Share

Kebangkitan Miranda.

Penulis: Jimmy Chuu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-08 14:30:29
Tak lama kemudian, lolongan Miranda, pengusaha kue aestetik yang selalu berlagak sombong, perlahan menghilang saat ia digiring ke kantor petugas keamanan untuk meredakan amarahnya.

Sejenak, mall kembali sepi, terutama di bagian peralatan rumah tangga dan mesin pembuat kue. Musik lembut yang mengalun di speaker mengisi udara, menenangkan suasana yang sempat terganggu.

“Ayo, kita ke kasir dan daftar barang-barang belanjaan,” kata Yuto, sudah tenang kembali.

Namun, berbeda dengannya, Hannah Laksa masih gemetar, langkahnya pelan penuh keraguan. Ia tampak rapuh, seperti gadis kecil yang tersesat di dunia yang lebih besar.

“Apakah kita tidak akan dipermalukan nanti di meja kasir? Belanjaan kita begitu banyak. Aku takut Ibu Grace Song tidak setuju memberi pinjaman untuk barang-barang ini.” Matanya berkilat karena kecemasan.

Yuto menoleh dengan tatapan datar, tersenyum tipis. “Bukankah ada Tuan Xander yang jadi jaminannya? Kenapa takut?”

Mereka semakin dekat dengan kasir, namun ketenangan itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Karma Itu Instant.

    “Katakan siapa yang mengambil mesin yang diinginkan isteriku?” Suara Nate menggema di udara, keras dan menggelegar, menarik perhatian beberapa pengunjung mall yang baru saja melenggang.Kepalanya berputar mencari sasaran, matanya seperti api yang melotot. Wajahnya yang kurus semakin terlihat menyeringai, menambah kesan penuh kebencian.Sementara itu, di samping Nate, Miranda berdiri dengan wajah yang penuh amarah, meskipun terlihat sedikit lebih terkendali.Ekspresinya yang galak karena mendapat angin, aksinya penuh kepercayaan diri yang sombong.“Itu dia! Gadis berbaju lusuh dan miskin itu!” Miranda menunjuk dengan semangat yang menyala.“Dia penyebab aku dipermalukan di pos satpam!” Ekspresinya berubah dari kesal menjadi kegirangan, matanya berbinar melihat sosok Hannah yang tampak takut, berusaha menyembunyikan wajahnya di balik tubuh tinggi Yuto, seperti seekor anak kucing yang mencari perlindungan.Miranda semakin gembira.“Rasakan kamu! Suamiku Nate adalah pemilik beberapa perus

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Kopi Gula Aren.

    BRAK!“Istriku, kenapa kamu…” Plastik yang berisi beberapa kopi gula aren terjatuh dari tangannya.Sebagai seorang barista yang diminta menjadi petugas delivery, pesanan itu harusnya ia antarkan untuk seorang pelanggan bernama Kevin Ng. Namun, alamat pengiriman mengarahkannya pada rumah tempat ia menemukan fakta yang membuat tubuhnya lemas seketika.Di hadapannya, Lucy Setiawan, istri yang ia kira tengah menunggunya di rumah dengan setia, kini tengah bersama seorang pria tanpa busana. Wajah Xander memucat.Jantungnya berdegup kencang, tubuhnya gemetar. Kakinya tak sanggup menopang tubuhnya ketika ia melihat istrinya dipeluk pria yang ia yakini adalah sosok bernama Kevin itu. Xander bahkan sudah tak mampu berkata-kata.Namun, sosok Kevin Ng itu bukannya terkejut atau merasa malu, justru berbicara santai.“Wah, wah, Lucy. Sepertinya suamimu memergoki kita!” ucap pria bertubuh tinggi besar itu sambil melepas pelukannya dari tubuh Lucy, wajahnya menyungging senyum menggoda yang membuat Xan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Bank Central Halilitar.

    Meskipun pagi itu udara mulai panas karena matahari yang bersinar cerah, sosok Xander terdiam. Ia tak bisa mempercayai angka yang tertera di layar ponselnya yang sudah usang."Angka yang sangat besar. Ada lima belas nol di sana!" batin Xander. Ia berulang kali memastikan bahwa matanya tidak salah membaca angka yang tertera di layar ponselnya. "Aku harus segera pergi ke Bank Central Halilintar sekarang juga, untuk memastikan kebenaran informasi saldo ini!"Dengan detak jantung yang berdegup kencang, masih tak percaya dengan pesan singkat itu, ekspresi kebimbangan terlukis di wajah Xander. "Bisa saja ini hanya spam atau scam, bukan?" batinnya, mencoba untuk tidak merasa gembira berlebihan.Dengan tangan gemetar, Xander segera membuka aplikasi dan memesan kendaraan online melalui ponselnya.Bank Central Halilintar adalah salah satu bank papan atas di negeri ini, berada di peringkat lima besar di antara bank-bank lainnya. Mengapa Xander memilih untuk menabung di sana? Jawabannya sederhana

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Kejadian Tak Terduga.

    Ketika gadis customer service itu menerima Kartu Tabungan Ekonomi dari tangan Xander, ia memegangnya dengan telunjuk dan jempol, seolah-olah sedang menjinjing sampah yang menjijikkan.Bahkan, jika Lidia, sang customer service, tidak terikat oleh SOP – Standar Operasional Prosedur Bank Central Halilintar, ia mungkin sudah membuang Kartu Tabungan Ekonomi Xander yang tampak lusuh dan terlipat-lipat itu."Sepertinya pemuda miskin ini selalu mengantongi buku tabungan ini ke mana pun ia pergi. Ia menganggap ini adalah harta karun yang tak boleh ditinggalkan. Aku jadi penasaran, seberapa banyak saldo di rekening ini, sampai-sampai ia membawanya ke mana-mana dan terlihat lusuh!" Lidia berpikir dengan jijik melihat buku yang acak-acakan itu.Namun, mau tidak mau Lidia harus melakukan tugasnya, mencetak saldo di buku tabungan itu.Ketika Lidia membuka lembar kedua, sekilas ia melirik dengan rasa ingin tahu yang mendalam pada isi rekening Xander. Namun, ia hampir pingsan, tak tega melihat bahwa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Branch Manager Grace.

    Berada di dalam ruang nyaman berpenyejuk udara, ditambah aroma lavender dari aromaterapi, Xander berdiri agak canggung di depan pintu kantor. Sebuah lukisan ikan berenang menjadi latar belakang kursi tempat duduk dan meja besar dari jati, dengan dua kursi di depannya.Dalam hati, Xander bertanya-tanya, “Siapa sosok perempuan berwibawa ini?”Belum juga ia selesai memindai seisi ruangan yang terlihat luks itu, suara perempuan itu terdengar lagi. “Tuan Xander Sanjaya? Silakan duduk,” kata perempuan berkacamata itu terdengar ramah.Perempuan itu menunjuk sofa dengan telapak tangan tanda sopan santun, meminta Xander duduk di sofa tebal dan empuk, sementara dia sendiri akan memilih duduk di kursi sofa lain, di seberang. Dia menunggu sampai Xander duduk di sofa empuk tersebut, barulah duduk dengan hat-hati, tiap gerak-geriknya terlihat elegan.“Perkenalkan. Namaku Grace Song. Aku Branch Manager Bank Central Halilintar.”“Maafkan aku, Ibu Grace... Sebenarnya aku bertanya-tanya. Ada masalah ap

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Kesalahan Sang Customer Service.

    Suara langkah sepatu terdengar menggema di area banking hall lantai dua.Seorang gadis tampak berjalan tergesa-gesa. Sesekali ia berhenti, membuka cermin kecil, dan memeriksa penampilannya.Lidia, sang customer service, tersenyum lebar saat melihat riasan tebal yang masih menempel sempurna di wajahnya.“Kosmetika produk Korea-Jepang ini sangat bagus. Menempel dan membuat kulitku seakan-akan kulit bayi tanpa bekas luka atau jerawat sedikit pun. Aku siap mendengar berita bahagia dari Ibu Grace Song,” gumam Lidia. Ia menutup cermin bundar kecil itu lalu menyembunyikannya di sakunya.“Perfect!”Baru-baru ini, seorang supervisor di Front Office yang membawahi customer service mengajukan permohonan pengunduran diri. Sudah dua minggu posisi itu kosong. Dengar-dengar, Lidia adalah kandidat yang paling diunggulkan, mengingat ia telah bekerja sebagai customer service di kantor cabang Bank Central Halilintar itu selama lebih dari dua tahun.Dan dari semua kandidat yang diunggulkan, hanya Lidia y

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Gorilla’s Kafe.

    Duduk di dalam mobil BMW Seri 5 yang masih berbau baru, Xander meresapi aroma jok kulit yang berpadu sempurna dengan dinginnya hembusan udara dari pendingin.Selama hampir satu jam perjalanan menuju Gorilla’s Kafe, tempat dia bekerja, dia tetap diam, membisu. Xander duduk kaku, seolah-olah setiap gerakannya bisa mencemari kemewahan jok mobil yang mengkilap ini.Di sebelahnya, Grace Song juga tak bersuara.Bukannya tak ingin menyapa, tapi Grace yakin diamnya Xander karena masih merasa marah akibat perbuatan tercela Lidia, yang merendahkan dirinya dengan menyebutnya hanya seorang penjudi online rendahan.Keheningan itu akhirnya pecah ketika mobil BMW Seri 5 yang dikendarai sopir pribadi Grace berhenti dengan halus.Xander menghela napas lega, bergegas berkata, “Ibu Grace, terima kasih atas kebaikan Anda, mengantarkan saya ke Gorilla’s Kafe.”Xander menunduk hormat, kemudian berjalan cepat menuju tempat kerjanya yang terlihat cukup ramai dari luar. Dia berusaha menyelinap, menyembunyikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Ide Gila Xander.

    Jam menunjukkan pukul 20.00, dan Kafe Gorilla’s harus segera ditutup. Lampu-lampu neon di luar mulai meredup, meninggalkan suasana remang-remang yang sepi. Hanya bau kopi yang tersisa di udara, bercampur dengan aroma kayu dan kue yang sudah lama dipanggang.Ketika Xander baru saja selesai membersihkan meja barista, bersiap-siap untuk pulang, Dimas, manajer kafe, memanggilnya dengan suara yang berat dan serius.“Kita perlu bicara empat mata. Seharian sibuk dirimu melayani pelanggan, aku tak bisa mengganggumu sebelumnya,” kata Dimas, sambil menurunkan kursi dari meja dan meminta Xander juga mengambil salah satu kursi yang terbalik di atas meja. Suara gesekan kursi di lantai kayu menambah kesan berat dan serius.“Xander…” kata Dimas dengan nada yang misterius, wajahnya setengah tertutup oleh bayangan.Xander meremas tangannya, membayangkan kalau dia akan dipecat dari jabatannya sebagai barista di kafe itu. Jantungnya berdegup kencang, keringat dingin mulai muncul di dahinya. Dia sungguh

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18

Bab terbaru

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Karma Itu Instant.

    “Katakan siapa yang mengambil mesin yang diinginkan isteriku?” Suara Nate menggema di udara, keras dan menggelegar, menarik perhatian beberapa pengunjung mall yang baru saja melenggang.Kepalanya berputar mencari sasaran, matanya seperti api yang melotot. Wajahnya yang kurus semakin terlihat menyeringai, menambah kesan penuh kebencian.Sementara itu, di samping Nate, Miranda berdiri dengan wajah yang penuh amarah, meskipun terlihat sedikit lebih terkendali.Ekspresinya yang galak karena mendapat angin, aksinya penuh kepercayaan diri yang sombong.“Itu dia! Gadis berbaju lusuh dan miskin itu!” Miranda menunjuk dengan semangat yang menyala.“Dia penyebab aku dipermalukan di pos satpam!” Ekspresinya berubah dari kesal menjadi kegirangan, matanya berbinar melihat sosok Hannah yang tampak takut, berusaha menyembunyikan wajahnya di balik tubuh tinggi Yuto, seperti seekor anak kucing yang mencari perlindungan.Miranda semakin gembira.“Rasakan kamu! Suamiku Nate adalah pemilik beberapa perus

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Kebangkitan Miranda.

    Tak lama kemudian, lolongan Miranda, pengusaha kue aestetik yang selalu berlagak sombong, perlahan menghilang saat ia digiring ke kantor petugas keamanan untuk meredakan amarahnya.Sejenak, mall kembali sepi, terutama di bagian peralatan rumah tangga dan mesin pembuat kue. Musik lembut yang mengalun di speaker mengisi udara, menenangkan suasana yang sempat terganggu.“Ayo, kita ke kasir dan daftar barang-barang belanjaan,” kata Yuto, sudah tenang kembali.Namun, berbeda dengannya, Hannah Laksa masih gemetar, langkahnya pelan penuh keraguan. Ia tampak rapuh, seperti gadis kecil yang tersesat di dunia yang lebih besar.“Apakah kita tidak akan dipermalukan nanti di meja kasir? Belanjaan kita begitu banyak. Aku takut Ibu Grace Song tidak setuju memberi pinjaman untuk barang-barang ini.” Matanya berkilat karena kecemasan.Yuto menoleh dengan tatapan datar, tersenyum tipis. “Bukankah ada Tuan Xander yang jadi jaminannya? Kenapa takut?”Mereka semakin dekat dengan kasir, namun ketenangan itu

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Serudukan Miranda.

    “Lepaskan kataku. Aku tak sudi berbagi udara dengan gadis miskin seperti kamu!” suara perempuan itu terdengar tegas, mengandung ejekan dan hinaan.“Kamu tidak akan punya uang membeli produk semahal mesin Hobart seharga ratusan juta rupiah ini!” Si nyonya gemuk dengan gelang bergemerincing itu menatap penuh ejekan, ia memindai dari rambut hingga kekaki Hannah, membuat gadis itu seketika hilang percaya diri.Perempuan gemuk itu bernama Miranda. Dia dan suaminya Nate adalah pengusaha yang cukup kaya, masuk dalam jajaran orang kaya level tiga. Namun tetap saja kaya.Usaha mereka bernama Miranda Aestetik Cake, yang menjual kue berkelas.Kembali suasan tegang didalam mall...“Kamu mungkin salah masuk kesini. Seharusnya kamu berbelanja di pasar tradisonal, yang menjual barang-barang kelas dua! Bukan disini!”Mendengar itu Hannah seketika hampir menangis.Sepanjang hidup, dia memang selalu direndahkan, karena anak yatim piatu. Namun baru sekali ini ia dihina dengan tatapan judes, dan kata-ka

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Belanja di Kyoto Mart

    Di dalam Kyoto Mart, udara dari mesin pendingin menyelimuti ruang dengan kesejukan yang kontras dengan hiruk-pikuk di luar.Lampu-lampu kristal bergelantungan di langit-langit tinggi, memancarkan kilau seperti berlian. Namun, kesejukan ini tidak membuat perasaan Hannah Laksa lebih nyaman.Sebaliknya, ia merasa gugup dan berkeringat dingin saat melangkah melewati lorong butik-butik mewah yang berjajar di kanan dan kiri. Setiap langkahnya terasa berat, seakan-akan tegel marmer yang mengilap menahan kakinya dengan beban tak kasatmata.“Xander, please. Aku tak punya uang banyak. Bahkan membeli mesin mixer saja mungkin aku tak sanggup,” ucapnya lirih, suaranya hampir tenggelam dalam deru obrolan pengunjung yang berlalu lalang.Xander berhenti melangkah dan menatap Hannah dengan senyuman kecil di wajahnya, tetapi matanya memancarkan keyakinan yang tidak bisa dibantah.“Untuk apa kamu takut? Aku sudah mendapat persetujuan dari Ibu Grace Song. Kami bisa berbelanja di department store khusus p

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Kyoto Mart Dengan Kemegahannya.

    Tak lama kemudian, mobil yang mereka tumpangi melaju di tengah keramaian ibu kota Jatavia, melintasi jalan-jalan utama yang dipenuhi gedung-gedung pencakar langit. Cahaya matahari siang memantul dari jendela-jendela kaca gedung, menciptakan kilauan yang menyilaukan.Papan iklan elektronik dengan gambar-gambar dinamis bergerak menarik perhatian, menambah semarak suasana kota yang sibuk.Di kedua sisi jalan, butik-butik mewah dan kafe bergaya modern berjajar rapi, seakan berlomba menarik perhatian siapa pun yang melintas. Hiruk-pikuk klakson mobil bersahutan, mengiringi irama kehidupan kota yang tidak pernah tidur.Di balik kaca mobil, Hannah memandang keluar dengan ekspresi penuh keheranan.Kemacetan yang tampak seperti sungai besi itu membuatnya mengernyit, dan suasana sekelilingnya terasa sangat kontras dengan tujuan mereka.“Xander, kita hendak ke mana?” tanyanya, nada suaranya mencerminkan kebingungan.“Bukankah kita seharusnya pergi membeli peralatan membuat roti, seperti mixer, p

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Ini Salah Paham Belaka.

    Keributan di kios Anom mulai mereda ketika seorang pria dengan aura tenang dan karisma menenangkan memasuki area yang padat. Suaranya rendah dan tenang, namun penuh wibawa, membuat kemarahan Yuto sedikit mereda.Kehadirannya membawa angin segar di tengah suasana yang panas.“Permisi. Ada apa ribut-ribut di sini?” tanyanya dengan sopan, senyumnya menenangkan. Di sekeliling, hiruk-pikuk pasar Mayomba tetap bergema—suara tawar-menawar, derap langkah kaki, dan tawa anak-anak yang bermain, menciptakan irama unik kehidupan urban.“Anda siapa?” Yuto bertanya, berusaha mempertahankan nada cool-nya, meskipun rasa ingin tahunya mulai muncul.“Kau datang untuk menasehati kami atau untuk ikutan berkerumun?”“Perkenalkan. Saya Anom, pemilik kios ini. Ada masalah yang kurang menyenangkan hati tuan muda sehingga terjadi keributan?” Koh Anom menjawab dengan nada penuh pengertian, matanya menatap Yuto dengan tulus, seolah berusaha membaca pikiran Yuto yang penuh ketidakpastian.Di sekitar mereka, kios

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Kesenangan Di Pasar Mayomba.

    Saat itu juga, Xander memutuskan untuk memulai bisnis roti. Ini bukan semata-mata langkah mencari keuntungan, tetapi sebagai strategi untuk menyelamatkan Panti Asuhan Penuh Kasih dari ancaman penggusuran oleh Setiawan Company.Perusahaan ini, di bawah kendali Tjiang Global Corporation, memiliki rencana besar untuk menghapus keberadaan panti tersebut."Jika tidak mulai sekarang, kapan pihak panti asuhan akan belajar menjalankan bisnis bakery?" pikir Xander, mengingat percakapannya dengan Tuan William."Aku telah berjanji bahwa panti akan bertransformasi menjadi gerai toko roti yang representatif, layak bersanding dengan bangunan mal dan pemukiman mewah masa depan."Dalam kabin mewah mobil Alphard, Xander melirik ke arah Yuto, yang sedang bercakap-cakap dengan Hannah. Keduanya tampak riang, seolah tidak ada beban.Namun, Xander tahu lapisan dalam yang mengelilingi Yuto; mantan pembunuh bayaran yang kini mengklaim dirinya seorang baker profesional dari Shanghai."Kita lihat saja," bisik

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Bermula Dari Dapur.

    Xander tiba di Panti Asuhan Penuh Kasih tepat pukul sembilan pagi. Ketika ia membuka pintu, suasana ramai dan ceria menyambutnya.Namun, yang paling mengejutkan adalah melihat Yuto, yang dikenal dengan reputasinya, tampak berperilaku sangat baik. Ia berbicara dengan anak-anak panti dengan hangat, bahkan tampak akrab, sebuah pemandangan yang jarang dilihat dari sosok profesi seperti Yuto.Yuto melirik Xander sekilas, namun tidak melepaskan pelukannya pada seorang anak panti berusia lima tahun.Meskipun tidak ada kata yang diucapkan, Xander bisa merasakan pesan yang tersirat dalam tatapan Yuto.Seolah-olah Yuto memohon: "Tolong, jangan buka rahasiaku di depan anak-anak panti."Xander hanya mengangkat bahu, bersikap seolah tak peduli, tetapi dalam hatinya ia memahami beban yang ditanggung Yuto. Ada sesuatu yang menyentuh dalam interaksi ini, seakan Yuto menemukan kedamaian sesaat di tengah kehidupannya yang penuh gejolak."Oh, jadi kamu sudah duluan tiba?" kata Xander, mencoba mencairkan

  • Rahasia Kekayaan Sang Barista   Yuta di Ruang Tamu Panti Asuhan.

    Hannah Laksa adalah seorang gadis sederhana, dibesarkan di panti asuhan.Sejak kecil, kehidupannya jauh dari sorotan publik. Meskipun wajahnya manis, ia sering merasa minder karena tidak memiliki pasangan orang tua seperti anak-anak normal.Dunia popularitas tampak jauh dari jangkauannya, dan ia merasa nyaman dalam kesederhanaan yang akrab.Namun, pagi itu, sesuatu yang mengubah hidupnya terjadi."Mengapa banyak sekali orang yang menjadi pengikutku?" desis Hannah tak percaya, menatap layar ponselnya dengan mata terbelalak.Akun media sosialnya, yang selama ini hanya memiliki sekitar lima ratus followers, tiba-tiba melonjak menjadi lebih dari sembilan ribu. Angka itu terus bertambah, mendekati sepuluh ribu. Ini adalah perubahan yang tidak pernah ia bayangkan.Jantungnya berdebar kencang saat ia menggulir komentar-komentar yang membanjiri postingannya tentang Yuto."Wow! Di mana lokasi tempat ini? Aku ingin berkunjung dan melihat sosok pria mirip idol itu!""Apakah itu benar seorang ido

DMCA.com Protection Status