Meting telah berakhir. Semua Dosen dan para Staf lainnya tidak berani membocorkan identitas Reyhan. Setiap hari para staf dan karyawan serta Mahasiswa membicarakan tentang Nona Levrawnch dan adiknya yang masih menjadi rahasia.
NEXT.... 3 MINGGU BERLALU
"Eh, aku dengar adiknya Tuan Levrawnch juga kuliah disini. Apakah itu benar, Ver?" tanya Sisi.
"Soal dia punya adik aku nggak terlalu paham, soalnya keluargaku sangat jarang berbaur dengan mereka. Mereka juga kelamaan tinggal di Luar Negeri," balas Vera berbohong seolah Nona Levrawnch adalah keluarga ayahnya.
"Oh... Jadi keluargamu adalah Nona Levrawnch? Benarkah???" tanya Pevita sinis.
"Iya Pev. Aku juga sangat akrab dengannya. Tapi tidak mungkin saat itu aku memanggil dia untuk bermain dihalaman kampuskan? Apalagi makan dikantin kampus?? Kamu taukan.... orang kaya seperti apa..." jelas Vera masih berbohong.
"Iya benar Ver. Nggak mungkin orang kaya suka makan dikantin,"
NEXT... 3 BULAN KEMUDIAN. "Hmmppp... Kapan nilaiku kaya' Reyhan yah..." ucap Adi mendengus karena nilainya jelek. "Hallo Rey... Nih, aku beli makanan buatmu," kata Pevita tiba tiba baik karena sudah mengetahui Nona Levrawnch yang sebenarnya adalah kakak Reyhan. "Terimakasih, tapi aku sudah dibelikan makanan oleh Adi," tolak Reyhan. "Sudah... Trima saja. Kenapa sih kamu dibaikin malah selalu menolak??" ucap Pevita. "Mau kamu sendiri kali'... Siapa juga yang mau kamu baikin??" ucap Adi. "Kalau saja Nona Levrawnch bukan kakakmu, ngapain juga aku berbaik hati seperti in,i" gumam Pevita pelan namun kedengaran oleh Reyhan dan teman temannya. "Maksudmu apa Pevita? Apa kamu tahu kakaknya Reyhan?" tanya Vino. "Manaku taaaanhu...?? Caritau saja sendiri. Bye Reyhan... Aku pergi dulu. Kalau ada bantuan apa apa, hubungin aku saja yah..." ucap Pevita berjalan menuju mobilnya. "Eh, ada si gembel disini rupanya. Kalian nggak pu
Jhon ingat semua apa yang dibilang Nona Levrawnch sebelum menghadap Tuan Levrawnch. "Nona Lenia dan orang tua Tuan Rey baik baik saja. Kehidupan mereka juga sangat meningkat. Tapi Nona Lenia belum bisa ketemu dengan Tuan. Soalnya Nona Lenia akhir akhir ini sangat sibuk. Terakhir kali saya melihat orang tua dan Nona Lenia, 2 hari yang lalu. Mereka juga terlihat sangat bahagia Tuan," ucap Jhon meyakinkan Tuan. "Syukurlah. Saya sangat merindukan mereka. Sejak selesay SD, saya diantar kakak saya diAsrama SMP. Sejak itulah saya tidak pernah bertemu lagi dengan kakak dan orang tua saya Pak Jhon," jelas Reyhan panjang lebar terlihat sedih. "Sabar yah Tuan.. Nona Lenia dan orang tua Tuan Reyhan sangat menyayangi Tuan. Tinggal tunggu waktu saja untuk bisa bersama mereka lagi," ucap Jhon. "Iya Pak Jhon. Terimakasih sudah menghibur saya pak. Ba the way, apa yang dititipkan kakak untuk saya?" tanya Reyhan. "Oh iya Tuan, ini ada HP Iphone edisi terbaru, ka
"Hei... Coba lihat, disana ada Gebriella yang sedang diwawancarai oleh Reporter," "Woowww makin hari gebby makin cantik saja," Ucapan ucapan mahasiswa itu membuat Pevita tidak nyaman. "Bisa nggak sih kalian diam??" bentak Pevita pada orang orang itu. PERTANYAAN REPORTER "Mbak Gebriella, apakah Anda punya pacar?" "Seperti apa kriteria pacar Anda??" Kami dengar nilai anda anjlok, apakah anda akan berhenti kuliah dan fokus pada karir Anda??" Gebriella tertawa dan bingung akan menjawab apa dengan pertanyaan pertanyaan Reporter. "Baiklah, saya akan menjawab satu persatu. Pertama, aku belum punya pacar. Untuk kriteria, dulu aku hanya ingin lelaki baik, setia dan jujur, namun sekarang aku harus melihat latar belakang, dan pekerjaanya, semua karena kalian. Aku takut kalian akan mengejekku jika mendapatkan yang biasa biasa saja. Hehehe..." kata Gebriella yang terlihat sangat cantik. "Hahaha... Mba' Gebriella ternyata orang yang
Reyhan tertawa kecil dan langsung pergi ke kasir untuk membayar semuanya. Setelah itu Reyhan langsung memanggil teman temannya untuk pergi dari kantin Ibu' Oliv. "Hari ini Reyhan sangat beruntung," "Ya, Reyhan juga tiba tiba punya uang. Kalian nggak penasaran dia dapat uang dari mana??" kata para mahasiswa tentang Reyhan."Terimakasih Rey..." "Terimakasih Tuan Reyhan," ucapan para staf dan dosen itu lebih membingungkan orang orang yang ada dikantin. ****** "Kenapa hari ini kamu benar benar berubah Rey??" tanya Vino sambil memegang wajah Reyhan. "Menyelamatkan Gebby, Membayar semua traktiran dan juga para staf serta dosenpun terlihat sedikit memberikan hormat kepadamu," ucap Reno bingung. Tiba tiba Handphone baru Reyhan berdering. Dia mendapatkan telfon dari kakaknya. Reyhan : "Hallo Kak... Aku kangen, kakak dimana? Bagaimana kabar kakak dan juga papi mami??" (Reyhan mulai meneteskan airmat
"Waahhh... Gila. Si Reyhan pesan 12 menu makanan. Apakah dia mampu membayarnya??" "Rey... apa kamu nggak tau harga makanan disini begitu mahal?" "Rupanya memang dia nggak tau. Kebayangkan?? 1 menu saja sudah mahal. Apalagi 12 menu???" "Teman teman, sehabis makan kita langsung keluar yah?? Biar saja si Reyhan ditahan mereka disini karna nggak bisa bayar makanan," ucap Viktor meremehkan Reyhan. "Karena aku yang mengundang kalian makan disini, jadi aku saja yang teraktir. Kecuali makanan Reyhan dan Adi. Aku nggak akan tanggung jawab. Karena aku tidak mengundang mereka berdua," ucap Ririn. Teman teman Reyhan yang mendengar perkataan Ririn begitu khawatir jika uang mereka digabungkan, mungkin hanya mampu membayar 2 menu makanan khas disini, sedangkan Reyhan telah memesan 12 menu makanan. "Kamu sudah selesay makan?? Apakah kamu deg degan untuk ke kasir??? Jika kamu menginginkan bantuanku, katakan saja. Aku akan membantumu dengan syarat... uc
"Yang benar saja... Kenapa kasir ngomong seperti itu?" ucap Sisi. "Nggak mungkin... Tunggu 5 menit lagi. Pasti mereka akan beraksi menghusirnya," ucap Viktor. Reyhan dan teman temannya sudah selesay membayar dikasir. Kini mereka akan segera keluar. Dan itu sangat membingungkan Viktor dan teman-temannya. "Dia dapat uang dari mana?? Kenapa dia bisa membayar semua makanan itu?" "Iya... Bukannya dia cuma anak kos yang bekerja di Toko Besi? Kalaupun dia mendapatkan uang dari gaji diToko Besi itu, tidak mungkin sampai bisa membayar 1 menu kan?" "Ngomong apa sih?? Viktor, ayo kita kekasir," ucap Ririn. "Ngapain??? Bukannya kata kamu, kamu mau bayar makanan kita semua?" tanya Viktor. "Kenapa?? Setelah Reyhan pergi, kamu nggak punya uang??" Ejek Ririn pada Viktor. "Lah kamu??? Tadi saat ada Vino, katamu kamu mau teraktir kita semua. Sekarang kenapa kamu berubah? Aku sih bisa bisa saja bayarin kalian semua, tapi ucapanmu harus di
****** Beberapa hari ini, Gebriella terlihat bolak-balik didepan kaca membuat Neta kebingungan. Netapun diliputi penasaran dan akhirnya bertanya kepada Gebriella. "Ada apa dengammu Geb?? Dari 3 hari yang lalu kamu sering bolak balik didepan kaca. Membuatku pusing dan sakit kepala melihatmu mondar mandir nggak jelas," tanya Neta. "Net, apakah kamu punya penyakit jantung?" Tanya Gebriella melihat fotonya sendiri dilayar HP yang kebetulan dibelakangnya ada gambar Reyhan juga. "Penyakit jantung??" ulang Neta memastikan "Iya Net, sepertinya dari 3 hari yang lalu aku punya penyakit jantung," ucap Gebriella membuat Neta khawatir. "Apaaa??? Bagaimana bisa???" tanya Neta makin khawatir dengan artisnya itu. "3 hari yang lalu jantungku berdetak sangat kencang membuatku ingin pingsan dan tidak bisa bangun lagi,," ucap Gebriella memegang dadanya dengan kedua tangan. "Haaaahhh!!! Yang benar saja??" ucap Neta. "Iya Net... Bena
"Jangan jangan mereka mau mencuri disini.." "Iya benar, lihat saja pakaian mereka. Pada buluk buluk... Hanya pakai 1 mobil untuk mereka berempat lagi. Nggak mungkinkan bisa beli Villa semahal ini???" _"Tangkap mereka saja pak, aku khawatir mereka akan mencuri disini. Kalau ada yang hilang kita nggak akan bisa menukar dengan gaji kita sebulan pak... Barang barang disini begitu mahal dan berharga. "Iya benar. Tangkap saja mereka Pak... Kalau ada yang hilang kita nggak bisa bertanggung jawab". Ucap Ibu' Sri. "Tunggu dulu pak... Kita datang kesini mau beli". Ucap Reyhan panik karena para satpam dan petugas lainnya mulai mendekati mereka. Para Satpam dan petugas lainnyapun menangkap mereka berempat lalu menelfon polisi untuk menangkap mereka. Reyhan, Vino, Reno dan Adi begitu ketakutan karena mereka dituduh untuk mencuri dan dibawah ke kantor polisi. Mereka tidak tau lagi harus berkata apa. Hingga akhirnya Vino meminta izin kepada Polisi ag
Setelah memasangkan cincin ke jari manis Maminya, mereka merasa bingung karena semua orang berlari ke arah depan jalan raya.Saking penasaran, Yulia bertanya pada salah satu bapak bapak yang juga ikut berlari ke depan jalan raya. "Pak, ada apa itu?? Apa yang terjadi di depan jalan itu??""Lecelakan, Non." Jawab bapak itu."Siapa yang celaka, Pak??" Tanya Yusuf."Katanya, Nona Marsyalinda berlari keluar jalan dan tertabrak mobil, Non. Kata mereka juga Nona Marsya tidak bernafas lagi." Jawab bapak itu lalu bergegas pergi.Yulia langsung berlari mengikuti bapak itu dengan begitu cepat dan berkata dalam hati, "Tanteeee... Maafkan aku."Lenia dan Yusufpun berjalancepat ke tempat kejadian itu. Setelah sampai, terlihat Yudha yang sedang menggendong Marsyalinda dan membawanya ke dalam ambulance.Semua keluarga Levrawnchpun menuju ke Rumah Sakit The L Medika. Namun sayangnya, setelah sampai di Rumah Sakit, Marsyalinda tidak sempat tertol
Air mata bercucuran tiada henti. Tangisan para tamu tak kalah dengan kesedihan keluarga Levrawnch. Meski menu makanan tiada henti di layani pada setiap individu yang datang, namun rasa sedih mendalam menutupi rasa dahaga mereka saat ini.Host 3 : "Itulah ucapan dari sang istri tercinta Tuan Levrawnch yang membuat kita semua yang hadir di sini merasa sedih."Host 1 : "Sedih banget. Namun masih ada lagi yang akan kita dengar, yaitu tentang kronologis keluarga Levrawnch Britama yang akan di sampaikan langsung oleh Nyonya Levrawnch Britama."👏👏👏Nyonya Levrawnch berjalan menuju kursi yang di taru di atas panggung. Meski begitu, Nyonya Levrawnch malah berdiri untuk menyampaikan hal tersebut dan menjadikan tempat duduk itu sebagai persiapan ketika dia merasa lelah berdiri."Pasti semuanya sudah kenal saya. Benar nggak??" Tanya Nyonya Levrawnch."KENAAAALLLL..." Sontak mereka semua."Baikah, terimakasih sudah datang maupun yang sudah menonton di
======== Sore hari tiba. Semua para Koki dan pelayan tengah sibuk di rumah baru Nyonya Levrawnch Britama. Ada begitu banyak penjemput tamu yang menggunakan gaun berwarna biru dan juga setelan jass yang sama berwarna hitam. Di kursi paling depan terlihat begitu banyak pengusaha pengusaha dan para direktur, serta pemilik saham yang sedang duduk bercerita dan bergunda ria. Sementara keluarga besar Levrawnch Britama, keluarga besar Debora serta keluarga besar Oscandra, semuanya memakai pakaian putih dan setelan jass berwarna hitam. Tak hanya itu, bahkan Marsyalinda, keluarga Yudha, teman teman Reyhan serta para pembantu juga serentak memakai pakaian putih dan hitam. "Sayang, kamu cantik banget hari ini." Kata Yudha pada Marsyalinda. "Terimakasih, sayang. Terimakasih sudah menemani aku, sudah melindungi dan memotivasi aku. Aku akan berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi." Jawab Marsyalinda dengan mata yang berbinar menyimpan 1000 tetes
1 Bulan Kemudian. "Nak... Coba kamu lihat awan itu, indah bukan??" Tanya Gebriella pada Ali yang sedang duduk bersama di teras atas sambil membicarakan masa depan mereka. "Iya Mi... Sangat indah..." Jawab Ali. "Mami ingat waktu masa dulu saat melihat matahari mulai terbit dan awan putih mulai tebal. Waktu itu, Papi kamu bercerita soal dia yang sedang sibuk mencari Mami di Kota Naung. Tapi begitu ketemu, sepi terasa ramai. Malampun terlihat terang." Kata Gebriella sambil menikmati indahnya matahari terbit. "Terus, Mi...??" Tanya Ali. "Terus, setelah sekian lama terpisah, Papi dan Mami baru bertemu kembali di bukit bunga Kota Naung. Papi mencari mami di sana. Dia sangat setia juga sangat romantis. Tiap hari Papi datang ke rumah Mami yang kecil demi mengambil hati Oma dan juga Opa, hingga akhirnya Oma dan Opapun setuju. Lalu, Mami ikut papi ke Kota Hunan dan menghadapi cobaan bersama. Hehehe... Mami masih ingat, dulu Papi kamu sangat tegas. Dia h
Sampai di lokasi shooting, semua orang menyambut Gebriella dengan hidangan dari berbagai macam menu makanan. Mereka semua terlihat sangat bahagia. Tidak hanya itu, di sana juga ada banyak penggemar yang datang dan menyiapkan hadia serta ucapan ucapan yang memotivasi Gebriella. "Terimakasih semuanya... Terimakasih karena Gebbylover's masih setia menunggu saya dan selama ini masih mendukung saya. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih banyak untuk semua penggemar yang ada di sini maupun yang sedang menonton acara perdana live saya di luar sana." Kata Gebriella dengan menggunakan mike, lalu menyapa semua para aktor lama maupun aktor baru. Gebriella juga menyapa semua TIM medianTV maupun para produser dan grup kameramen yang hadir. Gebriella terlihat begitu bahagia. Sekejap melupakan suaminya yang hilang, meski bersifat sementara, tapi bagi Gebriella suasana saat ini lumayan menghiburnya. "Hallo Gebby, selamat datang kembali. Hehehe..." Ucap Andi. "Hallo juga Kak A
"Nak... Apa kamu sudah mengingat semuanya??" Tanya Lenia pada Yulia."Tidak, aku tidak mengingat apa apa. Hanya mencoba memanggilmu dengan kata, Mami saja." Jawab Yulia."Tidak apa apa, Nak... Ingatlah pelan pelan. Tidak usah buru buru." Kata Lenia sambil mengusap usap kepalanya."Tolong tinggalkan aku sendiri. Aku mau tidur. Kepalaku mulai terasa sakit. Mungkin karena aku terus berusaha untuk mengingat semua masa laluku." Perintah Yulia.Lenia lalu memakaikan selimut pada Yulia, anaknya. Setelah itu mereka semua keluar dari kamar Yulia.Yulia berbaring terlentang sambil menutup matanya dan mencoba mengingat semua hal yang terjadi padanya."Ternyata Papi dan Mamiku adalah orang kaya. Tapi kenapa mereka tidak mencariku?? Apa dulu mereka tidak sayang padaku?? Lalu, di mana Papiku?? Kenapa dia tidak pernah datang menjengukku?? Kenapa Marsyalinda dan lelaki tua itu memanfaatkan aku untuk membunuh keluargaku sendiri?? Apa sebenarnya yang terjadi?
Dokter Willy yang baru saja sampai, merasa heran melihat ekspresi wajah Lenia dan teman temannya."Nona Levrawnch..." Panggil dokter Willy membuat Lenia kaget dari pandangannya ke arah Marsyalinda dengan tatapan yang penuh emosi."Nona Lerawnch!!" Panggil dokter Willy lagi."Iya dok. Gimana keadaan Yulia, dok!!" Tanya Lenia spontan."Masih sama seperti dengan kemaren. Saya melihat Nona Levrawnch seperti kebingungan melihat ke arah pintu keluar sana. Makanya saya langsung medekati Nona Levrawnch kesini. Oh iya, Nona Lerawnch, saya akan mel...!!" Kata dokter terputus dengan suara suster yang memanggil namanya."Dokter Willy, pasien atas nama Rana telah pingsan." Teriak suster tersebut."Pingsan?? Di mana dia??" Sontak Lenia dan dokter Willy kaget."Di depan Paviliun ruangan mawar, dok..." Jawab Suster jaga itu."Ayo kita lihat Yulia dulu, Nona Levrawnch." Ajak dokter Willy lalu berlari menuju ke arah Rana yang sedang di angkat ol
1 BULAN KEMUDIANWaktu berputar begitu cepat, sehingga tak terasa hari demi hari dengan penuh tantangan dan rintangan kian bisa terlewatkan.Keluarga Levrawnch Britama untuk sementara waktu tinggal di Villa Reyhan yang berada di Villa L Green.Kenangan yang sudah terlewatkan masih mengiris hati dengan rasa rindu yang tak terlampiaskan. Tapi Gebriella yang baru saja sembuh, tetap semangat dan hanya fokus pada masa depan anaknya, Ali. Saat ini Alipun telah resmi di gelar sebagai Tuan Muda Levrawnch Britama. Diapun mengikuti sekolah privat di Villa untuk sementara waktu, karena menghindari kejahatan di luar sana yang tak terduga.Tiba tiba terdengar suara Bi' Ina yang masih setia tinggal di Villa Reyhan sejak dahulu kala. BI' ina sudah terlihat tua. Oleh sebab itu, Bi' Ina kini hanya di jadikan sebagai pengawas para pembantu di kediaman keluarga Levrawnch Britama."Nyonya Gebby, sarapannya sudah siap. Semuanya sudah berkumpul di ruang makan. Apa makan
Lenia bersama keluarganya berkumpul di ruangan pasien tempat Rana di rawat.Suasana terlihat bgitu mengharukan. Air mata kerinduan bercucuran di pipi. Rasa kangen dan kekhawatiran yang selama ini terpendam, kini bisa terluapkan. Lenia memegang tangan Rana, sampai akhirnya Ranapun terbangun dan kebingungan setelah melihat ada begitu banyak orang yang sedang berkumpul di kamarnya."Siapa kalian??" Tanya Rana membuat Nyonya Levrawnch terpukul dengan pertanyaan itu."Dokter Willy, apa kejadian barusan membuat Yulia lupa ingatan??" Tanya Nyonya Levrawnch pada dokter pribadi mereka sekaligus Direktur Rumah Sakit The L Medika."Saat ini, Non Yulia belum bisa mengingat apa apa. Karena sebelumnya dia sudah memang lupa ingatan. Namun karena dia telah mengkonsumsi obat pelambat ingatan secara terus menerus, akhirnya ingatannya lebih susah lagi untuk di kembalikan. Mungkin Nona dan juga Nyonya Levrawnch harus lebih sabar lagi selama bertahun tahun untuk menunggu inga