Share

275. Gaun Biru Safir

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2025-02-27 12:42:08
Memasuki kamarnya setelah meninggalkan Gretha yang senang dengan gaun biru safir yang ia katakan akan dikenakannya nanti pada pesta ulang tahun Velox Corp, Alaric duduk di tepi ranjang dan menatap ponsel miliknya.

Ada pesan dari Zain yang mengatakan bahwa ia sedang dalam perjalanan menuju ke rumahnya.

Sepertinya pesan itu datang tadi saat Alaric berkeliling di sekitar kolam sebab pemuda itu menunjukkan batang hidungnya hanya beberapa menit setelah ia membaca pesannya.

"Malam, Tuan Alaric," sapa Zain saat pemuda itu masuk setelah Alaric membukakan pintu untuknya dan mengunci pintu kamar—seolah itu adalah hal wajib yang ia lakukan setiap kali memasuki kamar ini.

"Malam, Zain," balasnya kemudian menjumpai Zain yang berdiri di hadapannya dan sekilas menunduk sebelum ia berjalan menjauh seraya bertanya, "Anda tidak pernah lupa untuk mengunci pintu kamar ini setiap pergi keluar, 'kan?"

"Tidak," jawab Alaric. "Dan kamar ini tidak memiliki kunci ganda, jadi tidak ada yang bisa masuk ke d
Almiftiafay

done 3 bab yah akak semuanya 🌝 terima kasih sudah membaca ❤️ sampai jumpa besok lagi 🩷

| 26
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Eva
JENG JENG!!!!! Nah loh kaget kan lu Gretha..permainan akan segera berakhir Gretha
goodnovel comment avatar
Aishwa Maira
nanggung bget
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Kereeeeennnnn mantuuulllll surprisenx wilie n lilia,..si kreta kuda bakal shock pingsan nih liat lilia n keano msh hdp hahahahaaaaa stlh ini adlh giliran luw kreta kuda utk di permalukan & di tendang dri kluarga roseanne brsama si roberta
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    276. Bagai Dewi Aphrodhite Dan Lumut Kering Di Reruntuhan

    Wanita itu benar-benar Lilia! Tapi bagaimana bisa? 'Bagaimana bisa dia masih hidup?' tanya Gretha penuh dengan kebingungan. Tiga bulan atau bahkan lebih berlalu tanpa ada kabar darinya, Henry bahkan telah memberikan bukti kepadanya bahwa vila tempatnya akan memberlangsungkan pernikahan dengan William secara diam-diam itu habis dilahap api. Gretha juga melihat betapa patah hatinya William sejak hari itu terjadi. Bukankah semua itu menerangkan lebih banyak bahwa Lilia harusnya telah mati? Tapi bagaimana orang yang telah mati melingkarkan tangan kecilnya itu ke lengan kekar William dan berjalan memasuki hall dengan begitu anggunnya? Yang artinya ... Lilia tidak pernah mati. Gadis itu masih hidup! 'Apa yang sebenarnya terjadi?' batin Gretha sekali lagi sebab sepasang matanya bukan hanya menjumpai Lilia seorang, melainkan juga Keano. Bocah kecil itu berjalan di belakang Lilia dan William, digandeng tangan oleh Nicholas. Giff dan Jovan memimpin langkah seolah memastikan tak ada y

    Last Updated : 2025-02-27
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    277. Di Tepi Karpet Magenta, Lilia Melihat Gretha

    *** Beberapa jam sebelum kemunculan Lilia di pesta ulang tahun Velox Corp. *** Lilia ada di dalam salah satu hotel milik Velox, matanya memandang sebuah gaun berwarna putih yang sangat cantik yang dikatakan oleh William akan ia kenakan nanti malam. Ia, Keano dan Alya dijemput oleh William dan Giff tadi pagi-pagi sekali untuk tiba di hotel ini. Selagi Alya beristirahat di dalam kamar yang lain, Lilia sibuk memindai gaun cantik itu. "Hm ... meskipun bagus, apakah ini tidak akan berlebihan?" tanya Lilia saat memandang gaun itu dari tempat ia duduk di tepi ranjang. Gaunnya berada di sofa, berdampingan dengan jas milik William dan juga milik Keano. Ia menatap William yang berdiri beberapa jarak di hadapannya, kemudian menoleh pada Keano. Anak lelakinya itu memberi jawaban lebih dulu dengan mengatakan, "Tidak, Mama ... berlebihan kenapa? Gaunnya sangat cantik." William mengangkat salah satu alisnya seolah mengatakan, 'See? Aku sudah bilang padamu, 'kan?' "Tapi nanti malam ulang tahu

    Last Updated : 2025-02-28
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    278. Tipu Muslihat Apa Ini?

    Bukan hanya Lilia yang melihat keberadaan Gretha, William pun juga. Tak mungkin bagi mereka untuk tak melihat wanita itu karena ia berdiri di dekat jalan yang diperuntukkan bagi mereka yang memasuki hall. Dari sudut matanya, Lilia melihat Gretha yang berdiri membeku di antara banyaknya celotehan mereka yang menyebut bahwa wanita yang bersama dengan William itu adalah istrinya. Keano tak luput dari panggilan mereka yang saling bersahut-sahutan, menyebutkan bahwa mereka senang dapat melihat bocah kecil itu di sini, tak seperti kabar sebelumnya yang menyebutkan bahwa ia telah tewas. Lilia melihat ayahnya—Tuan Alaric—bersama dengan Zain dan beberapa partner mereka. William membawa Lilia ke sana dan mengenalkan pada semua orang bahwa dirinya adalah istri seorang William Quist. Pembawa acara meminta mereka untuk keluar menikmati pertunjukan kembang api yang diadakan di luar. Lilia berdiri kikuk saat William diminta untuk memberi sambutan. Karena artinya ia akan ditinggal sementara waktu

    Last Updated : 2025-02-28
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    279. Lilia Zamora Kembali

    Lilia kemudian berjalan meninggalkan Nyonya Bertha dan Nyonya Donna. Dua pasang mata itu menyaksikan Lilia yang berjalan dengan diikuti oleh Giff kembali ke meja tempat di mana Keano dan William duduk di sana. Saat Lilia duduk di sebelah William, prianya itu segera bertanya, "Apa Mamaku melakukan sesuatu yang buruk?" Sudut matanya mengarah pada Nyonya Donna yang berdiri beberapa meter jauhnya dari mereka. Terlihat berbicara dengan Nyonya Bertha tapi tidak terdengar apa yang mereka bicarakan sebab live music yang ada di sana bergema menghangatkan perayaan pesta ulang tahun Velox Corp malam hari itu. "Biarkan saja mau mengatakan apa," tanggap Lilia dengan senyum manisnya. "Mereka mati kutu dengan ucapan Nona Lilia, Tuan William," sambung Giff yang membuat kedua alis lebat William terangkat penuh keheranan. "Apa yang dikatakan oleh Lilia memangnya?" tanya William memperjelas. Menoleh pada Lilia dan tangan kanannya itu bergantian. "Hanya menjawab kalimat mereka bahwa aku masih hidu

    Last Updated : 2025-03-01
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    280. Pria-pria Pelindung Lilia

    Dengan mata kepalanya sendiri, Gretha melihat Lilia yang dikejar oleh William. "Sayang?" panggilan dari pria itu begitu manis, tatapannya terlihat khawatir saat ia berjalan mengikuti Lilia. Mengabaikan Gretha yang tertatih mengimbangi langkah keduanya sebab Gretha terhalang oleh perutnya yang membesar itu. Saat tiba di hall, Lilia disambut oleh Keano yang sepasang matanya tampak cemas kala memanggil, "Mama?" Sedang Giff yang duduk di sebelah Keano berdiri menoleh pada William dan gerak bibirnya bertanya, "Apa yang terjadi, Tuan William?" Meski Gretha tak mendengar apa jawaban William, tapi pria itu sepertinya mengatakan bahwa Lilia bertemu dengan dirinya di kamar mandi. Nicholas yang tadinya berdiri sedikit jauh dari meja mendekat, menyerahkan gelas berkakinya pada William agar memberikannya pada Lilia yang terlihat menunduk di kursi tempat ia duduk. Seolah belum cukup, Gretha melihat Jovan mendekat dan menyikut lengan Giff dengan raut yang khawatir, sepertinya pemuda itu juga b

    Last Updated : 2025-03-01
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    281. Malam Kita Yang Penuh Kenikmatan

    Lilia merasakan tangan besar William menyentuh punggungnya. Jarinya menarik resleting kecil yang ada di sana, membawanya turun sementara tangannya yang lain masih melingkari perut ramping Lilia. Ia menoleh pada William saat pria itu berbisik, "Aku bantu kamu melepasnya." Dengan bantuan William, gaun putih yang ia kenakan itu akhirnya tanggal ke lantai. Menyisakan inner berbentuk dress di tubuhnya yang hanya sebatas paha mulus Lilia. "Aku masih perlu menghapus make up sebentar," balas Lilia pada William kala pria itu membuat tubuh mereka saling berhadapan. "Mau aku saja yang melakukannya?" Lilia mengerjap lebih dari satu kali, "Kamu tidak keberatan?" "Pertanyaanmu lebih terdengar seperti meragukan aku, Lilia," jawabnya. "Duduk dan lepas sepatumu, aku akan ambilkan removal untuk menghapus make up-nya." Lilia mengangguk samar, ia melihat William yang mengambil gaun miliknya dan meletakkannya ke sofa sementara ia berdiri beberapa saat di depan meja dan kembali dengan sekotak tisu

    Last Updated : 2025-03-01
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    282. Setelah Pesta Usai

    Di depan lobi Velox Corp, Gretha sangat kesal karena sopir yang tadi mengantarnya tidak tampak. Pesta ulang tahun telah usai, satu per satu orang meninggalkan tempat tetapi Gretha dan ibunya masih terdampar di sana tanpa kepastian. "Apa Kim lupa menjemput kita, Ma?" tanya Gretha tak bisa menyembunyikan rasa kesalnya. Pandangannya mengedar, mencari Kim—sopir milik Tuan Alaric—dan sedan yang harusnya berhenti di hadapan mereka dan membawa mereka pulang. "Mama juga tidak tahu, Sayang," jawab Nyonya Bertha. "Tapi bukankah dia tidak mungkin lupa? Biasanya dia sudah stand by sebelum acaranya usai." Nyonya Bertha juga tampak terheran-heran, ia bersedekap sebelum menggapai ponselnya dan mencoba menghubungi Tuan Alaric. Tapi saat hal itu ia lakukan, hasilnya nihil. Tuan Alaric tak menjawab, lebih tepatnya ... panggilan itu tidak tersambung. "Alaric juga tidak bisa dihubungi," gumam Nyonya Bertha yang dapat didengar oleh Gretha. "Papa sudah pulang sejak tadi, Ma," jawabnya. "Benarkah?"

    Last Updated : 2025-03-02
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    283. Terhempas Dari Garis Roseanne

    "APA MAKSUDNYA ITU?!" teriak Nyonya Bertha keras-keras. Ia menatap dua pria utusan Tuan Alaric dengan matanya yang berair. Bibirnya gemetar, sama seperti tangannya yang sejak tadi telah terasa dingin. "Apa yang barusan kamu bilang? Surat perceraian yang sudah dikeluarkan oleh pengadilan?!" "Benar," jawab salah satu dari mereka dengan anggukan yang pasti. "Kalau begitu kami permisi dulu." Tanpa menundukkan kepala atau memberi gestur hormat pada Nyonya Bertha atau Gretha, mereka berdua masuk ke dalam mobil sedan sebelum mengemudikannya menjauh dari sana. Gretha terbuka bibirnya, menunjuk pada mobil tersebut dan terbata-bata mengatakan, "I-itu b-bukannya mobil milikku, Ma?" "Alaric mengambil semuanya dan menyisakan pakaian kita saja? Seperti itu maksudnya?!" Gretha memandang sang Ibu yang menangis tanpa suara. Ia diam-diam meneteskan air mata dengan kedua tangannya yang meremas amplop putih yang baru ia terima dari anak buah Tuan Alaric. "Sejak kapan dia mengurus perceraian?" t

    Last Updated : 2025-03-02

Latest chapter

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    381. Satu Detik Untuk Selamanya

    Pagi saat Lilia membuka mata pada hari berikutnya, mendung abu-abu bergantung. Ia keluar dari kamar dan mendengar gelak tawa Keano serta William serta samar celotehan hangat Karlee dan Kathleena dari luar. Entah apa yang dilakukan oleh ayah dan tiga orang anak itu. Tapi sepertinya itu adalah sesuatu yang seru. Lilia tadinya ingin menyusul mereka. Tapi ada sesuatu yang menyita perhatiannya saat ia lebih dulu berjalan menuju ke dapur. Ada sebuah buket bunga dalam vas, sebuah tas kecil dalam paper bag, serta kue berukuran kecil yang ada di atasnya. Semuanya bertuliskan, 'Selamat hari Ibu'. Paper bag berisi tas itu dari William, kue itu dari Keano, dan buket bunga itu dari si kembar Karlee dan Kathleena. Ada dua kartu ucapan yang ada di buket bunga itu dengan tulisan, [Karlee sayang Mommy.] [Mama cantik kesayangan Kathleena.] Entah siapa yang menuliskannya, tapi Lilia sangat suka dengan semua ini. "Manisnya ...." Ia menoleh pada Agni yang berjalan meninggalkan dapur sembari mem

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    380. Nanti Saat Ada Kesempatan Di Benang Merah Yang Lain

    Berjalan memasuki rumah, sepertinya ini sudah terlalu malam. Pesta anniversary Nicholas dan Selina berjalan dengan baik meski Lilia harus mengenakan gaun yang lain, bukan yang ia rencanakan untuk dipakai sebelumnya yang warnanya serasi dengan William dan anak-anaknya. "Selamat malam, Mama." Keano yang tadi berjalan di depan Lilia berhenti dan menoleh padanya saat tiba di depan pintu kamar. Lilia mengangguk, membalas senyum anak lelakinya yang baru saja melepas jas yang ia kenakan. "Selamat malam, Sayang." Lilia mendekat, mengusap puncak kepala Keano. Kini ia tak perlu lagi berlutut untuk membuat tubuh mereka sama tingginya karena Keano sudah tumbuh besar. "Tidurlah, walaupun besok masih libur, Keano harus tetap istirahat tepat waktu." Keano mengangguk sekali lagi. Tak ada kata yang keluar dari bibirnya, tapi apa yang ia lakukan membuat Lilia terenyuh. Kedua tangannya memeluk Lilia dengan erat, maniknya yang berbinar menatap Lilia cukup lama sebelum akhirnya ia bersuara. "Teri

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    379. Biru Langit

    .... Langit di pagi itu tampak lebih biru ketimbang langit yang pernah dilihat oleh William sebelumnya. Matanya menatap hamparan warna lautan itu terbentang dari ujung timur hingga ke sudut barat. Cantik sekali .... Sesaat langkahnya terhenti di atas setapak yang ada di antara rerumputan hijau yang terlihat seperti permadani. Tidak banyak orang di tempat ini. Sepertinya hanya ada dirinya, serta beberapa orang di kejauhan yang membawa buket bunga. William kembali melanjutkan langkahnya. Terus berlalu, menjauh dari gerbang tinggi di belakangnya, lalu berhenti di depan nisan yang rasanya sudah sangat lama tidak ia kunjungi. Madeline Quist. Itu adalah makam adik perempuannya. Seorang gadis yang pernah ia besarkan sebelum pergi untuk selama-lamanya. Permadani hijau yang dilihatnya itu adalah rumput yang ada di pemakaman tempat di mana pusara Madeline berada. Bukan hanya Madeline saja sebenarnya, tapi juga Ivana. William menunduk, meletakkan salah satu buket yang ada di tangannya a

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    378. Si Paling Manja

    Rasanya seperti baru kemarin Lilia dan William mengantar Keano masuk ke Taman kanak-kanak. Rasanya juga baru kemarin si kembar Karlee dan Kathleena itu lahir. Tapi waktu terasa sangat cepat saat seseorang dirundung oleh bahagia yang tak bertepi. Nathaniel Keano Quist, bocah kecil nan jenius itu sudah masuk ke sekolah dasar. Ia masih meminta bersama dengan teman kembarnya sedari playgroup—Jayce dan Jasenna—di sekolah dasar yang sama. Ia tumbuh terlalu tampan, dan itu mengkhawatirkan bagi Lilia karena beberapa wali murid mulai menggoda agar sebaiknya Keano dijodohkan dengan anak-anak mereka sedari kecil. Tidak ... ia tidak siap! Meski dulu pernah menggoda William dengan mengatakan bahwa ia bisa berbesan dengan keluarga Heizt dalam pernikahan muda, tapi ia tak siap! Pagi ini, Lilia baru saja keluar dari kamar setelah selesai memandikan Karlee. Ia hendak menyusul Kathleena yang sudah lebih dulu mandi dan sekarang ada di ruang makan, bersiap menyantap sarapan pagi mereka sebelum Willi

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    377. Tiba-tiba Tentang Nikah Muda

    Lilia tidak bisa mengatakan betapa bahagia ia saat melihat keluarganya disempurnakan oleh lahirnya Karlee dan Kathleena. Dua bayi mungil itu tengah tidur di dalam box bayi yang dilengkapi oleh kelambu. Mengantisipasi seandainya ada nyamuk yang lolos masuk ke dalam kamar dan menggigit mereka. Sudah beberapa hari yang lalu Lilia meninggalkan rumah sakit. Tak ada yang berubah dengan kehidupannya selain ia yang harus sering bangun malam untuk menyusui anak-anaknya. Itu saja ... selebihnya tidak ada yang berubah. William mengatakan ia bisa memakai baby sitter jika kewalahan. Tapi Lilia menolak, 'Bagaimana kalau nanti kamu menikahi baby sitternya Karlee dan Kathleena dan punya istri ke dua lagi? Aku tidak mau.' Sebenarnya itu adalah sindiran. Lilia mengatakan hal itu karena dulu dirinya juga baby sitter sebelum menjadi istri kedua William. 'Sayang ... pikiran macam apa itu?' balas William yang kala itu bisa dijumpai keputusasaan yang besar dari caranya bertanya. Matanya terpejam, jem

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    376. Karlee dan Kathleena

    Saat tiba di Instalasi Gawat Darurat, Lilia berjalan dengan tenang di samping William. Tidak ada kepanikan yang terjadi di sana. Mereka tahu bayinya akan lahir, anak yang mereka tunggu-tunggu, si kembar sepasang nan menggemaskan adiknya Keano. Tadinya memang ada sedikit kepanikan saat William masuk sembari menggendong Keano ke dalam mobil. Tapi Lilia menenangkannya dengan mengatakan, 'Kalau kamu panik, kita semua akan panik, William. Tenanglah ... tidak akan terjadi sesuatu yang buruk. Hubungi saja Papa dan katakan untuk menemani Keano nanti.' Setelah itu William menarik napasnya. Di pangkuannya, Keano duduk diam, menatap Lilia dan tersenyum seolah agar ia tak merasakan sakit itu sendirian. 'Mama, ayo semangat ... kita akan bertemu dengan adik sebentar lagi.' 'Iya, Sayangku. Terima kasih.' Lihat ... saat tenang, semua akan terkendali. Lilia bersiap di dalam kamar rawatnya. Dokter Sarah mengatakan bahwa ia telah mengalami pembukaan yang ke lima, cukup cepat sejak pecah air ketuba

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    375. D-14, Or D-Day?

    Rasanya ... waktu berjalan dengan sangat cepat. Dihitung oleh Lilia, si kembar akan launching dalam dua Minggu dari hari ini. Ia baru saja pulang yoga dengan diantar oleh Agni dan Ron, kali ini William tidak bisa ikut karena harus menyelesaikan pekerjaan yang berkaitan dengan audit. Keluar dari kamar mandi, tubuhnya terasa sangat segar. Di ruang ganti, ia dikejutkan oleh William yang ternyata sudah pulang. Bukan hanya itu saja, pria itu juga terlihat seperti sudah selesai mandi karena rambut hitam miliknya tampak setengah basah. Kaos berkerah yang dikenakannya pun bukan pakaian yang tadi ia pakai bekerja, jadi bisa disimpulkan prianya itu sudah datang sejak tadi dan mandi di kamar lain. Senyumnya merekah saat ia bangun dan menghampiri Lilia. "Kamu sudah pulang?" tanya Lilia yang disambut anggukan darinya. Pria itu menunduk, memberi kecupan di kening Lilia sebelum mengusap perutnya. "Sudah dari tadi, Sayang," jawabnya. "Wah ... apa aku yang kelamaan berendam? Kamu mandi di tempat

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    374. Baby Genius

    "Aish ... tidak tahu tempat," desis William sembari bersedekap. Karena tidak mungkin bagi mereka untuk tak pura-pura melihat sebab seruan Keano sudah menggema memenuhi setiap sudut parkiran, jadi William memutuskan untuk menghadapinya. Sedang Lilia yang mendengar itu menoleh pada William, dalam hati diam-diam bergumam, 'Kesal karena orang lain tidak tahu tempat padahal sendirinya pun begitu.' William mungkin lebih parah bagi Lilia, di manapun ada kesempatan ia pasti menggoda Lilia. Di ruang makan, di dalam kamar Keano, di ruang baca, di tempat yang sedikit memacu adrenalin—di dalam mobil saat mereka mengantar Keano. Kadang, William meminta Giff yang mengantar Keano masuk setelah parkir, sedangkan mereka berdua akan melakukan sesuatu yang lain di dalam mobil. Dan seperti paham dengan apa yang akan mereka lakukan, maka Giff akan menurut sembari mengancam, 'Awas ya kalau sampai viral ada mobil goyang di parkiran Taman kanak-kanak, aku tidak mau mengatasinya!' Ah ... bahkan mereka me

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    373. Rahang Tuna

    "Hm ... tidak malam ini juga," balas Lilia singkat yang percayalah itu membuat William dilanda kelegaan yang besar. Bukan karena ia tak suka Lilia meminta sesuatu darinya. Hanya saja ... ia telah dibuat habis akal lebih dulu mendengar permintaannya yang mendadak dan tidak ia antisipasi. Padahal Tuan Alaric, ayah mertuanya itu sudah pernah mengatakan bahwa nanti William harus siaga dengan permintaan dadakan istri yang hamil di tengah malam. Saat itu ia pun bingung dan bertanya kenapa memangnya? Karena saat ia menikah dengan Ivana dulu, tidak ada sesuatu yang mencolok. Tapi sekarang, William sudah mendapatkan jawabannya. Contoh nyatanya ada di depan mata. Ia mendorong napasnya, salah satu lengannya merangkul Lilia seraya mengecup pipinya. "Baiklah ... aku akan carikan restoran yang menyediakan menu itu nanti, tapi sekarang kamu tidur lagi, bagaimana?" Lilia mengangguk memberi persetujuan. "Iya." "Selain makan itu, sekarang kamu mau makan apa?" "Hanya itu saja yang aku pikirkan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status