Ronald!" tegas Maria tak gentar. Wanita muda berpakaian seksi itu terlihat berani menghadapi Alana yang terlihat gusar dan emosional. Maria justru lebih tenang dibanding Alana. "Mana buktinya kalau kau adalah istri kedua suamiku? Aku tak bisa mempercayaimu begitu saja," pinta Alana pada Maria. "Ada, aku punya bukti! Tunggu akan kutunjukkan pada Kak Lana!" tegas Maria sambil membuka ponsel smartphone miliknya dan mulai menggulirkan layar untuk mencari foto-foto yang menunjukkan kedekatannya dengan Ronald. Alana meremas jemarinya kesal. Belum juga reda kesedihan dan rasa penasaran atas kematian Ronald. Kini muncul masalah baru yang dibawa wanita bernama Maria itu. "Ini, lihatlah! Ini foto pernikahan siriku dengan Bang Ronald," ujar Maria kemudian. Alana memperhatikan layar smartphone milik Maria dengan saksama dan teliti, mencoba mencari kebenaran dalam deretan gambar digital di dalamnya. "Foto itu tidak menunjukka

    Last Updated : 2023-02-18
  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Anak Sulung yang Mengamuk

    Bab 7 "Halo, Bik. Saya masih repot di luar rumah. Ada apa ya?" tanya Alana menyapa. "Nyonya, ada situasi genting di rumah. Tuan Muda Milan mengamuk dan menghancurkan perabotan di ruang tamu," jelas sang asisten rumah tangga yang tengah menelepon Alana tersebut. "A-ada apa, Bik? Kenapa putraku melakukan itu?" tanya Alana seketika menjadi panik. "Tuan Muda Milan su-sudah tahu bahwa Tuan Ronald meninggal, Nyonya," jawab sang asisten rumah tangga terbata-bata. Alana melirik Rahman yang nampak kikuk berada di sampingnya. Pria itu seperti menunggu perintah dari sang Nyonya untuk bergerak. "Ya sudah, coba tenangkan Milan. Saya akan segera pulang," ujar Alana yang kemudian menutup telepon. "A-ada apa, Nyonya? Apa ada masalah?" tanya Rahman seolah bisa membaca gurat kekhawatiran di wajah Alana. Alana menghela napas berat sebelum memerintah Rahman untuk bertindak. Wanita itu terlihat lelah namun tak punya waktu untuk beristirahat. "Jalan, Man. Kita pulang ke rumah. Milan sudah tahu ba

    Last Updated : 2023-03-11
  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Drama Sang Istri Kedua

    "Lana sepertinya kau harus segera berangkat ke rumah sakit sekarang. Ada beberapa hal yang harus kau setujui sebelum jenazah Ronald bisa di bawa pulang," ujar Om Prasodjo sangat baik hati. "Oh ... apakah harus sekarang, Om? Saya masih akan menemani Milan makan siang dulu. Kebetulan ini Lana ada di rumah," sahut Alana meminta sedikit penundaan. "Baiklah kalau begitu. Tapi jika kau terlambat itu tandanya kau tak bisa melihat wajah suamimu untuk yang terakhir kali loh," jelas Om Prasodjo pada Alana. Alana jadi berpikir ulang untuk menunda-nunda lagi. "Baiklah, Om Pras. Lana segera berangkat ke sana saja. Bilang petugasnya untuk menunggu Lana dulu sebelum mengambil tindakan selanjutnya," ujar Alana sambil segera bersiap. "Mami mau ke mana? Katanya mau makan siang dengan Milan," protes Milan saat melihat Alana sudah akan pergi."Ada urusan yang sangat penting di rumah sakit, Milan. Mami harus segera ke sana untuk memberi persetujuan. Maafkan Mami tidak bisa menemanimu makan siang. Tap

    Last Updated : 2023-03-12
  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Ketegangan Mulai Terjadi

    "Om Pras, saya tahu Om adalah orang yang paling dekat dengan Mas Roanld. Mas Ronald juga banyak cerita tentang Om Pras. Jadi aku mohon jangan kejam padaku, Om," rengek Maria mencoba mencari simpati.Wanita itu lalu mulai menangis sesenggukan dengan bersimpuh di kaki Om Prasodjo. Om Prasodjo yang diperlakukan begitu oleh Maria jadi tak tega. Pria itu lalu mengangkat tubuh Maria. "Sudah, diamlah dulu. Urusanmu nanti akan aku pikirkan. Tapi untuk saat ini jangan mengacau, jangan mencari perhatian dengan dramamu dan jangan dulu muncul selama proses pemakaman Ronald," pinta Om Prasodjo pada Maria. "Om, saya ini istrinya. Bagaimana bisa Om berbuat demikian pada saya? Apa kalian memang bersekongkol untuk tidak mengakui saya sebagai istri kedua almarhum Mas Ronald?" protes Maria sambil beruraian air mata. "Wanita ini sepertinya memang sengaja tampil di saat kekacuan ini terjadi, Om. Kita suruh saja Rahman mengusirnya!" tegas Alana tak sabar. Wanita itu segera berdiri di antara Maria dan O

    Last Updated : 2023-03-12

Latest chapter

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Siapakah Mereka

    "Inilah yang sedang ingin saya pastikan, Nyonya Alana. Saya belum bisa pastikan mereka itu siapa, sampai saya melakukan penyamaran seperti ini. Ini jugalah yang mendasari saya mengajukan permintaan pada Nyonya Alana," jelas Rahman panjang lebar. Alana menatap tajam ke arah Rahman. Wanita cantik itu menggigit bibir bawahnya pertanda ia sedang merasakan sebuah kecemasan. "Apa permintaan yang ingin Kau ajukan, Man?" tanya Alana kemudian. "Nyonya, bisakah kita berpura-pura saya masih linglung?"Alana langsung mengangguk setuju. "Satu lagi, Nyonya," imbuh Rahman dengan wajah menegang. Alana tetap fokus memperhatikan Rahman tanpa banyak bicara. "Bisakah mulai hari ini saya menginap di rumah Nyonya. Ada beberapa hal yang ingin saya pastikan soal Nyonya Maria. Saya sangat yakin ia berada di balik semua kejahatan terhadap saya ini."Alana langsung setuju begitu saja dengan permintaan Rahman. Baginya keberadaan Rahman di rumah adalah sebuah jaminan keamanan. Mengingat Maria semakin berani

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Kemunculan Rahman

    Alana hanya mengangguk lalu memilih masuk ke kamar barunya untuk beristirahat. Bibik sendiri akhirnya pergi ke dapur bersama asisten rumah tangga muda, kepercayaannya. "Mbak! Maksudnya apa mempermalukan aku begitu di depan Nyonya Alana?" Asisten rumah tangga mata-mata Maria itu tidak terima dan menarik kasar pundak Bibik. "Kenapa, Minah? Ada masalah?" tanya Bibik pura-pura bodoh. Ia memang sengaja memancing emosi rekan kerjanya yang berkhianat itu. "Mbak membuat aku terlihat bodoh di depan Nyonya Alana. Kenapa sampai Nyonya enggak boleh jawab pertanyaan saya?" "Kamu bertanya hanya untuk mencari bahan kan. Kamu ini sungguh tidak tahu malu. Bekerja pada Nyonya Alana, dibayar setiap bulan oleh Nyonya Alana, tapi berkhianat padanya." Bibik langsung menyindir tanpa basa basi. Wanita bernama Minah itu langsung diam seribu bahasa. Ia tak menyangka Bibik akan secepat itu tahu kalau dirinya membantu Maria. ***Alana mengerjap tak percaya saat Rahman berada du depannya. Seperti sebuah kea

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Terbongkar Siapa Cepunya

    "Apa? Iya, aku akan sampaikan pada Bos Besar. Kali ini akan aku berikan hasil yang baik agar dia tidak kecewa." Maria masih saja terus mengobrol sambil kembali berjalan mendekati lemari tempat Bibik bersembunyi. Wanita itu kali ini tidak ada lagi penghalang yang membuat dirinya menghentikan tindakan. Bibik yang berada di dalam lemari hanya bisa menahan nafas sambil memejamkan mata. dalam sepersekian detik situasinya benar-benar sangat menegangkan. "Sedang apa Tante Maria di kamar Mami? Keluar! Jangan lagi mengacau!"Sebuah bentakan dari seseorang yang tengah berdiri sambil berkacak pinggang di depan pintu kamar Alana, sekali lagi menyelamatkan Bibik. Maria yang panik langsung membalik badan dan jadi serba salah. "Ah, Milan. Kamu sudah pulang rupanya. Ehem tante hanya, merasa kamarku di bawah tidak terlalu sejuk. Jadi mencoba AC di kamar ini," sahut Maria beralasan. Wanita itu langsung berusaha menguasai situasi sembari membu

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Apa yang Dicari Maria

    "Nyonya, Bibik sepertinya sudah bergerak. Dia akan memberi tahu Nyonya Alana perbuatan Anda di rumah ini." Seseorang segera berlari ke tempat peristirahatan Maria di rumah itu. Sosok itu berlari terengah-engah untuk segera mencapai tempat Maria. "Terima kasih, kau memang sangat bisa diandalkan," sahut Maria sambil menyelipkan beberapa lembar ratusan ribu pada baju pelayan wanita itu. "Anda mau apa, Nyonya?" tanya sosok itu saat Maria bangkit dan segera bergerak menuju kamar utama Alana. "Tentu saja memanfaatkan peluang. Setidaknya dalam beberapa menit, wanita itu akan sibuk dengan Alana dan tak lagi mengawasi aku. Anak-anak juga belum pulang kan?" Maria gegas menuju kamar utama. Sementara di dapur, Bibik sedang bercakap dengan Alana lewat pesan. Alana sempat meminta sang asisten untuk ganti aplikasi[Nyonya, Non Maria sering sekali berkeliaran di rumah utama. Saya pantau beberapa kali Non Maria berusaha membuka pintu ruang kerja Tuan Ronald dan kamar utama tempat Nyonya dan Tuan

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Tante Maria yang Meresahkan

    "Mami, Milan tidak suka Tante Merry tinggal di rumah kita. Milan merasa Tante Maria mengganggu mata dengan memakai pakaian tidak sopan dan tiba-tiba muncul di kamarku atau kamar Paris!" tegas Milan yang sudah beranjak remaja. "Memakai pakaian yang tidak sopan seperti apa? memangnya Apa yang dia lakukan selama Mami di rumah sakit?" tanya Alana pada Milan. "Tante Maria sering tiba-tiba muncul di beberapa ruangan dalam rumah utama kita. Mami tahu sendiri kan Tante Maria itu pakaiannya terlalu seksi. Milan jadi merasa merusak pandangan mata jika melihat Tante Maria," jelas Milan yang memang sejak kecil dimasukkan ke sekolah Islam. Putra sulung Alana itu memang lebih tegas tentang agama karena pendidikan di sekolahnya. Saat ini pun Alana menyekolahkan ia di Sekolah Menengah Pertama yang berbasis agama. "Kata Ustaz, kalau Kami sering melihat aurat lawan jenis, juga pemandangan yang tidak enak di mata karena lawan jenis ada hafalan kami yang akan hilang," imbuh Milan lagi. Penjelasan Mil

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Perjumpaan Rahasia dengan Sang Dokter

    Alana mengusap air mata dan membaca pesan dalam handphone miliknya. Matanya mengerjap beberapa kali dan jantungnya tiba-tiba saja berdetak dua kali lebih cepat. "Tante, bagaimana ini? Dokter itu meminta berjumpa? Lana rasanya masih belum sanggup untuk bangun dan beraktivitas hari ini," ucap Alana meminta nasihat dari Tante Anjani. "Dia kan dokter, Lana. Suruh saja temui di rumah sakit ini agar tidak menimbulkan kecurigaan kubu Maria. Nanti kita atur supaya aku dan Om Prasodjo juga bisa hadir dan menemani dirimu," usul Tante Anjani lagi. Alana berpikir dan merasa apa yang disampaikan Tante Anjani benar juga. Berjumpa di rumah sakit akan menjadi tempat yang paling aman untuk saat ini. ***"Pak Ronald menghubungi saya saat beliau ada kunjungan kerja ke Surabaya," ucap dr. Azhari memulai pembicaraan saat berjumpa dengan Alana di rumah sakit. "Untuk apa suami saya mendatangi Dokter? Anda ini seorang dokter estetika kan?" tanya Al

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Kebahagiaan yang Tak Diharapkan

    "Bu Lana!" teriak Livia saat melihat tubuh lemas Alana ambruk di lantai. Wanita itu segera merengkuh tubuh Alana dan berusaha menyadarkannya. beberapa staff yang baru selesai rapat dengan Alana dan melihat kejadian itu akhirnya membantu Livia untuk membawa Alana ke rumah sakit. ***"Selamat, Bu Lana. Ibu saat ini sedang mengandung janin berusia tiga bulan," ujar dokter yang menangani Alana di rumah sakit. Alana sungguh sangat terkejut mendengar berita itu. dirinya tidak menyangka bisa hamil padahal sedang menggunakan alat kontrasepsi. "Dok, saya menggunakan alat kontrasepsi di rahim saya. Bagaimana bisa saya hamil?" tanya Alana tak mengerti. "Hal ini wajar terjadi, Bu Lana. Namanya alat buatan manusia, pasti sangat mungkin tidak sempurna. Dalam setiap penggunaan alat kontrasepsi apapun akan tetap ada kemungkinan untuk terjadinya kehamilan," jelas dokter yang menangani Alana. Alana membisu, dirinya bingung haruskah

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Sosok Misterius yang Muncul

    "Jangan kasar ya, Kak Lana! Aku bisa menuntutmu untuk hal ini!" tegas Maria kejam. Wanita itu terlihat kesal diperlakukan tidak sopan oleh Alana. Maria berusaha bangkit dan membersihkan pakaiannya. Ia lalu berdiri pongah sambil menantang Alana seperti tidak ada ketakutan sedikitpun dalam dirinya. "Tuntut saja kalau kau bisa, Maria. tapi aku juga tidak akan main-main kalau aku berhasil mendapatkan bukti bahwa dirimu lah yang menjadi biang keladi bocornya desain perusahaan musim ini!" tegas Alana sambil berpesan pada Livia untuk tidak pernah memberikan akses Maira masuk ke ruang kerja CEO di perusahaan. Maria yang merasa kesal memilih pergi begitu saja dengan menggunakan lift. Wanita itu langsung turun ke lantai tempat mobil jemputannya sudah menunggu. "Bagaimana? Apa kau menemukan dokumen itu?" tanya seorang pria di dalam mobil tersebut. "Belum, aku masih berusaha mencarinya. Sepertinya dia tidak menyimpan benda itu di kantornya," ucap Maria putus asa. "Kau yakin bisa memberikan l

  • Rahasia Wanita yang Mengaku Istri Kedua Suamiku   Sebuah Titik Terang

    Alana masih terus mengamuk dan menjerit-jerit hingga sebuah pesan masuk ke ponselnya. Sebuah pesan seluler, bukan chat atau obrolan dalam aplikasi. [Saya kirim SMS, agar tidak ada yang bisa melacak dan mengurangi kemungkinan ada pihak lain yang ikut membaca pesan ini. Saya tidak bisa berbicara apapun terkait kematian Pak Ronald dengan anda di telepon. Sangat berbahaya jika ada yang mencuri dengar]Pesan itu dari nomor dr. Azhari yang beberapa saat lalu dihubungi Alana. Mata Alana berbinar dan ia seketika berhenti menangis. [Saya harus bagaimana, Dok? Situasi di Jakarta sangat genting, saya tidak mungkin bisa ke Surabaya dalam waktu dekat ini]Alana segera mengirimkan balasan pada nomor tersebut. [Tidak perlu ke Surabaya. Saya yang akan ke Jakarta dalam waktu dekat. Akan saya jelaskan semuanya, tapi saya ada satu syarat. Jangan dulu libatkan kepolisian dalam kasus ini]Alana sedikit merasa aneh dengan permintaan sang dokter. me

DMCA.com Protection Status