Share

BAB 7: Bayangan Masa Lalu

Beberapa minggu setelah penangkapan Riko dan pejabat korup yang bersekutu dengannya, kehidupan Lara dan keluarganya mulai perlahan kembali normal. Namun, ketenangan ini terasa rapuh. Mereka tahu bahwa meskipun ancaman terbesar telah diatasi, bayang-bayang masa lalu masih mengintai.

Suatu pagi, saat Lara sedang bersiap untuk sekolah, dia menemukan sebuah paket kecil di depan pintu rumah. Paket itu tidak memiliki pengirim yang jelas, hanya berisi sebuah catatan singkat: "Jangan pernah lupa dari mana kamu berasal."

Lara merasa cemas. "Arman, lihat ini," katanya sambil menunjukkan paket tersebut.

Arman memeriksa paket itu dengan hati-hati. "Ini bisa jadi pesan dari seseorang yang tahu tentang masa lalu ayahmu. Kita harus sangat berhati-hati."

Hari itu di sekolah, Lara mencoba fokus pada pelajaran, tetapi pikirannya terus melayang pada pesan yang dia terima. Saat istirahat, dia berbicara dengan Maya di taman sekolah.

"Maya, aku merasa ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini. Sepertinya masih ada rahasia yang belum terungkap," kata Lara.

Maya mengangguk. "Kita harus terus mencari tahu. Tapi kita juga harus berhati-hati, Lara. Kita tidak tahu siapa lagi yang terlibat."

Sore itu, setelah pulang sekolah, Lara dan Maya berkumpul dengan Arman, Budi, dan Toni di rumah persembunyian mereka.

"Kita harus menyelidiki lebih lanjut. Pesan ini mungkin berasal dari seseorang yang dekat dengan ayahmu atau bahkan musuh lama yang belum terungkap," kata Budi.

Toni mengangguk. "Kita harus mencari tahu lebih banyak tentang masa lalu Fajar. Mungkin ada petunjuk yang bisa kita temukan."

Arman memutuskan untuk menghubungi beberapa kontak lama yang pernah bekerja dengan Fajar. Mereka berharap bisa mendapatkan informasi tambahan yang bisa membantu mengungkap misteri ini.

Beberapa hari kemudian, Arman menerima kabar dari salah satu kontaknya. "Ada seorang pria bernama Joko yang dulu bekerja dengan ayahmu. Dia mungkin tahu sesuatu tentang pesan itu."

Mereka segera mengatur pertemuan dengan Joko di sebuah kafe kecil di luar kota. Saat mereka tiba, Joko, seorang pria paruh baya dengan wajah penuh keriput dan tatapan mata yang tajam, sudah menunggu.

"Joko, terima kasih sudah mau bertemu dengan kami," kata Arman sambil duduk.

"Fajar adalah teman baik saya. Saya akan melakukan apa pun untuk membantu kalian," jawab Joko dengan suara berat.

Lara menunjukkan paket dan pesan yang dia terima. "Apa kamu tahu siapa yang bisa mengirim ini?"

Joko mengamati pesan itu dengan seksama. "Ini tulisan tangan seseorang yang pernah saya kenal. Namanya Bima. Dia dulu bekerja dengan Fajar, tapi setelah kejadian besar beberapa tahun lalu, dia menghilang."

"Apa yang terjadi beberapa tahun lalu?" tanya Lara penasaran.

"Bima dan Fajar pernah terlibat dalam operasi besar yang sangat berbahaya. Mereka berhasil, tetapi Bima merasa dikhianati oleh seseorang di dalam tim. Sejak itu, dia menghilang dan membawa banyak rahasia bersamanya," jelas Joko.

"Kamu tahu di mana kita bisa menemukan Bima?" tanya Arman.

"Saya dengar dia tinggal di sebuah desa kecil di pegunungan. Dia mungkin masih menyimpan dendam, tapi jika kalian bisa menjelaskan situasinya, dia mungkin akan membantu," jawab Joko.

Dengan informasi baru ini, mereka memutuskan untuk pergi mencari Bima. Mereka tahu bahwa ini bisa menjadi kunci untuk mengungkap semua rahasia yang belum terungkap dan memastikan keselamatan mereka.

Perjalanan ke desa kecil di pegunungan itu tidak mudah. Mereka harus melewati jalan berliku dan kondisi cuaca yang tidak menentu. Namun, semangat mereka tetap tinggi karena mereka yakin ini adalah langkah yang tepat.

Setibanya di desa, mereka mulai mencari informasi tentang Bima. Penduduk setempat mengarahkan mereka ke sebuah rumah tua di pinggir desa, tempat di mana Bima tinggal.

Lara merasa tegang saat mereka mendekati rumah itu. Mereka mengetuk pintu, dan seorang pria tua dengan rambut putih dan tatapan tajam membuka pintu.

"Kalian siapa? Apa yang kalian inginkan?" tanya pria itu dengan suara serak.

"Kami mencari Bima. Kami butuh bantuanmu untuk mengungkap kebenaran tentang masa lalu ayah saya, Fajar," kata Lara dengan tegas.

Pria itu menatap mereka lama sebelum akhirnya membuka pintu lebih lebar. "Masuklah. Kita punya banyak hal untuk dibicarakan."

Saat mereka duduk di dalam rumah, Bima mulai bercerita tentang masa lalunya dengan Fajar dan bagaimana dia merasa dikhianati. Dia juga memberikan petunjuk penting yang bisa membantu mereka mengungkap lebih banyak tentang jaringan kejahatan yang masih ada.

Namun, sebelum mereka bisa merencanakan langkah selanjutnya, sebuah suara ledakan terdengar dari luar rumah. Mereka semua bergegas keluar dan melihat sebuah mobil terbakar di dekat rumah.

"Ini peringatan. Kita harus segera bertindak sebelum mereka menemukan kita," kata Bima dengan tegas.

Dengan ancaman baru yang muncul, bagaimana Lara dan timnya akan menghadapi situasi ini? Akankah mereka berhasil mengungkap semua rahasia dan membawa para pelaku ke pengadilan? Jawaban-jawaban ini menanti di bab-bab berikutnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status