Leon mulai menjalankan rencananya, siang itu Leon keluar dari perusahaan untuk menjemput mamanya sesuai janjinya kemarin.Lisa sudah tidak sabar ingin menghabiskan uang anaknya untuk berbelanja di Butik QN. Lisa juga sudah mengenal pemilik butik tersebut karena Lisa sudah lama berlangganan dibutik QN, bahkan dia sering mendapat promo istimewa dari sang pemilik butik.Leon menatap mamanya yang sudah siap, "Lama amat sih Leon, keburu tutup tau butiknya!" Seperti biasa Leon akan kena semprot dari mama cantiknya ini. Meskipun Lisa sudah memasuki usia setengah abad, namun kecantikannya masih sangat terlihat.Mamanya sangat pandai merawat diri, jadi tidak heran jika papanya tidak mau melepas mamanya pergi kemana-mana.Papanya selalu menempel pada mamanya, mungkin jika tidak ada perusahaan yang harus diurusnya, papanya akan betah seharian dirumah dengan mamanya.Leon hanya geleng-geleng kepala melihat sikap bucin papanya kepada mamanya. Namun dia bahagia karena keluarganya jadi harmonis. Leo
Mendengar penolakan Risa tentu saja Leon kecewa. Namun dia berpesan pada Naira agar memberitahunya jika Risa ada di butik. Naira hanya mengangguk saat mendengar permintaan Laon.Lisa hanya bisa geleng-geleng kepala mengetahui maksud anaknya membawanya ke butik ini. Tapi Lisa juga senang karena melihat anaknya kembali ceria seperti dulu lagi. Semangat hidupnya juga sudah mulai terlihat dari binar matanya yang sering terlihat saat menyebut nama Risa.Lisa sempat khawatir saat Leon patah hati karena tunangannya Vania meninggalkannya dan menikah dengan cinta pertamanya semasa kecil dulu Pratama.Leon dan Pratama sama-sama pengusaha yang sudah mulai berkibar namanya. Untuk dunia bisnis nama Leon lebih diperhitungkan dibandingkan dengan Pratama.Namun masalah hati rupanya Vania lebih condong kepada Pratama. Perselingkuhan Vania memang secara tidak sengaja terlihat oleh Leon saat mereka mengerjakan proyek perusahaan mereka bersama-sama.Vania yang tidak menyadari jika perselingkuhannya sudah
Carolina benar-benar murka karena baru saja mendapat informasi dari calon besannya tentang kelakuan putrinya. Vania yang baru saja keluar dari kamar mandi terkejut mendengar teriakan mamanya."Ada apa sih ma, kenapa juga harus teriak-teriak seperti itu, lagian aku juga ngga budeg maaa..!"Seketika itu mata Carolina membelalak marah, "Vania, apa yang sudah kamu lakukan dibelakang Laon hahh..!! "Vania terkesiap mendengar teriakan mamanya kembali menggelegar. Hati Vania langsung menciut saat mamanya menyebut nama tunangannya. Eh mungkin sekarang sudah mantan ya!Vania tersenyum tidak percaya melihat mamanya sampai sehisteris itu. Mungkin pikir mamanya dia selingkuh dengan orang miskin yang pengangguran sehingga khawatir dirinya tidak bisa dicukupi kebutuhannya seperti saat bersama Leon."Udah deh ma, ngga usah sampe histeris begitu. Lagi pula selingkuhan aku itu teman Leon juga yang tentunya sama-sama pengusaha. Aku tau mama takut aku menikah dengan orang yang ngga jelas kan!! "Kali in
Kemarahan Carolina meledak kepada Vania, "Coba lihat sekarang Vania, mana calon suamimu yang kamu bangga-banggakan selama ini. Apa yang sudah dia lakukan untukmu! Mempermalukan kamu dan mama!! ""Dulu saat kamu bersama Leon, tidak pernah ada kejadian seperti ini. Mama jadi curiga sama kamu, sebenarnya apa pekerjaan Pratama dan jangan coba-coba membohongi mama!! "Carolina benar-benar murka, dia tidak bisa menyelamatkan wajahnya tadi. Rasa malu yang kini dialaminya sangat luar biasa. Bagaimana bisa seorang Carolina yang sudah biasa belanja dibutik yang terkenal dipermalukan seperti ini!"Mama ngga usah teriak-teriak begitu, aku sendiri lagi pusing kenapa Pratama tidak juga membalas pesanku. Untuk saat ini kita menahan malu hanya untuk sesaat ma, tolong jangan bikin aku makin pusing lagi!! "Bentakan Vania kepadanya membuat Carolina kaget, mulutnya langsung bungkam. Bibirnya yang sejak tadi tidak mau diam kini harus berhenti bicara, melihat Vania menyetir mobil dengan kemarahan membuat
Carolina sudah melihat gelagat yang tidak biasanya dari putrinya, kini Vania terlihat lebih sering menghabiskan waktunya untuk bermain media sosial dirumah dibandingkan belanja ke mall atau butik seperti yang biasanya dia lakukan.Vania juga kini terlihat sering melamun, Carolina tidak mengerti penyebab putrinya berubah menjadi lebih betah dirumah dari pada keluyuran ngga jelas seperti kebiasaannya dulu saat masih bersama Leon.Jangan-jangan memang sebenarnya Pratama itu bukan seorang pengusaha seperti yang selama ini digembar-gemborkan oleh Vania. Kelihatan sekali kalau Vania sedang menahan rasa kecewanya.Namun Carolina lagi-lagi tidak bisa menebak sesuatu yang membuat Vania kecewa. Vania terlihat tidak memiliki semangat seperti dulu, sampai akhirnya Carolina mendekati putrinya sambil memegang sebuah surat."Surat apa itu sayang? " Carolina menarik surat itu dan membacanya. Sebentar kemudian terlihat ekspresi terkejut diwajah Carolina. "Kamu dipecat, maksudnya bagaimana ini Van, ma
"Hai sayang, sudah lama menunggu ya? Maaf aku harus menyelesaikan meetingku dulu jadi terlambat deh? "Gladys hanya mengangguk dan tersenyum, dia memang suka sekali dengan gaya Pratama. Entah kenapa semakin hari Pratama semakin menarik saja dimatanya.Gladys memang berharap Pratama menjadi pelabuhan terakhirnya. Namun sampai kini rupanya Pratama belum juga bisa menangkap sinyal-sinyal yang sering dia berikan padanya.Gladys memang bukan tipe wanita yang manja dan harus selalu ditemani kemana-mana dengan pasangannya. Namun ternyata itu juga salah satu penyebab dirinya berpisah dengan pacarnya dulu. Menurut kekasihnya Gladys tidak butuh laki-laki karena semuanya sudah bisa dilakukan sendiri.Kekasihnya Reno dulu berharap jika Gladys seperti perempuan kebanyakan lainnya yang butuh dimanja dan diperhatikan. Namun ternyata semua itu tidak didapatkannya dari Gladys, bahkan Gladys sama sekali tidak mengindahkan perasaannya.Gladys hanya tersenyum kecut jika mengingat kembali semuanya, dia ti
Pratama segera berlalu dari hadapan Gladys setelah meminta ijin untuk menemui rekan bisnisnya yang sudah menunggu diperusahaannya. Sambil tersenyum miring Pratama menuju parkiran untuk mengambil mobilnya dan segera meninggalkan restoran.Ternyata Pratama menemui Nancy istri pengusaha tambang terkenal, tadi Nancy meminta bertemu di villa miliknya di puncak. Pratama yang sudah membayangkan akan mendapat suntikan dana yang besar dari Nancy sudah senyum-senyum sendiri sambil mengendarai mobilnya.Pratama tidak akan melewatkan kesempatan ini, apalagi dia sedang membutuhkan dana yang besar untuk mengembangkan usahanya. Perjalanan untuk menemui Nancy cukup lama juga, satu jam lebih dia harus rela bersabar demi tujuannya tercapai.Biarlah dia menyenangkan Nancy sebentar namun nantinya dia akan mendapat cuan banyak sesuai permintaannya. Nancy tidak pernah menolak uang yang diminta Pratama, berapapun akan dia beri asal Pratama bisa memuaskannya.Bagi Pratama tidak masalah kencan dengan Nancy is
Aurel menahan hatinya agar tidak terpancing oleh kemesraan yang ditunjukkan Devan padanya. Sedangkan Sasha mulai merasa risih diperlakukan seperti itu oleh Devan, karena Devan memang lebih pantas jadi Omnya dari pada jadi kekasihnya.Sasha masih membayangkan pertemuannya dengan Leon dikediaman Baskoro, dan kini malah dia dikontrak oleh perusahaan Baskoro. Tentu saja Sasha merasa senang, mungkin saja ini awal yang baik bagi karir modelnya ke depan.Devan masih belum menyadari kalau bahaya sedang mengancam keselamatan dirinya. Devan sendiri masih sibuk menghitung pundi-pundi yang akan dia terima dari Sasha setelah perjanjian kontraknya selesai ditandatangani oleh mereka.Ditempat lain Dion masih penasaran dengan usaha Leon mendekati istrinya. Sedangkan Risa tidak pernah cerita sedikitpun tentang Leon kepada Dion. Lagi pula apa yang harus diceritakan jika diantara mereka memang tidak ada hubungan apapun.Leon tidak putus harapan setelah kemarin gagal menemui Risa, berkali-kali dia meliri
Rafael terluka karena mendengar kabar Naira dilamar oleh Glen. Kesempatan untuk mendekati Naira kini sudah tertutup. Berkali-kali dia menyesali kebodohannya karena mau bekerjasama dengan Karina.Kini Rafael sudah berada di pesawat yang akan membawanya terbang meninggalkan hatinya yang terluka. Tidak disangka semua usahanya untuk mendapatkan hati Naira hanya sia-sia saja.Bahkan kini di kediaman Naira prosesi lamaran itu sedang berlangsung. Terlihat wajah-wajah bahagia yang tidak dapat disembunyikan lagi saat itu, hingga akhirnya kesepakatan tanggal pernikahanpun ditentukan.Mereka akan menikah satu bulan ke depan dengan semua pertimbangan dari kedua belah pihak. Naira dan Glen tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya, demikian juga dengan Risa."Selamat ya say, akhirnya sold out juga..!" Naira terkekeh mendengar ucapan selamat dari sahabatnya. "Alhamdulillah ternyata cepet laku jadi ngga bisa lirik-lirik brondong lagi niiih..! " Keduanya cekikikan tanpa bisa dicegah lagi.Leon dan L
Laura terhenyak mendengar penuturan Vania, seolah semuanya biasa saja yang disampaikannya kepadanya. Vania tersenyum smirk melihat reaksi Laura. Dia berharap Laura akan meninggalkan Leon dan dia bisa kembali lagi menjadi kekasih Leon.Perasaan Laura jelas saja langsung tersulut emosi saat mengetahui alasan Leon ingin menikahinya. Seandainya Vania tau kalau Marko sudah menikah dengan Lisa mungkin Vania tidak akan seberani ini.Laura akhirnya mencoba untuk mencari tau dulu apakah benar dengan semua yang dikatakan oleh Vania. "Oh ya, benarkah? Bahkan jika kamu tau kalau sekarang mama Leon sudah menikah dengan papiku?"Kini mata Vania yang membelalak lebar, tidak sadar Vania menutup mulutnya, kemudian dia berteriak, "Apa..! Tidak mungkin. Bagaimana itu bisa terjadi, bahkan yang ku tau mama Lisa sangat membenci pak Marko? "Kini Laura yang tersenyum sinis melihat kekagetan Vania. "Makanya ngga usah sok tau tentang perasaan Leon padaku, kalau kamu juga tidak tau apa-apa tentang keluarga Leo
Braakk..!! Rafael memukul meja didepannya dengan keras. Kini dia tidak bisa lagi menahan kemarahannya, "Semuanya gara-gara kamu Karin, ingat mulai sekarang aku tidak peduli lagi dengan semua rencana kamu!!"Rafael berlalu pergi begitu saja meninggalkan Karina yang masih terhenyak karena kaget dengan gebrakan meja dari Rafael yang hampir saja menghancurkannya.Karina hanya tersenyum kecut melihat Rafael yang berlalu dengan kemarahan. Dia sendiri juga sedang sedih karena kegagalannya mendapatkan Glen.Kini Glen tidak akan lagi memberikan kesempatan pada Rafael untuk kembali mendekati Naira. Bahkan setelah kejadian itu dia segera menemui kedua orangtua Naira dan meminta waktu untuk membicarakan masalah lamarannya untuk Naira."Kamu serius Glen mau melamar Naira?" Papa Naira menyipitkan matanya karena merasa heran, kedua orangtua Naira merasa ini terlalu cepat karena hubungan Naira dengan Glen saja belum ada satu tahun.Namun melihat kesungguhan Glen kepada putrinya, akhirnya papa Naira m
Glen kini bisa bernafas dengan lega, sedangkan Naira masih diam mematung. Buket bunga untuknya dari Rafael sudah dibuang oleh Glen. Meskipun kesal, Glen masih menunggu kata-kata Naira. "Aku minta maaf Glen, tadinya kupikir Rafael hanya main-main denganku. Karena aku sendiri begitu, tidak ada sedikitpun keinginan untuk membohongimu. Hanya aku tadi benar-benar tidak menyangka kalau Rafael serius ingin menjalin hubungan denganku."Glen hanya menarik nafasnya berat, "Nay, aku ngga nyalahin kamu. Aku tau tidak ada perempuan yang bisa menolak pesona Rafael, karena dibandingkan dengan aku mungkin Rafael banyak memiliki kelebihan. Dan aku tidak akan memaksa kamu untuk terus mencintaiku jika kamu sendiri sudah tergoda dengannya."Deggh..!! Naira melotot horor ke arah Glen yang terlihat serius dengan kata-katanya. "Sebentar Glen, kamu pikir aku sudah tergoda dengan Rafael? Terus kenapa sekarang aku masih bersamamu?"Kini Glen yang gelagapan, dia keceplosan. Tanpa disadarinya itu pasti membuat
Rafael terbelalak melihat dirinya dalam video itu bersama Karina sedang merencanakan akan membuat Naira jatuh cinta padanya. Bahkan Karina terlihat sangat emosional ketika menyampaikan rencana yang ada di kepalanya.Semangat Karina untuk menjauhkan Naira dengan Glen terlihat tidak main-main dalam video tersebut. Melihat perubahan di wajah Rafael membuat Naira cukup terkejut, karena baru kali ini Naira melihatnya secara langsung."Naira, awalnya aku memang hanya ingin membantu Karina. Dia itu masih sepupuku. Namun seiring berjalannya waktu, aku malah semakin tertarik padamu. " Terlihat Rafael mulai mengatur nafasnya yang kini mulai tidak teratur."Aku mohon percayalah padaku kalau aku sekarang benar-benar jatuh cinta padamu. Aku ingin serius menjalani hubungan denganmu, bukan karena rencana Karina tapi ini murni dan tulus dari hatiku. "Naira hanya terdiam, dia tidak berani menjawab sedikitpun. Naira masih shock dengan ungkapan perasaan Rafael padanya. Dia juga tidak menyangka kalau R
Jodoh memang tidak akan lari kemana, meskipun mereka harus menikah dulu dengan orang lain. Akhirnya takdir kembali mempersatukan mereka. Marko tersenyum kembali mengingat perjuangannya untuk kembali pada Lisa."Sayang, kok senyum-senyum sendiri sih!" Lisa menghampiri Marko dan memeluknya erat. Marko tersenyum gemas melihat kemanjaan istrinya. "Bee, siap-siap makan malam bareng Robert dan Rere yuk? "Lisa menatap mata elang Marko, "Memangnya ada acara apa sayang? " Marko mengedikkan bahunya, "Tadi pagi kan aku sudah bilang padamu Bee? "Lisa tertawa geli, "Maaaf.. Lupa sayang." Marko mencubit dagu istrinya mesra, "Lupa melulu, akibat faktor U yaa..? ""Apa tuh.. Kok faktor U? " Marko tertawa, "Usia kita sudah banyak Bee." Mereka saling menatap dan tertawa lagi. Kini mereka sudah siap berangkat. "Eh, sebentar Bee, aku lupa memberitahu Leon dan Laura."Lisa mengangguk dan menunggu Marko menghubungi Laura. Merekapun berangkat ke restoran yang sudah dipesan Robert dan Rere. Pertemuan yang
Gea tersenyum saat melihat Surya baru tiba setelah seharian bekerja. Dia melihat semangat suaminya kini mulai kembali menyala. Usia Gea dan Surya memang terpaut cukup jauh, namun bagi Gea itu bukan masalah. Di dalam diri Surya terlihat sosok ayahnya di sana."Sayang, kok masih di luar ? Ayo masuk sebentar lagi adzan maghrib tidak baik juga buat Ruby." Gea tersenyum dan menghampiri suaminya, "Kami menunggumu pulang, dari tadi Ruby menanyakanmu. Entah kenapa dia terlihat khawatir."Surya terkekeh sambil memeluk Gea dan masuk ke dalam. Disinilah mereka tinggal sekarang, jauh dari keramaian dan suasana pedesaan masih terasa kental. Gea sendiri tidak mempermasalahkannya, selama dia masih bersama Surya baginya itulah kebahagiaan yang sebenarnya."Papa kok pulangnya terlambat, masih sibuk ya?" Putri cantiknya ini berbeda dengan Reva, dia memang selalu ingin dekat dengannya setelah mengetahui dirinya adalah papanya yang selama ini dirindukannya.Surya merasa dirinya dibutuhkan dan dihargai di
Keputusan Rayyan sudah tidak bisa diganggu gugat. Dia sudah mengurus semuanya, dengan bantuan Om Steve semuanya bisa ditangani dengan cepat. Meskipun kakek dan neneknya melarang, Rayyan tetap pergi ke Jerman.Kirey hanya bisa melepas Rayyan dengan doa. Sikap Rayyan memang seperti dirinya, hampir semua sikap anak-anaknya diturunkan darinya. Hanya dari fisik saja mereka seperti Surya namun yang lainnya seperti Kirey.Reva menangis melepaskan kepergian Rayyan di bandara bersama keluarganya. Akhirnya mereka mengalah mengikuti kemauan Rayyan, apalagi Rayyan cucu laki-laki satu-satunya.Mereka berpelukan sesaat sebelum Rayyan dan Vira memasuki pesawat. Pandangan Kirey semakin hampa melihat buah hatinya pergi jauh ke ke negara orang. Sedangkan Surya hanya melepas Rayyan dari kejauhan.Surya enggan bertemu dengan Kirey dan keluarganya. Namun tatapan rindu untuk putrinya yang kini sudah remaja membuatnya hanya bisa terharu. Dari jauh Surya menatap putri kesayangannya.Merasa ada yang memperhat
Rayyan terlihat enggan mengikuti kemauan adiknya. Biarlah ini jadi pelajaran untuk mama dan kakek neneknya meskipun sepertinya mereka masih juga tidak menyadari kesalahan mereka.Tiba-tiba ponselnya di nakas terdengar nada deringnya berbunyi memanggil. Rayyan melirik penelfonnya ternyata Vira kekasihnya. "Halo sayang, tumben telfon biasanya kirim pesan doang? "Vira terkekeh geli, "Sayang, kamu bisa ke caffe Brown ngga? Aku tadi mampir ke sini sekalian ada yang mau omongin ke kamu, penting loh.. Aku tunggu ya? ""Lah, kalo mau ngomong mah ditelfon aja neng, ngapaian harus ke caffe? " Rayyan memang sedang dalam mode malas bertemu siapapun termasuk Vira kekasihnya yang sudah dia pacari selama satu tahun ini."Ishh.. Kamu mah kebiasaan mager aja, sebentar kesini pokoknya aku tunggu, awas kalo ngga datang! " Kini Rayyan terkekeh, "Dih, bisanya ngancam. Bentar lagi ngambek deh..! ""Rayyan..!! Kebiasaan pisan kamu tuh bikin orang kesel aja. Udah deh, sekarang ke sini ditunggu ngga pake lam