Share

Ch. 41 Terlena

last update Last Updated: 2022-09-06 23:05:43

DEG!

Jantung Adam rasanya hampir meloncat dari tempatnya. Keringat dingin langsung mengucur membasahi dahi dan tubuh Adam. Kaki Adam mendadak lemas. Perlukah dia jujur sekarang? Terlebih sosok itu ... Ah tidak! Dia tidak boleh membuat istrinya ini khawatir! Aline tidak boleh beranggapan kalau menikah dengan Adam adalah kesialan untuknya, meskipun Adam yakin sekali ketika mendapatkan perintah untuk menggantikan Aleta menikah dengan dirinya dulu, Aline sudah menganggap bahwa pernikahan ini adalah sebuah kesialan untuk Aline.

Otak Adam segera bekerja keras. Mencari alasan yang tepat dan pas hingga tidak memunculkan kecurigaan pada diri Aline. Tapi kira-kira apa?

Ah! Iya ... Adam punya ide!

"Oh itu, ya?" Adam merangkai sebuah senyum palsu. "Itu buat pasien aku, Sayang. Masih anak-anak dan dia spesial banget buat aku."

Bisa Adam lihat kini kening istrinya itu berkerut. Membuat Adam melebarkan senyumnya dan mengelus pipi itu dengan sangat lembut.

"Spesial gimana?" ada nada cemburu di b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (12)
goodnovel comment avatar
Anita Ratna
Nah, bener bgt jd aneh klo tbtb si Adam ngaku. Jatohnya ga seru
goodnovel comment avatar
Agustina Ery
aku pun terlena
goodnovel comment avatar
Angelina Mananoma
aku selalu sabar kok mba. cerita mba aku suka semuanya ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 42 Apa Yang Sebenarnya Terjadi?

    Aline belum mau bangkit dari bath tub. Ia tengah berendam dengan air hangat dan busa gelembung memenuhi tubuhnya.Persendian Aline rasanya ingin lepas. Namun ia tidak bisa memungkiri bahwa ia sangat suka dengan aktivitas yang dia lakukan bersama sang suami. Adam selalu sukses memanjakan dirinya. Membawanya terbang tinggi ke angkasa dan mencapai puncak itu. Bagaimana Aline tidak meleleh dibuatnya? Aline tersenyum, memejamkan mata seraya menikmati aroma scented candles yang dia nyalakan dan letakkan di dekat bathtub. Rasanya benar-benar rileks. Sementara Aline tengah merilekskan diri, Adam nampak berbaring di atas ranjang dengan satu tangan memegang ponsel. Ponsel itu menempel di telinganya, ia nampak menyimak sesuatu yang membuat wajahnya sedikit mengeras. "Jangan besok. Kan aku sudah bilang untuk akhir-akhir ini kunjungan aku akan sedikit berkurang?" tanya Adam dengan suara lirih. Satu tangan Adam yang lain menyeka keringat yang masih membasahi wajahnya. Nampak kening Adam berkeru

    Last Updated : 2022-09-10
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 43 Aleta Sadar!

    "Sayang, pelan!" Adam agak kewalahan mengejar langkah Aline. Aline hampir saja berlari kalau suara ketukan lantai dan sepatu tidak sekeras ini. Adam mengekor dari belakang dengan sedikit susah payah. Setelah menyusuri lorong rumah sakit, mereka sudah sampai di depan ruangan ICU. Tepat sebelum Aline mendekati nurse station, pintu kaca itu terbuka dan sosok Desi muncul dari dalam sana dengan mata sembab dan wajah memerah. "Ma! Aleta kenapa, Ma?" sebuah pertanyaan yang otomatis keluar dari mulut Aline dengan begitu panik. Desi menatap Aline dengan linangan air mata, senyumnya merekah. Dia tidak menjawab, malah menoleh ke belakang dan tak selang lama, bed itu dorong keluar. Sebuah pemandangan yang familiar itu menyapa Aline. Sebuah raut wajah yang sangat mirip dengan dirinya dengan sebuah senyum lemah merekah di wajah yang masih pucat itu. "Hai ...." sapa suara itu lemah, sementara Aline tertegun di tempatnya berdiri. Air matanya menitik dan beberapa detik kemudian tangisnya pecah.

    Last Updated : 2022-09-12
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 44 Ambisi

    Adam buru-buru keluar dari ruangan inap Aleta ketika mendapati nomor 'itu' yang menghubungi dirinya. Jantung Adam berdetak 2 kali lebih cepat, Adam segera melangkah keluar dari bangsal untuk mengamankan diri. "Halo, kenapa?" tentu itu yang Adam tanyakan. Untuk apa dia menelepon malam begini? Bukan apa-apa, dia tahu betul sekarang Adam sudah beristri, otomatis dia tidak bisa lagi bebas menghubungi Adam seperti ketika belum menikah dulu. Rasa kesal Adam mendadak luntur ketika mendengar suara itu. Sebuah suara menahan isak tangis setengah memelas. Hati Adam mendadak trenyuh. Sebuah kenangan pahit masa lalu menariknya kembali ke dalam masa itu. Mata Adam memerah, seandainya waktu bisa diputar ... seandainya Adam bisa kembali ke masa itu ... akan dia pastikan untuk segera pulang dari rumah sakit malam itu. Hingga kejadian itu tidak harus terjadi dan semuanya tidak harus serumit ini. ***"Gimana? Jadi nyonya Adam, enak?" goda Aleta ketika dengan telaten saudari kembarnya itu menyuapi b

    Last Updated : 2022-09-13
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 45 Alasan Aleta

    “Apa alasannya?” mata Aleta terbelalak, sedetik kemudian ia tertawa terbahak-bahak.Sementara itu, Aline menatap saudari kembarnya dengan bibir mengerucut. Apa yang salah dengan pertanyaan yang baru saja Aline ucapkan itu? Rasanya tidak ada yang salah. Wajar sekali kalau kemudian Aline bertanya apa alasan Aleta melakukan tindakan nekat itu, bukan?“Aku serius, lama-lama aku lempar ini mangkuk sampai kena jidat kamu!” ancam Aline dengan wajah cemberut.Aleta menghentikan tawanya, matanya menatap dalam ke dalam mata Aline, membuat Aline terkesiap beberapa detik.“Menurutmu apa?” ujar Aleta balik bertanya. “Kalau semisal kamu ada di posisi aku, apa yang akan kamu lakukan, Line?” bukannya menjawab, Aleta malah balik bertanya, membuat Aline rasanya sudah tidak sabar lagi dan ingin benar-benar melempar mangkuk berisi bubur itu tepat di jidat saudari kembarnya.“Kalau aku jadi kamu, aku kabur dan membawa serta saudari kembarku agar tidak tidak harus jadi tumbal dalam perjanjian gila ini!” ja

    Last Updated : 2022-09-14
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 46 Papa?

    "Jadi mau diantar ke rumah sakit?" Adam tengah mengancingkan kemeja, ditatapnya Aline yang baru saja keluar dari kamar mandi. Wangi semerbak dari perpaduan shampoo dan body shower milik Aline menguar begitu kuat, membuat satu ruangan begitu harum dan segar. "Kayaknya nanti aku berangkat sendiri aja, Mas. Aku baru ingat habis ini ada zoom meeting sama editor." jawab Aline sambil mengeringkan rambut. Adam tersenyum, ia sudah siap turun untuk sarapan sekarang. Tapi tentu saja harus bersama sang istri. Adam ingin makan di temani istrinya ini. "Yasudah kalo begitu. Nanti Mas susul sepulang kerja. Bawa mobil aja, nggak usah bawa motor!" pesan Adam lalu meraih handuk dari tangan sang istri. "Eh ... eh! Masih mau aku pakai, Mas!" tentu saja! Rambut Aline masih basah, ia baru beres keramas setelah semalam, sepulang dari rumah sakit Adam kembali mengajaknya bercinta sampai tengah malam. "Temenin Mas sarapan dulu aja, yuk. Keburu telat, Sayang." mohon Adam lalu melemparkan begitu saja handu

    Last Updated : 2022-09-14
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 47 Pergi!

    "PAPA!"Aline terisak, teriakan dan panggilan riang dari bocah lelaki yang berusia sekitar 3 tahunan itu masih melekat kuat di ingatan dan terus terngiang-ngiang di telinga Aline. Bagaimana hangat dan mesra interaksi antara suaminya dan bocah itu makin membuat hati Aline hancur berkeping-keping. Jadi paket pakaian bayi yang sering dikirim ke kerumah itu untuk bocah tadi? Mainan seharga 250 ribu rupiah yang konon untuk pasien suaminya, ternyata untuk dia? Adam sudah punya anak dari perempuan lain? Tentu Aline lihat betul wanita dengan seragam perawat yang berdiri di depan pintu dan tersenyum lebar melihat Adam datang dan memeluk anak mereka! Semua sudah jelas! Air mata Aline banjir. Ia melupakan agenda meetingnya bersama para editor. Lupa akan donat dan janjinya mengunjungi Aleta.Aleta ... Apakah sebenarnya saudari kembarnya itu tahu rahasia yang Adam miliki? Bahwa sebenarnya lelaki itu sudah punya anak dari wanita lain? Jadi untuk itu Aleta malah lebih memilih bunuh diri daripada

    Last Updated : 2022-09-15
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 48 Pelarian

    "Loh ... Nduk? Kok sampai sini?"Tentu Murti terkejut bukan main ketika melihat cucunya mendadak muncul di depan pintu dengan mata sembab. Baru saja dia bahagia semalam mendapat kabar soal sadarnya Aleta, jangan bilang kalau ..."Yang ... Aline nggak mau balik, Yang ... pengen di sini sementara waktu!" gumamnya dengan tangis pecah."Loh ... loh! Iki ono opo tha? Kamu ini kenapa tiba-tiba datang terus nangis koyo ngene iki?" tentu Murti kebingungan. Aline tidak mau pulang? Dia mau di sini? Memang apa yang terjadi pada cucu kembarnya ini? Apa ini ada hubungannya dengan Aleta yang sudah sadar? Murti tahu betul, lelaki yang beberapa minggu yang lalu dinikahi cucu kembarnya ini sebenarnya adalah lelaki yang hendak dijodohkan dengan saudari kembar gadis ini."Udah sini ayo masuk!" Murti menghampiri Aline, membawa gadis itu masuk ke dalam rumah dan memintanya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya sudah terjadi.Harapannya tentu semoga tidak ada hal buruk yang terjadi. Entah pada Aleta maupu

    Last Updated : 2022-09-15
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 49 Kemana Aline?

    "Sudah paham semua tugas kalian?"Murti menatap 4 orang yang sudah bertahun-tahun ikut bekerja dengannya ini. Ada tugas penting yang harus mereka lakukan selama Aline tinggal sementara di rumah ini. Jujur Murti kurang suka dengan cara Aline yang main asal kabur, tapi apa boleh buat? Daripada Aline kabur ke mana-mana yang tidak jelas dan mengancam keselamatan cucunya ini, lebih baik memang Aline tinggal di sini sampai suasana hatinya membaik, bukan? "Tentu paham, Yang. Akan segera kami lakukan!""Bagus!" desis Murti puas dengan para pekerjanya ini. "Ingat, jangan sampai ada yang tahu kalo mbak Aline di sini. Nanti sore antar ke rumah pak RT untuk melapor dan meminta beliau tutup mulut juga.""Siap, Eyang.""Kalo gitu, cepat kerjakan tugas kalian. Jangan lupa siapkan kamar mbak Aline. Dia perlu istirahat."Keempat pegawai itu kompak mengangguk. Segera pamit undur diri dari hadapan Murti dan Aline yang masih sesegukan dan menitikkan air mata.Murti menoleh, tidak lebay kalau sampai cucu

    Last Updated : 2022-09-16

Latest chapter

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 34

    "Kamu serius?"Bukan pertanyaan lain yang Kelvin lemparkan, ia langsung mencecar Aleta begitu mereka bertemu di depan kantor Aleta. Tidak salah kalau sampai Kelvin masih tidak percaya dengan keputusan yang Aleta buat, pasalnya sejak dulu Aleta selalu menolak permintaan Beni untuk bergabung di perusahaan keluarga dan sekarang? "Bisa kita pending nanti untuk interview-nya? Bantuin dulu dong!" Aleta langsung menarik tangan Kelvin masuk ke gedung. Kelvin pun menurut saja, ia membiarkan Aleta membawanya masuk ke dalam gedung, melangkah ke sofa yang ada di loby gedung. "Tolong bantuin bawa ke mobil, ya?" pinta Aleta dengan seulas senyum manis. Sejenak Kelvin tertegun, ada dua kardus di sana. Kelvin mengalihkan pandangan, menatap Aleta yang masih mengukir senyum manis di wajah. "Ka-kamu beneran resign?" tanya Kelvin seolah masih tidak percaya. Kini tawa Aleta tergelak, ia mencubit gemas pipi Kelvin, membuat Kelvin memekik antara terkejut dan kesakitan dibuatnya. "Kamu pikir aku tadi h

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 33

    "Vin, kamu handle proyek yang ini, ya?"Berkas-berkas itu dihantarkan Beni secara langsung ke mejanya, membuat Kelvin segera meraih dan membacanya dengan saksama. Nilai proyek ini sangat jauh di bawah proyek dengan Irfan, tapi bagi Kelvin, itu bukan masalah yang serius. Selama ia tidak harus sering bertemu dengan lelaki itu, semua lebih dari cukup. "Deal! Kelvin sangat berterimakasih sama Papa." ucap Kelvin sembari tersenyum. Beni balas tersenyum, ia menepuk bahu Kelvin dengan lembut."Sebenarnya Papa ingin kamu tetap di sana, Vin. Nilai proyek dan prospek ke depannya sangat menjanjikan untuk kariermu, tapi sayang...."Kelvin tersenyum, "Tidak apa, Pa. Bukankah ini yang Kelvin minta? Setidaknya keputusan ini tidak membuat Aleta terus menerus khawatir."Beni kembali tersenyum, setuju dengan apa yang Kelvin katakan barusan. Misi visi mereka sama, yaitu membuat Aleta bahagia dan itu sudah mutlak. "Baiklah kalau begitu, Vin. Kamu bisa pelajari dulu untuk proyek baru mu, kalau ada pert

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 32

    "Ke kantor pak Beni, Pak?"Hendra terkejut, hari ini tidak ada jadwal meeting dengan perusahaan Beni, lantas untuk apa Irfan meminta untuk diantarkan ke sana. "Iya, kesana. Emangnya tadi saya bilang kita mau kemana, Hen?"Kalimat tanya yang dilemparkan balik pada Hendra adalah sebuah penegasan bahwa Irfan tidak main-main dengan ucapannya. Hendra menghela napas panjang, ia mengangguk pelan sembari mempersilahkan Irfan melangkah lebih dulu. Hendra kembali teringat pada sosok Kelvin. Apakah Irfan minta diantar ke sana hanya agar bisa melihat Kelvin? Hendra terus memunculkan siluet wajah Kelvin dalam pikiran, memang kalau diperhatikan, ada beberapa bagian wajah yang mirip dengan Irfan. Kalau hanya sekilas, tidak akan ditemukan kemiripan itu, namun kalau diperhatikan dengan saksama, ada wajah Irfan di sana. "Kok ngelamun, Hen? Kenapa?"Pertanyaan itu kontan membuat Hendra tersentak, ia mengangkat wajah dan mendapati mata itu dengan memperhatikan dirinya. "Saya teringat putra Bapak, Pak

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 31

    "Astaga!"Beni menghela napas panjang, sementara Aleta, ia bersandar di kursi teras dengan wajah lesu. Selesai sudah ia menceritakan rahasia terbesar dalam hidup Kelvin. Ia sedikit takut sebenarnya, takut Kelvin marah karena Aleta sudah ingkar janji untuk menjaga rahasia ini dari siapapun. Tapi Aleta lakukan ini juga demi Kelvin! "Jadi secara nggak langsung, kamu minta papa tarik Kelvin dari proyek papa sama dia?"Aleta segera menoleh, kepalanya terangguk dengan cepat. Wajahnya berubah, menyorotkan sebuah permohonan. "Tapi belum tentu juga, kan, si Irfan tahu kalau Kelvin ini anak kandung dia, Ta?" wajah Beni nampak ragu. "Pa ... dia udah tahu siapa mama Kelvin, kalaupun sekarang dia belum tahu, cepat atau lambat dia akan tahu!" kekeuh Aleta tidak ingin di bantah. "Coba nanti papa carikan ganti dulu, sebenarnya ini proyek pas banget dan bagus buat Kelvin, Ta." desis Beni lirih. "Nggak bagus kalau nanti dia sampai kenapa-kenapa, Pa! Aku nggak mau itu kejadian!" tegas Aleta mengult

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 30

    "Bagaimana kerjasama mu dengan Beni, Fan? Sudah sampai mana?"Irfan tersentak, ia mengangkat wajah dan mendapati wajah lelaki itu tengah menatap lurus ke arahnya. Dia adalah Setiawan, papa kandung Irfan, orang yang mewariskan segala macam kekayaan dan kekuasaan yang sekarang ada di tangan Irfan. "Baik, Pa. Semua baik. Lusa mungkin kami sudah harus ada di lokasi untuk meninjau dan memantau secara langsung proyek berjalan." jawab Irfan mencoba fokus dan mengenyahkan bayangan Yeni dan Kelvin yang terus bercokol dalam kepalanya. Di meja makan itu tidak hanya ada Irfan dan Setiawan, ada Mery, istri Irfan dan Clarisa, anak bungsu Irfan. Orang-orang ini adalah orang yang tidak boleh tahu, rahasia apa yang selama ini tersimpan, bahwa sebenarnya Irfan memiliki anak lain di luar pernikahannya. "Jangan sampai mengecewakan Beni, papa sudah peringatkan kamu berulang kali, kan? Dia bisa menjadi tonggak supaya perusahaan kita makin kokoh." ucap Setiawan yang entah sudah keberapa kali. Irfan hany

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 29

    "Dia habis nemuin kamu? Serius? Tapi kamu nggak apa-apa kan?" Seketika Aleta panik. Bagaimana tidak kalau calon suaminya ditemui oleh lelaki yang sejak dulu sekali ingin membunuhnya tak peduli dia adalah ayah kandung dari Kelvin. "Emang dia mau ngapain aku sih, Yang? Aku malah takut dia nekat nyari mama, ganggu mama lagi." jelas suara itu risau. "Dia ngomong apa emang?" kejar Aleta penasaran, harusnya tadi dia tidak langsung pulang, jadi dia bisa melihat dan mendengar langsung apa yang lelaki itu katakan pada Kelvin. "Cuma nanya aku bener anak mama apa bukan. Entah dia tahu dari mana, keceplosan juga tadi dia ngomong kalau dia itu dulu temen deket mama." Aleta mendengus perlahan, baru tahu dia kalau Irfan ini orangnya sedikit tidak tahu malu. "Kamu jawab apa? Kamu pura-pura nggak tahu soal rahasia mama sama Irfan, kan?" kekhawatiran mulai menyelimuti hati Aleta, ia benar-benar takut kalau sampai Irfan tega menyakiti Kelvin! "Ya aku berlagak bodoh, sekalian mau mancing reaksi di

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 28

    “Jadi gimana?” cecar Irfan begitu Hendra duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Irfan.Nampak Hendra menghela napas panjang, ia merogoh saku dan mengeluarkan ponsel dari dalam sana. Hendra nampak fokus pada benda itu beberapa saat sampai kemudian ia menyodorkan ponselnya ke depan Irfan.Dengan segera Irfan meraih ponsel yang disodorkan padanya. Mata Irfan menyipit membaca rentetan data yang ada di sana, hingga kemudian mata itu membelalak ketika membaca nama orang tua dari lelaki yang hendak menikah dengan putri rekan bisnis Irfan.“Ye-Yeni?” tangan Irfan bergetar hebat, ia mengankat wajah, menatap Hendra yang nampak heran melihat perubahan pada wajah Irfan.“Betul, Pak. Itu ibu kandung dari si Kelvin.” jawab Hendra yang membuat Irfan segera menyandarkan tubuh di kursi.Otaknya mendadak blank. Jadi benar Kelvin adalah anak dari Yeni? Tapi belum tentu itu anak Irfan, kan? Bisa saja Kelvin adalah anak Yeni dengan suaminya, ada nama laki-laki yang tercatat sebagai ayah dari Kelvin d

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 27

    "Bagaimana kalau benar dia ...."Irfan baru saja hendak memikirkan kemungkinan terburuk, ketika tiba-tiba ponsel di atas meja berdering nyaring. Ia tersentak terkejut, dengan bergegas diraihnya benda itu dan segera mengangkat panggilan yang dilayangkan kepadanya. "Gimana, Hen?" Tanya Irfan tak sabar. "Saya sudah dapat semua informasi mendetail tentang calon menantu pak Beni, Pak. Saya da--.""Posisimu di mana?" Tanya Irfan dengan segera. "Saya masih di kampus te--.""Ke ruangan saya sekarang! Saya tunggu!"Tut! Irfan segera memutuskan sambungan telepon. Hatinya benar-benar risau. Ia ingin Hendra menjelaskan dan memberitahu semua informasi itu secara langsung di hadapan Irfan. "Semoga tidak seperti apa yang aku pikirkan." Irfan mendesah panjang. Kepalanya mendadak pening. Tentu ini bukan hal yang mudah untuknya kalau benar ternyata anak itu adalah buah cintanya dengan Yeni. Baik dulu maupun sekarang, kehadirannya akan menjadi sebuah masalah besar! Hal yang kemudian membuat Irfan

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 26

    "Bapak nggak apa-apa?"Irfan tersentak, ia menatap ke arah sebelahnya, di mana Hendra nampak tengah memperhatikan dirinya dengan saksama. "Fine. Saya nggak apa-apa." Irfan menghela napas panjang, berusaha menyunggingkan seulas senyum untuk menutupi pikirannya yang berkecamuk. "Bapak yakin? Sejak tadi saya lihat Bapak seperti tidak fokus. Bapak benar-benar tidak apa-apa? Atau mungkin merasa pusing?"Irfan terkekeh, kepalanya menggeleng pelan sebagai jawaban akan kekhawatiran Hendra. Ternyata anak buahnya begitu memperhatikan Irfan dengan detail. Sampai-sampai dia tahu bahwa sejak tadi pikiran Irfan memang melayang sampai mana-mana.Bagaimana Irfan bisa tenang, kalau wajah dan sorot mata pemuda tadi mengingatkan Irfan pada seseorang pada masa lalu yang bahkan sudah Irfan lupakan sekian lamanya. "Hen, masih ingat tugas yang tadi saya kasih ke kamu?" Irfan benar-benar penasaran, kali ini tujuan Irfan berbeda. Ia memang penasaran, tapi dalam konteks lain."Tentu masih ingat, Pak. Bapak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status