Home / Romansa / Rahasia Kematian Syakila / Bab 2 ; Seminggu Sebelum Pernikahan (1)

Share

Bab 2 ; Seminggu Sebelum Pernikahan (1)

Author: aleevani
last update Last Updated: 2022-12-04 16:43:05

“Kau hanya boleh daftar kuliah universitas Aston, selain itu aku tak sudi membayar uang kuliahmu!” seru nyonya Derin membuat Arsyila mengerucutkan bibirnya.

“Tapi disana tidak ada jurusan tata busana. Aku sangat ingin belajar fashion, bu,” rengek Arsyila dihadiahi jitakan oleh nyonya Derin. Arsyila mengaduh, ingin mengomel namun tatapan tajam sang ibu membuat Arsyila memilih melipat bibirnya.

“Jangan bertingkah! Ikuti saja jejak kakakmu. Ambil jurusan akutansi dan ikut bekerja dengan ayahmu! Itu jauh lebih menjanjikan!”

“Tapi, aku—“

“Aku tidak mau lagi berdebat! Jika kau masih bicara, jangan salahkan aku jika ada panci melayang!” potong nyonya Derin yang sedang mengaduk supnya. Arsyila yang tengah duduk di kabinet dapur cepat-cepat turun sambil membungkam mulutnya. Ancaman nyonya Derin selalu ampuh untuk menutup mulut putri-putrinya saat mereka berdebat.

“Aku yang akan mengurus makan malamnya. Kau pergi dan susul kakakmu! Aku menyuruhnya membeli bumbu dapur di swalayan. Tapi sudah hampir setengah jam dia belum juga pulang,” perintah nyonya Derin disambut helaan napas oleh Arsyila.

“Itulah kenapa lebih baik kita memiliki ponsel di keluarga kita,” sahut Arsyila sekali lagi dihadiahi tatapan tajam dari nyonya Derin. Arsyila berdecak kesal, “baik-baik, aku pergi sekarang!”

Dengan enggan Arsyila mengambil kardigannya dan memakainya sebelum keluar dari rumahnya. Jarak swalayan dengan rumahnya tidak begitu jauh, hanya terpaut tiga gang saja. Cukup berjalan kaki, tidak sampai sepuluh menit Arsyila sampai. Arsyila menghentikan langkahnya saat melihat sosok yang dicarinya berada di depan teras swalayan. Syakila, gadis itu tampak sedang berbicara dengan seorang pria asing.

“Kak Kila!” panggil Arsyila segera menghampiri kakaknya. Mendengar panggilan Arsyila, Syakila dan pria yang berbincang bersamanya tampak terkejut. Begitu Arsyila mendekat, pria yang sedang berbincang dengan kakaknya segera berpamitan dan pergi. Kening Arsyila berkerut. Ini kali pertama Arsyila melihat kakaknya berbincang dengan pria asing.

“Siapa dia?” tanya Arsyila merasa penasaran. Penampilan pria itu sungguh tidak biasa. Rambut panjang warna silver yang mencolok dan topi baseball merah sungguh perpaduan yang sangat norak.

“Aku tidak tau, dia hanya sedang bertanya alamat,” jawab Syakila membuat Arsyila mangut-mangut. Mata coklat Arsyila masih menatap punggung pria asing itu yang semakin jauh. Menurut Arsyila penampilan pria itu benar-benar aneh. Karena itulah mata coklat Arsyila tak bisa lepas darinya.

“Ayo kita pulang!” Arsyila terkejut saat Syakila menyambar lengannya, menariknya untuk pulang bersama.

Sepanjang jalan Arsyila terus berceloteh tentang kekesalannya pada sang ibu yang tidak mengijinkannya melanjutkan kuliah di luar kota Aston. Juga tentang keluarga mereka yang sangat tertutup akan kemajuan teknologi. Itu sangat parah! Bagaimana tidak, disaat semua teman-temannya memegang ponsel pintar, Arsyila hanya bisa menggigit jarinya. Jangankan ponsel pintar, ponsel jadul saja tidak pernah disentuhnya. Keluarga Derin benar-benar keluarga yang kolot. Mereka tak mengenal ponsel, televisi, apalagi internet. Mereka tetap teguh mempertahankan teknologi lama. Saat para bapak-bapak melihat berita melalui ponsel mereka, hanya tuan Derin yang masih setia dengan korannya. Nyonya Derin juga tak pernah iri pada para tetangganya yang sering membuka vidio nutube untuk memutar lagu kesukaannya saat radio usang di rumahnya masih bisa mengeluarkan suara dan menemaninya memasak.

“Benar-benar menyebalkan!” seru Arsyila kesal sambil membuka pintu rumahnya. Syakila yang sedari tadi mendengarkan curhatan adiknya hanya tertawa sambil mengikutinya dari belakang.

“Siapa yang menyebalkan?!” Sahut nyonya Derin membuat Arsyila hampir tersedak ludahnya. Tidak menyangka sang ibu yang seharusnya masih berkutat di dapur tiba-tiba sudah berada di hadapannya. Nyonya Derin pasti akan menyemburnya jika Arsyila bilang dirinyalah yang menyebalkan. Syakila yang melihat benih-benih percek-cokan memilih segera lari ke kamarnya setelah menaruh kantung belanjanya. Melihat kakaknya yang melarikan diri, Arsyila memilih ikut berlari menyusul kakaknya tanpa menjawab pertanyaan ibunya.

“Kakak, jangan tutup pintunya!” teriak Arsyila mencegah Syakila menutup pintu kamarnya. Kedua kakak beradik itu akhirnya masuk ke dalam kamar Syakila, mengabaikan nyonya Derin yang mengomel di lantai bawah. Arsyila segera menjatuhkan dirinya ke atas kasur setelah Syakila mengunci pintu.

“Kakak, seminggu lagi kau akan menikah. Bagaimana aku menghadapi ibu jika dia marah? Dia tak akan berani menyentuhmu karena kau sudah bersuami. Aku pasti akan jadi bulan-bulanannya!” keluh Arsyila membuat Syakila tertawa. Syakila mengikuti Arsyila, menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur miliknya.

“Aku benar-benar iri padamu,kak. Kau jadi kebanggaan keluarga. Ayah selalu memujimu di depanku dan ibu juga tak pernah memarahimu. Selalu aku yang dimarahi! Kau berprestasi di sekolah, lulus dengan nilai tinggi dan memiliki pekerjaan yang bagus. Kau bahkan mendapatkan calon suami tampan dan kaya. Hidupmu benar-benar sempurna!” celoteh Arsyila membuat Syakila yang sebelumnya tersenyum lebar tercenung saat mendengar kata sempurna.

“Kau berpikir begitu?” tanya Syakila menoleh ke arah Arsyila yang berbaring di sampingnya. Arsyila mengangguk dengan semangat. “Sangat sempurna!” jawabnya. Syakila menghela napas, mulai bangkit dan duduk di tepi kasurnya.

“Emm, kurasa tidak begitu. Tidak ada hidup yang sempurna, Syila.”

“Tapi, kau punya!” Arsyila bangkit dan ikut duduk di dekat Syakila. “Kau bahkan memiliki kisah cinta seperti cinderela, dimana pangeran tampan, baik dan rupawan memilihmu dari sekian banyak wanita di dunia!”

“Kau berlebihan.” Syakila tertawa, menggeleng-gelengkan kepala.

“Tidak! Lihatlah kak Reyga! Dia tinggi, tampan, dan memiliki senyum yang menawan. Lalu dia juga sopan, baik, perhatian, lembut …. Ditambah dia juga kaya raya! Astaga, kau benar-benar gadis yang saaangat beruntung mendapatkan pria sepertinya!”

Syakila mengeluarkan jari dan menghitung banyaknya pujian yang dilontarkan Arsyila pada calon suaminya. “Bukankah kau terlalu banyak memujinya?” protes Syakila membuat Arsyila mengulum senyuman.

“Kau cemburu? Tenanglah, bagiku kau tetap kakak nomer satu di hati Syila.”

“Bukan begitu!” bantah Syakila. “ Dengar Syila, kau sebaiknya tidak dengan cepat menilai orang dari tampilan luarnya. Orang yang terlihat baik, belum tentu benar-benar baik, begitu juga sebaliknya. Jadi, berhati-hatilah!”

“Entah kenapa saat kau mengatakannya, aku jadi sedikit merinding,” bisik Arsyila mengusap tengkuknya. Wajah Syakila yang sebelumnya dipenuhi keseriusan kembali mencair saat senyumannya terbit.

“Kata orang, jika kau merinding itu artinya ada hantu di sekitarmu,” bisik Syakila dengan suara rendah, kali ini memasang wajah tegang. Arsyila yang mudah takut dengan cerita seram langsung merapatakan tubuhnya pada Syakila. “Di belakangmu!” teriak Syakila langsung melompat dari kasur membuat Arsyila panik dan ikut melompat. Tawa Syakila pecah, gadis bersurai hitam itu tertawa terbahak-bahak. Arsyila yang sadar tengah dipermainkan berlari mengejar Syakila yang sudah membuka kunci pintu dan keluar dari kamar.

“Hei, anak nakal! Berhenti berlarian!” Suara nyaring nyonya Derin menyambut telinga Arsyila begitu gadis itu keluar dari kamar Syakila. Dua kakak beradik itu segera berhenti. Di lantai bawah tampak nyonya Derin mendongak sambil berkacak pinggang.

“Kalian! Cepat turun untuk makan malam!” perintah nyonya Derin sambil berlalu, berjalan lebih dulu menuju meja makan. Syakila dan Arsyila saling bertatapan sebelum mereka saling menyatukan jemari mereka dan memutuskan berjalan bersama menuju meja makan.

Sampai di meja makan Arsyila mengambil tempat duduk tepat di depan ibunya, sedang Syakila di depan sang Ayah, tuan Derin yang sudah lebih dulu menyantap makan malamnya. Pria paruh baya itu tampak makan dengan tenang. Sesekali Arsyila melirik ke arahnya. Di atas meja makan sudah tersaji kentang rebus, sup jamur, dan gulai daging. Saat tangan Arsyila mulai mangambil gulai daging, gadis itu dikejutkan oleh suara decitan kursi Syakila yang tiba-tiba saja berdiri dari tempat duduknya.

“Hukh!”

Arsyila langsung berdiri dengan panik. Mata coklatnya menatap terkejut pada sang kakak. Di tengah-tengah makan malam, Syakila terlihat memuntahkan isi perutnya.

***

Related chapters

  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 3 ; Seminggu Sebelum Pernikahan (2)

    Tuan Derin yang makan dengan tenang seketika menjatuhkan sendoknya, nafsu makannya langsung menghilang saat melihat putri tertuanya tiba-tiba muntah tepat di seberang mejanya. Nyonya Derin yang hendak duduk di samping tuan Derin kembali berdiri, kedua matanya melotot menatap Syakila. Arsyila yang berada di samping Syakila terlihat panik. Gadis itu segera berdiri memegangi tubuh Syakila yang hendak limbung setelah muntah di depan semuanya.“Astaga, Kila!” teriak nyonya Derin terburu-buru menghampiri Syakila.“Apa yang terjadi padamu?!” tanya nyonya Derin menggantikan Arsyila memegangi tubuh Syakila yang lemas.“Aku akan membersihkan semuanya!” Arsyila yang melihat bekas muntahan Syakila di lantai segera berlari ke belakang untuk mengambil ember dan kain pel.“Aku minta maaf,” sesal Syakila melihat wajah panik keluarganya. Harusnya ini jadi makan malam yang tenang di keluarganya, namun karena ulahnya sekarang makan malam mereka kacau.“Sudah, jangan meminta maaf! Aku akan memapahmu ke k

    Last Updated : 2022-12-04
  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 4 ; Tiga Hari Sebelum Pernikahan

    Arsyila memeluk erat bantal milik Syakila sambil membenamkan wajahnya. Sejak mengetahui perpisahannya dengan Syakila, gadis itu terus menempel pada kakaknya. Hari pernikahan Syakila tinggal tiga hari lagi. Semakin sedikit waktu yang tersisa untuk menghabiskan waktu bersama sang kakak membuat Arsyila semakin frustasi. “Aku tidak bisa hidup tanpamu, kak,” rengek Arsyila kini melompat ke arah Syakila dan menjadikannya pengganti bantal yang dia peluk sebelumnya. Syakila yang sudah terbiasa dengan tingkah manja Arsyila hanya tersenyum. Satu tangannya membelai rambut coklat Arsyila lembut.“Apa kau sudah memutuskan ingin kuliah dimana?” tanya Syakila membuat Arsyila melepaskan pelukannya. Gadis itu mengerucutkan bibirnya, mengundang tawa renyah dari bibir Syakila.“Kurasa aku tidak punya pilihan lain selain universitas Aston. Aku akan ambil jurusan akutansi, sama seperti kakak,” jawab Arsyila lesu.“Bukankah kau pernah bilang sangat ingin belajar fashion? Apa kau sudah menyerah?”“Ya, aku

    Last Updated : 2022-12-04
  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 5 ; Malam Sebelum Pernikahan

    Arsyila menggeliat dalam tidurnya. Sudah lima malam Arsyila tidak menggunakan kasur di kamarnya. Gadis itu memilih tidur bersama Syakila di kamar sang kakak. Awalnya Syakila menolaknya, tapi karena Arsyila yang memaksa akhirnya mereka memutuskan tidur sambil berdesakan di atas kasur sempit Syakila. Begitu pula malam ini, Arsyila tidur sambil mendekap erat Syakila karena ini adalah malam terakhir sebelum Arsyila berpisah dengan sang kakak. Berbeda dengan malam-malam sebelumnya, Arsyila tak pernah terbangun di tengah malam selama tertidur di kamar Syakila. Namun malam ini sesuatu mengusik tidurnya. Samar-samar Arsyila mendengar suara isakan. Awalnya Arsyila mengabaikannya, namun lama-lama suara isak tangis itu semakin terdengar jelas. Mata coklat Arsyila terbuka. Menoleh, menatap rambut hitam Syakila yang sedang tidur memunggunginya. Meski dalam gelap Arsyila masih bisa melihatnya. Suara isak tangis itu kembali terdengar, bersamaan dengan punggung Syakila yang mulai terguncang. Syakil

    Last Updated : 2022-12-04
  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 6 - Menit Sebelum Pernikahan

    Arsyila membatu. Mata coklatnya tak lepas dari cermin yang memantulkan bayangannya menggunakan gaun pengantin. Seharusnya Syakila yang dia lihat di dalam cermin itu sekarang. Tapi kenapa? Tubuh Arsyila hampir ambruk saat merasakan kakinya yang mendadak lemas. Beruntung bibi Megy bergerak lebih cepat menopang tubuh Arsyila.“Sudah kubilang jangan bergerak dulu!”tegur bibi Megy menggotong tubuh lemas Arsyila dibantu para perias pengantin yang mendandani Arsyila. Mereka membawa Arsyila kembali ke atas ranjangnya. Sesaat Arsyila terlihat linglung. Gadis itu menggeleng saat bibinya menyodorinya minum. Mata Arsyila yang di penuhi kebingungan menatap sekelilingnya dengan panik.“Di-dimana Kak Kila?”tanya Arsyila pada sang bibi dengan suara bergetar. Bibi Megy tampak terdiam, ekspresi wajahnya berubah jadi tegang. Arsyila mengguncang tubuh sang bibi sambil terus bertanya, namun bibi Megy sama sekali tak menjawab. Air mata yang turun dari sepasang mata wanita itu seolah menjawab

    Last Updated : 2022-12-23
  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 7 ; Hari Pernikahan

    Sebagian besar wanita akan menganggap hari pernikahan mereka adalah salah satu hari paling bersejarah dalam hidupnya. Dimana itu mungkin hanya akan terjadi sekali dalam hidup mereka.Ya, tentu saja! Itulah kenapa semua wanita ingin menjadi wanita yang paling cantik di hari pernikahannya. Sudah seharusnya begitu. Sayangnya itu tidak akan berlaku untuk Arsyila. Karena Arsyila tidak pernah mengira bahwa hari ini dirinya akan menjadi pengantin wanita, menggantikan sang kakak. Penampilan pengantin wanita sungguh jauh dari kata sempurna. Rambut coklat Arsyila dibiarkan terurai bebas. Mereka bahkan masih terlihat kusut meski Arsyila memakai veil di kepalanya. Para perias tidak memiliki waktu yang cukup untuk menata rambut Arsyila. Riasan di wajah Arsyila juga tidak sempurna. Sebagian riasannya terhapus karena air mata Arsyila. Jika bercermin sekarang, Arsyila pasti akan mengasihani dirinya. Dirinya terlihat menyedihkan meski memakai gaun pengantin yang mewah. Arsyila bel

    Last Updated : 2022-12-25
  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 8 ; Hari Pemakaman

    Dingin. Itulah yang dirasakan Arsyila saat menyentuh kulit pucat Syakila dan mencium kening sang kakak untuk terakhir kali. Dimata Arsyila saat ini Syakila seperti seperti seorang putri tidur dalam dongeng. Syakila tampak cantik dalam balutan gaun warna putih dengan senyum yang menghias wajahnya. Dia seperti sedang menunggu pangeran menciumnya dan membebaskanya dari kutukan. Tunggu sebentar! Jika ini sama seperti cerita dongeng, mungkinkah mata amber Syakila akan kembali terbuka?“Bisakah Anda mencium kakakku?”tanya Arsyila pada Reyga yang masih setia berdiri di samping peti sang kakak. Hanya pria itu satu-satunya orang yang ada bersamanya sekarang. Meskipun tanpa menoleh ke arah Reyga, Arsyila yakin pria itu mendengar permintaannya. Tapi pria itu hanya diam saja. Arsyila tertawa pelan, mentertawakan kebodohannya. Sepertinya dirinya sudah tidak waras dengan menyuruh orang lain mencium seorang mayat. Sebuah tangan terulur di depan wajah Arsyila, membantu Arsyila b

    Last Updated : 2022-12-26
  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 9 ; Sementara Tinggal

    Tangan Arsyila yang menggenggam bunga lily putih terlepas, bersamaan dengan suara pintu kamar yang diketuk dari luar. Gadis itu terkesiap, secara reflek berbalik menatap sumber ketukan yang mengejutkannya.“Syila, keluarlah untuk makan!”suara cemas nyonya Derin dari balik pintu terdengar. Arsyila menghela napasnya. Gadis itu segera duduk di atas ranjang Syakila saat nyonya Derin membuka pintu kamar.“Aku akan turun nanti, aku ingin sendiri sekarang,” jawab Arsyila dingin tanpa menoleh ke arah nyonya Derin. Nyonya Derin menghela napasnya, menatap Arsyila sedih. Biasanya wanita paruh baya itu akan mengomeli Arsyila, tapi mungkin mulai hari ini wanita itu tidak akan melakukannya. Tanpa mengatakan apa-apa nyonya Derin kembali menutup pintu kamar, meninggalkan Arsyila sendirian.“Tidak mungkin,” gumam Arsila mirip sebuah bisikan. Tangannya menggenggam erat seprai yang didudukinya. Mata coklat Arsyila menatap horor bunga lily yang tergeletak di bawah kakinya. Ar

    Last Updated : 2022-12-27
  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 10 ; Laci Rahasia Syakila

    Lampu kamar menyala, sosok nyonya Derin tampak berdiri di depan pintu setelah pintu kamar Syakila benar-benar terbuka. Arsyila menutup kedua matanya rapat, berusaha mungkin menenangkan jantungnya yang berdetak cepat.“Tidak ada apa-apa. Biarkan dia istirahat. Kau pasti salah dengar.” Suara tuan Derin terdengar menenangkan nyonya Derin yang gelisah.“Aku mendengar suara benda jatuh tadi,” ucap nyonya Derin hendak melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Namun tuan Derin mencekal tangan istrinya. “Sudah malam, kita juga harus istirahat.”Nyonya Derin kembali melangkah mundur. Menurut saat tuan Derin menariknya keluar kamar. Tak lama lampu kamar kembali dimatikan, suara pintu kamar yang ditutup terdengar.Arsyila menghembuskan napasnya, sepasang matanya telah terbuka. Tadi saat melihat gagang pintu yang bergerak, Arsyila dengan cepat melompat ke ranjang. Menutupi tubuhnya dengan selimut dan kembali berpura-pura terlelap. Beruntung waktunya pas.

    Last Updated : 2022-12-28

Latest chapter

  • Rahasia Kematian Syakila   Extra III : Kelahiran Aluna

    Arsyila selalu merasa senang menghabiskan waktu bersama Syakila. Apalagi semenjak penculikan yang dilakukan tuan Derin terakhir kali. Arsyila jadi over protektif pada kakaknya. Arsyila terus mengekor kemanapun Syakila pergi, kecuali saat bersama Zhou tentunya. Arsyila yakin Zhou bisa menjaga kakaknya. Yah, walaupun Arsyila seringkali memprotes Zhou karena Zhou suka memonopoli Syakila. Arsyila cemburu karena waktu yang Zhou habiskan bersama Syakila lebih banyak dari dirinya. “Kakak, padahal di taman rumah kita juga memiliki bunga. Kenapa kita harus jauh-jauh datang kemari hanya untuk melihat bunga? Lagi pula bunga ini terlihat biasa saja.” Arsyila menyentuh kelopak bunga daisy dengan telunjuknya. Semalam dia sempat berdebat dengan Syakila hanya karena masalah bunga. Beberapa hari terakhir Syakila dengan keras kepala ingin pergi ke Ossy Blossom, rumah kaca terbesar di Oswald. Arsyila tentu saja menentangnya. Usia kandungan Syakila yang sudah tua membuat Arsyila merasa was-was membawa

  • Rahasia Kematian Syakila   Extra II : Salah Tingkah

    Arsyila bangun dengan rasa pegal di seluruh tubuhnya. Rasanya seperti dia baru saja mengikuti lomba lari berpuluh-puluh kilo meter dan lomba angkat beban puluhan kilo dalam waktu bersamaan. Sebenarnya apa yang dilakukannya kemarin sampai tubuhnya sakit semua seperti ini? Terlebih, rasa tidak nyaman pada selakangannya benar-benar mengganggunya. Arsyila menggeliat dalam selimutnya. Gadis itu masih enggan untuk membuka kedua matanya yang masih berat. Arsyila berniat untuk melanjutkan tidurnya sampai sebuah suara mengejutkannya.“Kamu sudah bangun?”Seketika kedua mata Arsyila terbuka lebar. Bola mata Arsyila rasanya hampir melompat melihat sosok Reyga yang terlihat sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Dengan wajah pucat, Arsyila menatap horor suaminya. Ketika Arsyila mengingat apa yang sudah terjadi semalam, gadis itu terbengong dengan wajah yang sulit dibaca.“Kamu terlihat pucat. Apa kamu merasa sakit?” Ibu jari Reyga mengusap wajah Arsyila perlahan. Pria itu terlihat cemas. Sentuhan R

  • Rahasia Kematian Syakila   Extra I : Tidur Bersama

    “Ka-karena kita suami istri, kita harus tidur satu ranjang!”Arsyila ingat bagaimana dirinya dengan percaya diri mengatakan itu pada Reyga. Tapi kemana perginya rasa percaya dirinya itu sekarang?! Arsyila yakin Reyga pasti memandangnya sebagai gadis yang agresif. Dan juga … tak tau malu. Kenyataannya Arsyila benar-benar serakah. Tak cukup dengan meminta Reyga berjanji tak akan meninggalkannya. Selanjutnya Arsyila meminta Reyga berbagi ranjang dengannya. Setelah berbagi ranjang, mungkin selanjutnya Arsyila akan meminta ruang di hati Reyga? Entahlah, Arsyila sendiri tak bisa menahan gejolak yang ada di hatinya. Gadis itu sungguh-sungguh tergila-gila pada suaminya.Rasa ingin memiliki, rasa ingin dicintai, rasa ingin menguasai. Perasaan semacam itu terus berkembang hingga tak terbendung. Mereka mengendap di dasar kemudian tiba-tiba muncul di permukaan dengan membabi buta. Seperti tanaman eceng gondok yang dengan cepat menyelimuti seluruh permukaan sungai. Se

  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 104 ; Akhir Bahagia

    “Kakak, kakak cantik sekali!” puji Arsyila kesekian kalinya. Di depannya, Syakila tengah mematut dirinya di depan cermin. Dalam balutan kain warna putih, Syakila terlihat sangat anggun dengan gaun pengantin.Lima bulan telah berlalu sejak persidangan tuan dan nyonya Derin. Syakila telah melahirkan bayinya sebulan kemudian. Seorang gadis kecil yang sangat mirip dengan Syakila telah lahir ke dunia. Namanya Aluna, itu adalah nama yang telah diberikan Zhou untuk putri Syakila.Arsyila sendiri sudah memulai kembali kehidupan kampusnya. Arsyila keluar dari universitas Teroa, lalu berpindah ke universitas Aegyo di Oswald yang tidak begitu jauh dari rumah. Berbeda dengan saat di Teroa, di Aegyo Arsyila lebih rajin dan benar-benar fokus pada cita-citanya menjadi designer profesional.“Aluna sayang, lihat mamamu terlihat gugup sekali.” Aluna terlihat tertawa di dalam gendongan Arsyila. Bayi tiga bulan itu seolah mengerti apa yang dikatakan Arsyila.“Lihatlah, bahkan putrimu mentertawakan mamany

  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 103 ; Keputusan Perceraian

    “Mari kita bahas perceraian kita.”Tubuh Arsyila menegang. Mata coklatnya melebar penuh keterkejutan. Persidangan tuan Derin sudah selesai, dan tak ada alasan lagi untuk mereka menunda perceraian. Arsyila bahkan sudah mempersiapkan hatinya jauh-jauh hari. Namun hatinya tetap terguncang saat kata perceraian keluar dari mulut Reyga sendiri.“Be-benar.” Sulit untuk mengendalikan perasaannya. Rasanya Arsyila ingin menangis. Gadis itu menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Berusaha untuk menahan air mata agar tidak jatuh dari kedua matanya. Tidak, Arsyila merasa sangat tidak siap sekarang!“Syila, aku—“Suara perut Arsyila yang nyaring menginterupsi pembicaraan mereka. Arsyila menundukkan kepalanya. Wajahnya seketika memerah. Air mata lolos dari mata coklatnya. “Uhh, a-aku sangat lapar!”Ini memalukan! “Lapar! Waaa!” Karena terlanjur malu, lebih baik totalitas saja. Jika itu bisa menghentikan perceraianannya, Arsyila pasti rela melakukannya. Arsyila menangis keras seperti anak-anak. Berti

  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 102 ; Panti Asuhan

    “Kak Reyga, kakak jadi lebih tampan!”“Aku rindu kak Reyga!”“Kak Reyga, mana permen yang kakak janjikan bulan lalu?!”“Kak Reyga, ayo menikah denganku!”Reyga hanya tertawa menanggapi anak-anak yang mengerubunginya. Suasana hati pria itu terlihat bagus. Ekspresi senangnya berbanding terbalik dengan wajah yang ditunjukan Arsyila sekarang. Gadis itu terlihat masam dan semakin masam. Tanpa disadari Arsyila, bibirnya telah cemberut melihat para anak perempuan centil yang menggoda suaminya.Mereka hanya anak-anak. Benar, mereka hanya anak-anak!Arsyila berusaha menenangkan hatinya. Sedikit konyol memikirkan dirinya yang merasa cemburu hanya karena anak kecil. Tapi begitu melihat salah satu anak perempuan yang berusia sekitar tujuh tahun mencium pipi suaminya, Arsyila tak bisa lagi mempertahankan ketenangannya. Tidak, dia tak bisa diam saja! Arsyila tak bisa membiarkan ini lebih lama!Anak-anak itu bukan sekedar anak-anak kec

  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 101 ; Persidangan

    Hakim telah menjatuhkan hukuman untuk Tuan dan Nyonya Derin atas kasus penculikan anak. Dua belas tahun penjara untuk Nyonya Derin. Sedang tuan Derin mendapatkan hukuman dua kali lipat dari istrinya karena kejahatan berlapis yang dilakukannya. Semua orang hadir, termasuk Nora dan Yerina yang datang sebagai saksi.Borya telah ditutup. Reyga memberikan tempat kerja yang layak untuk para mantan pekerja Borya. Beberapa orang mengikutinya, sedang beberapa seperti Yerina menolak tawaran pekerjaan yang telah diberikan Reyga. Yerina lebih suka memilih sendiri jalannya.Arsyila menatap tuan dan nyonya Derin. Mereka berdua tampak lebih kurus dari yang terakhir Arsyila lihat. Arsyila tak akan bisa melupakan kejahatan yang telah diperbuat tuan Derin terhadap kakaknya dan dirinya. Jadi sampai kapan pun Arsyila tak akan bisa memaafkan pria paruh baya itu. Bahkan setelah semua ini tak ada sedikit pun raut bersalah di wajah tuan Derin.Berbeda dari tuan Derin, Arsyila bis

  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 100 ; Coklat Panas Tengah Malam

    Malam itu Arsyila dan Syakila tidur di kamar nyonya Sisilia. Berkumpul dalam selimut yang sama merayakan kembalinya keluarga mereka. Syakila dan nyonya Sisilia terlihat sudah jauh berlayar dalam alam mimpinya, berbeda dengan Arsyila yang masih terjaga. Sekeras apapun Arsyila berusaha menutup matanya, gadis itu sama sekali tak bisa terlelap. Hatinya terasa tidak tenang. Kantuk sama sekali tak menghampirinya. Ini sudah lewat tengah malam. Tapi kedua matanya justru semakin segar. Hari ini seharusnya menjadi hari bahagianya karena akhirnya dia bisa berkumpul bersama kakak dan ibu kandungnya. Tapi ternyata Arsyila tidak sepenuhnya merasa demikian. Arsyila merasa senang, tentu saja. Tapi disaat yang sama Arsyila juga merasa gelisah. Ini tentang hubungannya dengan Reyga. Setelah hari ini, Arsyila tidak bisa membayangkan bagaimana kelanjutan dari hubungan mereka.Mendesah dengan frustasi. Arsyila pikir dirinya tidak bisa berdiam diri seperti ini. Arsyila akhirny

  • Rahasia Kematian Syakila   Bab 99 ; Kebenaran yang Diungkap

    “A-apa ini?” Arsyila menatap amplop coklat di tangannya dengan wajah kebingungan. Begitu dirinya dan Syakila datang dan ikut berkumpul, Reyga sama sekali tak menjelaskan apa-apa. Pria itu justru memanggil Roby yang membawa beberapa tumpukan dokumen. Amplop coklat yang ada di tangan Arsyila saat ini adalah salah satunya.Arsyila mengedarkan tatapannya pada semua orang yang ada di ruangan itu. Arsyila bisa menangkap raut tegang dari semua wajah itu. Tak terkecuali Reyga, bahkan nyonya Sisilia juga. Mata amber nyonya Sisilia terlihat berkaca-kaca. Wanita paruh baya itu terlihat menahan berbagai emosi dalam dirinya. Ketika Arsyila melihat kakaknya, dia cukup heran dengan sikap tenang sang kakak. Tidakkah Syakila juga merasa bingung dengan situasi yang mereka hadapi sekarang? Bagaimana kakaknya bisa setenang itu? Arsyila bertanya-tanya dalam hatinya.“Aku tau kamu pasti merasa bingung. Jadi bukalah itu, itu adalah kebenaran yang harus kamu ketahui.”“Kebenaran?

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status