Share

Ch. 34 Manis

last update Last Updated: 2022-08-27 01:36:16
Adam mengetuk pintu perlahan, rumah nampak sepi membuat Adam sedikit ragu untuk kembali mengetuk pintu rumah mertuanya. Pasti semua sudah beristirahat, bukan? Adam mengumpulkan niat dan keberanian, hingga ketika ia hendak kembali mengetuk pintu di depannya, tiba-tiba pintu itu sudah terbuka lebar.

“Mas baru pulang?” sebuah wajah manis menyapa Adam dari balik pintu.

Senyum Adam merekah, tangannya terulur mencubit gemas pipi itu. Membuat si pemilik pipi kontan menepis tangannya dengan wajah cemberut.

“Nungguin, ya?” tanya Adam seraya masuk ke dalam rumah. Nampak laptop sang istri bertengger di atas meja ruang tamu. Jadi sejak tadi Aline menantikan kepulangannya sambil menyelesaikan pekerjaan di depan sini?

Mendadak ada sebuah perasaan pedih menjalar di relung hati Adam. Rasanya ia sudah sangat berdosa pada istrinya sendiri.

“Iya nungguin, lah, Mas. Kalau enggak siapa nanti yang bukain Mas pintu?” gumam Aline lalu menutup dan mengunci pintu depan.

Adam mengangguk, kembali tersenyum
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Ayu Cla
Eh....emang kamu kuat Dam sampe subuh?haha
goodnovel comment avatar
EdeanN
ayok adam jng kalah sm hansip yg ronda, abis ini buruan ya buka rahasiamu jng muter2 mulu kelamaan boring nungguin rahasia apa yg km sembunyikan...lanjut kak up yg banyak dah.........
goodnovel comment avatar
Iin Rahayu
biarkan Aline lama-lama bucin juga.... dan pak Adam ga capek seharian kerja eh malam lanjut sampai subuh....wkwkwk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 35 Sampai Subuh (21++)

    “... sampai subuh, ya? Berani?” Tentu saja Aline membelalak mendengar apa yang keluar dari mulut suaminya ini. Sampai subuh? Adam hendak mengajaknya bercinta sampai subuh? Yang benar saja! Aline memberontak, mendorong dada Adam dengan tangannya. Berusaha melepaskan diri dari kungkungan tubuh Adam yang sudah mengunci tubuhnya. Sayang ... Aline kalah tenaga dari suaminya itu, membuat dia lantas menyuarakan protesnya melalui kata-kata. “Mas! Jangan ngadi-adi!” meskipun berhasil menyuarakan protes, Aline tetap berusaha melepaskan diri. “Yang kemarin aja belum ilang perihnya, Mas!” tentu Aline tidak berbohong, inti tubuhnya masih terasa pedih, bahkan ketika berkemih, Aline harus mengernyit menahan pedih pada organ kewanitaannya itu. Adam memperkuat kunciannya, sama sekali tidak ingin mangsanya malam ini lepas begitu saja. Tubuh itu benar-benar menjadi candu Adam sekarang. Meskipun baru sekali Adam menyentuhnya kemarin, tapi rasanya Adam ingin terus mengulang dan mengulangi kembali momen

    Last Updated : 2022-08-28
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 36 Bukti Cinta (21++)

    Adam mencengkeram kuat-kuat rambut sang istri yang tergerai di atas bantal. Matanya terpejam, bibirnya setengah terbuka meloloskan desah lirih yang begitu erotis. Keringatnya bercucuran, tubuhnya terasa amat panas. Tak dia sangka, Aline yang ketika pertama kali Adam jumpa dulu begitu pendiam dan cenderung suka menyendiri, tenyata menyimpan sesuatu yang seindah ini.Jika hal pertama yang Adam kagumi adalah manis bibir Aline, maka ketika Adam berhasil menyentuh istrinya hingga titik terdalam tubuhnya, maka kekaguman Adam kini bertambah. Tidak hanya pada betapa manis bibir itu, lembut dan halus seluruh permukaan kulitnya, tetapi juga pada rasa yang begitu luar biasa hingga membuat Adam sukses tergila-gila seperti ini.“M-Mmaass!” Aline memekik tertahan, ia balas mencengkeram kuat-kuat lengan Adam yang Adam gunakan sebagai tumpuhan.Adam membuka matanya, menatap pemandangan indah di bawah tubuhnya yang sangat tidak boleh dia lewatkan. Bagaimana wajah cantik itu memerah bersimbah peluh den

    Last Updated : 2022-08-29
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 37 Selembar Nota di Saku

    "Kamu ada rencana apa hari ini, Sayang?" Adam nampak mengancingkan kemeja biru muda dengan motif garis yang menjadi seragam khusus hari Kamis. Seperti biasa, pagi adalah waktu yang cukup sibuk bagi semua orang, semua orang kecuali Aline. Di saat yang lain ribut tengah bersiap pergi bekerja, tidak dengan Aline. Ia masih dengan mata setengah terpejam dan menguap berkali-kali sembari menantikan sang suami kemudian pergi bekerja. Dan khusus untuk hari ini, agenda Aline setelah Adam pergi ke rumah sakit adalah kembali tidur sampai nanti pukul sepuluh. "Balik tidur setelah Mas pergi kerja." Jawab Aline santai sambil kembali menguap. Adam menoleh, menatap sang istri yang duduk di tepi ranjang dengan penampilan yang masih berantakan. Adam terkekeh, ia meraih sisir kemudian menyisir rambutnya. "Belum cukup tidurnya semalam?" seharusnya Adam tidak bertanya, karena Adam tahu betul malam model apa yang mereka berdua lewati semalam. Aline sontak membelalak, ia menatap gemas ke arah sang suami

    Last Updated : 2022-08-30
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 38 Paket Misterius

    "Mak?" Aline memanggil sosok itu, kantuknya hilang seketika. Nota pembelian mainan anak laki-laki itu dia masukkan ke dalam dompet, entah mengapa, Aline merasa bahwa benda itu begitu penting hingga tidak boleh hilang. Aline menyusuri dapur, sampai ke ruang cuci, namun tidak nampak sosok paruh baya itu ada di sana. Kondisi dapur, pantry dan ruang laundry pun bersih, rapi, bersinar. Sebuah hasil pekerjaan yang sempurna hingga Aline tidak heran kenapa Adam bersikukuh tetap mau dibantu mak Surati meskipun beliau sudah tidak muda lagi. Di mana asistennya itu? Kenapa tidak ada? Bukankah beberapa saat yang lalu dia masih ada dan menawari Aline sarapan? Ya meskipun tadi Aline menolak dan memilih masuk ke dalam kamar sampai akhirnya secarik kertas itu dia temukan dan membuat kantuknya seketika hilang. Aline memilih mandi selepas menyimpan nota itu, ada sesuatu yang harus dia lakukan dan itu semua berhubungan dengan secarik kertas dan rasa penasaran Aline yang rasanya seperti hampir mencekik

    Last Updated : 2022-09-01
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 39 Takut

    "Isinya apa, Mak?" potong Aline yang sudah sangat tidak sabar. "Isinya pakaian bayi dan perlengkapan bayi, Mbak.""Apa?"***Mak Surati nampak galau. Ia tengah food preping untuk seminggu ke depan seperti biasanya. Hanya saja pikirannya jadi tidak tenang. Ini berkaitan dengan percakapannya beberapa saat yang lalu dengan istri bosnya itu. Tentang apa jawaban yang dia katakan perihal pertanyaan Aline soal Adam. "Salah nggak sih aku jawab begitu tadi? Cuma kan emang bener isi paketnya pakaian bayi." Mak Surati benar-benar ragu. "Tapi ... untuk apa mbak Aline tanya seperti itu, ya? Apa ada sesuatu?"Jujur nak Surati sendiri tidak bertanya lebih lanjut pada Adam perihal apa tujuannya memesan pakaian bayi itu. Toh itu diluar kewenangan dia yang hanya seorang asisten rumah tangga saja. Walaupun Adam sendiri sering cerita banyak hal tentang kehidupan pribadinya, terlebih soal sang papa yang tidak suka melihat Adam menjadi dokter. Bukan tanpa alasan, dia tahu betul siapa orang tua dari bos

    Last Updated : 2022-09-03
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 40 Pura-pura Bodoh

    Adam menghela napas panjang. Ia sudah memarkirkan mobilnya di halaman depan rumah. Tepat di sebelah Jazz merah milik sang istri. Sejenak Adam tertegun. Obrolannya dengan Yunus tadi terus menghantui Adam. Segala macam ketakutan dan kekhawatiran yang selama ini Adam abaikan, kini kembali bangkit dan menghantui Adam dalam setiap detik. "Nggak ada yang bisa jamin dia tetap bisa stabil begitu keluar dari sana, kan? Toh dia sudah berulang kali!" desah Adam lesu, rasanya daya di tubuhnya sudah lenyap entah kemana. Adam bisa saja mengundurkan diri dan minta pindah ke kota lain. Ada banyak sejawatnya menawarkan loker. Hanya saja yang jadi masalah sejak dulu adalah papanya! Papanya selalu menjadi penghambat gerak Adam, terlebih dalam urusan ini. "Semoga kejadian dulu tidak lagi terulang. Jangan sampai!" Ia segera melepaskan sabuk pengaman begitu mesin mobil dia matikan. Turun dari mobil dan melangkahkan kaki meninggalkan halaman depan guna masuk ke dalam rumah. Tidak nampak aktivitas ketik

    Last Updated : 2022-09-05
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 41 Terlena

    DEG! Jantung Adam rasanya hampir meloncat dari tempatnya. Keringat dingin langsung mengucur membasahi dahi dan tubuh Adam. Kaki Adam mendadak lemas. Perlukah dia jujur sekarang? Terlebih sosok itu ... Ah tidak! Dia tidak boleh membuat istrinya ini khawatir! Aline tidak boleh beranggapan kalau menikah dengan Adam adalah kesialan untuknya, meskipun Adam yakin sekali ketika mendapatkan perintah untuk menggantikan Aleta menikah dengan dirinya dulu, Aline sudah menganggap bahwa pernikahan ini adalah sebuah kesialan untuk Aline. Otak Adam segera bekerja keras. Mencari alasan yang tepat dan pas hingga tidak memunculkan kecurigaan pada diri Aline. Tapi kira-kira apa? Ah! Iya ... Adam punya ide! "Oh itu, ya?" Adam merangkai sebuah senyum palsu. "Itu buat pasien aku, Sayang. Masih anak-anak dan dia spesial banget buat aku."Bisa Adam lihat kini kening istrinya itu berkerut. Membuat Adam melebarkan senyumnya dan mengelus pipi itu dengan sangat lembut. "Spesial gimana?" ada nada cemburu di b

    Last Updated : 2022-09-06
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 42 Apa Yang Sebenarnya Terjadi?

    Aline belum mau bangkit dari bath tub. Ia tengah berendam dengan air hangat dan busa gelembung memenuhi tubuhnya.Persendian Aline rasanya ingin lepas. Namun ia tidak bisa memungkiri bahwa ia sangat suka dengan aktivitas yang dia lakukan bersama sang suami. Adam selalu sukses memanjakan dirinya. Membawanya terbang tinggi ke angkasa dan mencapai puncak itu. Bagaimana Aline tidak meleleh dibuatnya? Aline tersenyum, memejamkan mata seraya menikmati aroma scented candles yang dia nyalakan dan letakkan di dekat bathtub. Rasanya benar-benar rileks. Sementara Aline tengah merilekskan diri, Adam nampak berbaring di atas ranjang dengan satu tangan memegang ponsel. Ponsel itu menempel di telinganya, ia nampak menyimak sesuatu yang membuat wajahnya sedikit mengeras. "Jangan besok. Kan aku sudah bilang untuk akhir-akhir ini kunjungan aku akan sedikit berkurang?" tanya Adam dengan suara lirih. Satu tangan Adam yang lain menyeka keringat yang masih membasahi wajahnya. Nampak kening Adam berkeru

    Last Updated : 2022-09-10

Latest chapter

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 34

    "Kamu serius?"Bukan pertanyaan lain yang Kelvin lemparkan, ia langsung mencecar Aleta begitu mereka bertemu di depan kantor Aleta. Tidak salah kalau sampai Kelvin masih tidak percaya dengan keputusan yang Aleta buat, pasalnya sejak dulu Aleta selalu menolak permintaan Beni untuk bergabung di perusahaan keluarga dan sekarang? "Bisa kita pending nanti untuk interview-nya? Bantuin dulu dong!" Aleta langsung menarik tangan Kelvin masuk ke gedung. Kelvin pun menurut saja, ia membiarkan Aleta membawanya masuk ke dalam gedung, melangkah ke sofa yang ada di loby gedung. "Tolong bantuin bawa ke mobil, ya?" pinta Aleta dengan seulas senyum manis. Sejenak Kelvin tertegun, ada dua kardus di sana. Kelvin mengalihkan pandangan, menatap Aleta yang masih mengukir senyum manis di wajah. "Ka-kamu beneran resign?" tanya Kelvin seolah masih tidak percaya. Kini tawa Aleta tergelak, ia mencubit gemas pipi Kelvin, membuat Kelvin memekik antara terkejut dan kesakitan dibuatnya. "Kamu pikir aku tadi h

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 33

    "Vin, kamu handle proyek yang ini, ya?"Berkas-berkas itu dihantarkan Beni secara langsung ke mejanya, membuat Kelvin segera meraih dan membacanya dengan saksama. Nilai proyek ini sangat jauh di bawah proyek dengan Irfan, tapi bagi Kelvin, itu bukan masalah yang serius. Selama ia tidak harus sering bertemu dengan lelaki itu, semua lebih dari cukup. "Deal! Kelvin sangat berterimakasih sama Papa." ucap Kelvin sembari tersenyum. Beni balas tersenyum, ia menepuk bahu Kelvin dengan lembut."Sebenarnya Papa ingin kamu tetap di sana, Vin. Nilai proyek dan prospek ke depannya sangat menjanjikan untuk kariermu, tapi sayang...."Kelvin tersenyum, "Tidak apa, Pa. Bukankah ini yang Kelvin minta? Setidaknya keputusan ini tidak membuat Aleta terus menerus khawatir."Beni kembali tersenyum, setuju dengan apa yang Kelvin katakan barusan. Misi visi mereka sama, yaitu membuat Aleta bahagia dan itu sudah mutlak. "Baiklah kalau begitu, Vin. Kamu bisa pelajari dulu untuk proyek baru mu, kalau ada pert

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 32

    "Ke kantor pak Beni, Pak?"Hendra terkejut, hari ini tidak ada jadwal meeting dengan perusahaan Beni, lantas untuk apa Irfan meminta untuk diantarkan ke sana. "Iya, kesana. Emangnya tadi saya bilang kita mau kemana, Hen?"Kalimat tanya yang dilemparkan balik pada Hendra adalah sebuah penegasan bahwa Irfan tidak main-main dengan ucapannya. Hendra menghela napas panjang, ia mengangguk pelan sembari mempersilahkan Irfan melangkah lebih dulu. Hendra kembali teringat pada sosok Kelvin. Apakah Irfan minta diantar ke sana hanya agar bisa melihat Kelvin? Hendra terus memunculkan siluet wajah Kelvin dalam pikiran, memang kalau diperhatikan, ada beberapa bagian wajah yang mirip dengan Irfan. Kalau hanya sekilas, tidak akan ditemukan kemiripan itu, namun kalau diperhatikan dengan saksama, ada wajah Irfan di sana. "Kok ngelamun, Hen? Kenapa?"Pertanyaan itu kontan membuat Hendra tersentak, ia mengangkat wajah dan mendapati mata itu dengan memperhatikan dirinya. "Saya teringat putra Bapak, Pak

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 31

    "Astaga!"Beni menghela napas panjang, sementara Aleta, ia bersandar di kursi teras dengan wajah lesu. Selesai sudah ia menceritakan rahasia terbesar dalam hidup Kelvin. Ia sedikit takut sebenarnya, takut Kelvin marah karena Aleta sudah ingkar janji untuk menjaga rahasia ini dari siapapun. Tapi Aleta lakukan ini juga demi Kelvin! "Jadi secara nggak langsung, kamu minta papa tarik Kelvin dari proyek papa sama dia?"Aleta segera menoleh, kepalanya terangguk dengan cepat. Wajahnya berubah, menyorotkan sebuah permohonan. "Tapi belum tentu juga, kan, si Irfan tahu kalau Kelvin ini anak kandung dia, Ta?" wajah Beni nampak ragu. "Pa ... dia udah tahu siapa mama Kelvin, kalaupun sekarang dia belum tahu, cepat atau lambat dia akan tahu!" kekeuh Aleta tidak ingin di bantah. "Coba nanti papa carikan ganti dulu, sebenarnya ini proyek pas banget dan bagus buat Kelvin, Ta." desis Beni lirih. "Nggak bagus kalau nanti dia sampai kenapa-kenapa, Pa! Aku nggak mau itu kejadian!" tegas Aleta mengult

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 30

    "Bagaimana kerjasama mu dengan Beni, Fan? Sudah sampai mana?"Irfan tersentak, ia mengangkat wajah dan mendapati wajah lelaki itu tengah menatap lurus ke arahnya. Dia adalah Setiawan, papa kandung Irfan, orang yang mewariskan segala macam kekayaan dan kekuasaan yang sekarang ada di tangan Irfan. "Baik, Pa. Semua baik. Lusa mungkin kami sudah harus ada di lokasi untuk meninjau dan memantau secara langsung proyek berjalan." jawab Irfan mencoba fokus dan mengenyahkan bayangan Yeni dan Kelvin yang terus bercokol dalam kepalanya. Di meja makan itu tidak hanya ada Irfan dan Setiawan, ada Mery, istri Irfan dan Clarisa, anak bungsu Irfan. Orang-orang ini adalah orang yang tidak boleh tahu, rahasia apa yang selama ini tersimpan, bahwa sebenarnya Irfan memiliki anak lain di luar pernikahannya. "Jangan sampai mengecewakan Beni, papa sudah peringatkan kamu berulang kali, kan? Dia bisa menjadi tonggak supaya perusahaan kita makin kokoh." ucap Setiawan yang entah sudah keberapa kali. Irfan hany

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 29

    "Dia habis nemuin kamu? Serius? Tapi kamu nggak apa-apa kan?" Seketika Aleta panik. Bagaimana tidak kalau calon suaminya ditemui oleh lelaki yang sejak dulu sekali ingin membunuhnya tak peduli dia adalah ayah kandung dari Kelvin. "Emang dia mau ngapain aku sih, Yang? Aku malah takut dia nekat nyari mama, ganggu mama lagi." jelas suara itu risau. "Dia ngomong apa emang?" kejar Aleta penasaran, harusnya tadi dia tidak langsung pulang, jadi dia bisa melihat dan mendengar langsung apa yang lelaki itu katakan pada Kelvin. "Cuma nanya aku bener anak mama apa bukan. Entah dia tahu dari mana, keceplosan juga tadi dia ngomong kalau dia itu dulu temen deket mama." Aleta mendengus perlahan, baru tahu dia kalau Irfan ini orangnya sedikit tidak tahu malu. "Kamu jawab apa? Kamu pura-pura nggak tahu soal rahasia mama sama Irfan, kan?" kekhawatiran mulai menyelimuti hati Aleta, ia benar-benar takut kalau sampai Irfan tega menyakiti Kelvin! "Ya aku berlagak bodoh, sekalian mau mancing reaksi di

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 28

    “Jadi gimana?” cecar Irfan begitu Hendra duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Irfan.Nampak Hendra menghela napas panjang, ia merogoh saku dan mengeluarkan ponsel dari dalam sana. Hendra nampak fokus pada benda itu beberapa saat sampai kemudian ia menyodorkan ponselnya ke depan Irfan.Dengan segera Irfan meraih ponsel yang disodorkan padanya. Mata Irfan menyipit membaca rentetan data yang ada di sana, hingga kemudian mata itu membelalak ketika membaca nama orang tua dari lelaki yang hendak menikah dengan putri rekan bisnis Irfan.“Ye-Yeni?” tangan Irfan bergetar hebat, ia mengankat wajah, menatap Hendra yang nampak heran melihat perubahan pada wajah Irfan.“Betul, Pak. Itu ibu kandung dari si Kelvin.” jawab Hendra yang membuat Irfan segera menyandarkan tubuh di kursi.Otaknya mendadak blank. Jadi benar Kelvin adalah anak dari Yeni? Tapi belum tentu itu anak Irfan, kan? Bisa saja Kelvin adalah anak Yeni dengan suaminya, ada nama laki-laki yang tercatat sebagai ayah dari Kelvin d

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 27

    "Bagaimana kalau benar dia ...."Irfan baru saja hendak memikirkan kemungkinan terburuk, ketika tiba-tiba ponsel di atas meja berdering nyaring. Ia tersentak terkejut, dengan bergegas diraihnya benda itu dan segera mengangkat panggilan yang dilayangkan kepadanya. "Gimana, Hen?" Tanya Irfan tak sabar. "Saya sudah dapat semua informasi mendetail tentang calon menantu pak Beni, Pak. Saya da--.""Posisimu di mana?" Tanya Irfan dengan segera. "Saya masih di kampus te--.""Ke ruangan saya sekarang! Saya tunggu!"Tut! Irfan segera memutuskan sambungan telepon. Hatinya benar-benar risau. Ia ingin Hendra menjelaskan dan memberitahu semua informasi itu secara langsung di hadapan Irfan. "Semoga tidak seperti apa yang aku pikirkan." Irfan mendesah panjang. Kepalanya mendadak pening. Tentu ini bukan hal yang mudah untuknya kalau benar ternyata anak itu adalah buah cintanya dengan Yeni. Baik dulu maupun sekarang, kehadirannya akan menjadi sebuah masalah besar! Hal yang kemudian membuat Irfan

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 26

    "Bapak nggak apa-apa?"Irfan tersentak, ia menatap ke arah sebelahnya, di mana Hendra nampak tengah memperhatikan dirinya dengan saksama. "Fine. Saya nggak apa-apa." Irfan menghela napas panjang, berusaha menyunggingkan seulas senyum untuk menutupi pikirannya yang berkecamuk. "Bapak yakin? Sejak tadi saya lihat Bapak seperti tidak fokus. Bapak benar-benar tidak apa-apa? Atau mungkin merasa pusing?"Irfan terkekeh, kepalanya menggeleng pelan sebagai jawaban akan kekhawatiran Hendra. Ternyata anak buahnya begitu memperhatikan Irfan dengan detail. Sampai-sampai dia tahu bahwa sejak tadi pikiran Irfan memang melayang sampai mana-mana.Bagaimana Irfan bisa tenang, kalau wajah dan sorot mata pemuda tadi mengingatkan Irfan pada seseorang pada masa lalu yang bahkan sudah Irfan lupakan sekian lamanya. "Hen, masih ingat tugas yang tadi saya kasih ke kamu?" Irfan benar-benar penasaran, kali ini tujuan Irfan berbeda. Ia memang penasaran, tapi dalam konteks lain."Tentu masih ingat, Pak. Bapak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status