Share

Dilabrak

Penulis: Parikesit70
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-17 19:40:52

Seminggu kemudian, Angel pamit pada mamanya, untuk kembali ke apartemen. Sebuah taxi membawa ke apartemen yang telah satu minggu ini di tinggal.

Sesampai di apartemen, seorang security menyapa, “Selamat pagi Non Angel.”

“Pagi Pak,” sahut Angel tersenyum ramah, berjalan menuju lift.

Angel lalu menghentikan langkahnya, ketika di dengar, security memberitahu, kalau sudah beberapa kali, seorang wanita datang ke apartemen mencari Angel.

“Maaf Non, sudah beberapa kali, ada seorang wanita mencari non Angel, karena non, sempat pesan pada saya, kalau pulang ke rumah orang tua, maka saya sampaikan pada wanita itu, seperti yang disampaikan non Angel kepada saya.”

“Ooh iya pak, terima kasih untuk infonya, mungkin teman senam saya.”

Lift pun terbuka, Angel melangkah masuk ke dalam lift dan menekan tombol nomor tujuh, untuk sampai ke apartemennya. Sesampai di lantai tujuh, Angel berjalan menuju pintu apartemen, membuka pintu dan masuk ke dalam.

Sesampai di dalam, Angel langsung mengganti pakaian yang dikenakan dengan pakaian renang. Di pagi ini, ia ingin berenang di kolam renang yang tersedia gedung apartemen. Biasanya dalam satu minggu tiga kali ia berenang. Kolam renang berada dilantai dasar, jadi ia kembali melangkah ke lift untuk turun ke lantai dasar. Sesampai di kolam renang, Angel menaruh botol minuman lemon pada meja, dan meletakkan handuk pada kursi panjang berwarna abu-abu, yang berjajar di sisi kolam renang.

Ia membuka kaos yang di rangkap dengan pakaian renang. Tampak bentuk elok tubuh indahnya dalam balutan baju renang berwarna ungu dengan bagian punggung yang terbuka dan belahan dada yang sedikit terbuka.

Kulit putih mulusnya, terpapar sinar mentari pagi. Beberapa pasang mata yang sedang berenang menatap keindahan tubuhnya tanpa berkedip, hingga tubuh itu masuk ke dalam air di kolam renang.

Angel berenang dari hulu ke hilir dengan gaya bebas, dan berbalik arah dengan gaya kupu-kupu. Berkali-kali ia melakukan hal itu. Dua puluh menit kemudian, Ia keluar dari kolam renang dalam keadaan basah. Terlihat jelas tubuh sexy miliknya melekat pada pakaian renang yang basah.

Kembali beberapa pasang mata menatap tubuhnya, ketika Ia berjalan mendekati kursi panjang yang ada disisi kolam renang. Ia meraih handuk yang ditaruh pada kursi, lalu menyeka bagian tubuh yang basah.

Ia pun duduk di kursi panjang sambil menikmati terpaan sinar matahari. Dan meneguk sebotol air lemon yang dibawanya. Sekitar lima belas menit kemudian, Angel kembali memakai baju dan celana kulot yang ia kenakan untuk merangkap pakaian renangnya yang sexy, ia lalu berjalan menuju lift untuk sampai ke kamarnya di lantai tujuh.

Sesampai di kamar, ia langsung ke kamar mandi. Di kamar mandi itu, ia teringat pada Tito, lelaki yang selalu memanjakannya dengan sentuhan cinta yang membara. Tanpa disadari, hasrat itu hadir setelah satu minggu ia tahan dalam kerinduan pada lelaki itu.

Di kamar mandi, Angel melakukan hasrat yang telah sampai ke ubun-ubun dengan menyentuh area sensitif miliknya. Ia melakukan hal yang pernah ia lihat, pada aplikasi di ponselnya.

Ia menekan bagian klitorisnya, dan memutarnya dengan lembut, ketika hasratnya kian membara, Ia melakukan putaran lebih cepat pada bagian klitorisnya. Terasa seluruh bagian tubuh bergetar. Ketika hasrat kian memuncak, yang terdengar hanya desahannya yang berpacu dalam kenikmatan pada dirinya sendiri.

“Oouhhhh...Eennakk...ahhh,” Angel merasakan kepuasan dan terasa geli pada bagian sensitifnya.

Itu adalah pengalaman pertama Angel melakukan hal gila yang selama ini tidak pernah terpikirkan sama sekali. Dalam hati ia bergumam, ‘Hmmmm gila juga aku sampai melakukan hal ini.’

Setelah kepuasan batinnya di tersalurkan, ia keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk berwarna biru. Ia mendekati cermin, tersenyum puas dan membuka handuk yang melilit pada tubuhnya. Ia mengamati bagian tubuh putih miliknya tanpa busana. Kembali hasrat gilanya muncul dalam benak. Ia membayangkan sosok lelaki yang dicinta menyentuh bagian sensitifnya. Lalu ia melakukan kembali hasratnya dengan memainkan klitoris yang masih terlihat membesar, sisa dari sensasi yang telah ia lakukan di kamar mandi. Di depan cermin itu, kembali ia mencari kenikmatan yang telah diraihnya di kamar mandi. Cermin itu menjadi saksi bisu, ketika ia melakukan sensasi pada kedua bagian sensitifnya. Ia mendesah, menjerit dan meliukkan tubuhnya di depan cermin dengan posisi berdiri, dengan satu kaki berada di kursi cermin, dengan demikian ia bisa melihat jelas area sensitifnya. Kegilaan kali ini adalah timbunan stres, emosi, kerinduan pada Tito.

Selesai dengan sensasi yang telah diraihnya, Angel membersihkan diri dan mengenakan pakaian. Ia lalu membuka sebuah wadah makanan yang tadi diberikan mamanya. Dilihat ayam sisit dan sayur terong sambal balado, berada di dalam wadah. Rasa lapar yang merasuki lambung, membuat ia langsung melahap makanan di dalam wadah itu. Apalagi hari ini, banyak energi yang telah dikeluarkan, karena hasratnya.

Baru saja ia selesai makan, terdengar ketukan pada pintu apartemennya. Segera ia merapikan wadah yang telah kosong, ke tempat cucian piring. Ia lalu beranjak ke pintu yang diketuk seseorang.

“Yaa... Sebentar,” sahut Angel menjawab ketukan pada pintu kamarnya.

Ia membuka pintu, dilihat seorang wanita dengan tubuh subur, kira-kira berumur empat puluh lebih, menerobos masuk ke dalam apartemen.

“Eh...siapa kamu, kurang ajar sekali, langsung menerobos ke apartemen orang lain!” ucap Angel dengan geram pada wanita yang masuk ke dalam apartemennya.

Wanita bertubuh subur itu, melihat ke arah Angel dengan wajah penuh kemarahan. Ia menatap dari atas ke bawah hingga berulang kali.

“Ooh... ini wanita murahan itu?” dengan wajah sinis dan mata yang memandang rendah ke arah Angel, wanita itu terus mengerutu.

Mendengar kata-kata hinaan itu, membuat Angel tersulut amarah. Darahnya mendidih, telinganya memerah, jantungnya berdetak kencang.

“Kurang ajar sekali mulut kamu yaa... sudah tidak tahu sopan masuk ke apartemen orang lain, sekarang kamu menghina seenak mulutmu!”

Angel berdiri dengan bertolak pinggang, memandang kesal pada wanita yang tidak tahu sopan.

“Keluar kamu!” teriak Angel pada wanita itu dan menghubungi satpam agar naik ke apartemennya.

Kini Angel, dengan telunjuk yang ia arahkan ke pintu keluar kamarnya, meminta wanita itu pergi dari apartemen.

Melihat reaksi Angel yang sudah menghubungi satpam, wanita itu langsung menarik tubuh dan menjambak rambut Angel. Reaksi cepat wanita itu, membuat Angel jatuh terjebab ke lantai. Ia tidak menyadari gerakan cepat dari wanita itu. Di lantai itu, baru ia menyadari, siapa wanita yang dihadapi. Sedangkan penghuni apartemen lain yang mendengar keributan, baik penghuni di samping kanan dan kiri kamar serta seorang security telah berhamburan masuk ke dalam kamarnya.

“Liat... ini wanita jalang yang sudah merayu suami saya, hingga melupakan anak-anak!”

Teriak wanita itu, sambil menunjuk Angel yang masih berada di lantai karena terjatuh. Angel merasa, wanita ini sengaja membuat keributan, karena ia ingin mempermalukan dirinya di depan penghuni lain.

“Lihat ini, tampang perempuan perusak rumah tangga orang lain, hati-hati saja dengan wanita model seperti ini!”

“Asal kamu tahu yaa.. wanita jalang, saya nyonya Tito Khaidir, lelaki yang kamu racuni dengan rayuan dan mulut manis mu, Sekarang kamu mengerti kenapa saya menerobos kamar kamu!”

Mendengar penghinaan yang diucapkan wanita itu di depan beberapa pasang mata yang telah masuk ke dalam kamar apartemennya, serasa seluruh persendian tubuh Angel, terpisah satu persatu. Rasa malu, marah, dan hina kini diterima, tanpa bisa ia balas. Sedangkan lelaki yang dicinta, tidak terlihat batang hidungnya. Angel tidak berani menatap wanita yang sedang kalap setelah mengetahui perselingkuhan suaminya.

Angel yang tadi didorong dan berada di lantai, hanya mampu memandangi lantai keramik, yang semakin terasa dingin. Ada buliran air mata terjatuh, satu persatu ke lantai keramik itu. Ia sudah tidak mampu lagi mendengar kata hinaan dan caci maki yang dikatakan oleh wanita bertubuh subur itu. Yang ia sadari sudah semakin banyak orang yang datang ke kamarnya.

Wanita yang kalap itu tiba-tiba menendangnya, hingga membuat ia terjungkal. Terlihat seorang lelaki penghuni apartemen lain, menarik wanita menjauhkan dari Angel yang masih tersungkur di lantai. Lalu seorang wanita muda menghampiri Angel, dan memapahnya berdiri.

“Mbak, lebih baik keluar dari apartemen ini, agar wanita itu tidak kalap kembali.”

Seorang wanita muda seumuran dengannya, memberikan saran agar ia segera merapikan pakaian dan pergi dari apartemen itu. Setelah di lihat wanita itu sudah di amankan oleh security. Angel mengambil sebuah koper, dan memasukkan seluruh barang miliknya ke dalam koper, bergegas untuk meninggalkan apartemen itu dengan rasa malu.

“Terima kasih, sudah membantu saya,” ucap Angel pada wanita yang ikut membantu merapikan barang-barangnya.

Wanita muda itu hanya tersenyum dan berkata,” Yang sabar yaa...mbak.”

Setelah selesai, Angel menarik koper itu menuju lift. Hanya saja untuk saat ini pikirannya buntu, karena ia tidak tahu harus ke mana. Setelah sampai di lobby, seorang security yang baik hati, telah mencarikan sebuah taxi. Kemudian Angel meninggalkan gedung apartemen itu dengan seluruh duka dan rasa hina yang kini melekat dalam pikiran dan hatinya.

Di dalam taxi, Angel menangisi nasib yang menimpa. Ia berusaha menghubungi Tito, tetapi nomor yang biasa dihubungi sudah tidak aktif. Kerinduan dan kebencian pada lelaki yang telah bersama selama satu setengah tahun, membuatnya menangis. Dan sopir taxi yang melihat Angel masih menangis lewat kaca spion tengah, hanya terdiam menunggu penumpangnya tenang, dengan tetap mengendarai taxi itu, walaupun tidak tahu tujuannya.

Setelah dilihat penumpangnya telah tenang, sopir itu pun menanyakan tujuannya.

“Maaf ibu, saya antarkan ke mana?”

Angel yang telah lebih tenang lalu berkata pada sopirnya,” Yaa pak, kasih waktu saya sebentar untuk berpikir.”

Dalam pikiran Angel, jika ia kembali ke rumah orang tuanya, pasti akan ada banyak pertanyaan. Jadi untuk sementara, ia putuskan untuk menumpang di rumah sahabatnya, Siska. Setidaknya dalam waktu dua hari ke depan, ia bisa memberikan alasan yang tepat, ketika pulang ke rumah. Angel lalu menghubungi sahabatnya.

“Siska, apa aku boleh menginap di rumahmu?”

“Tumben, boleh koq... kapan mau ke rumah?”

“Sekarang aku ke rumahmu, tapi apa kamu tidak minta izin dulu sama suami?”

“Asyik... benar yaa sekarang..., tenang suamiku sedang pergi menemani istri pertamanya berobat ke luar negeri.”

“Aku tunggu yaa..,” terdengar suara riang Siska menunggu kedatangan Angel.

Kemudian Angel pun meminta sopir taxi ke alamat temannya, Siska. Sekitar tiga puluh menit kemudian, Angel sampai di rumah Siska, ia menyambut kedatangan Angel dengan bahagia.

Mereka saling berpelukan, lalu Siska meminta asisten rumah tangga untuk membawa koper dan tas Angel ke kamar yang telah disiapkan.

Siska mengajak Angel ke ruang keluarga. Disana telah disiapkan makanan kesukaan mereka ketika masa remaja. Siska membeli dua porsi rujak tumbuk kesukaan mereka. Rasa pedas, asam dan sepet membuat mereka menyukainya. Buah-buahan yang di campur pada sebuah wadah dan di tumbuk membuat aroma dan air liur mereka akan keluar sebelum menyantapnya.

“Angel... lihat, apa yang aku siapkan.”

Siska memperlihatkan dua porsi rujak tumbuk dan hal itu membuat bahagia hati Angel. Karena selama ini ia tidak pernah menemukan tukang rujak tumbuk.

“Hmmmm terlihat menggiurkan sekali, Sis.”

Mereka akhirnya menikmati rujak tumbuk itu di ruang keluarga, dan terlihat asisten rumah tangga memberikan dua gelas es sirop leci.

Selesai menikmati rujak tumbuk dan minum es sirop buah leci, Angel yang tidak bisa menyembunyikan kegelisahan hatinya memberitahukan peristiwa yang baru saja di alaminya. Tanpa terasa air mata membasahi pipinya.

“Sis, saat ini aku bingung harus ke mana, karena itu aku menumpang beberapa hari di rumahmu, tapi bagaimana dengan suamimu?”

Kembali isak tangis Angel pecah, Siska dengan kasih sayang memeluk dengan mengelus punggungnya untuk memberikan ketenangan.

“Angel, aku menerima kamu di rumahku sampai kamu merasa bosan tinggal disini, kamu jangan sungkan padaku, suamiku orang yang sangat baik dan menghargai keputusanku, untuk saat ini kamu harus lebih bersabar, dan semoga ini bisa menjadi pelajaran dimasa mendatang.”

Setelah itu Siska meminta Angel untuk bisa beristirahat, dan menenangkan diri di kamar yang sudah disiapkan. Dengan penuh kasih sayang, Siska menggandeng tangan Angel menuju kamar. Di dalam kamar Angel langsung berbaring dengan memejamkan mata. Teringat kembali kejadian di siang hari tadi. Ada perasaan benci di hatinya, kepada lelaki yang ia kira, tulus mencintainya.

Kembali Angel menangisi nasibnya, hingga membuat ia terlelap dalam rasa lelah pada pikiran dan batin yang penuh luka. Bunyi ponsel membangunkan Angel dari lelapnya.

Di lihat Andi menghubungi sebanyak lima kali. Terakhir pada saat akan di jawab, panggilan itu telah berhenti. Dalam hati Angel bertanya-tanya, mengapa Andi menghubunginya.

Hanya saja untuk saat ini, ia tidak memedulikan hal itu, yang dipikirkan olehnya adalah bagaimana ia bisa mendapatkan pekerjaan secepatnya. Karena ia tidak mungkin bergantung dengan sisa uang tabungannya.

“Angel...kita makan yuk,” suara Siska di depan pintu kamar membuyarkan seluruh kecemasan dihatinya.

“Yaa... Sis, aku segera ke ruang makan,” sahut Angel beranjak ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya yang berantakan karena air mata.

Setelah itu Angel keluar kamar, menemui Siska yang telah duduk dengan manis di ruang makan. Mereka pun menyantap makan malam dengan berbagi cerita masa sekolah.

Parikesit70

Hai... 🙋Pembaca yg baik hati😍...saya parikesit, selamat menikmati cerita ini.. pokoknya di tanggung alur dan ceritanya mantap...🥰🥰🥰 Tunggu terus yaa kelanjutan dari RWP🌺 Mohon bantu komentar ✍️dan love ❤️❤️❤️❤️❤️ yaa... Terima Kasih tetap jaga kesehatan...🙏🙏💪

| Sukai
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Eko kurniawan
alur ceritanya menarik...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rahasia Wanita Pemikat   Penyesalan Diri.

    Angel terbangun dari tidur sekitar jam tujuh pagi. Helaan napas panjang mengawali kehidupan barunya. Dengan bermalas-malasan ia beranjak dari tempat tidur, lalu ke kamar mandi untuk membasuh wajah dan menyikat gigi. Setelah itu, ia menyisir dan mengikat rambut panjangnya. Dan ia keluar dari kamar tidur. Ia berjalan menuju suara sahabatnya.Terlihat Siska sedang berada di dapur bersama asisten rumah tangganya. “Pagi Sis, sorry aku kesiangan.” Siska yang berada di dapur menoleh ke arah Angel, tersenyum dan menjawab, “Jangan pakai sorry begitulah.. slow aja....” Angel duduk di kursi meja makan melihat Siska yang sedang memasak di dapur. “Sedang masak apa Sis?” Tanya Angel berjalan menuju dapur dan melihat makanan yang dibuat oleh Siska. Siska menoleh ke arah Angel dan berkata,” Ini aku sedang masak makanan buat anakku.” Melihat kesibukan Siska dengan tanggung jawabnya sebagai ibu, membuat hati Angel menyesali perjalanan yang telah ia jalani. Angan-angannya untuk memiliki keluarga se

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • Rahasia Wanita Pemikat   Penghibur Hati

    Sekitar pukul delapan malam, dua sahabat ini pun akhirnya sampai ke rumah setelah puas menghabiskan waktu dengan berbelanja. Siska langsung mengajak makan malam Angel. Sewaktu di jalan pulang ke rumah, Siska mampir ke tempat penjual sate kambing langganannya. “Ayoo Angel, kita makan dulu, perutku sudah teriak-teriak ini, sate di tempat langgananku enak sekali,” ujar Siska. Angel yang mendengar celoteh Siska hanya tersenyum. Dilihat asisten rumah tangganya, menyiapkan wadah tempat sate dan gulai. Mbok Yem, menyiapkan hidangan di meja makan. Lalu mereka pun makan malam bersama. Disela-sela makan malam, mereka bercakap-cakap. “Terima kasih yaa...Sis, banyak sekali aku dapat barang gratis dan ber’merek pula.” Siska menjawab dengan tersenyum dan memegang pundak Angel yang berada di sampingnya, dan berkata,” Angel, aku juga Terima kasih sudah ditemani berbelanja, dan tadi suamiku titip salam,” ujar Siska. “Suamimu tahu yaa.. aku nginap di rumahmu?” “Sudah tahu, malah dia senang karena

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • Rahasia Wanita Pemikat   Kebencian & Kerinduan.

    Hari ini, untuk pertama kalinya, Angel kembali merasakan aroma kamar tidurnya, sejak ia tinggal di apartemen milik Tito. Ia melihat sekeliling kamar, yang masih sama seperti dulu. Tidak ada yang berubah sama sekali. Hanya saja, terlihat mama mengecat ulang dinding kamar.Untuk barang-barang miliknya, dan letak penempatannya masih pada tempatnya. Seperti meja hias, meja belajar, rak sepatu, televisi yang di tempel pada dinding, dan boneka yang berjajar rapi di lemari kaca. Ketika ia melihat boneka yang berjajar rapi di lemari, ia teringat pada kedua kakak lelakinya. Karena ia selalu diberikan hadiah ketika berulang tahun. Ia masih ingat, momen ulang tahun ke lima belas. Saat ia duduk di bangku sekolah menengah atas. Kakak pertama, menghadiahkan sebuah boneka yang besar. Dan kakak kedua, menghadiahkan buku novel. “Ini boneka untuk adikku yang cantik,” ujar Rama, kakak lelaki Angel nomor satu. “Ini buku novel terbaru untuk adikku yang manis,” ujar Rangga, kakak lelaki Angel nomor dua.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-20
  • Rahasia Wanita Pemikat   Benci & Hasrat bercinta.

    Angel pun sampai di meja yang di duduki oleh Tito dengan langkah yang berat. Dan Tito yang melihat kedatangan Angel terlihat semeringah dari raut wajahnya. Sedangkan Angel terlihat masih berdiri disisi bangku yang di duduki oleh Tito.Melihat hal itu, Tito lalu berdiri dari tempat duduknya dan memegang tangan Angel, menuntun dirinya untuk duduk berhadapan dengannya. “Angel, duduk dulu sayang...,” Ucap Tito sambil membimbing tangannya. Terbersit dalam pikiran Angel untuk menendang lelaki itu, jika saja ia tidak mengontrol dirinya. Jelas terlihat ada kebencian dalam hatinya, mengingat lelaki itu telah membiarkan dirinya di hina oleh istri sahnya.Angel lalu mengingatkan dirinya sendiri, ‘Santai Angel, tahan amarahmu...kalau tidak semua rencana pembalasan ini akan berantakan... rilex...rilex...rilex,’ Setelah berperang dalam batin dan hatinya, Angel pun dapat menguasai diri dan duduk tertunduk di hadapan Tito. Melihat hal itu, Tito yang merasa bersalah langsung memegang jemari Angel la

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-20
  • Rahasia Wanita Pemikat   Sandiwara Cinta

    Pagi sekali Angel telah bangun dari tidurnya. Sejenak ia termangu di tempat tidur, memikirkan kembali pertemuan dengan Tito kemarin sore. Teringat akan janji Tito yang akan mengajak pergi ke notaris, untuk melakukan perjanjian jual beli atas apartemen yang semalam ia lihat bersamanya. ‘Hmmmm, apa benar ia mau berkorban sebanyak itu?’ ucapnya dalam hati. Kini Angel sedang menimbang segala perkara yang kiranya akan timbul, jika ia kembali pada Tito. Rasa cinta yang tersisa di hatinya, masih dibaluri dengan dendam atas hinaan yang pernah ia terima dari istri sah Tito.Dan itu yang menjadi pertimbangannya untuk tidak menerima Tito, dalam kehidupannya. Tetapi transfer yang telah dilakukan dalam jumlah besar kemarin oleh Tito dan janji Tito untuk memberika ia sebuah apartemen pada hari ini, menjadi dilema bagi rasa cinta dan rasa sakit yang masih dirasakan batinnya. Tersirat dalam hati Angel untuk membalas dendam pada Tito apalagi pada istrinya. Angel tidak mudah melupakan kesalahan ora

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-20
  • Rahasia Wanita Pemikat   Antara Napsu & Dendam

    Setelah urusan di kantor imigrasi selesai, Tito mengajak Angel untuk makan siang di sebuah warung sop kaki kambing. Di sana, Tito memilih beberapa bagian daging yang nanti akan di proses oleh penjualnya.Setelah memilih beberapa potong daging kambing mereka pun memesan minuman dan duduk berhadapan. “Angel...aku bahagia bisa memberikan apa yang seharusnya kamu terima selama ini,” ucap Tito memegang jemari Angel. Lalu kembali Tito berkata pada Angel,” Sayang...sekali lagi aku mohon maaf atas kejadian yang lalu, terus terang, aku benar-benar sayang kamu, dan suatu saat aku akan melamar kamu, aku mohon kesabaran kamu...” Mendengar kata-kata manis dari Tito, Angel pun menjawab,” Yaa...mas, aku mengerti dengan kondisi kamu, aku juga minta maaf, aku merasa kekanak-kanakan,” jawab Angel seolah ikut menyalahkan dirinya sendiri.. Semua yang dilakukan oleh Angel saat ini, untuk membangun rasa percaya Tito, kalau ia sudah tidak menyimpan bara amarah. Sehingga pembalasan pun dapat ia rencanakan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-20
  • Rahasia Wanita Pemikat   Relasi Kekasihku

    Setelah Tito dan Angel merengkuh kenikmatan sesaat, sekitar pukul empat sore, mereka bersiap pergi menemui Erwan sahabat Tito sewaktu mereka kuliah. Ketika di dalam mobil, Tito berkata pada Angel,” Sayang...ingat yaa nanti, kalau temanku bertanya bilang saja kamu keponakan aku.” Angel melihat ke arah Tito, dan ia langsung bertanya padanya,” Hmmm, berarti nanti aku harus memanggil mas, dengan sebutan om?” “Lalu...kalau aku ditanya keponakan dari mas, aku ini anaknya siapa? Kakak kandungnya mas? Atau kakak sepupunya mas?” “Harusnya, mas jelaskan ke aku, supaya pada saat bicara, teman mas itu tidak curiga, soalnya kalau sampai ketahuan kan jadi enggak enak, gimana sekarang mas?” tanya Angel dengan banyak pertanyaan. Mendengar pertanyaan Angel yang bertubi-tubi, Tito hanya mengernyitkan dahinya. Dan Angel mendengar helaan napas panjangnya, dengan pandangan tetap fokus ke jalan. “Angel, nanti bilang saja kamu anak dari saudara sepupuku mas Bimo,” ujar Tito. “Mas Bimo sepupuku itu pun

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • Rahasia Wanita Pemikat   Kebahagiaanku vs Kesedihan mama

    Pagi-pagi sekali, mama telah masak. Aroma masakan mama sampai masuk ke dalam kamar Angel, dan itu pula yang membuat dirinya terbangun di pagi ini. “Pagi Ma, tumben mama masak pagi sekali,” tanya Angel menghampiri mama yang sedang masak di dapur. Mama yang mendengar suara Angel, menoleh ke arahnya dengan dahi yang di kernyitkan dan mata yang di picingnya. “Kenapa mama mengernyitkan dahi?” Mama hanya terdiam, menyelesaikan masakannya. Lalu menyiapkan wadah untuk beberapa makanan yang telah selesai di masak. Setelah itu, Angel masuk ke dapur dan menempatkan wadah makanan itu di meja makan. Terlihat oleh Angel, mama membuat secangkir kopi. Dan mama menawarkan secangkir teh untuk Angel. “Apa kamu ingin minum teh?” Angel menggelengkan kepalanya. Kemudian, mereka duduk di meja makan. Ketika itu jam baru menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh menit. “Ayoo... Angel, Sarapan dulu,” ajak mama. “Nanti saja maa, masih terlalu pagi,” ujar Angel. “Hmmmm, Angel, bukankah hari ini kamu beker

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22

Bab terbaru

  • Rahasia Wanita Pemikat   Restu Anggara Membuka Rahasia

    “Angel.., katakan pada papa, bagaimana cara papa bisa menebus segala kebodohan yang selama ini papa lakukan? Katakan sayang,” ucap Prayoga dengan masih menggenggam tangan putrinya dan sesekali diciumnya.“Papa.., jangan berkata seperti itu, semua itu juga bukan kesalahan papa semata. Angel minta, sembuhlah dari sakit dan jangan tinggalkan saya lagi, hanya karena penyakit itu,” ucap Angel disela tangis bahagianya karena mempunyai seorang papa yang sangat lembut dalam bertutur kata.Setelah saling sama-sama melepaskan kerinduan atas rasa kasih sayang yang telah lama tidak pernah mereka rasakan satu dan lainnya. Prayoga pun mengajak Angel untuk ke rumah dan menemui mamanya dan Eyangnya. Setelah itu mobil Prayoga pun keluar halaman dan usai mengunci semua pintu dan menggembok pintu pagarnya, Angel pun masuk ke mobil Prayoga. Lalu mobil pun berlalu dari rumah Andini menuju rumah Anggara dengan membawa penerus tunggal kejayaan dan kekayaan bagi keluarganya.Sepanjang perjalanan m

  • Rahasia Wanita Pemikat   Putri Kesayangan Prayoga

    Taxi yang membawa Andini berhenti pada sebuah rumah megah dengan cat berwarna putih. Pada bagian ke rumah megah bercat putih dengan dua orang satpam yang berjaga di pos penjagaan. Dan Andini yang sudah terbiasa ke rumah itu sejak enam bulan ini telah sangat dikenal oleh satpam yang bertugas disana.“Silakan masuk Bu Dini,” seorang satpam membukakan pintu gerbang itu.Andini berjalan menuju rumah mewah itu dari pos penjagaan depan naik menyusuri sebuah rumah megah dimana seperti biasa jalan menuju teras dari rumah mewah itu berisi beragam tanaman yang sangat tertata dan sangat asri. Hingga sampai akhirnya ia berada pada beberapa anak tangga yang ia lewati untuk sampai menuju teras.“Eeh.., Bu Andini..,” sapa seorang pembantu rumah tangga di rumah itu, “Ditunggu yaa bu, saya beritahu pak Prayoga,: ucapnya meninggalkan Andini yang berada di ruang tamu dan duduk pada sofa panjang.Sesaat kemudian, Prayoga keluar dengan tersenyum manis pada Andini yang terlihat menatapn

  • Rahasia Wanita Pemikat   BAB 62 : Tabir Papa Angel

    Kepulangan Andini ke Indonesia sebelum dua minggu membuat kebahagiaan untuk Angel dan Anggara. Hari ini sekitar jam sembilan pagi mereka menjemput Andini dan Prayoga di bandara. Satu jam sebelum kedatangan mereka, Anggara yang mempunyai kartu VIP dapat menunggu kedatangan mereka di ruang tunggu VIP.Satu jam kemudian, pesawat yang membawa Andini dan Prayoga telah mendarat dengan selamat, dan itu diketahui dari pesan yang dikirimkan oleh Andini ke Angel. Lalu Anggara berkata, “Kita tunggu lagi sekitar empat puluh menit, karena mereka harus ke bagian imigrasi dan mengambil barang-barang.”Angel ingin sekali bercerita pada Andini mengenai beberapa kejadian yang menimpa sejak kepergiannya, hingga menunggu satu jam serasa berabad – abad. Begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk di hatinya. Walau kedua kakaknya, tetap mengasihi dirinya. Tetapi kepastian atas papa kandungnya tetap menjadi keingintahuannya. Apalagi penghinaan yang telah dilakukan oleh Jody, yang

  • Rahasia Wanita Pemikat   Bukan Papa kandungku

    Sekitar jam enam pagi Angel telah terbangun dari tidurnya. Seperti biasa ketika ada mamanya, ia selalu membantu Andini di dapur. Tetapi di pagi ini, ia melakukan tugas di dapur seorang diri. Ia hanya memasak beberapa makanan instan yang telah di beli oleh Andini, sebelum berangkat ke Singapura. Angel membuka persediaan makanan yang ada di dalam kulkas. Hari ini ia ingin sarapan dendeng sapi, jadi baginya cukup untuk menggorengnya saja. Untuk menanak nasi, ia hanya perlu mencuci beras dan menaruhnya dalam Rice cooker. Kini ia sedang membuat air panas untuk menyeduh secangkir kopi. Dan kebiasaan barunya ini, ia lakoni sejak menemani Anggara ketika menikmati secangkir kopi di kantor. Aroma kopi yang di seduh Angel, menggugah selera untuk segera menyesapnya. Angel pun duduk di kursi makan dengan secangkir kopi hitam yang telah diseduh dengan air mendidih, ditemani dengan tiga iris kue lapis legit kesenangannya. Kini ia menyesap secangkir kopi dengan lamunannya pada beberapa peristiwa y

  • Rahasia Wanita Pemikat   Obat Ketenangan Batin

    “Selamat Sore...Bu Angel,” sapa Santi yang telah masuk ke ruangan Angel. “Silakan duduk, Ibuu,” sambut Angel dengan ramah. Setelah Santi duduk di kursi tamu, pada ruangan Angel, mereka mulai berbicara satu sama lain, mengenai beberapa tempat kuliner miliknya yang telah tutup, dan itu semua disebabkan oleh Tito, yang terjerat oleh seorang janda beranak dua. Disana Santi, mulai menangis, mencurahkan segala perasaannya. “Bu Angel..., saya minta maaf atas kekasaran saya sama ibuu, pada saat itu, seharusnya saya yang marah dengan suami saya, bukan dengan ibuu, saya sungguh malu, sudah menghina ibu seperti itu,” ujar Santi dengan kepala tertunduk malu dan linangan air mata yang membasahi pipinya. “Bu Santi, semua itu sudah berlalu..., sudah jangan ibu pikirkan lagi, saya juga punya salah sama ibu. Semua orang, enggak ada yang sempurna. Jadi mari kita lupakan saja semuanya,” dengan lemah lembut Angel berkata-kata pada bu Santi, dan memberikan tissue untuk membasuh air matanya. “Buu, kema

  • Rahasia Wanita Pemikat   Hubungan Kakak - Adik

    Mobil yang membawa mereka berempat tiba di kantor tepat pukul 11 siang. Mereka masing-masing berjalan menuju lift dengan sesekali mengobrol. Lalu, Nina berkata pada Angel sebelum memasuki pintu lift, “Bu..., itu suaminya kan kecelakaan waktu sama cewek lain..., kasihan sekali bu Santi itu, kalau saya mah... udah saya ceraikan itu suaminya.” “Ooh...begitu,” ucap Angel ketika mereka baru saja masuk ke dalam lift menuju lantai masing-masing. “Lagian..., ibu Santi juga sih..., enggak merawat dirinya, liat tubuhnya sampai gembur seperti itu, kalau saya...., udah joging tiap hari biar cepat kurus,” Nina kembali bergosip ketika ada di dalam lift dan Angel hanya mendengarkan celotehnya sambil memainkan ponsel yang di pegangnya. “Daag..., saya duluan yaa..., terima kasih untuk kerja samanya. Good Job,” ujar Angel sambil keluar dari lift dan tersenyum ke arah mereka yang beda satu lantai. Angel melangkahkan kakinya menuju ruang Anggara, karena ia ingin membicarakan masalah kebijakan yang tel

  • Rahasia Wanita Pemikat   Pertemuan tak Terduga

    Angel yang dengan sengaja mengabaikan telepon Jodi, walau berulang kali Jodi menghubunginya, namun tidak sekalipun ia bergeming untuk menjawab panggilannya. Berulang kali ada panggilan masuk ke ponselnya. Setelah itu, panggilan masuk pada ponselnya berhenti. Angel pun tertawa dalam hati, ‘Hahahaha...akhirnya bosen juga dia hubungi aku...’ Mendekati kantornya, sebuah nada bip pesan masuk terdengar dari ponselnya. Angel melihat ponselnya, dan ternyata, papanya Jodi mengirimkan pesan, dengan malas-malasan ia membaca pesan yang telah ia buka, persis sampai di sebuah gedung kantor. “Terima kasih pak...,” ucap Angel pada sopir Anggara dengan membuka pintu mobil dan keluar berjalan menuju pintu lobby. Sesampai di lobby, Angel bertemu dengan beberapa staf yang telah aktif dengan kesibukannya masing-masing. Beberapa di antaranya menyapa dirinya, “Selamat pagi...Bu.” Angel menjawab beberapa staf yang menyapanya dengan menganggukkan kepala dan berkata, “Pagii....” Sesampai di depan lift, ia

  • Rahasia Wanita Pemikat   Mama & Om Yoga

    Hari ini Andini bangun lebih awal. Selain ia menyiapkan sarapan pagi untuk Angel, ia juga akan membuat sarapan untuk Prayoga yang rencananya akan menjemputnya. Mereka akan bertolak ke singapura sekitar jam sembilan pagi, sesuai dengan tiket yang telah ia pegang. Sesaat ia menghela napas panjang, mengingat makan bersama mereka kemarin petang. Ingin rasanya ia mengatakan pada Angel, kalau papanya bukanlah papa yang selama ini hidup bersamanya. Hanya saja, keadaan tidak memungkinkan ia mengatakan hal yang sesungguhnya.“Maa...mama...,” panggil Angel. “Yaa...Ngel, mama di sini,” jawab Andini yang berada di ruang tamu, duduk dalam gelap. Karena Andini sengaja tidak menyalakan lampu ruang tamu. “Looh, koq mama duduk disini, gelap-gelapan pula..., bukannya mama harus siap-siap?” tanya Angel yang sudah berada di ruang tamu dan ikut duduk di salah satu kursi. “Mama sudah menyiapkan semuanya, nanti jam tujuh, mama mandi.” “Memang mama udah masak untuk sarapan?” tanya Angel lagi pada Andini

  • Rahasia Wanita Pemikat   Sebuah Tanda Tanya

    Sekitar pukul tiga sore Andini pulang ke rumah. Dilihat mobil Andy masih berada di depan pagar rumahnya. Setelah masuk ke rumah, di lihat Andy tengah menonton televisi di ruang keluarga. “Maaf yaa Andy, tante baru balik ke rumah, soalnya tadi tante mampir beli persediaan makanan untuk Angel,” ujarnya sambil melangkah ke dapur. Di dapur, Andini membuka belanjaan yang tadi dibelinya. Ia sengaja membeli beberapa jenis makanan yang bisa di makan oleh Angel. Karena ia tidak ingin putrinya, kelaparan saat ia tidak di rumah. “Angel...Angel..., coba kamu kemari,” panggil Andini meminta Angel untuk membantu ia memasukkan makanan yang ia beli. Angel yang telah berada di dapur, langsung memasukkan beberapa jenis makanan yang dibeli mamanya. “Banyak amat beli bahan makanan Maa, memangnya mau dibawa juga?” tanyanya. “Mama sengaja belanja makanan dan beberapa camilan untuk kamu, jadi pas mama enggak di rumah, kamu tinggal masak nasi aja, karena itu, mama beli sosis, abon, nugget.” “Mama...mam

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status