Share

Ch. 140

Rosa bergetar hebat ketika masuk ke ruangan itu. Nampak lelaki yang kemarin dia hantam berkali-kali, terbujur di atas bed dengan ventilator dan beberapa alat medis lain. Di belakang Rosa ada Adam, seorang dokter bedah saraf, Zulfikar dan tentu saja Budi, melangkah di belakang Rosa.

"Benturan di kepalanya cukup keras. Ditambah riwayat pemakaian obat-obatan terlarang yang cukup lama, membuat kerusakan batang otaknya makin menjadi." dokter bedah saraf itu menjelaskan, membuat Rosa menoleh dan menatap lelaki itu dengan saksama.

"Anda orang medis, rasanya tidak perlu saya jelaskan panjang lebar apa itu mati batang otak, kan, Mbak?"

Rosa tersenyum, ia menggelengkan kepala perlahan. Pandangannya berpaling pada Zulfikar. Ia masih belum mengerti, kenapa lelaki itu mengajaknya kemari?

"Bapak ingin saya menjenguk adik Bapak?" tanya Rosa sopan, bagaimana pun Zulfikar bukan sosok sembarangan.

Zulfikar tersenyum, kepalanya menggeleng perlahan. Ia melangkah melewati Rosa, berdiri di samping ranj
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status