BAB 19. MENGALAHKAN PENGANTIN BARU.Kediaman orang tua Mike, menyimpan semua kemewahan nuansa antik. Bangunannya besar dengan beberapa bilik yang hampir tak tersentuh kecuali oleh petugas kebersihan.Meski di rumah itu ada banyak kamar, Mike memilih untuk tinggal di rumah mewahnya yang dibuat lebih modern. Orang tuanya hanya tinggal ditemani para pelayan dan penjaga keamanan."Kamu sudah datang?" Nyonya Ani menyambut kedatangan Mike dari lantai dua rumahnya."Hay, Ma. Papah mana?" Sahut Mike."Di ruang kerjanya," ucap Nyonya Ani lalu langsung kembali masuk ke kamar.Mike segera menuju ruang kerja CEO Samudera Baskoro, sebuah ruangan di rumah itu yang dianggap paling kramat. Tempat di mana Ayahnya sering menyendiri untuk mencetuskan ide-ide briliant guna semakin memajukan perusahaan."Masuk," ucap Tuan Samudera saat Mike mengetuk pintu."Hay, Pah. Katanya Papah ada perlu," ujar Mike berjalan masuk sambil melihat ke arah seorang pria yang tak asing baginya, telah mendahului berdiri di d
Mendengar suara teriakan Vyolin, Kevin begitu terkejut dan segera menenangkan istrinya itu."Eh, Vyolin. Ini aku Kevin, bukan maling!" Kevin memegangi kedua bahu Vyolin."Astaga, Mas! Kamu kenapa gak kasih tahu kalau sudah pulang," sahut Vyolin lalu memeluk erat tubuh suaminya itu."Aku baru aja sampai, dan aku gak mau ganggu tidur nyenyak kamu, Sayang," ucap Kevin sambil mengelus rambut panjang Vyolin.Julia yang terkejut mendengar suara jeritan Vyolin, hanya mendatangi sampai depan pintu kamar. Dia segera menyadari kalau telah terjadi kekeliruan. Julia pun kembali ke kamarnya.Vyolin kembali duduk ke atas tempat tidur, memperhatikan Kevin yang baru memakai pakaian dan mengoles pelembab wajah di depan cermin. Dia merasa senang karena suaminya telah kembali ke rumah."Kamu mau minum?" tanya Kevin berjalan mendekati istrinya."Enggak, Mas. Kamu mau makan?" Vyolin lalu balik bertanya."Mas sudah makan di pesawat, ada banyak cemilan oleh-oleh yang mas beli. Tapi di dalam koper, kamu mau?
Mike membuka laptop di atas meja kerjanya, lalu mengakses sosial media yang lama tak dia buka. Mencari akun media sosial Anna, dan menemukan akun lainnya yang selalu memberi reaksi pada setiap postingan mantan pacarnya itu.Vyolin Durrel, Mike tersenyum lega ketika dengan cepat bisa menemukan akun Vyolin. Namun, tidak ada informasi apa-apa di akun Vyolin sejak tiga bulan yang lalu. Semua terkunci untuk publik, kecuali foto profilnya yang tengah bergandengan dengan Kevin."Kamu lihat perempuan ini, kan? Saya minta kamu cari tahu semua tentang dia dan berusaha lah dapatkan nomor teleponnya," ucap Mike pada Andrew.Andrew menatap fokus pada foto profil akun Vyolin, di sana terpampang jelas bahwa Vyolin telah memiliki pasangan. Andrew pun merasa heran pada apa yang tengah direncanakan Mike."Maaf, Tuan. Kalau boleh tahu, perempuan ini siapa?" tanya Andrew ragu."Ya, saya merasa sedikit ada masalah dengan dia, jadi saya harus bisa meluruskan sesuatu," jawab Mike."Baiklah, Tuan," sahut And
Kevin dengan tergesa-gesa, segera turun dari mobilnya. Berlari ke dalam rumah dan melewati pintu yang terbuka, hingga semua yang berada di ruang tamu terkejut melihat kedatangannya."Mas Kevin?" Vyolin yang sedang duduk di sofa langsung berdiri melihat Kevin."Vyolin, kamu kenapa? Kamu gak apa-apa kan?" Kevin segera memeriksa keadaan Vyolin dan meraba perutnya."Aku gak apa-apa, Mas. Aku baik-baik aja," ucap Vyolin mencoba menenangkan Kevin."Terus kenapa ada ambulans?" tanya Kevin sampai akhirnya tatapannya tertuju pada Julia yang duduk selonjoran di sofa ruang tamu dengan lutut terbalut perban."Kak Julia jatuh dari motor, Mas. Kebetulan ada ambulans lewat, jadi mereka mengantarkan Kak Julia ke sini," jelas Vyolin."Julia. Kok bisa sih? Kamu ke mana tadi?" Kevin yang telah menyadari kekeliruannya segera duduk mendekati Julia dan memeriksa keadaannya."Tadi aku ke mini market, apes deh pokoknya. Keserempet," sahut Julia."Kenapa gak ke rumah sakit aja?" ujar Kevin lagi."Cuma lecet d
Kevin kembali ke tempat tidur, dengan membawakan segelas air putih untuk Vyolin. Kevin mengusap punggung istrinya itu dengan lembut agar tidak lagi merasa tegang."Kamu mimpi buruk, Sayang?" tanya Kevin setelah air tandas dari gelas yang dipegang Vyolin."Ya, cuma mimpi gak masuk akal. Kayaknya aku kebanyakan nonton film," jawab Vyolin."Kamu nonton film apa? Inget lho, kamu ini lagi hamil. Usahakan jangan nonton yang serem-serem," ucap Kevin."Biasalah, Mas. Film Korea baru," sahut Vyolin lalu meletakkan gelas ke atas lemari di samping tempat tidur dan kembali masuk ke dalam selimut."Cari film yang romantis aja," ujar Kevin lalu ikut berbaring di sampingnya."Iya, Mas," sahut Vyolin. "Tadi .. Mas pegang perut kamu. Ternyata dia gerak, lucu deh," ucap Kevin."Kan emang udah bisa gerak di dalam perut, Mas. Namanya juga hidup. Udah yuk, tidur lagi. Aku ngantuk," ujar Vyolin lalu membalik tubuhnya memunggungi Kevin.Kevin tak menyangka reaksi Vyolin tak seperti harapannya. Namun, dia
Hari kedua masuk kantor, Mike memilih untuk datang lebih siang. Dia merasa tak perlu mengerjakan pekerjaan apa pun, selama Andrew bisa membantunya. Sebuah toko bunga mahal di tepi jalanan kota, menjadi tujuan Mike hari ini.Dari etalase toko, Mike sibuk memilih-milih mana bunga yang paling segar dan cantik. Namun, pilihannya akhirnya tetap jatuh pada bunga mawar merah yang baru saja akan mekar. Aroma mawar itu, selalu otomatis mengingatkan Mike pada Vyolin."Apa anda mau menuliskan sesuatu di kartu ini, Mas?" tanya seorang penjaga toko yang melayani Mike."Mm, ya. Boleh. Tuliskan kalimat untuk saya," jawab Mike. Lalu otaknys mulai berpikir keras, apa yang harus dia tuliskan pada kartu itu.Mike meminta pihak toko untuk mengirimkan bunga itu ke alamat rumah Vyolin. Harga melangit yang diberikan penjaga toko, tak pernah menjadi masalah bagi Mike.Selama melajukan mobilnya menuju kantor, Mike dilanda rasa cemas dan penasaran. Dia ingin melihat sendiri bagaimana reaksi Vyolin saat mendapa
Kamu kenapa, Sayang?" Kevin menangkap sikap Vyolin yang salah tingkah."Eng-enggak, Mas. Tadi aku cuma lagi ngerasain gerakan bayi di perut aku," sahut Vyolin sambil memegangi perutnya."Ohya? Makin sering geraknya?" Kevin lalu duduk di samping Vyolin dan meletakkan sebelah tangannya di perut Vyolin."Iya, Mas. Makin sering gerak," ucap Vyolin."Berarti bayinya sehat, besok kita ke rumah sakit ya. Mas hampir lupa kalau ada jadwal pemeriksaan kesehatan kamu, sekalian imunisasi," ujar Kevin."Harus banget, Mas?" tanya Vyolin tak bersemangat."Iya, dong. Untung tadi Mas diingatkan sama Julia," jawab Kevin.Vyolin merasa malas, saat mengetahui dirinya harus kembali ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Namun, dia tak ingin membuat Kevin khawatir."Mas gak mulai kerja?" tanya Vyolin lalu merebahkan diri."Semua sudah aku selesaikan semalam. Nanti sore baru aku cek lagi hasil kerja anak-anak di kantor," jawab Kevin."Mas masih jarang ngobrol sama karyawan lain?" tanya Vyolin iseng."Apa yang m
Kediaman Brandon masih satu komplek dengan kediaman Kevin dan Vyolin. Semesta begitu berpihak padanya untuk bisa membantu mendapatkan nomor ponsel Vyolin, dia hanya perlu pergi ke rumah Mbak Surti. Tetangganya yang merupakan istri ketua RT."Mbak, saya boleh pinjam laptop Pak RT sebentar?" tanya Brandon dengan wajah polos membawa sebuah flashdisk ke rumah Mbak Surti."Lah, kemarin pinjem juga. Belum diperbaiki laptop-mu?" Mbak Surti melirik kesal."Belum selesai perbaikannya, Mbak. Sekarang saya perlu banget buat lihat berkas kerjaan saya dan dipindahkan ke flashdisk ini. Tenang aja, Mbak. Ini saya bawa uang pinjemnya," ucap Brandon lalu mengeluarkan kertas merah lima lembar dari dompetnya.Mbak Surti yang mata duitan, langsung membulatkan mata melihat lembaran uang di tangan Brandon. Dia pun mengizinkan Brandon untuk masuk ke rumah dan meminjam laptop."Pak Asep ke mana, Mbak?" Brandon menanyakan Pak RT yang suda
Langit seketika mendung, saat Vyolin dan Kevin baru saja membawa Vyona memasuki mobil. Mereka berencana untuk makan malam di sebuah restoran mewah, bertepatan dengan hari jadi pernikahan mereka yang ke delapan tahun. Karena khawatir pada cuaca takut semakin buruk, Vyolin pun mengatakan pada Kevin untuk di menunda rencana mereka."Aku sudah booking mejanya, Sayang," ucap Kevin menyesal."Gak apa-apa, Mas. Mungkin bukan rejeki kita," sahut Vyolin."Jadi? Gimana?" tanya Kevin sambil menggendong Vyona masuk ke rumah."Kamu bawa Vyona ke kamar, aku akan siapkan makan malam," jawab Vyolin sambil lalu menuju dapur.Kevin membawa Vyona ke kamar, memberikan susu dan menggendong bayi kecilnya itu sampai akhirnya tertidur. Saat Vyona telah tertidur, Kevin pun langsung pergi ke dapur.Area makan tampak gelap, hanya ada penerangan dari tiga lilin yang menyala di meja makan. Asap masih mengepul dari dua piring berisi spagheti dengan saus tomat bertoping keju. Kevin tersenyum, melihat hasil kerja Vy
Pukul delapan pagi, tepat di pertengahan musim dingin. Masjid Jami Tokyo, tampak ramai menggelar acara pernikahan Tomo dan Donita. Keluarga inti Tomo datang, juga beberapa teman lamanya yang asli tinggal di Jepang. Donita hanya mengundang Hendrik dan Brandon, sedang pernikahannya akan diwakilkan wali hakim.Menggunakan gaun pengantin serba putih, Donita terlihat begitu cantik. Dengan kerudung warna senada berhiaskan renda-renda rajutan sederhana, Donita menjadi pusat perhatian semua yang datang. Tomo terus tersenyum melihat gadis cantik yang kini duduk di sampingnya, sosok yang akan mendampinginya menjalani sisa waktu seumur hidup."Nih, tissu," ucap Brandon menjulurkan sebungkus kecil tisu saku."Ish, kain serbet aja kalau ada," sahut Hendrik ketus."Hahaha. Gak nyangka, ya. Donita akan nikah ngeduluin kita," ujar Brandon sembari menikmati kue cemilan manis yang disediakan keluarga pengantin."Cewek kan memang gitu, selalu pengen ngeduluin," sahut Hendrik."Kita pulang dari sini, har
Sebulan setelah melalui perawatan intensif di rumah sakit, Ayah Mike telah sadarkan diri dan bisa kembali ke rumah. Shock berat membuatnya tak lagi bisa bergerak bebas seperti dulu. Air matanya tumpah lagi, saat mengetahui menantu dan calon cucunya telah tiada.Ibu Mike menyimpan nomor ponsel Vyolin, dan sering meminta Vyolin untuk datang berkunjung. Seperti hari ini, Vyolin membawa Vyona datang ke rumah keluarga besar Baskoro Group. Menghibur orang tua Mike yang masih merasa berduka."Kalian orang-orang yang baik," ucap Ayah Mike saat Vyolin mengupaskan buah jeruk untuknya."Anda juga, Pak," sahut Vyolin lalu tersenyum."Di mana suamimu?" tanya Ayah Mike. Sudah beberapa kali dia menanyakan Kevin. "Masih di kantor, Pah. Sudah dibilang dari tadi," sahut Ibu Mike dengan raut kesal karena Ayah Mike terus mengulang pertanyaan.Sesuatu terjadi pada saraf otak Ayah Mike, membuatnya sulit konsentrasi dan mudah lupa. "Ah, iya. Mau kah suamimu melanjutkan bisnis kami?" tanya Ayah Mike tiba-t
Kembali ke dalam sel, Mike disambut wajah duka teman-temannya. Hampir semua orang di sel juga sudah mengetahui perihal nasib malang yang dideritanya. Mike langsung membaringkan tubuhnya ke pojokan sel, menghadap dinding. Tidak ada yang berani mengajaknya bicara. Dalam tatapan kosongnya, Mike terus bertemu dengan bayang-bayang Rianti. Senyum istrinya, bahkan keributan-keributan yang dulu terjadi, Mike merindukan masa-masa itu."Apa kurangnya aku, Mike? Sampai kamu harus begitu ingin mendapatkan anak dari istri orang lain!" Mike kembali teringat pertengkaran mereka saat itu.Mike kembali menyalahkan dirinya sendiri, tentang mengapa semuanya terjadi. Dia langsung beranjak duduk, dan perlahan-lahan membenturkan kepalanya ke dinding. Semakin lama semakin keras."Bos, berhenti, Bos," ucap seorang teman Mike di sel yang langsung mencoba menghentikan Mike.Mike tak bergeming, terus mencoba membenturkan kepalanya dengan keras ke dinding. Semua orang akhirnya menahan tubuhnya, hingga menjauhi
Rianti masih berada di kamar jenajah, tepatnya di sebuah lemari pendingin khusus. Jasadnya telah dibersihkan dari peluru, hanya tertinggal bekas luka yang membuat merinding siapa saja yang melihatnya.Ibu Mike mengumpulkan keberanian dan kekuatan untuk pergi ke penjara, tempat Mike ditahan. Bersama dengan dua orang pengacara keluarga mereka. Sedangkan Ayah Mike masih dirawat karena koma, serangan jantungnya tak pernah sehebat ini sebelumnya.Mendengar kedatangan Ibunya, Mike merasa senang. Orang tuanya belum pernah datang sebelumnya, walau selalu menanyakan kabarnya pada Rianti. "Mamah, senangnya aku lihat Mamah mau datang," ucap Mike dengan senyum lebar."Ma-maaf, Mamah baru sempat datang," sahut Ibu Mike dengan suara yang begitu berat."Gak apa-apa, Mah. Mamah apa kabar?" tanya Mike.Ibu Mike langsung merasakan sesak di dadanya, mengingat kabar buruk yang saat ini menimpa keluarganya. Segera dia beranjak dari kursi, meninggalkan meja pertemuan dengan Mike dan menangis di luar ruang
Rianti begitu marah dengan sikap Andrew yang diterimanya pagi ini, tak menunggu waktu lama dia pun segera pergi ke kediaman Ayah mertuanya, CEO Samudera."Mungkin dia pikir, aku gak akan berani mengadu!" ucap Rianti saat melangkah keluar rumah.Sopir pribadi pun langsung melajukan mobil, mengantarkan Rianti ke rumah CEO Samudera. Dengan perasaan gugup,.Rianti mencoba menyusun kalimat yang akan disampaikannya nanti di hadapan Ayah mertuanya.Meski pun kinerja Andrew bagus untuk perusahaan, nyatanya Andrew punya attitude yang buruk. Andrew bahkan sudah berani merendahkan Mike di hadapan Rianti."Menantu, tumben datang ke sini," ucap CEO Samudera yang kebetulan sedang bersantai minum teh di taman depan rumah. Rianti langsung menuju ke sana setelah diberitahu pelayan."Ada apa, Rianti? Perut kamu sakit?" tanya Ibu Mike yang juga ada di sana."Bu-bukan, Mah. Bukan perut yang sakit, tapi hati," jawab Rianti dengan mata berkaca-kaca.Rianti langsung duduk di kursi kosong sebelah Ibu Mertuany
Berada di tempat baru dengan suasana baru, siapa pun harus menyesuaikan diri agar terbiasa. Donita tampaknya masih kesulitan untuk tidur, sampai akhirnya dia pun memutuskan untuk keluar kamar dan pergi ke ruang keluarga rumah Tomo. Menyalakan televisi dengan suara kecil, dan duduk menonton di sana sembari memeluk bantal."Belum tidur?" rupanya Ibu Tomo berada di dapur. "Ibu?" sahut Donita. Benar-benar memanggil Ibu Tomo dengan sebutan Ibu, seperti orang Indonesia."Kenapa belum tidur?" tanya Ibu Tomo dalam bahasa inggris."Susah tidur, gak tahu kenapa," jawab Donita terbata-bata karena sambil memikirkan kosa kata inggris yang tersimpan di kepalanya.Ibu Tomo lalu kembali ke dapur, rupanya membuatkan susu coklat hangat dan membawakan biskuit untuk cemilan Donita."Terima kasih, Bu," ucap Donita.Ibu Tomo hanya mengangguk, lalu pergi meninggalkan ruang keluarga. Tak lama, tiba-tiba Tomo datang. Dengan wajah mengantuk, Tomo langsung berbaring saja di sofa."Kamu kenapa belum tidur? Gak
Lewat dari pukul sembilan pagi, Vyolin menyambut kedatangan tiga sahabatnya. Anna, Sarah, dan Selena. Sudah cukup lama mereka tidak berkumpul, sejak terpecahnya kasus Vyolin dan Mike di penjara.Ada yang berubah di pertemuan kali ini, yaitu tertutupnya pakaian Anna dan Selena. Dua sahabat Vyolin yang sudah menikah ini, memutuskan untuk belajar hijrah. Mereka begitu terinspirasi dengan suka duka Vyolin, dan ingin semakin mempererat persahabatan mereka dengan saling mendukung perbaikan diri. Sedangkan Sarah, baru mengubah gaya berpakaiannya, belum sampai menutup rambutnya."Ini hari yang sangat indah," ucap Vyolin lalu menyuguhkan makanan dan minuman ke atas meja makan.Vyona tampak senang berada di pangkuan Sarah, mata bulat Vyona terus melihat Sarah sembari tersenyum. Tangan kecilnya juga sesekali memainkan rambut Sarah yang terurai bergelombang."Emm, menurut kalian … apa kita gak mau bikin agenda liburan bareng lagi setelah ini?" tanya Anna."Liburan? Hayuk, kemana?" sahut Selena ce
'Sesuatu yang buruk akan berakhir, ketika kebaikan meraja di setiap hati manusia.' tulis Rianti pada postingan media sosialnya setelah sekian lama tak aktif.Akun Rianti dengan ribuan pengikut itu pun kembali ramai, panen banyak komentar baik karena di sana terpampang foto kebersamaan Rianti, Ibu Mike dan Vyolin. Rianti memang sempat meminta Vyolin untuk foto bersama, akan tetapi Vyolin tak diberitahu bahwa itu akan diunggah ke media sosial."Mereka ke sini?" tanya Kevin sembari melepas kancing kemejanya sepulang kerja."Iya, Mas. Aku kaget banget mereka datang," jawab Vyolin yang masih membaca komentar-komentar di postingan Rianti."Syukurlah kalau niat mereka tulus ingin menjalin hubungan baik," ucap Kevin lagi."Tadi Sarah dan Anna bilang, mungkin Rianti cuma perlu buat konten. Untuk membangun lagi citra baik Baskoro Group," sahut Vyolin."Hemm, ya, selama itu tidak merubah hukuman Mike dan tidak merugikan keluarga kita. Its oke," ujar Kevin.Kevin gegas membawa handuk ke kamar man