Beranda / Romansa / Rahasia Cinta / Pagi yang Menegangkan

Share

Pagi yang Menegangkan

Penulis: Rheena Cleopatra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sinar matahari menyapa netra laki-laki yang masih bergelung di bawah selimutnya. Merasa cahaya masuk, dia mengucek mata dan mulai bangun. Merenggangkan otot dan beranjak masuk kamar mandi. Baru saat melewati jam di dinding kamar mandi, dia mengetahui kalau dia sudah bangun terlambat.

“Kok tumben, sepi.” Harshad membawa baju handuknya keluar kamar. Dan tak berselang lama, Danu berjalan menaiki tangga, berniat membangunkan Harshad.

“Tuan Muda,” panggilnya.

“Bryan belum ke sini?” tanya Harshad. Danu mengangguk dan berdiri di samping Harshad.

“Sekretaris Bryan ada di kolam renang bawah, Tuan.”

“Ngapain?”

“Berenang, sembari menunggu anda bangun, Tuan.”

"Ckck, pede banget," gumam Harshad. 

Alis Harshad bertaut. Biarlah, toh itu juga kebiasaan Bryan setiap kali sampai di rumah lama ini.

“Mobil yang aku minta sudah kamu siapkan?” tanya Harsh

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rahasia Cinta   Jalan-jalan

    Harshad membawa sendiri mobil yang kemarin dia pesan pada Danu. Laki-laki yang bertugas menjaga keamanan Harshad itu membawakan mobil dari showroom perusahaan dan baru menyelesaikan urusan izin di kepolisian tadi malam. Harshad menemani Anya berkeliling di sekitar penthouse nya. Tadi pagi, Harshad sudah mendapatkan izin dari dokter Irene untuk mengajak Anya keluar. Anya sudah baik-baik saja, hanya belum terlalu kuat untuk berjalan jauh. Dan dengan tertawa Harshad menawarkan diri untuk menjaga Anya apapun yang terjadi. Itu adalah hal baru bagi dokter Irene. Sampai dokter Irene mengucapkan syukur berkali-kali. Setidaknya Harshad bisa sedikit demi sedikit melepaskan trauma di masa lalunya. Dokter Irene merasa kalau Anya adalah perempuan yang akan menyembuhkan Harshad di masa depan nanti. Harshad melirik Anya yang terus tersenyum semenjak keluar dari rumah. Dia sedikit bingung, tapi memilih diam. “Apa sih, Shad? Liat-liat?” tanya Anya menyadari tatapan Ha

  • Rahasia Cinta   Taman Masa Kecil

    “Iya, kita memang cocok dalam keadaan apapun,” balas Harshad yang sepertinya memahami pikiran otodidak Anya. Mata Anya membulat sempurna, menempelkan tangannya di depan mulut.“Waaahhhh, Jangan-jangan kamu punya indra ke-enam?” tebak Anya.“Ada, ke-tujuh sampe dua puluh juga ada, mau liat?” tawar Harshad. Lalu Anya mencebikkan bibirnya mendengar lelucon garing itu. Dia tahu, sebenarnya Harshad tidak dalam mood baik untuk bercanda.“Udah, sekarang cerita!” Harshad yang tadi masih tersenyum tipis, sekarang senyum itu lenyap sama sekali. Pandangannya lurus dan kosong.“Aku mewujudkan keinginan ayah untuk terakhir kalinya. Aku juga yang memeluknya sampai beliau benar-benar menutup mata untuk selamanya. Dan bahkan tidak ada seorang pun yang menemaniku atau setidaknya menjadi saksi untuk perlakuan kejam para pembunuh bayaran itu.” Harshad menghela nafas panjangnya.“Kejadian yang menjadi a

  • Rahasia Cinta   Cerita Lama

    Mata Anya terbelalak, dia membuang pandangan dari Harshad. Menyentuh tengkuknya yang meremang. Sepandai-pandai tupai melompat pasti pernah jatuh, ternyata ungkapan itu adalah benarnya.Sudah beberapa tahun berlalu dan semua orang yang disuruh ayahnya mengawasi tidak ada yang paham atas perintah ayahnya. Hanya laki-laki konyol di depannya ini yang langsung benar menebak.“Iya, kan, Nya?” tanya Harshad memastikan sesuatu yang selama ini dia dan Bryan simpulkan.“Apaan sih, enggak! Elu tau dari mana juga?” bela Anya.Harshad menggelengkan kepala tak percaya, dia mengelus rambut Anya sembari berkata pelan. “Seenggaknya kalo lu cerita, gue bisa bantu kalo nanti ada apa-apa,” kata Harshad. Dia melihat Anya menyatukan tangan gusar.Cukup lama mereka terdiam, keheningan menyela mereka berdua hingga akhirnya Harshad angkat suara lagi.“Kemarin ayah lu ke perusahaan, dia cari elu. Awalnya gue nggak mau kasih t

  • Rahasia Cinta   Kok Kamu Tau?

    “Iya, kakekku masih hidup. Tapi dia bersama ajudannya. Dia tidak mau tinggal bersama ibuku, dan sekarang kakekku dinyatakan meninggal.”“Emang kamu doang yang tahu kalau sebenarnya beliau masih hidup?”“Iya, dan juga cuma aku yang tahu beliau di mana. Tapi sekarang sudah nggak ada yang bisa dihubungi,” jawab Anya melepas pandangan jauh. Ekspresi sedihnya terlihat nyata.“Lalu sebenernya kamu sekolah di sini juga karena permintaan kakekmu?” tanya Harshad. Pikirannya menerawang jauh.Anya menoleh terkejut, alisnya bertaut erat. “Kok kamu tau?”“Bentar, ini cuman dugaan gue ya, Nya.” Harshad berkata, menjelaskan benang rumit yang bersarang di kepalanya. “Rencana awal kakek lu adalah menyelamatkan berkas itu setelah kematian Sekretaris nya. Lalu untuk mengalihkan perhatian Tuan Jane, beliau harus pergi agar seolah-olah menghindari Tuan Jane karena beliau membawa berkas itu?&r

  • Rahasia Cinta   Karpet Turki

    Anya memasang masker hitamnya, memakai kacamata hitam dan juga topi hitam. Dia berniat masuk ke rumah sewa yang sudah lumayan lama dia tinggalkan. Apalagi sekarang dia sudah tinggal bersama Harshad. Jadi rumah itu sama sekali tidak dia jenguk.Seperti biasa, Harshad menunggu Anya dari dalam mobil di depan rumah. Dia mengawasi keadaan sekitar dengan tenang, dia juga ingat kalau tidak ada orang yang tahu keberadaan rumah Anya kali ini.Laki-laki itu juga baru tahu kalau Anya bisa menghapus semua data-data tentang dirinya. Pantas saja Bryan kesusahan menemukan identitas asli Anya. Ternyata perempuan itu memang tidak sesederhana yang dia pikirkan.Masih ada satu pertanyaan yang dia simpan untuk Anya. Nanti setelah sampai rumah dia akan bertanya.Ting... Ting...Harshad meninggalkan permen di tangannya, dia meraih ponsel yang dia simpan di dashboard mobil.‘Tuan Muda, Nyonya Helen aman'Pesan singkat dari Bryan, mengundang senyum smi

  • Rahasia Cinta   The k2

    Harshad sedang menonton film di lantai bawah, ada Bryan dan Danu yang sedang membahas pekerjaan di depannya. Harshad terkikik sendiri menyadari ada yang lucu antara Bryan dan Danu. Dia tidak tahu sejak kapan dua orang itu berbicara santai, tapi dia menyukainya.“Udah-udah, kerjaan ini besok aja. Sekarang temenin saya nonton film,” kata Harshad menutup map yang ada di atas meja.Spontan Bryan melongo lama, dia menoleh menatap dalam Harshad. “Lu baik-baik aja, kan?” tanya Bryan. Harshad memandang bergantian Danu dan Bryan. Apa yang salah?“Laporan ini dibutuhkan besok, Tuan Muda.” Danu angkat bicara. Setelahnya Bryan mengangguk setuju.“Sudahlah, aku sudah muak dengan kertas-kertas itu,” balas Harshad santai tapi tersenyum. Lalu Bryan mengangkat sebelah alisnya sebagai tanda pasrah.“Sudahlah, Dan. Lagipula laporan itu juga dia yang mempertanggung jawabkan,” kata Bryan. Tangannya bergerak me

  • Rahasia Cinta   Saya Diminta Untuk Menjaga Kalian

    Anya menunggu Harshad dengan tidak tenang. Tangannya sibuk menghancurkan camilam di sebelahnya. Berubah menjadi butiran-butiran kecil. Tidak tahu apa yang dia khawatirkan, tapi dia memang sangat khawatir kalau nanti tiba-tiba Harshad kehilangan moodnya.Menurutnya, Harshad itu jarang sekali badmood. Tapi sekali badmood pasti meruntuhkan pertahanan dia buat songong di depan Harshad. Karena dia panik saat Harshad mendiamkan dirinya.***Dua orang sudah tersungkur di belakang Jane karena bogem yang dilemparkan oleh Anton. Yang paling kesal saat ini adalah Anton. Karena dia sudah yakin dan membanggakan kinerjanya pada Jane. Tapi nyatanya, anak buah yang dia bangga-banggakan malah membuatnya kecewa.Sedangkan Jane hanya melipat tangannya tanpa ekspresi apapun di wajahnya. “Aku benci kegagalan!” ucap Jane lirih tapi tajam. Dia mendongak menatap Anton, Sekretaris yang mengatur semua ini.“Saya minta maaf, Tuan. Saya tidak mengira kalau N

  • Rahasia Cinta   Bintang

    “Tidak, Bu. Kalau Ibu ingin Harshad pulang, setidaknya beri alasan yang jelas. Karena di sini Harshad bukan sedang bermain-main,” ucap Harshad di telepon.“Ibu tidak mau tahu, Harshad. Kamu harus pulang segera!!”Tuuut... Tuuut...Harshad mendecak, tangan kirinya menghantam keras tembok di sampingnya. Juga mengacak rambutnya frustasi.“Harshad,” panggil Anya setelah lumayan lama laki-laki itu belum kembali. Dia berjalan dari ruang tengah tempat mereka nonton film tadi sampai kolam renang, tapi benar-benar tidak menemukan siapa-siapa.Hanya ada beberapa penjaga yang mendapat bagian malam. Anya sebal, dia mendongak melihat balkon lantai dua. Lampu di sana baru saja mati, bisa saja Harshad berada di sana.Dia memilih diam berdiri di pinggiran kolam renang. Anya selesai mengganti bajunya karena ketumpahan cokelat panas tadi. Dan sekarang dia hanya mengenakan hot pants pendek berwarna hitam dan kemeja putih ked

Bab terbaru

  • Rahasia Cinta   Rencana Danu

    Beberapa mobil berhenti bersamaan di depan rumah almarhum Tuan Enrique. Banyak laki-laki mengenakan pakaian hitam dengan pistol kecil di saku atau di balik baju mereka. Rumah bernuansa bangunan kuno tersebut langsung ramai dan membuat orang-orang yang ada di rumah itu kalang kabut. Mereka juga berteriak dan mengancam. Tiga orang masuk paksa ke rumah itu, walaupun sudah dikunci oleh pemiliknya. Arnold baru saja turun dari mobilnya karena anak buahnya sudah ada yang berhasil masuk ke rumah tersebut. “Bagaimana?” tanya Arnold. Orang kepercayaannya hanya menggeleng. Lalu Arnold berjalan ke beberapa orang yang sudah didudukkan sambil berlutut. “Ke mana Nyonya Pemilik Rumah?”“Tidak tahu, Tuan. Dia tidak memberi tahu kami. Dia hanya pamit mau keluar dan dia juga minta ke kami agar menjaga rumah ini selama dia pergi.” Jawab seorang laki-laki yang terlihat paling tua di antara semuanya. Arnold berusaha berpikir, apakah ada yang salah? Atau memang ini sudah direncanaka

  • Rahasia Cinta   Pesan Tersembunyi

    Arose duduk sendiri di ruang meeting, menyandarkan punggungnya ke kursi kebesarannya yang ada di ruang meeting. Dia sedang tidak ingin di ruangannya. Ada banyak hal yang bisa membuatnya menyesal di ruang itu, dan juga nanti ada meeting, sekalian dia menyiapkan diri untuk meeting. Sekretaris Frans sedang mengurus berkas di ruangannya, sejatinya, pergi ke perusahaan hanyalah sebuah alasannya agar tidak terlalu memikirkan masalah yang terjadi beberapa hari lalu. “Huftttttt, udah Arose, fokus. Kamu harus fokus, tidak hanya Harshad yang terluka di sini, tapi juga Helen dan Anya,” gumam Arose mengingatkan dirinya sendiri saat mulai merasa down. Karena ketika ingat tiga orang tadi, semangatnya kembali muncul, ide tentang permintaan maaf juga seolah sudah antri di benaknya. “Mom’s,” panggil Harshad yang masih di luar pintu kaca, melihat ibunya menoleh dia langsung masuk ke ruang meeting. “Makan siang yuk, Mom’s,” tambah Harshad. Tidak ada yang bisa dijelaskan dari pe

  • Rahasia Cinta   Air Mancur di Rumah Arnold

    Air mancur di rumah Arnold terlihat lebih menyenangkan dari pada harus keluar rumah untuk bersenang-senang, itu bagi Arnold sendiri. Dia sedang memberi makan ikan-ikan yang dia pelihara di sana, anjing kecil kesayangan Arnold juga menemani di sekitar kakinya. Tak jauh dari air mancur, terlihat Gala sedang menikmati kopinya dengan camilan yang disediakan pelayan untuknya. Selama beberapa hari ini senyumnya tak hilang dari bibirnya. Arnold menoleh saat menyadari ada anak buahnya datang ke taman itu. Setidaknya ada empat orang yang menghampiri Arnold, dia berdiri setelah meletakkan kotak makanan ikan di pinggiran kolam ikan. Laki-laki yang mengenakan pakaian santai itu memastikan ayahnya tidak bisa mendengar percakapan mereka, tapi akhirnya dia tetap menyingkir dari taman. Dia beranjak pergi bersama dua anak buahnya, mencari tempat yang tidak bisa didengar ayahnya, sedangkan dua yang lain menemani Gala di kursi taman itu. “Ada apa?” tanya Arnold. Satu tangannya

  • Rahasia Cinta   Teman Berantem

    Bryan hanya diam di depan layar laptopnya, masih seperti biasa, dia berusaha menemukan kejanggalan atau petunjuk dari video pendek yang telah Danu kirimkan ke dirinya. Dia tidak keluar dari kamar sejak sarapan tadi, Bryan merasa kalau dia bisa menemukan petunjuk untuk kasus pembunuhan tuan besarnya. Juga hasil yang mungkin bisa membuat Harshad melupakan trauma yang sempat dia alami. Drrrt.. Drrrt.. Ponselnya bergetar dengan nada dering khusus milik Harshad. Ternyata pewaris tunggal itu mengirim pesan sekaligus meminta izinnya. Harshad Gue ke kantor, kalo ada apa-apa kabarin aja. “Serah lu, gue mah mending di rumah, bodo amat sama elu,” jawab Bryan menggunakan voice note, dan pastinya itu dusta. Dia langsung menghubungi Sekretaris Frans, orang yang bisa memantau apa saja yang terjadi di kantor dengan aman. “Iya, Tuan Bryan,” jawab Frans setelah menerima panggilan dari Bryan. “Harshad mau ke kantor, Tuan.” “Iya, Tuan. Saya yang mengatur hal

  • Rahasia Cinta   Baju Lucu yang Anya Pakai

    Anya menyusul Harshad yang sedang bermain dengan alat gym di lantai bawah. Dia melewati beberapa pelayan dan penjaga yang berdiri berjajar di jalanan menuju ke ruang olahraga. Dua orang pelayan sampai mendongak melihat apa yang menggantung di punggung Anya. “Astaga,” bisik pelayan itu pada pelayan lainnya. Melihat baju Anya yang memang ada boneka menggantung di belakangnya. Membuatnya seperti menggendong boneka, padahal boneka tersebut menempel di baju Anya. Mereka terkikik pelan, tapi Anya tidak menyadari sama sekali. Ditambah lagi, warna baju itu seperti pelangi, juga Anya yang mengenakan kaos kaki berwarna senada dan rambut yang dikuncir tinggi. Para pelayan tersenyum gemas, mereka langsung bubar setelah Anya masuk ke ruang gym, Bi Isah yang baru datang melihat ke tempat Anya masuk, lalu mengikuti pelayan untuk menata sarapan. “Harshad,” panggil Anya langsung melingkarkan tangan di pinggang Harshad. Harshad menoleh dan mengamati baju Anya, tersenyum lalu menyent

  • Rahasia Cinta   Setelan Jas Arose

    “Selamat datang, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?” tanya perempuan itu. “Ahh, iya, Nyonya. Apa Anda adalah Nyonya Mia? Istri dari Tuan Enrique?” tanya Exel ganti.Mata perempuan tua itu terbelalak lebar, dia melambaikan tangannya pada beberapa orang yang ada di sana sebagai tanda mengusir mereka. Baru setelah beberapa orang itu pergi, perempuan yang bernama Mia itu mempersilahkan Exel duduk. “Anda siapa?” tanya Mia. Wajahnya benar-benar menunjukkan raut takut, tangannya juga saling meremas di pangkuannya. “Apa Anda juga salah satu orang yang akan menagih hutang suami saya?”“Hutang?” “Iya, Tuan. Suami saya meninggal dan meninggalkan beberapa hutang yang jumlahnya tidak sedikit. Dan saya harus membayar itu semua,” jawabnya. “Ohh, bukan, Nyonya. Saya hanya ingin tahu, apakah benar mobil itu pernah dinaiki oleh Tuan Enrique dan ditinggal di daerah pertambangan?” tanya Exel to the point. Mia lebih terkejut lagi, dia terdiam dan berusaha mengangguk.

  • Rahasia Cinta   Pemilik Mobil

    Gelap, dingin dan sunyi. Anya berdiri di antara dua hal itu, dia menyadari kalau di tempat berdirinya sekarang ada banyak bunga yang bermekaran dan indah jika bisa dilihat dengan cahaya yang cukup. Namun sayangnya, di sini tidak ada cahaya sama sekali. “Tempat apa, ini?” tanya Anya pada dirinya sendiri. Kakinya terus melangkah untuk mencari pintu keluar atau apapun yang bisa dia gunakan untuk mencari cahaya. “Oh ya, ponsel. Mana ponsel gue?” masih bergumam untuk dirinya sendiri. Di mana dia? Kenapa dia bisa ada di sana? Apa yang terjadi padanya? Ada banyak pertanyaan berkeliling di kepala Anya, melihat dia yang mengenakan pakaian bermotif bunga-bunga, ia menghentikan langkah. “Gue harus inget, di mana gue sebelum ini?” gumamnya memegang kepala. Terdiam berusaha mengingat, dan sudah berada di tempat lain saat membuka mata. “Ini di mana?” gumam Anya. Dia hendak bangkit dari berbaring, dan dia menyadari ada tangan yang memegangnya. Cklek.

  • Rahasia Cinta   Memalukan!

    Mobil Alphard putih yang ditumpangi Harshad dan Anya berhenti tepat si depan pintu utama mansion Harshad. Beberapa penjaga langsung menata posisi berdiri di sekitar mobil untuk menyambut Harshad. Bi Isah tergopoh menghampiri Harshad yang keluar dari mobil dengan keadaan basah kuyup. “Den Harshad, apa yang terjadi?” tanya Bi Isah. Laki-laki yang mengenakan pakaian tebal berwarna khaki itu menoleh dan memenangkan Bi Isah. “Tidak apa-apa, Bi. Apa Dokter Arya sudah datang?” tanya Harshad. “Sudah, Den. Dokter Arya ada di kamar, kamu,” jawab Bi Isah. Di pintu lain, seorang penjaga membuka pintu dan berusaha membawa Anya keluar. “Heh, tunggu. Biar aku saja, jangan sentuh Anya,” kata Harshad memperingatkan. Dua orang penjaga tersebut langsung mundur dan meminta maaf pada Harshad. Tak banyak berkata lagi, Harshad menutupkan jaket di tubuh Anya, sehingga menutupi tubuh Anya seluruhnya. Membopongnya ke kamar Harshad, Bi Isah menyarankan agar Anya dirawat di lantai

  • Rahasia Cinta   Baju yang Tidak Sesuai Musim

    Hujan deras masih terus mengguyur bumi sejak dia keluar dari rumah utama milik keluarga Harshad. Dia sudah melepaskan heels yang dibelikan oleh Ibu Harshad. Dia tak pernah berpikir akan ada kejadian seperti ini di dunianya. Air mata yang sudah lama tidak keluar kini menunjukkan wujudnya. Dia tidak tahu mengapa dia bisa langsung pergi dari rumah itu tanpa memikirkan ibunya, keselamatannya dan bagaimana nanti jika anak buah ayahnya menemukannya. Anya mendongak, menadahkan tangannya menyentuh air hujan. Apa Harshad tidak mencarinya? Kenapa sampai sekarang belum ada anak buah Harshad? Dia tidak membawa ponselnya, benda canggih itu tertinggal di kamar Harshad. Karena memang dia tidak membawanya saat makan malam. “Hhhhh, Ibu.” Anya terus berpikir tentang ibunya, bagaimana keadaan dan perasaan ibunya sekarang. Lappp.. Anya sedikit terkejut, lampu jalan menyala bersamaan. Menandakan hari sudah semakin malam. Dia meletakkan heels nya yang dari tadi dia pegang.

DMCA.com Protection Status