"Hai sayang, sudah lama menunggu ya? Maaf aku harus menyelesaikan meetingku dulu jadi terlambat deh? "Gladys hanya mengangguk dan tersenyum, dia memang suka sekali dengan gaya Pratama. Entah kenapa semakin hari Pratama semakin menarik saja dimatanya.Gladys memang berharap Pratama menjadi pelabuhan terakhirnya. Namun sampai kini rupanya Pratama belum juga bisa menangkap sinyal-sinyal yang sering dia berikan padanya.Gladys memang bukan tipe wanita yang manja dan harus selalu ditemani kemana-mana dengan pasangannya. Namun ternyata itu juga salah satu penyebab dirinya berpisah dengan pacarnya dulu. Menurut kekasihnya Gladys tidak butuh laki-laki karena semuanya sudah bisa dilakukan sendiri.Kekasihnya Reno dulu berharap jika Gladys seperti perempuan kebanyakan lainnya yang butuh dimanja dan diperhatikan. Namun ternyata semua itu tidak didapatkannya dari Gladys, bahkan Gladys sama sekali tidak mengindahkan perasaannya.Gladys hanya tersenyum kecut jika mengingat kembali semuanya, dia ti
Pratama segera berlalu dari hadapan Gladys setelah meminta ijin untuk menemui rekan bisnisnya yang sudah menunggu diperusahaannya. Sambil tersenyum miring Pratama menuju parkiran untuk mengambil mobilnya dan segera meninggalkan restoran.Ternyata Pratama menemui Nancy istri pengusaha tambang terkenal, tadi Nancy meminta bertemu di villa miliknya di puncak. Pratama yang sudah membayangkan akan mendapat suntikan dana yang besar dari Nancy sudah senyum-senyum sendiri sambil mengendarai mobilnya.Pratama tidak akan melewatkan kesempatan ini, apalagi dia sedang membutuhkan dana yang besar untuk mengembangkan usahanya. Perjalanan untuk menemui Nancy cukup lama juga, satu jam lebih dia harus rela bersabar demi tujuannya tercapai.Biarlah dia menyenangkan Nancy sebentar namun nantinya dia akan mendapat cuan banyak sesuai permintaannya. Nancy tidak pernah menolak uang yang diminta Pratama, berapapun akan dia beri asal Pratama bisa memuaskannya.Bagi Pratama tidak masalah kencan dengan Nancy is
Aurel menahan hatinya agar tidak terpancing oleh kemesraan yang ditunjukkan Devan padanya. Sedangkan Sasha mulai merasa risih diperlakukan seperti itu oleh Devan, karena Devan memang lebih pantas jadi Omnya dari pada jadi kekasihnya.Sasha masih membayangkan pertemuannya dengan Leon dikediaman Baskoro, dan kini malah dia dikontrak oleh perusahaan Baskoro. Tentu saja Sasha merasa senang, mungkin saja ini awal yang baik bagi karir modelnya ke depan.Devan masih belum menyadari kalau bahaya sedang mengancam keselamatan dirinya. Devan sendiri masih sibuk menghitung pundi-pundi yang akan dia terima dari Sasha setelah perjanjian kontraknya selesai ditandatangani oleh mereka.Ditempat lain Dion masih penasaran dengan usaha Leon mendekati istrinya. Sedangkan Risa tidak pernah cerita sedikitpun tentang Leon kepada Dion. Lagi pula apa yang harus diceritakan jika diantara mereka memang tidak ada hubungan apapun.Leon tidak putus harapan setelah kemarin gagal menemui Risa, berkali-kali dia meliri
Risa memang sedang mempersiapkan rancangannya untuk even yang akan digelar di Paris nanti. Risa tidak akan menemui semua orang yang ingin bertemu dengannya. Risa sudah memberikan petunjuknya pada Naira, namun kemarin Naira mengatakan padanya jika Leon ingin sekali bertemu dengannya.Akhirnya Risa menyetujuinya untuk bertemu dengan Leon lusa setelah dia menyelesaikan satu rancangan lagi yang sudah mencapai tahap penyelesaian. Nairapun segera menghubungi Leon dan meminta Leon menentukan tempat juga reservasinya."Hallo Pak Leon, tadi bu Risa sudah memberikan waktu bertemu dengan bapak lusa nanti. Bu Risa minta bapak yang menentukan tempat dan reservasinya! "Senyum Leon langsung mengembang, hatinya tentu saja senang, akhirnya dia bisa bicara berdua saja dengan Risa. "Oke saya akan cari dan sharelock tempatnya. Namun rasa lega Leon tidak bertahan lama setelah mendengar ketukan pintu diruangannya.Sekretarisnya membawa seorang gadis dengan baju seksi dan cantik untuk menemuinya."Hai Leon.
Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu Leon tiba juga, dia sudah menyiapkan pertemuan yang istimewa antara dirinya dengan Risa. Persiapan penyambutan untuk Risa dilakukannya agar Risa terpesona dengan usahanya.Hotel yang akan menjadi tempat pertemuan mereka disulap seperti tempat yang romantis untuk makan malam keduanya. Leon ingin agar Risa mengingat momen ini selamanya, senyuman Leon membuatnya semakin mempesona.Risa tiba ditempat yang diinginkan oleh Leon. Saat dia melihat tempat yang sudah disiapkan Leon keningnya mengernyit heran, apakah ini sebuah makan malam romantis untuk pasangan yang sedang dimabuk cinta?Pertanyaan itu berkecamuk dalam pikirannya sambil berjalan perlahan menuju meja yang sudah disediakan. Naira yang ikut bersama Risa juga membelalak heran karena melihat suasana indah didepan matanya.Alangkah bahagianya jika wanita yang ditunggu Leon adalah dirinya. Naira benar-benar takjub dengan usaha Leon untuk menarik hati Risa. Jauh dilubuk hatinya yang terdalam sebenar
Dion benar-benar murka karena tidak bisa menghubungi Risa sama sekali. Entah kenapa saat ini hatinya jadi tidak baik-baik saja. Setelah perselingkuhan Aurel terhadapnya membuat Dion sulit untuk mempercayai kesetiaan perempuan kepadanya.Dion melempar kunci mobilnya dengan kesal, dia tidak tau kemana perginya Risa. Saat dia tiba dirumahpun tidak ditemui istrinya, dengan marah Dion pergi membersihkan tubuhnya agar segar setelah seharian ini dia berkutat dengan urusan perusahaannya.Kemarin kedua orangtuanya meminta dirinya dan Risa menemui mereka untuk makan malam bersama. Namun hingga malam tiba ternyata Risa belum juga pulang, hingga akhirnya Dion mengundurkan jadwal pertemuan makan malam dengan keluarganya.Jam 11 malam Risa memasuki rumahnya, terlihat lampu kamarnya masih menyala. Risa tentu saja kaget melihat suaminya sudah pulang sejak tadi. Sorot mata yang tajam dia dapati dari suaminya, tatapan mata Risa menjadi horor melihat suaminya sedang menahan kemarahannya.Risa mendekati
Dering suara ponselnya dari kemarin sudah berkali-kali membuatnya mengernyit heran. Dion mulai terganggu karena tidak melihat siapa yang menghubunginya meskipun ada nomor yang muncul.Setelah melihat riwayat panggilannya mungkin sudah ada 20 kali panggilan namun belum pernah dia angkat. Saat melihat pesan ternyata ada nomor yang sama dengan panggilan-panggilan sebelumnya.Dion akhirnya membuka pesan itu, keningnya berkerut saat membaca pesan-pesan yang cukup banyak dikirimkan padanya dari nomor yang sama. Gea Inara, ternyata model yang pernah mendekatinya saat bertemu dirumah Baskoro.Kemarahan Dion kian menjadi saat membaca satu pesan yang menurutnya sudah keterlaluan, Gea dengan terang-terangan ingin menjadi istrinya dan bersedia melakukan apa saja demi mewujudkan keinginannya.Dion segera memblokir nomor tersebut, dia tidak suka cara Gea yang menurutnya sangat kampungan dan murahan saat ingin mendekatinya. Senyum sinis menghiasi bibirnya, dia tidak tertarik sama sekali dengan Gea.
Vania benar-benar tidak bisa menguasai dirinya lagi, kini jeritan Vania hanya terdengar dihatinya yang remuk. Langkah lemahnya dia lanjutkan sampai ke pintu keluar. Vania segera memanggil taxi untuk mengantarnya pulang ke rumah.Pratama meninggalkan Vania dan Gladys dengan tenang, kini dia harus kembali ke kantornya. Pratama merasa lega karena sudah melepaskan satu benalu di dalam hidupnya. Sudut bibirnya terangkat begitu melihat panggilan diponselnya.Gladys yang baru membuka matanya menatap ruangan kamar hotel dengan heran. Kemudian setelah duduk dan menyadari dirinya sudah tidur dengan Pratama semalam, dia hanya menjambak rambutnya."Bodoh, kenapa aku sampai terlena dengannya! " Padahal bukan ini yang Gladys inginkan, justru dia berharap hubungannya tidak berlanjut dengan Pratama. Gladys merutuki kebodohannya yang sudah terbuai dengan Pratama.Gladys segera menghubungi Pratama setelah dirinya selesai membersihkan dirinya dan bersiap keluar dari hotel. Saat Pratama mengangkat ponse