Cris menundukkan kepalanya, dia mulai ketakutan melihat reaksi kedua orangtua Cinta. "Maafin Cris Pi, mungkin Cris juga akan mengikuti keinginan Cinta yang sempat dilontarkan sebelum Cris pergi. Semoga Papi dan Mami memaafkan Cris!"Kedua orangtua Cinta tentu saja marah. Mereka benar-benar geram mendengar kata-kata Cris yang dengan entengnya ingin meninggalkan Cinta. "Pergilah, dan jangan muncul lagi dihadapan kami! "Kata-kata Papinya Cinta membuat Cris tersentak, kini dia mau tidak mau harus pergi saat ini juga dari hadapan mereka. Cris bangkit dari tempat duduknya, sekilas dia melirik Cinta yang masih tertidur dengan nafasnya yang teratur.Langkah kakinya terasa ringan setelah Cris mengeluarkan ganjalan hatinya selama bersama dengan Cinta. Perasaannya kini sangat lega, sekarang dia akan mengejar cintanya Yuri yang sampai kini masih terbaring di ruang ICU.Ternyata kondisi Yuri belum juga ada kemajuan, dia masih koma. Namun kini Cris bisa dengan leluasa mengunjungi Yuri tanpa khawat
Mata Cris terus memindai orang terkasihnya. Sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan Yuri, terakhir kali pertemuan mereka di butik "QN" saat mencoba gaun pengantin.Ada rasa luka di hatinya mengingat semuanya itu. Dia tidak menyangka kalau itu pertemuan terakhirnya dengan Yuri sebelum kecelakaan itu terjadi. Cris masih menggenggam tangan Yuri dan terus berbicara.Namun Yuri tetap belum meresponnya juga. Setelah satu minggu Yuri tidak sadarkan diri tiba-tiba terlihat di monitor jika ada masalah detak jantung Yuri hingga Cris tersentak dan segera melesat pergi memanggil dokter.Kedua orangtua Yuri yang masih menunggu di luar juga tersentak kaget karena melihat Cris berlari memanggil dokter. Kini mereka sedang berharap cemas ingin segera mengetahui kabar dari dokter tentang putrinya.Mereka serentak menangis haru setelah mengetahui dari dokter jika Yuri telah melewati masa kritisnya. Kini mereka tinggal menunggu kesadaran Yuri pulih kembali. Hati Cris tentu saja tidak sabar ingin meni
Abas mulai tidak nyaman melihat kebucinan Ridwan kepada Daniar. Padahal dia sudah mengingatkan Ridwan berkali-kali. Abas melihat sendiri senyum jahat dari Daniar saat melihat Ridwan bisa dia perdaya."Wan, kamu kok masih ngotot ngebelain Daniar sih? Kamu ngga liat kalo dia cuma mau manfaatin kamu aja!" Abas masih terus mengingatkan Ridwan, dia tidak mau sahabatnya semakin terikat dengan kejahatan Daniar.Suatu hari Abas pernah melihat Daniar tersenyum saat dikunjungi oleh seseorang. Abas secara tidak sengaja melihat Daniar menyerahkan sesuatu pada orang itu.Awalnya Abas tidak terlalu memperhatikan, namun setelah diamati ternyata benda itu sebuah kalung permata. Mata Abas saat itu langsung membelalak lebar. Dari mana Daniar mendapatkan kalung itu?Jika dia taksir harga kalung itu bisa mencapai 1 milyar, itu bukan kalung biasa. Abas juga bisa membedakannya, tapi bagaimana bisa Daniar memiliki kalung tersebut.Ridwan hanya terdiam saat Abas menceritakan tentang kalung tersebut. Dia tida
Cris sangat marah melihat sikap Ridwan yang seenaknya dan tidak memperdulikan perasan Yuri sama sekali. Hatinya ikut sakit saat melihat Yuri menangis tadi. Namun dia tidak bisa berbuat apa-apa karena posisi dia saat ini hanya sebagai orang luar.Saat ini Cinta merasa dirinya sangat terpuruk karena pernikahannya gagal dilaksanakan. Gaun pengantin yang sudah dia pesan kemarin teronggok begitu saja di tempat tidurnya. Cinta sempat mencoba gaun itu dan memandang dengan takjub.Gaun pengantinnya benar-benar sempurna, Queen benar-benar membuatnya puas dengan hasil rancangannya. Namun sayangnya gaun itu akan terus teronggok seperti sampah di sana.Mami dan Papi Cinta hanya bisa melihat kesedihan putrinya tanpa bisa berbuat apapun. Mereka juga ikut larut dalam duka dan rasa kecewa putrinya. Tidak disangka dalam sekejap mata semuanya jadi berantakan.Meskipun undangan belum tersebar namun acara pesta pernikahan putrinya sudah tersebar dalam kalangan teman-teman dan keluarga besarnya. Sambil me
Ridwan akhirnya pergi bersama Abas sahabatnya dari penjara. Awalnya Ridwan tersenyum penuh luka dihatinya, namun akhirnya Abas mendengar Ridwan membuang nafasnya dengan kasar."Bas, aku ingat kata-katamu yang terakhir jika Daniar itu seperti ular. Saat itu aku benar-benar marah karena kamu membandingkan Daniar dengan binatang yang sangat aku benci. Tapi sekarang aku tau kalau Daniar memang nyatanya seperti ular bahkan sangat berbisa! "Abas menghentikan langkahnya dan menatap sahabatnya. Dia tau Ridwan saat ini sedang terluka dan hancur, tapi menurutnya itu yang terbaik dari pada harus melihat sahabatnya memuja orang munafik seperti Daniar."Maafkan aku Wan, aku juga tidak ingin melihat sahabatku terluka. Aku sudah sering mengingatkanmu tapi sering kamu abaikan. Kini kamu liat sendiri kan, kalau apa yang kukatakan selama ini adalah kebenaran? "Ridwan mengangguk dan menepuk pundak Abas perlahan. Kemudian dia melangkahkan kakinya lagi, kini hatinya terasa ringan. Memang itulah gunanya
Karina setengah berlari ingin memeluk Glen yang sedang berdiri melihatnya. Saat itu tangan Glen masih memeluk pinggang rampingnya Naira. Mata Glen melotot tidak senang dengan sikap Karina."Gleeen, kita ketemu lagii..! " Tangan Karina sudah membentang ingin mendapat pelukan dari Glen. Namun secepat kilat Glen menarik tubuh Naira untuk menjauhi Karina. Tentu saja Naira kaget dengan sikap Glen sehingga dia semakin mempererat pelukannya khawatir terjatuh.Karina juga terkejut melihat Glen langsung menghindarinya. Langkah kakinya kini terhenti, dia menatap sedih ke arah Glen yang sudah meninggalkannya."Glen..!" Lirihnya, sambil menatap kepergian Glen dengan Naira sedangkan Rafael yang berada tepat di belakang Karina hanya bisa tersenyum kecut.Rafael juga memiliki harapan yang sama dengan Karina, namun harapannya tidak sebesar Karina sehingga dia tidak terlalu kecewa saat ditinggalkan Naira dan Glen.Rafael membuang nafasnya dengan kasar, dia tidak mau perjalanannya dengan Karina sia-sia
Dion terlihat panik saat melihat Risa mulai meringis menahan sakit, keringat sebesar biji jagung mulai keluar dari pori-pori kulitnya. Dengan tidak sabar Dion segera menggendong Risa yang mulai mengerang kesakitan."Glen tolong ikut aku ke rumah sakit!" Glen dan Naira yang baru datang langsung menghambur khawatir melihat Risa ada dalam gendongan Dion. Glen berlari menyiapkan mobil bersama Naira.Pintu mobil yang sudah terbuka dan dibuat posisi nyaman Risa berada dipangkuan Dion. Kini wajah Dion sudah ketakutan, dia sangat khawatir melihat istrinya menahan sakit dengan mencengkeram tangannya."Cepat sedikit Glen, tolong jangan buat Risa tersiksa karena perjalanan yang lama!" Dion mulai berteriak karena melihat wajah Risa sudah sangat pucat. Naira juga jadi ikutan takut karena khawatir dengan sahabatnya.Sepanjang perjalanan Risa terus dalam dekapan Dion. Bahkan Dion kini tidak bisa berkata apapun, hanya doa terbaik untuk keselamatan Risa juga bayi yang dikandungnya.Pesta tetap berlang
Pelukan Surya tentu saja membuat Gea menangis. Air mata yang sejak tadi ditahannya akhirnya turun juga menganak sungai. Surya yang mengira tangisan Gea karena rasa rindunya membuat dirinya merasa sangat bersalah padanya.Gea justru sedang bingung dan khawatir dengan kondisi putrinya yang sedang dirawat di rumah sakit. Dia juga tidak bisa membiarkan Surya di dalam mobilnya. "Mas, maaf nanti istrinya nyariin! "Surya tersentak mendengar kata-kata Gea, biasanya dia selalu mendengar suaranya yang manja, meminta sesuatu darinya dan merajuk padanya. Kini dia hanya menginginkan dirinya keluar dari mobilnya tanpa memperdulikan perasaannya. "Gea, maafkan aku. Tolong maafkan diriku yang meninggalkanmu tanpa pesan. Posisiku sulit sekarang ini, tapi jangan khawatir aku sedang berusaha untuk keluar dari situasi ini. Aku minta kamu bersabar, aku akan meninggalkan Kirey dan kembali padamu. Aku harap kamu bisa menunggu dan meniti hari bersama aku kembali. Kita akan bersama lagi, sayang."Gea menatap
Rafael terluka karena mendengar kabar Naira dilamar oleh Glen. Kesempatan untuk mendekati Naira kini sudah tertutup. Berkali-kali dia menyesali kebodohannya karena mau bekerjasama dengan Karina.Kini Rafael sudah berada di pesawat yang akan membawanya terbang meninggalkan hatinya yang terluka. Tidak disangka semua usahanya untuk mendapatkan hati Naira hanya sia-sia saja.Bahkan kini di kediaman Naira prosesi lamaran itu sedang berlangsung. Terlihat wajah-wajah bahagia yang tidak dapat disembunyikan lagi saat itu, hingga akhirnya kesepakatan tanggal pernikahanpun ditentukan.Mereka akan menikah satu bulan ke depan dengan semua pertimbangan dari kedua belah pihak. Naira dan Glen tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya, demikian juga dengan Risa."Selamat ya say, akhirnya sold out juga..!" Naira terkekeh mendengar ucapan selamat dari sahabatnya. "Alhamdulillah ternyata cepet laku jadi ngga bisa lirik-lirik brondong lagi niiih..! " Keduanya cekikikan tanpa bisa dicegah lagi.Leon dan L
Laura terhenyak mendengar penuturan Vania, seolah semuanya biasa saja yang disampaikannya kepadanya. Vania tersenyum smirk melihat reaksi Laura. Dia berharap Laura akan meninggalkan Leon dan dia bisa kembali lagi menjadi kekasih Leon.Perasaan Laura jelas saja langsung tersulut emosi saat mengetahui alasan Leon ingin menikahinya. Seandainya Vania tau kalau Marko sudah menikah dengan Lisa mungkin Vania tidak akan seberani ini.Laura akhirnya mencoba untuk mencari tau dulu apakah benar dengan semua yang dikatakan oleh Vania. "Oh ya, benarkah? Bahkan jika kamu tau kalau sekarang mama Leon sudah menikah dengan papiku?"Kini mata Vania yang membelalak lebar, tidak sadar Vania menutup mulutnya, kemudian dia berteriak, "Apa..! Tidak mungkin. Bagaimana itu bisa terjadi, bahkan yang ku tau mama Lisa sangat membenci pak Marko? "Kini Laura yang tersenyum sinis melihat kekagetan Vania. "Makanya ngga usah sok tau tentang perasaan Leon padaku, kalau kamu juga tidak tau apa-apa tentang keluarga Leo
Braakk..!! Rafael memukul meja didepannya dengan keras. Kini dia tidak bisa lagi menahan kemarahannya, "Semuanya gara-gara kamu Karin, ingat mulai sekarang aku tidak peduli lagi dengan semua rencana kamu!!"Rafael berlalu pergi begitu saja meninggalkan Karina yang masih terhenyak karena kaget dengan gebrakan meja dari Rafael yang hampir saja menghancurkannya.Karina hanya tersenyum kecut melihat Rafael yang berlalu dengan kemarahan. Dia sendiri juga sedang sedih karena kegagalannya mendapatkan Glen.Kini Glen tidak akan lagi memberikan kesempatan pada Rafael untuk kembali mendekati Naira. Bahkan setelah kejadian itu dia segera menemui kedua orangtua Naira dan meminta waktu untuk membicarakan masalah lamarannya untuk Naira."Kamu serius Glen mau melamar Naira?" Papa Naira menyipitkan matanya karena merasa heran, kedua orangtua Naira merasa ini terlalu cepat karena hubungan Naira dengan Glen saja belum ada satu tahun.Namun melihat kesungguhan Glen kepada putrinya, akhirnya papa Naira m
Glen kini bisa bernafas dengan lega, sedangkan Naira masih diam mematung. Buket bunga untuknya dari Rafael sudah dibuang oleh Glen. Meskipun kesal, Glen masih menunggu kata-kata Naira. "Aku minta maaf Glen, tadinya kupikir Rafael hanya main-main denganku. Karena aku sendiri begitu, tidak ada sedikitpun keinginan untuk membohongimu. Hanya aku tadi benar-benar tidak menyangka kalau Rafael serius ingin menjalin hubungan denganku."Glen hanya menarik nafasnya berat, "Nay, aku ngga nyalahin kamu. Aku tau tidak ada perempuan yang bisa menolak pesona Rafael, karena dibandingkan dengan aku mungkin Rafael banyak memiliki kelebihan. Dan aku tidak akan memaksa kamu untuk terus mencintaiku jika kamu sendiri sudah tergoda dengannya."Deggh..!! Naira melotot horor ke arah Glen yang terlihat serius dengan kata-katanya. "Sebentar Glen, kamu pikir aku sudah tergoda dengan Rafael? Terus kenapa sekarang aku masih bersamamu?"Kini Glen yang gelagapan, dia keceplosan. Tanpa disadarinya itu pasti membuat
Rafael terbelalak melihat dirinya dalam video itu bersama Karina sedang merencanakan akan membuat Naira jatuh cinta padanya. Bahkan Karina terlihat sangat emosional ketika menyampaikan rencana yang ada di kepalanya.Semangat Karina untuk menjauhkan Naira dengan Glen terlihat tidak main-main dalam video tersebut. Melihat perubahan di wajah Rafael membuat Naira cukup terkejut, karena baru kali ini Naira melihatnya secara langsung."Naira, awalnya aku memang hanya ingin membantu Karina. Dia itu masih sepupuku. Namun seiring berjalannya waktu, aku malah semakin tertarik padamu. " Terlihat Rafael mulai mengatur nafasnya yang kini mulai tidak teratur."Aku mohon percayalah padaku kalau aku sekarang benar-benar jatuh cinta padamu. Aku ingin serius menjalani hubungan denganmu, bukan karena rencana Karina tapi ini murni dan tulus dari hatiku. "Naira hanya terdiam, dia tidak berani menjawab sedikitpun. Naira masih shock dengan ungkapan perasaan Rafael padanya. Dia juga tidak menyangka kalau R
Jodoh memang tidak akan lari kemana, meskipun mereka harus menikah dulu dengan orang lain. Akhirnya takdir kembali mempersatukan mereka. Marko tersenyum kembali mengingat perjuangannya untuk kembali pada Lisa."Sayang, kok senyum-senyum sendiri sih!" Lisa menghampiri Marko dan memeluknya erat. Marko tersenyum gemas melihat kemanjaan istrinya. "Bee, siap-siap makan malam bareng Robert dan Rere yuk? "Lisa menatap mata elang Marko, "Memangnya ada acara apa sayang? " Marko mengedikkan bahunya, "Tadi pagi kan aku sudah bilang padamu Bee? "Lisa tertawa geli, "Maaaf.. Lupa sayang." Marko mencubit dagu istrinya mesra, "Lupa melulu, akibat faktor U yaa..? ""Apa tuh.. Kok faktor U? " Marko tertawa, "Usia kita sudah banyak Bee." Mereka saling menatap dan tertawa lagi. Kini mereka sudah siap berangkat. "Eh, sebentar Bee, aku lupa memberitahu Leon dan Laura."Lisa mengangguk dan menunggu Marko menghubungi Laura. Merekapun berangkat ke restoran yang sudah dipesan Robert dan Rere. Pertemuan yang
Gea tersenyum saat melihat Surya baru tiba setelah seharian bekerja. Dia melihat semangat suaminya kini mulai kembali menyala. Usia Gea dan Surya memang terpaut cukup jauh, namun bagi Gea itu bukan masalah. Di dalam diri Surya terlihat sosok ayahnya di sana."Sayang, kok masih di luar ? Ayo masuk sebentar lagi adzan maghrib tidak baik juga buat Ruby." Gea tersenyum dan menghampiri suaminya, "Kami menunggumu pulang, dari tadi Ruby menanyakanmu. Entah kenapa dia terlihat khawatir."Surya terkekeh sambil memeluk Gea dan masuk ke dalam. Disinilah mereka tinggal sekarang, jauh dari keramaian dan suasana pedesaan masih terasa kental. Gea sendiri tidak mempermasalahkannya, selama dia masih bersama Surya baginya itulah kebahagiaan yang sebenarnya."Papa kok pulangnya terlambat, masih sibuk ya?" Putri cantiknya ini berbeda dengan Reva, dia memang selalu ingin dekat dengannya setelah mengetahui dirinya adalah papanya yang selama ini dirindukannya.Surya merasa dirinya dibutuhkan dan dihargai di
Keputusan Rayyan sudah tidak bisa diganggu gugat. Dia sudah mengurus semuanya, dengan bantuan Om Steve semuanya bisa ditangani dengan cepat. Meskipun kakek dan neneknya melarang, Rayyan tetap pergi ke Jerman.Kirey hanya bisa melepas Rayyan dengan doa. Sikap Rayyan memang seperti dirinya, hampir semua sikap anak-anaknya diturunkan darinya. Hanya dari fisik saja mereka seperti Surya namun yang lainnya seperti Kirey.Reva menangis melepaskan kepergian Rayyan di bandara bersama keluarganya. Akhirnya mereka mengalah mengikuti kemauan Rayyan, apalagi Rayyan cucu laki-laki satu-satunya.Mereka berpelukan sesaat sebelum Rayyan dan Vira memasuki pesawat. Pandangan Kirey semakin hampa melihat buah hatinya pergi jauh ke ke negara orang. Sedangkan Surya hanya melepas Rayyan dari kejauhan.Surya enggan bertemu dengan Kirey dan keluarganya. Namun tatapan rindu untuk putrinya yang kini sudah remaja membuatnya hanya bisa terharu. Dari jauh Surya menatap putri kesayangannya.Merasa ada yang memperhat
Rayyan terlihat enggan mengikuti kemauan adiknya. Biarlah ini jadi pelajaran untuk mama dan kakek neneknya meskipun sepertinya mereka masih juga tidak menyadari kesalahan mereka.Tiba-tiba ponselnya di nakas terdengar nada deringnya berbunyi memanggil. Rayyan melirik penelfonnya ternyata Vira kekasihnya. "Halo sayang, tumben telfon biasanya kirim pesan doang? "Vira terkekeh geli, "Sayang, kamu bisa ke caffe Brown ngga? Aku tadi mampir ke sini sekalian ada yang mau omongin ke kamu, penting loh.. Aku tunggu ya? ""Lah, kalo mau ngomong mah ditelfon aja neng, ngapaian harus ke caffe? " Rayyan memang sedang dalam mode malas bertemu siapapun termasuk Vira kekasihnya yang sudah dia pacari selama satu tahun ini."Ishh.. Kamu mah kebiasaan mager aja, sebentar kesini pokoknya aku tunggu, awas kalo ngga datang! " Kini Rayyan terkekeh, "Dih, bisanya ngancam. Bentar lagi ngambek deh..! ""Rayyan..!! Kebiasaan pisan kamu tuh bikin orang kesel aja. Udah deh, sekarang ke sini ditunggu ngga pake lam