Andrew terbaring di ranjang rumah sakit, setelah beberapa jam tak sadarkan diri. Mike memerintahkan anak buahnya untuk membiarkan Andrew tetap bernyawa, dan membawa pengkhianatnya itu ke rumah sakit dengan alibi kasus begal."Kamu benar-benar dibegal?" tanya Ayah Andrew dengan tatapan penuh selidik, tak percaya anaknya itu akan babak belur."Iya, Ayah. Ini sudah berapa kali Ayah tanya!" jawab Andrew kesal."Tapi kenapa kamu melarang ini dilaporkan ke polisi? Kita harus memberi balasan pada pembegal itu!" ujar Ayah Andrew lagi."Gak usah, Yah. Yang ada nanti mereka bakalan dendam lagi. Aku mau semua sudah selesai saja sampai di sini," sahut Andrew.Ayah Andrew hanya bisa mendengkus kesal, tak habis pikir dengan sikap Andrew yang menjadi pasrah saja. Andrew tak lagi menanggapi ucapan Ayahnya dan memilih untuk pura-pura tidur.Dalam matanya yang terpejam, semua pukulan dan hinaan di gedung itu terekam.
Setelah kepergian Mike dan Stephen, para perawat yang menjaga Vyona/Miracle sebagai nama barunya. Mulai merasa curiga mengapa Mike tak pernah membawa perempuan atau ibu Sang Bayi.Sejak mereka dipekerjakan di apartemen, mereka hanya tahu akan merawat bayi dari orang yang kaya dan terpandang, mereka tak berani mencari tahu hal yang lebih jauh."Jangan-jangan, mereka itu pasangan gak normal," ucap Cathy, perawat muda yang langsung bergidik membayangkan hubungan Mike dan Stephen."Jangan asal, Mike itu sudah menikah. Kamu gak pernah main media sosial? Heh? Istrinya itu seorang mantan pramugari dan sekarang menjadi sosialita terkenal," sahut Caline, perawat yang lebih senior."Oh ya? Aku emang jarang up date media sosial," gumam Cathy.Caline lalu menunjukkan layar ponselnya pada Cathy, menceritakan tentang siapa Mike dan Rianti. Keduanya yang memang bukan orang Indonesia, dibuat terpukau dengan kemewahan yang selalu Rianti perlihatkan."Jadi, sekarang nyonya Rianti ini sedang hamil? Dan
Semula, Rion merasa terkejut mendapatkan telepon dari Mike. Buru-buru dia meninggalkan istrinya yang sedang sarapan nasi gudek di warung lesehan pinggir jalan, merasa takut pembicaraannya dengan Mike berupa masalah baru.Istri Rion sudah tak pernah kesurupan lagi, juga menjadi jauh lebih sehat. Namun, Rion berusaha untuk menyenangkan istrinya dan menjauhkan dari segala masalah.Ketika yang bicara di telpon ternyata Rianti, Rion pun merasa lega. Walau sejatinya dia masih merasa kesal pada Mike. Dalam hatinya, Rion masih ingin mengungkapkan kebenaran. Dia sudah berusaha memberikan petunjuk pada Vyolin dan Kevin melalui surat yang dia letakkan di depan rumah mereka waktu itu. Namun, perbuatannya diketahui Stephen yang terus menguntit. Stephen merasa khawatir Rion akan bermasalah dengan Mike, itu sebabnya Stephen meminta Rion untuk berhenti dan pergi saja dengan banyak uang yang telah Stephen kirimkan.Rasa ber
Kemacetan lalu lintas yang luar biasa, akhirnya membuat Kevin terlambat tiga jam untuk pulang ke rumah. Wajah Kevin semerawut, langsung berlalu ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Vyolin yang mengetahui kelelahan suaminya, segera pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam."Masak apa?" Kevin tiba-tiba sudah datang ke meja makan."Sop daging sapi, Mas. Sama sambal goreng tomat kesukaan kamu," ucap Vyolin sambil tersenyum menyendokkan nasi ke piring Kevin."Eumm, baunya aja enak. Kebetulan aku laper banget," ujar Kevin.Kevin menyeruput dulu kuah sop, lalu menggigit irisan daging yang begitu lembut untuk dikunyah. Vyolin merasa senang karena suaminya terlihat begitu menikmati masakannya."Enak banget, istriku memang jago banget. Kenapa gak ikutan master chef aja sih?" goda Kevin."Humm," gumam Vyolin lalu tersenyum salah tingkah.Rasa lelah yang semula melanda keduany
Mike langsung pulang ke rumahnya setelah meninggalkan Andrew, perkataan Andrew seperti bom yang pecah di kepalanya. Membuatnya gelisah hingga tak berkonsentrasi membuka halaman-halaman yang ada di laptopnya.Mike membuka semua dokumen dari awal, memeriksa tentang segala informasi tentang Brandon. Namun, dia tak mendapatkan apa-apa. Selama ini hanya Andrew yang santar berkomunikasi dengan Brandon."Mike, udah pulang? Tumben," ucap Rianti yang baru saja keluar dari kamar mandi saat Mike datang."Apa ada yang mengirim pesan aneh lagi?" tanya Mike menatap tajam Rianti."Enggak, ada. Dan aku sudah blok akun itu, aku gak mau terus-terusan stres mikirin akun hantu itu," jawab Rianti.Mike mengusap kepala plontosnya yang perlahan menghitam karena rambut mulai panjang. Rianti yang masih mengenakan handuk kimono, mencoba untuk mendekati Mike. Mengusap punggung Mike dengan kelembutan."Kamu kenap
"Kamu dan Mike sudah sampai restoran?" tanya Kepala Mata-mata melalui telepon."Iya, dia udah masuk duluan. Aku minta izin sebentar untuk benerin rambut. Dan sekarang aku baru beres pasang penyadap suara dan pelacak di mobilnya," jawab Donita."Simpan di tempat yang bagus, jangan sampai terjangkau," ujar kepala mata-mata lagi."Aku tahu kok, udah ya. Kebetulan aku udah laper juga," sahut Donita.Donita memutuskan panggilan begitu saja, membuat kepala mata-mata yang naksir berat padanya menjadi semakin naik darah. Karakter mereka memang misterius, akan tetapi mereka terhubung di komunitas rahasia antar mereka sendiri yang bisa saling mengenal informasi dan dekat satu sama lain.Donita merapikan penampilannya, lalu menyusul Mike yang ternyata masih berdiri menunggunya di depan restoran. Meski sempat merasa bosan menunggu, Mike tetap memasang senyumnya ketika Donita datang menghampiri. Mike memilih meja tamu biasa, karena kebetulan di restoran itu tidak ada pelayanan ruang khusus yang te
Vyolin diantar pulang oleh Selena, setelah mereka puas bercengkrama di jam makan siang. Vyolin merasa lega akhirnya kembali ke rumah. Dia tak menyangka, di hari dia bisa jalan-jalan keluar, dia justru bertemu dengan Mike.Saat ini perasaannya sudah jauh lebih terkendali, kemarahan tak lagi berapi-api seperti dulu. Traumanya juga sudah perlahan hilang, mencoba berdamai dengan keadaannya di masa lalu.Tak langsung bersantay, Vyolin memilih untuk beres-beres di dapur. Menyiapkan makan malam untuk Kevin yang berjanji akan pulang lebih cepat.Namun, suara mobil berhenti tiba-tiba terdengar dari depan rumahnya. Vyolin mengintip dari tirai jendela ruang tamu, dan begitu terkejut melihat Mike yang turun dari mobil dan sedang berjalan ke gerbang rumahnya.Tak sulit bagi Mike untuk mengetahui di mana rumah baru Vyolin, dia mendapatkan informasinya sejak lama.Vyolin tak menggubris, akan tetapi Mike terus memencet bel. Dia pun terpaksa keluar dan menghampiri Mike tanpa membuka gerbang."Ngapain
Ucapan Rianti cukup mengganggu pikiran Mike, dia langsung memikirkan nasib bayi Vyona yang nantinya akan tumbuh dewasa. Namun, Mike merasa itu sesuatu yang masih bisa dia jaga agar tidak terjadi.Hal itu pun tak mengganggu rencananya untuk bertemu dengan Donita malam ini. Mike mengganti pakaian dengan pakaian trendy brand ternama. Memakai parfum andalannya yang begitu mampu memikat perempuan mana saja."Ganteng banget, mau ke mana kamu?" tanya Rianti yang sejak tadi bersantai di tempat tidur dan memperhatikan gerak-gerik Mike di depan cermin."Biasa lah. Meeting sama teman di club," jawab Mike santai."Meeting tapi gayanya kayak mau kencan," ujar Rianti dengan tatapan penuh selidik.Mike tak menggubris ucapan Rianti, lalu pergi dari kamar setelah memasang sepatunya. Rianti pun mendengkus kasar, segera mengikuti langkah Mike keluar kamar."Aku ikut!" cegah Rianti saat Mike menuruni tangga."Kamu lupa? Kamu itu lagi hamil, Sayang," sahut Mike menoleh sebentar padanya."Pokoknya aku ikut
Langit seketika mendung, saat Vyolin dan Kevin baru saja membawa Vyona memasuki mobil. Mereka berencana untuk makan malam di sebuah restoran mewah, bertepatan dengan hari jadi pernikahan mereka yang ke delapan tahun. Karena khawatir pada cuaca takut semakin buruk, Vyolin pun mengatakan pada Kevin untuk di menunda rencana mereka."Aku sudah booking mejanya, Sayang," ucap Kevin menyesal."Gak apa-apa, Mas. Mungkin bukan rejeki kita," sahut Vyolin."Jadi? Gimana?" tanya Kevin sambil menggendong Vyona masuk ke rumah."Kamu bawa Vyona ke kamar, aku akan siapkan makan malam," jawab Vyolin sambil lalu menuju dapur.Kevin membawa Vyona ke kamar, memberikan susu dan menggendong bayi kecilnya itu sampai akhirnya tertidur. Saat Vyona telah tertidur, Kevin pun langsung pergi ke dapur.Area makan tampak gelap, hanya ada penerangan dari tiga lilin yang menyala di meja makan. Asap masih mengepul dari dua piring berisi spagheti dengan saus tomat bertoping keju. Kevin tersenyum, melihat hasil kerja Vy
Pukul delapan pagi, tepat di pertengahan musim dingin. Masjid Jami Tokyo, tampak ramai menggelar acara pernikahan Tomo dan Donita. Keluarga inti Tomo datang, juga beberapa teman lamanya yang asli tinggal di Jepang. Donita hanya mengundang Hendrik dan Brandon, sedang pernikahannya akan diwakilkan wali hakim.Menggunakan gaun pengantin serba putih, Donita terlihat begitu cantik. Dengan kerudung warna senada berhiaskan renda-renda rajutan sederhana, Donita menjadi pusat perhatian semua yang datang. Tomo terus tersenyum melihat gadis cantik yang kini duduk di sampingnya, sosok yang akan mendampinginya menjalani sisa waktu seumur hidup."Nih, tissu," ucap Brandon menjulurkan sebungkus kecil tisu saku."Ish, kain serbet aja kalau ada," sahut Hendrik ketus."Hahaha. Gak nyangka, ya. Donita akan nikah ngeduluin kita," ujar Brandon sembari menikmati kue cemilan manis yang disediakan keluarga pengantin."Cewek kan memang gitu, selalu pengen ngeduluin," sahut Hendrik."Kita pulang dari sini, har
Sebulan setelah melalui perawatan intensif di rumah sakit, Ayah Mike telah sadarkan diri dan bisa kembali ke rumah. Shock berat membuatnya tak lagi bisa bergerak bebas seperti dulu. Air matanya tumpah lagi, saat mengetahui menantu dan calon cucunya telah tiada.Ibu Mike menyimpan nomor ponsel Vyolin, dan sering meminta Vyolin untuk datang berkunjung. Seperti hari ini, Vyolin membawa Vyona datang ke rumah keluarga besar Baskoro Group. Menghibur orang tua Mike yang masih merasa berduka."Kalian orang-orang yang baik," ucap Ayah Mike saat Vyolin mengupaskan buah jeruk untuknya."Anda juga, Pak," sahut Vyolin lalu tersenyum."Di mana suamimu?" tanya Ayah Mike. Sudah beberapa kali dia menanyakan Kevin. "Masih di kantor, Pah. Sudah dibilang dari tadi," sahut Ibu Mike dengan raut kesal karena Ayah Mike terus mengulang pertanyaan.Sesuatu terjadi pada saraf otak Ayah Mike, membuatnya sulit konsentrasi dan mudah lupa. "Ah, iya. Mau kah suamimu melanjutkan bisnis kami?" tanya Ayah Mike tiba-t
Kembali ke dalam sel, Mike disambut wajah duka teman-temannya. Hampir semua orang di sel juga sudah mengetahui perihal nasib malang yang dideritanya. Mike langsung membaringkan tubuhnya ke pojokan sel, menghadap dinding. Tidak ada yang berani mengajaknya bicara. Dalam tatapan kosongnya, Mike terus bertemu dengan bayang-bayang Rianti. Senyum istrinya, bahkan keributan-keributan yang dulu terjadi, Mike merindukan masa-masa itu."Apa kurangnya aku, Mike? Sampai kamu harus begitu ingin mendapatkan anak dari istri orang lain!" Mike kembali teringat pertengkaran mereka saat itu.Mike kembali menyalahkan dirinya sendiri, tentang mengapa semuanya terjadi. Dia langsung beranjak duduk, dan perlahan-lahan membenturkan kepalanya ke dinding. Semakin lama semakin keras."Bos, berhenti, Bos," ucap seorang teman Mike di sel yang langsung mencoba menghentikan Mike.Mike tak bergeming, terus mencoba membenturkan kepalanya dengan keras ke dinding. Semua orang akhirnya menahan tubuhnya, hingga menjauhi
Rianti masih berada di kamar jenajah, tepatnya di sebuah lemari pendingin khusus. Jasadnya telah dibersihkan dari peluru, hanya tertinggal bekas luka yang membuat merinding siapa saja yang melihatnya.Ibu Mike mengumpulkan keberanian dan kekuatan untuk pergi ke penjara, tempat Mike ditahan. Bersama dengan dua orang pengacara keluarga mereka. Sedangkan Ayah Mike masih dirawat karena koma, serangan jantungnya tak pernah sehebat ini sebelumnya.Mendengar kedatangan Ibunya, Mike merasa senang. Orang tuanya belum pernah datang sebelumnya, walau selalu menanyakan kabarnya pada Rianti. "Mamah, senangnya aku lihat Mamah mau datang," ucap Mike dengan senyum lebar."Ma-maaf, Mamah baru sempat datang," sahut Ibu Mike dengan suara yang begitu berat."Gak apa-apa, Mah. Mamah apa kabar?" tanya Mike.Ibu Mike langsung merasakan sesak di dadanya, mengingat kabar buruk yang saat ini menimpa keluarganya. Segera dia beranjak dari kursi, meninggalkan meja pertemuan dengan Mike dan menangis di luar ruang
Rianti begitu marah dengan sikap Andrew yang diterimanya pagi ini, tak menunggu waktu lama dia pun segera pergi ke kediaman Ayah mertuanya, CEO Samudera."Mungkin dia pikir, aku gak akan berani mengadu!" ucap Rianti saat melangkah keluar rumah.Sopir pribadi pun langsung melajukan mobil, mengantarkan Rianti ke rumah CEO Samudera. Dengan perasaan gugup,.Rianti mencoba menyusun kalimat yang akan disampaikannya nanti di hadapan Ayah mertuanya.Meski pun kinerja Andrew bagus untuk perusahaan, nyatanya Andrew punya attitude yang buruk. Andrew bahkan sudah berani merendahkan Mike di hadapan Rianti."Menantu, tumben datang ke sini," ucap CEO Samudera yang kebetulan sedang bersantai minum teh di taman depan rumah. Rianti langsung menuju ke sana setelah diberitahu pelayan."Ada apa, Rianti? Perut kamu sakit?" tanya Ibu Mike yang juga ada di sana."Bu-bukan, Mah. Bukan perut yang sakit, tapi hati," jawab Rianti dengan mata berkaca-kaca.Rianti langsung duduk di kursi kosong sebelah Ibu Mertuany
Berada di tempat baru dengan suasana baru, siapa pun harus menyesuaikan diri agar terbiasa. Donita tampaknya masih kesulitan untuk tidur, sampai akhirnya dia pun memutuskan untuk keluar kamar dan pergi ke ruang keluarga rumah Tomo. Menyalakan televisi dengan suara kecil, dan duduk menonton di sana sembari memeluk bantal."Belum tidur?" rupanya Ibu Tomo berada di dapur. "Ibu?" sahut Donita. Benar-benar memanggil Ibu Tomo dengan sebutan Ibu, seperti orang Indonesia."Kenapa belum tidur?" tanya Ibu Tomo dalam bahasa inggris."Susah tidur, gak tahu kenapa," jawab Donita terbata-bata karena sambil memikirkan kosa kata inggris yang tersimpan di kepalanya.Ibu Tomo lalu kembali ke dapur, rupanya membuatkan susu coklat hangat dan membawakan biskuit untuk cemilan Donita."Terima kasih, Bu," ucap Donita.Ibu Tomo hanya mengangguk, lalu pergi meninggalkan ruang keluarga. Tak lama, tiba-tiba Tomo datang. Dengan wajah mengantuk, Tomo langsung berbaring saja di sofa."Kamu kenapa belum tidur? Gak
Lewat dari pukul sembilan pagi, Vyolin menyambut kedatangan tiga sahabatnya. Anna, Sarah, dan Selena. Sudah cukup lama mereka tidak berkumpul, sejak terpecahnya kasus Vyolin dan Mike di penjara.Ada yang berubah di pertemuan kali ini, yaitu tertutupnya pakaian Anna dan Selena. Dua sahabat Vyolin yang sudah menikah ini, memutuskan untuk belajar hijrah. Mereka begitu terinspirasi dengan suka duka Vyolin, dan ingin semakin mempererat persahabatan mereka dengan saling mendukung perbaikan diri. Sedangkan Sarah, baru mengubah gaya berpakaiannya, belum sampai menutup rambutnya."Ini hari yang sangat indah," ucap Vyolin lalu menyuguhkan makanan dan minuman ke atas meja makan.Vyona tampak senang berada di pangkuan Sarah, mata bulat Vyona terus melihat Sarah sembari tersenyum. Tangan kecilnya juga sesekali memainkan rambut Sarah yang terurai bergelombang."Emm, menurut kalian … apa kita gak mau bikin agenda liburan bareng lagi setelah ini?" tanya Anna."Liburan? Hayuk, kemana?" sahut Selena ce
'Sesuatu yang buruk akan berakhir, ketika kebaikan meraja di setiap hati manusia.' tulis Rianti pada postingan media sosialnya setelah sekian lama tak aktif.Akun Rianti dengan ribuan pengikut itu pun kembali ramai, panen banyak komentar baik karena di sana terpampang foto kebersamaan Rianti, Ibu Mike dan Vyolin. Rianti memang sempat meminta Vyolin untuk foto bersama, akan tetapi Vyolin tak diberitahu bahwa itu akan diunggah ke media sosial."Mereka ke sini?" tanya Kevin sembari melepas kancing kemejanya sepulang kerja."Iya, Mas. Aku kaget banget mereka datang," jawab Vyolin yang masih membaca komentar-komentar di postingan Rianti."Syukurlah kalau niat mereka tulus ingin menjalin hubungan baik," ucap Kevin lagi."Tadi Sarah dan Anna bilang, mungkin Rianti cuma perlu buat konten. Untuk membangun lagi citra baik Baskoro Group," sahut Vyolin."Hemm, ya, selama itu tidak merubah hukuman Mike dan tidak merugikan keluarga kita. Its oke," ujar Kevin.Kevin gegas membawa handuk ke kamar man