"Maa...Mmm..i" kata Reyhan terbata bata.
Tidak hanya mamminya, teman teman Reyhan yang datang bersama Nyonya Levrawnch juga terbangun karena desahan dan erangan Gebriella dan juga Reyhan. Kini mereka sedang berdiri tanpa kata di depan kamar sambil melihat Reyhan yang berangsur angsur mulai bangun dari tubuh Gebriella. Gebriella merasa sangat malu dan juga takut.
"Siapa wanita ini??" Tanya Nyonya Levrawnch Britama dengan sikap dingin kepada Reyhan.
"Sssaya Gebriella Tan...te". Jawab Gebriella terbata bata.
Mendengar nama Gebriella, alis Nyonya Levrawnch Britama langsung kengkerut. Dari awal Nyonya Levrawnch memang tidak menyukai Gebriella. Berbeda dengan Nona Levrawnch yang sangat menyukai Gebriella. Bahkan sesekali membantu Gebriella.
"Saya tidak bertanya kepada anda. Dan anda harus tahu, anak saya ini sudah saya jodohkan sejak kecil. Jadi anda jangan merusak hubungan mereka dan harus menjuh dari kehidupan anak saya," tegas Nyonya Levrawnch ke
Jayen dan Saras kehilangan jejak Pevita dan juga Sisi. Jayenpun memilih untuk menemui Pevita pada lusa hari, karena besok adalah hari weekend. "Papi, kenapa papi ingin mengejar Ibu' Pevita?? Dan kenapa Papi mengenal Ibu' Pevita??" Tanya Saras pada ayahnya. "Iya Nak... Papi sama Ibu' Pevita, pernah bertemu dan berteman walaupun hanya sehari saja. Ibu' Pevita bahkan pernah menceritakan masalahnya ke Papi," jawab Jayen pada putrinya, Saras. Sambil mengirimkan pesan untuk Pevita. Jayen : "Pevita, aku mencarimu setelah kejadian malam itu. Namun, aku tidak menemukanmu kemana mana. Sampai akhirnya Tuhan mempertemukanku padamu tanpa kesengajaan. Aku ingin bertanggung jawab atas apa yang sudah aku lakukan padamu malam itu. Karena aku tahu, kamu telah melakukan itu pertamakalinya bersamaku". ***** Di apartemen, Reyhan mengetuk pintu nomor 11, tapi seperti tidak ada penghuni di dalamnya. Reyhanpun membuka pintu nomor 11, namun Gebriella dan teman temanny
Hari ini, Pevita berangkat kerja di SMA Mourbyen, dia terlihat begitu semangat dan ceria hari ini. Meskipun Pevita tidak berpakaian seksi, namun dia tetap terlihat cantik dengan baju yang baru saja dia beli kemaren di Mall bersama Sisi. "Pagi Bu' Pevita... Wahhh, baju baru nihyyee..??" Sapa Bu'Rina pada Pevita yang baru saja menaru tasnya di atas meja kerjanya. Tiba tiba Saras mengetuk pintu dan masuk ke ruangan Perpustakaan dengan membawa bunga mawar merah yang begitu wangi dan mekar. "Pagi Bu' Pevita, saya mau kembalikan buku dan juga mau kasih bunga yang di titip oleh pangeran rahasia," kata Saras pada Pevita sambil menaru bunga mawar itu di atas meja. "Kenapa kamu datang sangat pagi begini Saras...?? Dan bunga dari siapa yang kamu bawah??" Tanya Pevita pada Saras. "Ibu' baca saja di kertas yang telah di sembunyikan oleh pangeran rahasia di bunga itu. Saya harus ke kelas sekarang, permisi Bu'..." Ucap Saras membuat Pevita penasaran dengan i
3... 2... 1 Eksyen!!! Cat. Cat. Cat. "Gebby, kenapa dari tadi kamu terlihat tidak semangat??" Tanya sutradaranya. "Kalau kamu sakit, balik kerumah saja terus Istirahat biar tidak menganggu yang lain," kata sutradaranya. "Peran ini harus membutuhkan konsentrasi yang tinggi, jadi kamu harus istirahat yang cukup," lanjut sutradaranya. "Iya bos, terimakasih banyak. Kalau begitu, saya balik duluan yah bos.. semuanya, duluan yah...!!" Kata Gebriella pada semua orang yang ada di lokasi shooting. Di perjalanan pulang, Gebriella tertidur di dalam mobil. Sakin penasaran, Neta membuka handphone Gebriella. Di lihatnya ada begitu banyak panggilan tidak terjawab. Salah satunya panggilan dari Reyhan, ada juga nomor yang tidak di kenal, dan juga dari teman temannya Gebriella. Sampai di Villa L Green, teman teman Gebriella sudah menunggu di depan Villa Gebriella. Neta turun duluan menyapa teman teman Gebriella tanpa mengganggu Gebriella yan
"Wiuw, wiuw, wiuw, wiuw" Terdengar suara ambulance sedang menuju lokasi pentas Madium Awords. Mereka mengangkat para korban dan langsung membawa ke rumah sakit. Sedangkan acara Pentas Madium Awords, untuk sementra di tutup dan akan di buka pada minggu depan di gedung yang berbeda. Sebab mereka akan menelusuri siapa pelaku di balik kejadian itu. ***** "Permisi Nona Levrawnch," kata pelayan mengantarkan makanan Lenia yang sedang berada di ruang kerjanya. Pelayan melihat ke arah makanan yang tidak sama sekali di sentuh oleh Lenia dan mengganti makanan itu dengan makanan baru. Pelayan itupun melaporkan keadaan Lenia pada Nyonya Levrawnch Britama yang saat ini juga sedang duduk menikmati taman bunga bersama Pak Chriss Levrawnc Britama. Mendengar penjelasan pelayan itu, Nyonya Levrawnch berkata, "buatkan aku semua makanan yang pernah di sajikan untuk Nona Levrawnch dan antar semuanya kesini". Selama 30 menit, pelayan itu kembali dengan berba
Reyhan kebingungan dengan apa yang di katakan oleh Maminya. "Jhon gimana nih??" Tanya Reyhan. "Tuan Levrawnch saja bingung, apalagi saya Tuan..," Jawab Jhon. "Hmmppp... Di tanya soal urusan cinta, berasa ingin kembali lagi ke masa dulu. Hahaha," ucap Jhon dalam hati. Reyhan akhirnya menelpon teman temannya, tapi tidak ada satupun dari temannya yang mengangkat telepon darinya. Di perusahaan One B, ada 2 orang karyawan baru yaitu, Frita dan Lili. Semenjak ada Lili, kerjaan Adi hanya memasak makanan Lili dan di ulang ulang berkali kali, meskipun berkali kali juga dia sendiri yang menghabiskan makanan itu karena di tolak oleh Lili. "Adi, kamu bukannya kerja, malah sibuk membuat resep makanan." Kata Reno pada Adi. "Kamu tidak mengerti soal cinta Reno. Kamu tahu...??? Kasih sayang itu adalah rasa, makanya saya memasak makanan yang rasanya lezaaattt tiada 2, seperti cintaku pada Lili, tiada duanya," kata Adi pada Reno. "HAHAHA," Semua
"Rey.. Selamat yah," kata Vino dan Adi dengan suara yang pelan. "Selamat yah Bro..," kata Reno tanpa ada jawaban dari Reyhan. Tiba tiba Nona Levrawnch Britama datang mendekati Reyhan untuk memberikan selamat kepada Reyhan. Di belakang Nona Levrawnch juga ada sekitar 10 orang yang punya saham di Perusahaan CBR datang memberikan selamat kepada Reyhan dan di ikuti oleh para tamu yang lain. Setelah tersisa sedikit orang yang ingin memberikan salam kepada Reyhan, terdengar suara Marsyalinda dari jarak 20 meter mengajak Reyhan, "Sayyyangg, ayo kita berfoto bersama dengan teman temanku disana". Reyhan tidak mau, namun saat Reyhan melihat tatapan maminya, akhirnya Reyhan mengikuti kemauan Marsyalinda. "1... 2... 3... Ciiiiiieerrrsss," mereka berfoto foto. Tidak ada satupun gambar yang menunjukan senyum Reyhan di foto itu. "Tuan muda, Marsya.. Ayo kita berfoto keluarga," ajak maminya Marsyalinda. Setelah berfoto bersama keluarga d
Entah apa yang harus di lakukan Gebriella saat ini. Pikirannya buntuh, tatapannya kosong. Saat ini dia hanya ingin menangis dan bertanya pada Reyhan, tentang apa yang sudah di lakukan Reyhan selama ini tanpa sepengetahuannya. "Ya Tuhan..., setelah mengetahui semua ini, apakah aku harus mengejar Kak Rey yang terbaring dalam keadaan lemas seperti itu?? Ataukah aku harus bertanya pada tunangan wanita tadi, kenapa kamu begitu tega padaku??" Gumam Gebriella pelan dengan wajah yang penuh dengan kekecewaan. Apakah aku harus menamparnya dalam keadaan pingsan seperti itu...?? Ataukah membiarkan pikiranku buntu seperti ini??? Uhu' uhu'..." Kata Gebriella dalam hati, sambil menangis menarik kopernya dan berjalan menuju lift. Gebriella berjalan seperti orang kebingungan. Berjalan tanpa tujuan, hingga akhirnya dia menyambar orang yang sedang berjalan berlawanan arah dengannya. "Maaf, maaf Nona.. Saya tidak sengaja," kata maaf dari lelaki yang berambut coklat, berk
Jayen sangat terkejut mendengar suara wanita itu. Tapi ternyata yang di lihatnya bukanlah Pevita, melainkan Vebiola yang dulu pernah menyukai Jayen saat mereka bekerja di kantor yang sama. "Oh iya Bu Vebi... Selamat bertemu kembali," kata jayen sambil membalas jabatan tangan Vebiola. "Sama sama Pak Jayen. Lama tak jumpa, aku melihat Pak Jayen semakin banyak berubahan, hehehe... Gimana kalau kita ngopi ngopi di caffe sebelah. Sebentar saja. Bisa nggak Pak Jayen??" Kata Vebiola sambil tertawa kecil. Jayen hanya membalasnya dengan tertawa kecil, seolah setuju dengan ajakan Vebiola. Setelah mereka berjalan beberapa langkah, Tiba tiba dari kejauhan Pevita memanggil nama Jayen dengan suara yang tegas, "Jayen!!" Jayen yang mendengar suara itu, melihat ke arah samping. Terlihat Pevita yang sedang memegang kopernya sambil menggendong Verlando, bayinya. Sementara di belakang Pevita, ada ibunya yang sambil membawa koper dan juga memegang botol susu bayi.
Setelah memasangkan cincin ke jari manis Maminya, mereka merasa bingung karena semua orang berlari ke arah depan jalan raya.Saking penasaran, Yulia bertanya pada salah satu bapak bapak yang juga ikut berlari ke depan jalan raya. "Pak, ada apa itu?? Apa yang terjadi di depan jalan itu??""Lecelakan, Non." Jawab bapak itu."Siapa yang celaka, Pak??" Tanya Yusuf."Katanya, Nona Marsyalinda berlari keluar jalan dan tertabrak mobil, Non. Kata mereka juga Nona Marsya tidak bernafas lagi." Jawab bapak itu lalu bergegas pergi.Yulia langsung berlari mengikuti bapak itu dengan begitu cepat dan berkata dalam hati, "Tanteeee... Maafkan aku."Lenia dan Yusufpun berjalancepat ke tempat kejadian itu. Setelah sampai, terlihat Yudha yang sedang menggendong Marsyalinda dan membawanya ke dalam ambulance.Semua keluarga Levrawnchpun menuju ke Rumah Sakit The L Medika. Namun sayangnya, setelah sampai di Rumah Sakit, Marsyalinda tidak sempat tertol
Air mata bercucuran tiada henti. Tangisan para tamu tak kalah dengan kesedihan keluarga Levrawnch. Meski menu makanan tiada henti di layani pada setiap individu yang datang, namun rasa sedih mendalam menutupi rasa dahaga mereka saat ini.Host 3 : "Itulah ucapan dari sang istri tercinta Tuan Levrawnch yang membuat kita semua yang hadir di sini merasa sedih."Host 1 : "Sedih banget. Namun masih ada lagi yang akan kita dengar, yaitu tentang kronologis keluarga Levrawnch Britama yang akan di sampaikan langsung oleh Nyonya Levrawnch Britama."👏👏👏Nyonya Levrawnch berjalan menuju kursi yang di taru di atas panggung. Meski begitu, Nyonya Levrawnch malah berdiri untuk menyampaikan hal tersebut dan menjadikan tempat duduk itu sebagai persiapan ketika dia merasa lelah berdiri."Pasti semuanya sudah kenal saya. Benar nggak??" Tanya Nyonya Levrawnch."KENAAAALLLL..." Sontak mereka semua."Baikah, terimakasih sudah datang maupun yang sudah menonton di
======== Sore hari tiba. Semua para Koki dan pelayan tengah sibuk di rumah baru Nyonya Levrawnch Britama. Ada begitu banyak penjemput tamu yang menggunakan gaun berwarna biru dan juga setelan jass yang sama berwarna hitam. Di kursi paling depan terlihat begitu banyak pengusaha pengusaha dan para direktur, serta pemilik saham yang sedang duduk bercerita dan bergunda ria. Sementara keluarga besar Levrawnch Britama, keluarga besar Debora serta keluarga besar Oscandra, semuanya memakai pakaian putih dan setelan jass berwarna hitam. Tak hanya itu, bahkan Marsyalinda, keluarga Yudha, teman teman Reyhan serta para pembantu juga serentak memakai pakaian putih dan hitam. "Sayang, kamu cantik banget hari ini." Kata Yudha pada Marsyalinda. "Terimakasih, sayang. Terimakasih sudah menemani aku, sudah melindungi dan memotivasi aku. Aku akan berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi." Jawab Marsyalinda dengan mata yang berbinar menyimpan 1000 tetes
1 Bulan Kemudian. "Nak... Coba kamu lihat awan itu, indah bukan??" Tanya Gebriella pada Ali yang sedang duduk bersama di teras atas sambil membicarakan masa depan mereka. "Iya Mi... Sangat indah..." Jawab Ali. "Mami ingat waktu masa dulu saat melihat matahari mulai terbit dan awan putih mulai tebal. Waktu itu, Papi kamu bercerita soal dia yang sedang sibuk mencari Mami di Kota Naung. Tapi begitu ketemu, sepi terasa ramai. Malampun terlihat terang." Kata Gebriella sambil menikmati indahnya matahari terbit. "Terus, Mi...??" Tanya Ali. "Terus, setelah sekian lama terpisah, Papi dan Mami baru bertemu kembali di bukit bunga Kota Naung. Papi mencari mami di sana. Dia sangat setia juga sangat romantis. Tiap hari Papi datang ke rumah Mami yang kecil demi mengambil hati Oma dan juga Opa, hingga akhirnya Oma dan Opapun setuju. Lalu, Mami ikut papi ke Kota Hunan dan menghadapi cobaan bersama. Hehehe... Mami masih ingat, dulu Papi kamu sangat tegas. Dia h
Sampai di lokasi shooting, semua orang menyambut Gebriella dengan hidangan dari berbagai macam menu makanan. Mereka semua terlihat sangat bahagia. Tidak hanya itu, di sana juga ada banyak penggemar yang datang dan menyiapkan hadia serta ucapan ucapan yang memotivasi Gebriella. "Terimakasih semuanya... Terimakasih karena Gebbylover's masih setia menunggu saya dan selama ini masih mendukung saya. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih banyak untuk semua penggemar yang ada di sini maupun yang sedang menonton acara perdana live saya di luar sana." Kata Gebriella dengan menggunakan mike, lalu menyapa semua para aktor lama maupun aktor baru. Gebriella juga menyapa semua TIM medianTV maupun para produser dan grup kameramen yang hadir. Gebriella terlihat begitu bahagia. Sekejap melupakan suaminya yang hilang, meski bersifat sementara, tapi bagi Gebriella suasana saat ini lumayan menghiburnya. "Hallo Gebby, selamat datang kembali. Hehehe..." Ucap Andi. "Hallo juga Kak A
"Nak... Apa kamu sudah mengingat semuanya??" Tanya Lenia pada Yulia."Tidak, aku tidak mengingat apa apa. Hanya mencoba memanggilmu dengan kata, Mami saja." Jawab Yulia."Tidak apa apa, Nak... Ingatlah pelan pelan. Tidak usah buru buru." Kata Lenia sambil mengusap usap kepalanya."Tolong tinggalkan aku sendiri. Aku mau tidur. Kepalaku mulai terasa sakit. Mungkin karena aku terus berusaha untuk mengingat semua masa laluku." Perintah Yulia.Lenia lalu memakaikan selimut pada Yulia, anaknya. Setelah itu mereka semua keluar dari kamar Yulia.Yulia berbaring terlentang sambil menutup matanya dan mencoba mengingat semua hal yang terjadi padanya."Ternyata Papi dan Mamiku adalah orang kaya. Tapi kenapa mereka tidak mencariku?? Apa dulu mereka tidak sayang padaku?? Lalu, di mana Papiku?? Kenapa dia tidak pernah datang menjengukku?? Kenapa Marsyalinda dan lelaki tua itu memanfaatkan aku untuk membunuh keluargaku sendiri?? Apa sebenarnya yang terjadi?
Dokter Willy yang baru saja sampai, merasa heran melihat ekspresi wajah Lenia dan teman temannya."Nona Levrawnch..." Panggil dokter Willy membuat Lenia kaget dari pandangannya ke arah Marsyalinda dengan tatapan yang penuh emosi."Nona Lerawnch!!" Panggil dokter Willy lagi."Iya dok. Gimana keadaan Yulia, dok!!" Tanya Lenia spontan."Masih sama seperti dengan kemaren. Saya melihat Nona Levrawnch seperti kebingungan melihat ke arah pintu keluar sana. Makanya saya langsung medekati Nona Levrawnch kesini. Oh iya, Nona Lerawnch, saya akan mel...!!" Kata dokter terputus dengan suara suster yang memanggil namanya."Dokter Willy, pasien atas nama Rana telah pingsan." Teriak suster tersebut."Pingsan?? Di mana dia??" Sontak Lenia dan dokter Willy kaget."Di depan Paviliun ruangan mawar, dok..." Jawab Suster jaga itu."Ayo kita lihat Yulia dulu, Nona Levrawnch." Ajak dokter Willy lalu berlari menuju ke arah Rana yang sedang di angkat ol
1 BULAN KEMUDIANWaktu berputar begitu cepat, sehingga tak terasa hari demi hari dengan penuh tantangan dan rintangan kian bisa terlewatkan.Keluarga Levrawnch Britama untuk sementara waktu tinggal di Villa Reyhan yang berada di Villa L Green.Kenangan yang sudah terlewatkan masih mengiris hati dengan rasa rindu yang tak terlampiaskan. Tapi Gebriella yang baru saja sembuh, tetap semangat dan hanya fokus pada masa depan anaknya, Ali. Saat ini Alipun telah resmi di gelar sebagai Tuan Muda Levrawnch Britama. Diapun mengikuti sekolah privat di Villa untuk sementara waktu, karena menghindari kejahatan di luar sana yang tak terduga.Tiba tiba terdengar suara Bi' Ina yang masih setia tinggal di Villa Reyhan sejak dahulu kala. BI' ina sudah terlihat tua. Oleh sebab itu, Bi' Ina kini hanya di jadikan sebagai pengawas para pembantu di kediaman keluarga Levrawnch Britama."Nyonya Gebby, sarapannya sudah siap. Semuanya sudah berkumpul di ruang makan. Apa makan
Lenia bersama keluarganya berkumpul di ruangan pasien tempat Rana di rawat.Suasana terlihat bgitu mengharukan. Air mata kerinduan bercucuran di pipi. Rasa kangen dan kekhawatiran yang selama ini terpendam, kini bisa terluapkan. Lenia memegang tangan Rana, sampai akhirnya Ranapun terbangun dan kebingungan setelah melihat ada begitu banyak orang yang sedang berkumpul di kamarnya."Siapa kalian??" Tanya Rana membuat Nyonya Levrawnch terpukul dengan pertanyaan itu."Dokter Willy, apa kejadian barusan membuat Yulia lupa ingatan??" Tanya Nyonya Levrawnch pada dokter pribadi mereka sekaligus Direktur Rumah Sakit The L Medika."Saat ini, Non Yulia belum bisa mengingat apa apa. Karena sebelumnya dia sudah memang lupa ingatan. Namun karena dia telah mengkonsumsi obat pelambat ingatan secara terus menerus, akhirnya ingatannya lebih susah lagi untuk di kembalikan. Mungkin Nona dan juga Nyonya Levrawnch harus lebih sabar lagi selama bertahun tahun untuk menunggu inga