Beberapa bulan telah berlalu.
Sofi telah sehat kembali. Kini ia bekerja di sebuah butik yang di jalankan nenek Alezha. Ia tinggal di salah satu unit di apartemen milik Kaysan.
Leon sudah kehilangan semua perusahaannya karena hutang yang harus ia lunasi, namun Kaysan menepati janjinya, ia menjadikan Leon sebagai salah satu pekerja jarak jauh di perusahaannya. Kini Leon tinggal di apartemen milik keluarga Armadja tanpa diketahui publik. Ia tidak mungkin tinggal satu apartemen dengan Sofi. Pernah sekali Leon meminta maaf padanya, Sofi hanya mengangguk, namun ia mengajukan syarat agar itu menjadi pertemuan pertama dan terakhir mereka.
Orang tua angkat Sofi masuk ke dalam penjara karena mereka masih menjalani bisni gelap prostitusi online dengan menjual para gadis di dekat rumah mereka.
Orang tua Calya sudah meminta maaf pada Kaysan dan Alezha atas kesalahan Calya semasa hidup. Tentu saja, Alezha yang berhati emas lang
Beberapa tahun telah berlalu. Kini, ketiga anak kembar Alezha sudah berumur dua tahun. Bisa dibayangkan, bagaimana repotnya menjaga anak kembar tiga yang sedang aktif-aktifnya."Kaizo, Kiano, sini, Sayang, jangan lari ke sana, di situ ada,,,,,"Brukkk. "Huaaaaaaaa." Tangisan Kaizo pun terdengar saat ia baru saja menabrak Alezha yang baru akan keluar dari ruangan tempat Kaizo akan masuk."Astaghfirullahalazim, Sayang." Alezha langsung menggendong Kaizo dan mengusap bagian wajahnya yang tadi menghantam kaki bagian atas Alezha."Sayang, maaf, aku tidak bisa mencegah mereka ke sini." Kaysan menghampiri Alezha."Memangnya kemana tiga baby sitter kita?""Mereka sudah mengundurkan diri pagi ini. Apa kau lupa?""Oh iya, aku baru ingat. Lalu, apakah sudah dapat gantinya?""Aku sudah berbicara pada temanku yang mempunyai jasa b
Pagi itu, Alezha baru saja bangun dari ditidurnya. Setelah melaksanakan salat subu berjamaah dengan Kaysan, ia memang tidur lagi karena tadi malam Keizha agak rewel."Sayang, baru bangun?" tanya Kaysan yang sedang merapikan kemeja bajunya."Hmmm," sahut Alezha sambil berjalan gontai ke kamar mandi.Setelah selesai mandi dan berganti baju, ia pun kembali ke dalam kamar."Masih di sini?" tanya Alezha sambil merapikan ranjang."Aku ingin agar kau memakaikan dari untukku," ucap Kaysan dengan senyuman lembut."Memangnya kau tidak bisa pakai sendiri?""Bisa, tapi aku ingin kau yang memakaikannya untuk ku." Menyerahkan dasinya pada Alezha.Alezha mengambil dasi itu, namun tidak memakaikannya. Ia malah meletakkan dasi itu ka atas ranjang lalu pergi ke luar kamar.Kaysan kecewa melihat sikap Alezha yang te
Beberapa hari telah berlalu."Alezha, aku ingin bicara!" ucap Kaysan saat Alezha sedang merias wajahnya di depan cermin."Bicaralah, untuk apa berbasa-basi?" ucap Alezha tanpa menoleh."Bila berbicara dengan suami mu, lihatlah wajahnya."Alezha berbalik dan berdiri menghadap Kaysan. "Sekarang bicaralah!""Kenapa akhir-akhir ini kau berubah? Apa kau sudah tidak mencintai ku lagi?" Kaysan langsung mengeluarkan uneg-uneg yang selama ini mengganjal di hatinya."Berubah?" Alezha berbalik dan memerhatikan penampilannya di depan cermin. "Ya, aku memang sedikit lebih kurus, tapi apa itu masalah?""Bukan itu! Meski berat badanmu bertambah belasan kilo pun aku tidak akan mempermasalahkannya.""Apa? Jadi kau berharap aku menjadi gendut? Kau suka aku seperti itu? Apa kau baru saja menyumpahiku?""Apa? Tidak bukan itu. Jangan mengalihkan pembicaraan! Aku sedang membicarakan sikapmu belakangan ini.
Sofi terlihat mondar mandir di dalam ruang kerjanya. Sejak semalam ia memang masih bingung dengan pergolakan hatinya.Hingga akhirnya, ia pun memberanikan diri membuka blokiran semua akun sosmed Leon. Di salah satu akun sosmednya, Sofi melihat banyak postingan Leon yang semua komentar ia kunci. Di salah satu postingan Leon, Sofi melihat sebuah jam tangan yang Leon unggah dengan caption 'setidaknya dia pernah mencintai ku meski saat ini aku tidak akan bisa memilikinya lagi'. Jika dilihat tanggalnya, postingan itu sudah berusia setahun.Selain itu, Leon juga mengunggah sebuah foto yang hanya menampakkan tangan yang ia genggam. Sofi tahu bahwa itu adalah tangannya. Leon menulis dengan caption 'andai waktu diputar ulang, aku tidak akan pernah melepaskan tangan ini'.Tanpa terasa air mata Sofi mengalir. Ia tidak menyangka bahwa Leon masih menyimpan foto dan hadiah pemberiannya saat mereka masih bertunangan.
"Bagaimana, para saksi, sah?" tanya pak penghulu pada para saksi dan tamu yang hadir."SAH!!""Alhamdulillah."Mereka semua mengucap syukur."Selamat, ya, Leon, Sofi, akhirnya kalian menikah lagi," ucap Alezha sambil memeluk Sofi."Terima kasih, ini semua berkat dirimu. Dan terima kasih juga untuk baju pengantin kami," sahut Sofi sambil melihat gaun pengantin yang ia kenakan.Ternyata, saat Alezha meminta dijahitkan baju dengan ukurannya, adalah karena gaun itu untuknya dan Leon."Iya, sama-sama. Mulai sekarang, hiduplah bahagia bersama cinta sejati mu.""Leon, jangan pernah menyakiti istrimu lagi. Jaga dia sampai akhir hayat mu." Kaysan menepuk bahu Leon."Iya, aku berjanji, aku akan selalu menjaga dan mencintai Sofi sampai akhir hayat ku." Leon memegang erat tangan Sofi.Mereka pun saling bertatapan hingga Leon akan mendaratkan sebuah ciuman di bibirnya."Heh, j
PrologAlezha Armadja, seorang gadis cantik, anak dari pasangan Reyza Armadja dan Alea Prasetya. Berumur dua puluh lima tahun. Memiliki watak yang periang, arogan, dan banyak tingkah. Namun, semuanya berubah sejak malam itu. Dimana ia harus merasakan luka sepanjang hidupnya tanpa bisa mengatakannya pada siapapun.Diumur yang sudah matang, Alezha tak kunjung mau menikah karena hal itu.Tak ada pilihan lain, ayah dan ibunya memilih menjodohkannya dengan seorang pria yang bernama Kaysan Anderson, seorang CEO Anderson Group.Karena tidak ada cinta diantara mereka, maka kesepakatan di atas kertas pun terjadi. Menjalani biduk rumah tangga yang seperti itu membuat Alezha merasa tertekan namun ia tidak bisa mengungkapkannya.Hanya tawa dan senyum yang selalu menghiasi harinya. Hingga saat ia tak kuat menahan semua beban, ia memilih mundur dari sandiwara itu dengan tetap tersenyum dibalik
Beberapa hari kemudian, Alezha dan kedua orang tuanya pergi ke sebuah restoran. Mereka akan bertemu dengan calon suami Alezha, yaitu Kaysan Anderson dan juga orang tuanya. Rayden dan Erlangga tidak ikut karena ini khusus pertemuan untuk kedua calon suami istri itu.Sesampainya di tempat tujuan, mereka segera turun dari mobil. Alezha menatap restoran yang sangat sepi. Ia yakin bahwa keluarga Anderson sudah mereservasi tempat itu demi makan malam ini.Perlahan, mereka melangkahkan kaki menuju dalam restoran. Mereka di sambut oleh pelayan dan menajer restoran bak tamu agung."Silakan masuk, Tuan, Nyonya, Nona," ucap sang manajer sambil menunduk memberi hormat.Mereka pun dibimbing menuju sebuah ruangan yang berisi sebuah meja dengan enam kursi. Sepertinya ruangan itu hanya di khususkan untuk tamu penting mereka.Terlihat tiga orang sedang berdiri menyambut mereka. Dua orang yang sudah tua tersenyum ramah. Sedangkan anak mereka hany
"Maaf, apakah kalian akan bercerai?" tanya Calya ragu-ragu.Alezha dan Kaysa tampak saling bertatapan. Ada keraguan di wajah Alezha karena orang tua mereka berteman baik. Lain halnya jika hanya rekan kerja, mungkin mereka lebih mudah bercerai."Kami akan memikirkan bagaimana caranya. Kau tenang saja, aku juga tidak ingin lama-lama berada di dalam hubungan ini." Alezha memberi pengertian kepada Calya meski ia pun ragu apakah bisa melakukannya.Sedangkan Kaysan masih menatap Alezha dengan heran. 'Ada apa dengan wanita ini? Dia seperti sedang menyembunyikan masalah namun tetap tersenyum. Aku bisa membaca pergerakannya saat ini. Terdapat banyak keraguan dalam dirinya. Apa yang sebenarnya terjadi padanya?' batin Kaysan."Terima kasih, Alezha, aku menghargai usahamu. Sepertinya benar, kau wanita yang baik, sama seperti ibumu. Siapa yang tidak kenal dengan Nyonya Alea? Sudah cantik, baik pula," puji Calya.
"Bagaimana, para saksi, sah?" tanya pak penghulu pada para saksi dan tamu yang hadir."SAH!!""Alhamdulillah."Mereka semua mengucap syukur."Selamat, ya, Leon, Sofi, akhirnya kalian menikah lagi," ucap Alezha sambil memeluk Sofi."Terima kasih, ini semua berkat dirimu. Dan terima kasih juga untuk baju pengantin kami," sahut Sofi sambil melihat gaun pengantin yang ia kenakan.Ternyata, saat Alezha meminta dijahitkan baju dengan ukurannya, adalah karena gaun itu untuknya dan Leon."Iya, sama-sama. Mulai sekarang, hiduplah bahagia bersama cinta sejati mu.""Leon, jangan pernah menyakiti istrimu lagi. Jaga dia sampai akhir hayat mu." Kaysan menepuk bahu Leon."Iya, aku berjanji, aku akan selalu menjaga dan mencintai Sofi sampai akhir hayat ku." Leon memegang erat tangan Sofi.Mereka pun saling bertatapan hingga Leon akan mendaratkan sebuah ciuman di bibirnya."Heh, j
Sofi terlihat mondar mandir di dalam ruang kerjanya. Sejak semalam ia memang masih bingung dengan pergolakan hatinya.Hingga akhirnya, ia pun memberanikan diri membuka blokiran semua akun sosmed Leon. Di salah satu akun sosmednya, Sofi melihat banyak postingan Leon yang semua komentar ia kunci. Di salah satu postingan Leon, Sofi melihat sebuah jam tangan yang Leon unggah dengan caption 'setidaknya dia pernah mencintai ku meski saat ini aku tidak akan bisa memilikinya lagi'. Jika dilihat tanggalnya, postingan itu sudah berusia setahun.Selain itu, Leon juga mengunggah sebuah foto yang hanya menampakkan tangan yang ia genggam. Sofi tahu bahwa itu adalah tangannya. Leon menulis dengan caption 'andai waktu diputar ulang, aku tidak akan pernah melepaskan tangan ini'.Tanpa terasa air mata Sofi mengalir. Ia tidak menyangka bahwa Leon masih menyimpan foto dan hadiah pemberiannya saat mereka masih bertunangan.
Beberapa hari telah berlalu."Alezha, aku ingin bicara!" ucap Kaysan saat Alezha sedang merias wajahnya di depan cermin."Bicaralah, untuk apa berbasa-basi?" ucap Alezha tanpa menoleh."Bila berbicara dengan suami mu, lihatlah wajahnya."Alezha berbalik dan berdiri menghadap Kaysan. "Sekarang bicaralah!""Kenapa akhir-akhir ini kau berubah? Apa kau sudah tidak mencintai ku lagi?" Kaysan langsung mengeluarkan uneg-uneg yang selama ini mengganjal di hatinya."Berubah?" Alezha berbalik dan memerhatikan penampilannya di depan cermin. "Ya, aku memang sedikit lebih kurus, tapi apa itu masalah?""Bukan itu! Meski berat badanmu bertambah belasan kilo pun aku tidak akan mempermasalahkannya.""Apa? Jadi kau berharap aku menjadi gendut? Kau suka aku seperti itu? Apa kau baru saja menyumpahiku?""Apa? Tidak bukan itu. Jangan mengalihkan pembicaraan! Aku sedang membicarakan sikapmu belakangan ini.
Pagi itu, Alezha baru saja bangun dari ditidurnya. Setelah melaksanakan salat subu berjamaah dengan Kaysan, ia memang tidur lagi karena tadi malam Keizha agak rewel."Sayang, baru bangun?" tanya Kaysan yang sedang merapikan kemeja bajunya."Hmmm," sahut Alezha sambil berjalan gontai ke kamar mandi.Setelah selesai mandi dan berganti baju, ia pun kembali ke dalam kamar."Masih di sini?" tanya Alezha sambil merapikan ranjang."Aku ingin agar kau memakaikan dari untukku," ucap Kaysan dengan senyuman lembut."Memangnya kau tidak bisa pakai sendiri?""Bisa, tapi aku ingin kau yang memakaikannya untuk ku." Menyerahkan dasinya pada Alezha.Alezha mengambil dasi itu, namun tidak memakaikannya. Ia malah meletakkan dasi itu ka atas ranjang lalu pergi ke luar kamar.Kaysan kecewa melihat sikap Alezha yang te
Beberapa tahun telah berlalu. Kini, ketiga anak kembar Alezha sudah berumur dua tahun. Bisa dibayangkan, bagaimana repotnya menjaga anak kembar tiga yang sedang aktif-aktifnya."Kaizo, Kiano, sini, Sayang, jangan lari ke sana, di situ ada,,,,,"Brukkk. "Huaaaaaaaa." Tangisan Kaizo pun terdengar saat ia baru saja menabrak Alezha yang baru akan keluar dari ruangan tempat Kaizo akan masuk."Astaghfirullahalazim, Sayang." Alezha langsung menggendong Kaizo dan mengusap bagian wajahnya yang tadi menghantam kaki bagian atas Alezha."Sayang, maaf, aku tidak bisa mencegah mereka ke sini." Kaysan menghampiri Alezha."Memangnya kemana tiga baby sitter kita?""Mereka sudah mengundurkan diri pagi ini. Apa kau lupa?""Oh iya, aku baru ingat. Lalu, apakah sudah dapat gantinya?""Aku sudah berbicara pada temanku yang mempunyai jasa b
Beberapa bulan telah berlalu.Sofi telah sehat kembali. Kini ia bekerja di sebuah butik yang di jalankan nenek Alezha. Ia tinggal di salah satu unit di apartemen milik Kaysan.Leon sudah kehilangan semua perusahaannya karena hutang yang harus ia lunasi, namun Kaysan menepati janjinya, ia menjadikan Leon sebagai salah satu pekerja jarak jauh di perusahaannya. Kini Leon tinggal di apartemen milik keluarga Armadja tanpa diketahui publik. Ia tidak mungkin tinggal satu apartemen dengan Sofi. Pernah sekali Leon meminta maaf padanya, Sofi hanya mengangguk, namun ia mengajukan syarat agar itu menjadi pertemuan pertama dan terakhir mereka.Orang tua angkat Sofi masuk ke dalam penjara karena mereka masih menjalani bisni gelap prostitusi online dengan menjual para gadis di dekat rumah mereka.Orang tua Calya sudah meminta maaf pada Kaysan dan Alezha atas kesalahan Calya semasa hidup. Tentu saja, Alezha yang berhati emas lang
Seorang pria tengah mengepal erat tangannya. Ia memandang ke sembarang arah dengan mata merah menyala penuh dendam."Kurang ajar kau Calya, karena aku tidak ingin mempertanggung jawabkan kehamilanmu, kau malah memilih jalan ini!" Leon mencampakkan ponsel yang ada di tangannya.Ponsel itu berisi sebuah pesan singkat dari Calya."Jika kau tidak mengirimkan ku uang, maka aku akan menyebarkan lebih banyak videomu, juga bukti-bukti semua wanita yang pernah kau suruh menggugurkan kandungan mereka, dengan begitu, kau akan masuk ke dalam penjara."Leon begitu frustrasi. Ia menjambak rambutnya serta berteriak tidak karuan. Dengan segera, ia memungut kembali ponselnya. Mengetikkan nominal angka yang diminta Calya, lalu mengirimnya."Jika aku bertemu denganmu, maka aku akan membunuhmu."Itulah isi pesan singkat yang ia kirimkan pada Calya.Setelah itu, ia kembali menerima banyak email
Samar-samar terdengar suara hemodinamik pertanda jantung pasien masih berdetak.Sofi membuka matanya. Ia merasakan sakit yang teramat sangat di bagian kepalanya yang sudah dibungkus perban, begitu juga dengan beberapa bagian tubuhnya."Sofi, kau sudah sadar?" Alezha terlihat sangat senang melihat Sofi sudah sadar."Aku akan panggil dokter," ujar Kaysan yang langsung keluar dari ruangan tersebut.Tak berselang lama, dokter pun datang dan memeriksa keadaan Sofi."Alhamdulillah, pasien sudah melewati masa kritisnya. Keadaannya sudah stabil," ujar sang dokter setelah memeriksa keadaan Sofi."Terimakasih, Dok," ucap Alezha.Dokter pun mengangguk, lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.Alezha berali menatap Sofi yang kini sedang menatapnya dengan mata berkaca-kaca."Sofi, kenapa menangis? Apa ada yan
Beberapa bulan kemudian.Kebahagiaan masih menghampiri Kaysan dan Alezha. Pasalnya, hari ini adalah ulang tahun Kaysan. Mereka mengadakan sebuah pesta kecil-kecilan di rumah saja, karena kondisi Alezha yang tengah hamil empat bulan dan tidak boleh kelelahan.Hanya keluarga saja yang hadir ikut meramaikan acara tersebut. Tak lupa, mereka berinfaq ke masjid-masjid, memberi santunan ke panti asuhan, dan bersedekah untuk mereka yang membutuhkan."Selamat ulang tahun, Sayang." Alezha memberikan sebuah kado untuk Kaysan."Terimakasih, Sayang." Kaysan mengecup kening Alezha sembari menerima kado tersebut.Sebuah kotak kecil, dengan hiasan pita cantik ditengahnya."Boleh aku buka?" tanya Kaysan.Alezha mengangguk.Kaysan segera membuka kado tersebut. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat bahwa isi kado tersebut adalah sebuah jam tangan yang selama ini ia kira hilang. Jam tangan kesayangannya yang dibuat langs