Sore hari yang cerah di musim semi, seharusnya bisa dinikmati sambil meminum kopi atau teh hangat bersama beberapa keping cookies di atas piring. Namun tidak untuk Sergei. Sudah sejak setengah jam yang lalu, dia hanya diam di hadapan kakak perempuan mantan kekasihnya yang jujur saja masih memberinya getaran hingga detik ini. Ia bahkan tidak berani menyentuh sepiring omelette sayur yang seharusnya lebih cocok dijadikan sebagai sarapan alih-alih camilan sore hari."Kenapa omelette-nya tidak dimakan? Kau tidak suka dengan masakanku?" tanya Claire sambil melorotkan kaca mata baca dengan sebelah alis terangkat.Sergei langsung tergagap dan buru-buru mengambil garpu. "Eh, ti-tidak. Maksudku, aku hanya merasa tidak enak jika makan omelette ini sendirian."Dengan sedikit terburu-buru, Sergei menyuapkan omelette yang sudah dingin itu sampai-sampai ia tersedak karena gugup. Claire menyodorkan segelas air dingin tanpa mengalihkan pandangannya, membuat Sergei semakin gemetaran.Sebelum menemui k
Beberapa hari berlalu setelah Claire menemui Sergei, pria itu akhirnya memberanikan diri untuk lebih mendekatkan dirinya pada Laura dan anaknya. Claire sendiri sudah pindah ke kediaman Arsen dan membuat ibu mertuanya tidak kesepian lagi, karena akhirnya Tania jadi mau tinggal di sana juga.Hal yang lucu, ketika melihat masa lalu mereka yang gelap dulu, tidak seorangpun akan berpikir bahwa Claire dan Tania bisa hidup di bawah atap yang sama. Arsen pun tidak keberatan. Pria itu merekrut seorang pria muda yang sedang mencari pekerjaan paruh waktu untuk membiayai kuliahnya sebagai teman ayahnya di kedai kopi yang semakin ramai."Aku ada beberapa ide untuk bisnis kalian," ucap Tania ketika mereka sedang sarapan bersama."Ide apa?" tanya Arsen penasaran.Tania memang lebih muda setahun dari Claire dan sekarang sedang mengerjakan skripsi. Karena Claire dulu harus cuti selama satu semester, maka mereka sebentar lagi akan lulus secara bersamaan. Tania yang mengambil jurusan bisnis dan sering m
Hari dengan cepat berganti minggu, minggu berganti bulan, tidak terasa Claire dan Tania akhirnya menyelesaikan skripsi mereka dan lulus sidang dengan hasil memuaskan. Setelah bertahun-tahun menempuh jalan yang terjal dan penuh drama di kehidupan nyata, mereka lulus kuliah dengan IPK tinggi.Tentu saja Tania bahagia bukan main. Ia memutuskan untuk menerapkan ilmu bisnisnya pada kedai kopi milik ayah tirinya yang kini diberi nama Athena Cafe. Kedai yang dulu kecil, kini dirombak menjadi sebuah cafe dengan dua lantai dan interior yang menyesuaikan dengan selera segala usia.Tania menempatkan kopi yang diracik khusus oleh Daniel sebagai menu andalan cafe, dan pie apel khas Athena sebagai menu utama. Meskipun begitu, mereka tetap menyediakan jenis minuman lain yang berbahan dasar kopi, juga menyediakan susu, teh, dan coklat bagi yang tidak suka meminum kopi. Tania juga menyediakan menu lain yang disukai oleh anak muda.Beberapa karyawan mulai direkrut dan dilatih oleh Athena dan Daniel lan
Sergei tidak menyangka bahwa kondisi Sergio begitu parah ketika berhadapan dengan Claire dulu. Dia langsung menanyakan tentang masa lalu Laura dan Claire pada Andreo, karena ia tidak mau membebani Laura yang sekarang sedang menikmati hidupnya setelah terbebas dari Segio.Ia tahu pasti apa yang terjadi dengan korban pelecehan seksual dan kekerasan fisik, apalagi jika tindakan itu dilakukan oleh orang yang dicintai. Pastilah menimbulkan trauma yang mendalam. Apalagi Laura dalam keadaan hamil muda saat itu. Tidak mudah menjalani kehamilan dalam keadaan depresi dan tanpa suami.Itulah kenapa Sergei tidak mau menjalin hubungan yang serius dengan perempuan manapun jika belum yakin, karena ditakutkan akan terjadi hal-hal seperti itu yang sudah pasti diderita oleh kaum perempuan."Aku benar-benar minta maaf padamu. Aku sangat menyesal telah mengabaikanmu. Ayah hanya bisa meminta maaf. Ayah tahu itu semua tidak bisa mengubah keadaan."Sergei melihat Andreo menangis di hadapan seorang narapidan
Selama hidupnya, Juan pernah mengalami masa terburuk ketika dia bangkrut dan harus hidup di jalanan sebagai gelandangan. Tidak ada satupun keluarga yang mau menolongnya, karena ayahnya adalah anak haram yang tidak diakui oleh kakeknya yang merupakan seorang konglomerat. Juan dan ayahnya adalah aib yang bisa mencoreng nama besar keluarga yang sudah dikenal dengan kebaikannya di mata masyarakat.Selama setahun ia tidur berpindah-pindah, dari kolong jembatan sampai di gang-gang kumuh, sering berkelahi dengan gelandangan lain untuk memperebutkan tempat, dan harus mengais makanan dari tempat sampah.Seharusnya ia tidak mengeluh ketika dibawa ke Pusat Penahanan Metropolitan Brooklyn. Namun ternyata di usianya yang sudah senja, kondisi buruk penjara membuatnya tersiksa. Dia bahkan lebih memilih untuk hidup di jalanan daripada di penjara itu.Penjara itu benar-benar buruk dan tidak berperikemanusiaan. Awal-awal ketika dibawa ke sana, terjadi pemadaman listrik selama seminggu dan saat itu adal
Setelah Claire keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Amerika Serikat Coleman 1, Arsen hanya diam saja. Bahkan ketika mereka sudah menaiki taksi untuk langsung menuju ke bandara, pria itu masih tidak mau membuka mulutnya.Dengan sabar, Claire menggiring suaminya ke restoran yang ada di bandara untuk makan siang sebelum menaiki pesawat. Masih ada 2 jam sebelum jadwal keberangkatan mereka kembali ke Portland. Hari ini memang hari libur, jadi bandara terlihat ramai. Mereka makan siang dalam diam, dan Claire sama sekali tidak keberatan. Arsen bukannya tidak peduli pada Juan. Pria itu hanya masih belum mau menerima perbuatan ayah tirinya itu. Hal yang wajar. Siapa orang yang mau dengan legowo langsung memaafkan seseorang yang telah dengan keji memisahkan seorang anak dari ibu dan ayahnya sejak kecil?Bahkan sekelas Nabi pun ada yang sampai buta karena kehilangan anaknya. Jadi jika ada yang mengatakan bahwa Tuhan saja Maha Pemaaf, mengapa manusia tidak bisa? Karena dari segi manapun, Tuhan tid
[Selama aku bernafas, aku pernah berjanji bahwa aku tidak akan pernah memaafkanmu sampai ajal menjemputmu. Aku ingin kau merasakan apa yang kurasakan. Aku ingin kau menderita di sepanjang hidupmu. Kalau perlu, aku ingin melihatmu sekarat hingga kau memohon pada Tuhan untuk segera mengambil nyawamu. Ya, sebenci itulah aku padamu. Kalau bisa memutar waktu, aku tidak akan pernah mau bertemu denganmu. Aku tidak akan sudi berkenalan denganmu dan membiarkanmu merusak hubunganku dengan Daniel.Ketika aku bahagia dengannya setelah menikah dan akhirnya mengandung Arsen buah cinta kami, aku tidak pernah berfikir bahwa kau akan menjadi iblis yang tega menghancurkan kebahagiaan sahabatmu sendiri. Sebelum kau tersesat, siapa yang menolongmu dari jalanan dan mengangkat derajatmu? Siapa yang memberimu makan dan tempat tinggal agar kau tidak mati kedinginan di gang sempit itu? Siapa yang membuatmu bisa hidup dengan layak?Tapi tentu saja, kau dengan hati jahatmu justru merebut perusahaan milik Danie
Arsen tidak pernah membayangkan akan sampai di titik ini. Titik dimana hatinya diuji, apakah ia mampu memaafkan atau justru tetap bersikukuh untuk menyimpan dendam dan memeliharanya entah sampai kapan.Ia hanyalah manusia biasa yang memiliki rasa sakit ketika dilukai oleh orang terdekatnya, orang yang ia kira sebagai sosok ayah kandungnya, yang seharusnya mengayomi dan menyayanginya. Luka yang ditorehkan oleh orang terdekat jauh lebih sakit daripada luka dari orang lain.Meskipun Juan bukanlah ayah kandungnya, meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah, tapi pria itu tidak pernah menelantarkannya. Setiap bulannya, pria itu selalu mentransfer uang untuk biaya pendidikan dan biaya hidup. Pria itu tidak pernah mengungkit jati dirinya yang sebenarnya. Tapi setelah tahu bahwa perusahaan yang selama ini dikelola oleh Juan sebenarnya adalah milik Daniel Williams, ayah kandungnya sendiri, rasa marahnya kembali memuncak. Betapa tidak tahu dirinya lelaki itu. Sudah merebut ibunya dari ayah