Reyhan mengambil dan membuka surat itu dengan pelan. "Apa ini???" Tanyanya penasaran.
"Ah itu bukan apa apa Rey..??" Kata Vino ingin merampas surat itu, tapi Reyhan malah menjauhi surat itu dari jangkauan Vino.
"Surat untukku?? Dari Gebriella???" Tanya Reyhan lagi sambil membaca surat hasil karya dari teman temannya yang mencoba menjiblak surat dari Gebriella, karena sebelumnya Vino sudah membaca surat Gebriella terlebih dahulu.
ISI SURAT (Karya Vino, Adi dan Reno) From Gebriella, To Reyhan. Maafkan aku tidak menjagamu saat kamu sakit. Sejujurnya akulah yang menyembuhkanmu dari sakitmu dan aku pergi bukan untuk meninggalkanmu, tapi aku akan datang lagi setelah urusanku selesay. Tolong tunggu aku dan jaga satu ginjalku yang aku titipkan untukmu. Oke.
"Rey, itu bukan apa apa sih?? Kami hanya..." Kata Adi terputus.
"Ini tulisan kaliankan??? Kenapa kalian membawah bawah nama Gebby?? Apa kalian akan merusak pernikahanku dengan memalsukan surat sepe
Pagi begitu cerah.. Pori pori di atas permukaan kulit merasa begitu segar, di hempas oleh angin yang tak terlihat namun sangat terasa. Ada kicau burung nan indah jauh di mata, berbarengan dengan suara ayam yang berkokok, membuat Gebriella begitu menikmati keindahan alam yang ada di Kota Naung. "Akan tetapi... Saat ini aku sungguh merindukan Kota Hunan." Kata Gebriella sambil melihat ke atas awan dan menghirup udara segar. "Rooottti... Rrrroooottiii..." Teriak ibu' Tukang Roti R&V dengan menggunakan sepeda. "Nona Ella, tidak beli roti Non?? Hehehe.." Kata Ibu' itu yang kali ini tidak menutup wajahnya dengan kain berbentuk cadar. "Eh, ibunya Ayuan yah??? Ibu' juga menjual roti ini?? Oh iya, Ayuan mana bu'...??" Tanya Gebriella sambil memilih roti. "Saya yang membawa roti ini setiap hari Nona Ella, tapi Nona tidak mengenali saya, karena saya menutup wajah saya dengan kain, hehehe..." Jawab Ibunya Ayuan. "Ayuannya?? Di mana Bu'??" Tany
ISI SURAT TO KAK REY... FROM GEBBY (*_*) Kak Rey... Kau bagaikan cahaya matahari yang selalu memancarkan harapan dan kebahagiaan. Sehingga aku tahu, kau tidak akan pernah meninggalkanku, seperti matahari yang selalu setia mengikutiku dan menyinariku di manapun aku berada. Kak Rey... Aku sangat mencintaimu dan merindukanmu... Aku bersyukur engkau bisa menerimaku dan menyatukan salah satu bagian dari organ tubuhku yang saat ini ada di dalam tubuhmu. Sengaja ku tulis surat ini sebagai bukti tulusku kepadamu, biarkan Tuhan yang melindungi seutuhnya dirimu untuk diriku. Kau tahu kak.. Saat ini aku hanyalah menjadi bulan yang tidak akan mungkin bersatu dengan matahari. Tapi aku berharap, semoga kita selalu menjadi langit yang mampu menaungi bulan, matahari dan juga bintang. Terlalu nyaman aku menulis surat ini, meskipun ku tak tahu, apa ini hanya menjadi bagian dari sampah yang terabaikan, ataukah air mata yang membahagiakan. Kak Rey... Aku mencinta
Selama satu jam perjalanan, Reyhan hanya menatap kosong ke arah jendela kaca mobil. Dia memandang pemandangan di sepanjang jalan tanpa tau arah kemana. Hingga akhinya supir taxi itu mencoba bertanya pada Reyhan. "Maaf Pak, kita ke alamat mana nih??" Reyhan tidak memperdulikan pertanyaan supir itu. Pikirannya merasa buntuh, dan rasanya ingin tidur selamanya. Jatuh air mata membasahi pipi, tangan yang masih sedikit gemetaran serta hati yang merasa gundah gelisah, membuat suara tangisnya terseduh seduh. Seolah di dalam mobil taxi itu hanyalah dia seorang. Sementara teman teman Reyhan terus mengikutinya dari belakang. "Vino, menurutmu Reyhan akan kemana?" Tanya Adi pada Vino. "Aku juga tidak tahu. Kita ikutin saja dulu mobilnya, sampai kita tahu mobil taxi itu akan berhenti di mana," jawab Vino pada pertanyaan Adi. Tiba tiba alaram puluhan mobil yang melaju dari belakang berbunyi. "PYUT, PYUT." mobil mobil itu bahkan melampaui mobil Vino d
Di tempat kejadian ada begitu banyak orang yang berkumpul. Selain Para Boudyguard yang sedang sibuk memotret, di sana juga ada para kameramen dan masyarakat setempat. Setelah mengambil gambar mobil yang terbakar, serta gambar lingkungan sekitar, para Boudyguard itupun kembali ke kediaman Bram. Orang orang pada tegang menonton siaran terbaru yang di bawah oleh Ariska. [Pemirsa, sore ini bersama saya lagi dengan Ariska, di mana saya akan menyampaikan berita terheboh dan terdahsyat, serta terbaru hari ini. Berita tersebut adalah, Direktur Gian Ananda telah kabur dari pernikahannya sebelum mereka mengucapkan janji suci di depan penghulu. Di acara pernikahan seorang Direktur Brand ternama itu, tentunya di hadiri oleh orang orang dari kalangan atas. Keluarga pengantin wanitapun berencana untuk menuntut Direktur Gian Ananda, karena mereka merasa sangat di permalukan. Saat mereka mencari Direktur Gian Ananda di mana mana, mereka malah menemukan mobil yang di tumpangi
Setelah Reyhan dan teman temannya selesai makan, mereka buru buru membeli pakaian di pasar sebelum pedagang pasar terlebih dahulu mengemasi semua barang jualan mereka. "Vino, coba kita berjalan kesana untuk mencari penginapan. Sapa tau di bagian sana ada." Kata Reyhan sambil menunjukkan jalan dengan jari telunjuknya ke arah kanan. Di mana di jalan sebelah kanan, lebih banyak rumah rumah dan juga toko toko bunga. "Iya Vin, capek banget nih!! Biar kita bisa pinjam carger juga buat carger handphone kita." Keluh Adi sambil memegang lututnya yang mulai terasa pegal setelah perjalanan dari pagi hingga sore ini. "Ayo bro, udah gerah banget... Pengen cepat mandi." Tambah Reno pada teman temannya itu. Mereka akhirnya berjalan kaki ke arah yang di unjuk Reyhan. Hingga akhirnya mereka merasa kecapekan dan mampir di salah satu pos kamling yang ada di Kota Naung itu. Tidak lama kemudian ada penjual Es dengan menggunakan motor, berhenti di depan pos k
Reyhan berjalan laju mendekati Gebriella hingga Ayuanpun kini tertinggal sekitar jarak 100 meter dari jarak Reyhan. Ayuan berteriak memanggil Reyhan. "Ooooommm!!! Jangan tinggalin aku doooonng... Aku tidak kuatttt... Aku ingin di gendong Ooommmm!!!" Reyhan baru sadar kalau dia sudah meninggalkan Ayuan. Reyhan langsung berbalik menjemput Ayuan, lalu menggendong Ayuan dan bergegas pergi ke puncak bukit bunga itu. Sesampainya di sana, dengan banyaknya orang dan bunga bunga yang begitu tinggi, Reyhan tidak lagi melihat Gebriella di mana mana. "Gebby... Aku begitu yakin, bahwa kali ini bukanlah khayalanku... Aku yakinwanita yang kulihat tadi pasti adalah dirimu..." Kata Reyhan dalam hati. Setelah melihat lihat pemandandangan di atas bukit yang penuh dengan tanaman bunga itu, Reyhan dan Ayuan akhirnya kembali untuk pulang ke rumah Ayuan. Reyhan mengendong Ayuan sambil berpikir bagaimana caranya untuk tetap tinggal di Kota Naung itu. Se
Baru saja Merlin akan membuka pintu kamar Lenia, namun tidak jadi karena Bi' Ina yang saat ini berada di rumah keluarga Levrawnch Britama, memanggil Merlin terlebih dahulu. "Eh, Non Merlin??? Bi' Ina pikir Non Merlin tidak hadir di acara pernikahan Tuan Levrawnch. Hehehehe...." Sapa Bi' Ina pada Merlin yang baru saja datang di rumah keluarga Levrawnch. "Hadir dong Bi' Inaaaa... Tapi kok aku ngerasa, Bi' Ina udah dewasa sekarang...?? Sudah waktunya menikah dan bikin anak Bi' Ina... Nggak baik kalau sembunyi sembunyi. Hahaha..." Kata Merlin sengaja dengan nada keras agar di dengar oleh Lenia dari dalam kamar. Bi' Ina bingung dengan perkataan Merlin, diapun hanya tertawa kecil dan diam sambil mendekati pintu kamar Lenia. Sementara Lenia dan Bernand yang mendengar percakapan Merlin dan Bi' Ina yang ada di depan pintu kamarnya, kini sedang buru buru memakai baju mereka dan merapikan tempat tidur. Bernandpun bersembunyi di dalam kamar mandi Lenia. "
Sakin malunya karena tidak jadi menikah dengan Reyhan, Marsyalinda berharap keluarga Levrawnch Britama secepatnya akan hancur dan bangkrut. Marsyapun berlajar tentang usaha dan bisnis demi membantu orang tuanya untuk menjatuhkan keluarga Levrawnch Britama. Sementara Viktor yang juga menaru dendam pada Reyhan, kini sedang duduk duduk di pasar sambil meminta minta pada setiap orang yang datang di kawasan itu. Tiba tiba ayah Vera datang dan bertanya pada Viktor, "Eh, sudah makan belum??" "Sudah Om, Om sudah makan??" Tanya Viktor balik. "Belum nih, mending kamu temani aku ke toko roti anakku yang tidak berguna itu. Yuk!!" Ajak ayahnya Vera pada Viktor. "Akeee Om, hehehe..." Kata Viktor pada ayahnya Vera. Kini Viktor dan ayahnya Vera berjalan kaki selama 3 jam ke tempat toko roti V&R. Mereka sudah merasa sangat kehausan dan capek. Sampai di toko roti V&R, ayahnya memukul mukul pintu rolling, karena toko mereka akan segera di