Siska terdiam mendengarkan ucapan Raka. Tetapi untuk berhenti bergaul dengan teman-temannya Siska nggak bisa. Apalagi mengurus anak full time. Ini saja dia nggak tahu apakah dia benar-benar hamil atau tidak. Siska nggak suka diatur-atur oleh Raka kalau Raka sama sekali nggak punya uang yang banyak untuk mencukupi kehidupannya. Menjadi ibu rumah tangga yang menyusahkan diri sendiri itu bukan tipe Siska. "Kenapa mereka bisa sukses dan kita nggak, Mas? Bagaimana kalau kita bekerja sama untuk merusak rumah tangga mereka. Bukankah itu lebih mudah daripada kamu harus nyuruh aku meninggal teman-teman ku dan aku berubah jadi istri penurut kayak wanita-wanita lainnya itu sulit. Apalagi ngurus anak. Aku nggak bisa. Kalau kamu mau aku hamil dan melahirkan maka sediakan pembantu rumah tangga seperti Adnan menyediakan Nara berbagai fasilitas baru aku mau melakukannya!""Astaga, Siska! Aku gak ngerti jalan pikiran kamu. Yang ada di pikiran kamu itu cuman uang dan uang. Kamu nggak berpikir bagaima
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 20. **Adnan tersenyum saat istrinya memberi dia sebuah kotak. Sepertinya ini adalah hadiah istimewa. Padahal dia belum berulang tahun dan ini tidak hari anniversary pernikahan mereka. Tapi istrinya memberikan kejutan untuknya. Adnan membuka kotak itu dengan penasaran yang luar biasa. Apa yang dihadiahkan istri untuknya. Berharap saja hal baik. Adnan yakin istrinya dengan senyuman yang begitu tulis di wajahnya nggak mungkin memberikan hal buruk kepadanya. Adnan tersenyum mengambil hadiah yang ada di kotak itu, sebuah testpack dengan garis 2. Dia tertawa bahagia serta terharu, tidak sangka hadiahnya begitu manis dan sangat indah. "Sayang, ini serius?" tanya Adnan. "Ya, Mas. Aku hamil," kata Nara. Adnan dengan sukacita langsung memeluk istrinya. Meluapkan semua kebahagiaannya kepada Nara saat itu. "Terima kasih, Sayang. Terima kasih sekali, kamu sudah melengkapi kehidupanku. Aku nggak tahu lagi bagaimana perasaanku sekarang. Yang penting aku sangat bahag
Sejujurnya Adnan nggak suka Raka itu sering datang. Tapi, mau bagaimana lagi. Ini adalah konsekuensi bagi Adnan, ketika menikahi Nara yang seorang janda dengan seorang anak, pasti mantan suami selalu mencampuri dan membayang-bayangi apalagi sekarang sudah tahu bagaimana Nara adalah berlian yang sesungguhnya. Mungkin saja Raka berharap bisa kembali memungut berlian yang pernah dia buang. "Aku sengaja datang kemari untuk bertemu Ervan dan juga Nara, ada hal penting yang ingin aku bicarakan dengan mereka," kata Raka santai. Sementara Adnan kesal melihat kesantaian dalam diri Raka. Saat ini dia sedang gusar. Untuk apa Raka mencari istrinya. Bahkan Adnan sudah menganggap Ervan sebagai anak kandungnya sendiri. Walaupun memang bukan anak kandungnya, dia sangat mencintai Ervan layaknya ayah kandung mencintai anak kandungnya, selama ini dia yang menafkahi Ervan dan Nara tanpa merasa keberatan melakukannya. "Kenapa kamu berani datang ke rumahku? Kalaupun kamu mau bertemu Ervan dan Nara, Buka
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 21. **PoV Author "Ada hal lain lagi yang penting mau ku sampaikan ke kamu," kata Raka. Nara mengernyitkan dahinya. Apa lagi yang mau Raka katakan. "Apa, Mas?" tanya Nara. Raka menatap manik mata Nara. Jantungnya berdegup tak karuan. Detakan ini sulit sekali disirnakan. Rasa ini bahkan lebih besar saat pertama kali mereka bertemu dan menikah. Rasa ini terlalu besar untuk Raka. Sayang, semuanya terlambat dan sia-sia. Penyesalan selalu datang terlambat. "Apakah ada hubungannya dengan Ervan. Soalnya dia mau sekolah?" tanya Nara. "Ada, Nar. Tapi, Ervan pergi sekolah aja dulu, Sayang. Ayah mau berbicara dengan Bunda masalah pribadi sekaligus masalah kita," kata Raka. "Masalah pribadi apa? Gak ada masalah pribadi lagi antara kalian. Nara istriku!" balas Adnan. Raka mendengkus mendengar ucapan Adnan. Dia mencibir tak suka. Sementara itu Ervan menyalami mereka semua. Raka juga di salaminya. Raka memeluk anaknya. Senang bisa memeluk lagi buah hatinya yang ter
"Bagaimanapun aku masih bisa bertemu keluargaku. Kamu gak ada hak melarang!" "Keluargamu? Hanya Ervan, Nara tidak ada hak. Dia istriku!" kata Adnan sengit. "Mas, udahlah, jangan bertengkar. Mas Raka sebaiknya pergi saja. Tolonglah ... Bukankah kamu udah ketemu Ervan. Gak enak tetangga dengar kita bertengkar!" ucap Nara bingung. "Nar, yang lebih dulu itu Adnan!" balas Raka membela diri. "Iya, aku tahu, tapi aku harus menjaga hati suamiku. Nanti atur lagi waktu kamu bertemu Ervan. Aku yakin bisa diatur waktunya!" kata Nara berharap Raka paham.Nara memegangi tubuh suaminya agar tidak tersulut emosi. Raka sedih melihat pemandangan yang menyesakkan dadanya. Dia kemarin melihat mereka berdua berpelukan di balkon. Kini, dia melihat sendiri Nara, sang mantan istri memeluk pria lain. Tak pernah Raka melihat Nara semesra ini dengan seorang pria. Rasanya sesak dadanya. Mungkin dia sudah gila berharap lagi bisa memiliki Nara. Tiba-tiba saja Nara pingsan. Dia gak bisa penopang tubuhnya. Lagi
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 22. **PoV Author. Siska heran melihat wajah Raka yang memar. Terlebih dia tahu Raka ke rumah Nara. Siska nggak terima, dia nggak diikutsertakan Raka ke sana. Kenapa Raka harus pergi sendiri? Apakah ada hal yang ditutup-tutupinya atau dia sengaja ke sana untuk melihat Nara?"Kamu harus minta ganti rugi wajah kamu yang memar itu, Mas!" kata Siska. "Udahlah, Sis. Aku nggak mau memperpanjang masalah ini. Lagi pula tadi Nara pingsan, aku dan Adnan bertengkar," kata Raka terduduk. Dia mengambil rokok. Tapi, sudah dua hari Raka tak merokok lagi. Semua dilakukannya untuk Nara yang meminta berhenti. Raka mengacak rambutnya gusar. Tak merokok lagi membuat dia sakit kepala beberapa hari ini. Tapi, untuk seseorang yang di cintai tak mengapalah. "Kamu kayak stress banget. Mas, kamu dengar aku. Kamu harus ngobatin luka kamu. Kalau masalah Nara pingsan ya itu bukan urusan kita. Yang penting kamu dapat ganti rugi!" "Apaan sih kamu Siska! Aku lagi pusing dan kamu sela
"Ya, dia mantan suami aku, asal Ibu tahu ya. Nara itu yang merebut suami ku. Dia rela merebut suami ku hanya untuk mendapatkan harta. Sakit hatiku, Bu. Belum lagi Mas Raka yang selalu menyalahkan ku. Dia berpaling demi Nara. Nara kayaknya gak puas, Bu Jagad. Dia mau memisahkan rumah tanggaku dengan Mas Raka. Supaya aku menderita. Gak tau apa motifnya. Huhuhu ..." dusta Siska memainkan peran.Dalam hati dia tertawa pasti gosip ini akan menyebar dan Nara akan dijadikan bulan-bulanan masyarakat untuk difitnah. "Ya ampun Siska kamu sabar ya. Selama ini kita nggak tahu kalau dia seperti itu. Nara itu mentor kita semua di desa. Belum selesai juga kegiatan desa yang mau dilakukan ternyata dia itu seorang pelakor. Nggak nyangka banget ya. Bagaimana reaksi bu RT dan Bu Kades kalau tahu dia seorang pelakor yang ngerebut suami kamu!" "Iya, Bu. Mohon doanya supaya saya bisa sabar. Makanya saya bertengkar dengan Mas Raka ya gara-gara Nara. Sebenarnya saya udah nggak sanggup lagi. Kadang Mas Raka
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 23. **Nara terkejut mendengar ucapan Bu Kades. Siapa yang menyebarkan gosip itu. "Ibu dengar dari mana, Bu Kades?" tanya Nara lemah. "Dari omongan masyarakat Bu Nara. Suara Ibu kok lemas sekali? Ibu lagi sakit ya?" tanya Bu Kades gak enak hati. "Iya, Kebetulan saya nggak enak badan, Bu. Makanya saya nggak bisa ke balai desa. Cuma kalau memang Ibu mau datang kemari untuk membicarakan masalah kerjaan dan proyek kita di desa dan hanya sekedar sharing maka saya bisa memberi masukan. Tapi, untuk lebih aktif saya belum bisa. Saya juga mau mendengar penjelasan Ibu dari mana gosip itu menyebar," kata Nara. Rasa penasaran itu menguar begitu saja. Nggak mungkin kan gosip begitu datang kalau tidak ada awal mula yang membicarakannya. Pikiran Nara langsung ke Siska. Apalagi masyarakat mengatakan kalau Nara merebut suami Siska. "Apakah gak apa-apa kalau saya datang, Bu Nara?" "Enggak, Bu. Saya tunggu ya," kata Nara. Padahal Nara berniat untuk rebahan. Tapi kenapa
"Raka ..."Adnan terkejut melihat Raka sudah berada di depan pintunya. Lelaki itu sepertinya hendak pergi jauh. Sudah membawa tas besar. Dahi Adnan berkerut. Raka sudah mengambil keputusan besar. Kayaknya dia sedang bertengkar dengan Siska dan mengambil keputusan untuk pergi dari mantan istrinya."Maafkan kedatanganku yang tiba-tiba. Kedatanganku kemari untuk bertemu dengan Nara dan juga anakku. Ada hal penting yang ini ku sampaikan kepada mereka. Bagaimanapun Nara adalah mantan istriku dan Ervan anak kandungku. Semoga kamu tidak keberatan aku bertemu dengan dia, ini adalah keputusan yang tersulit yang harus ku jalani!"Adnan membuka pintu rumahnya secara lebar. Dia mengizinkan Raka masuk. Tak lama berselang Adnan memanggil Ervan dan juga Nara untuk keluar melihat. Sementara bagi mereka sedang tertidur pulas Di box bayi. Bik Narti menjaga anak mereka sebentar."Maaf kalau aku mengganggu kalian. Kedatanganku kemari untuk mengatakan ke Nara dan juga Ervan, bagaimanapun Nara adalah manta
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 60.**Siska terkejut. Raka begitu saja melemparkan kertas hasil tes DNA ke Siska. Mata Siska membola melihat apa yang dilakukan Raka dengan Adnan. Dia sama sekali nggak menyangka kalau mereka diam-diam melakukan ini untuk menjatuhkannya."Apa yang kamu lakukan kepadaku, Mas? Ini sama sekali nggak benar!"Siska masih mencoba membela diri. Hal itu membuat Raka tersenyum getir, sudah salah tetapi tetap saja mempertahankan kesalahannya. Apa salahnya kalau dia mengakui kalau perbuatannya itu salah."Bukti valid sudah kamu lihat tetapi tetap saja kamu merasa berada di pihak yang benar. Kamu sebagai istri nggak pernah bersyukur dengan apa yang kudapatkan. Apa yang telah kuberikan kepadamu dan kamu selalu merasa kurang. Jadi ini balasan kamu terhadapku? Kamu main serong dengan laki-laki lain! Selamat, Siska kamu sudah berhasil memperdayaku. Tapi selamanya, aku nggak mau menjadi lelaki bodoh yang mudah sekali kamu tipu! Aku minta bawa anak kamu keluar dari rumahku ka
"Mau ke mana kamu, Siska? Kamu sudah rapi, sudah pakai make up. Apakah kamu mau mencari lelaki yang bisa membayarmu untuk kau tiduri dan kamu mendapatkan uang?!" kata Raka sengit. Wajah Raka memerah, marah Ini sudah ditahan Raka dan kali ini Raka akan mengeluarkannya tidak akan dipendamnya lagi."Apa-apaan kamu, Mas. Kamu baru pulang dan udah ngomong yang tidak-tidak. Ucapanmu ini sangat berbahaya.""Seharusnya kamu yang berbahaya. Kamu adalah wanita ular yang sudah aku pelihara di rumahku. Namun kamu mematuk ku begitu saja. Ternyata kamu adalah pelacur yang sesungguhnya. Aku tidak tahu kalau istriku seorang pelacur!" kata Raka tajam."Brengsek kamu, Mas! Kenapa kamu ngomong kayak gitu sama aku. Jaga ucapan kamu dan tutup mulut kamu ya!" kata Siska gak terima."Raka apa-apaan Ini? Kenapa kamu datang-datang marah-marah sama Siska dan tuduh dia pelacur?! Siska itu istri kamu dan ini anak kamu! Selama ini ibu selalu menasehati Siska tapi Ibu nggak suka dengan ucapan kamu yang menjelekkan
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 59**Raka menunggu kurang lebih sebulan untuk mengetahui hasil dari tes DNA itu. Dalam kurun waktu tersebut, Raka harap-harap cemas. Kondisi Siska sudah kondusif. Dia sudah cukup sehat, wanita itu sekarang sudah bisa leluasa bergerak.Siska tidak bisa pergi ke mana-mana karena ibunya di rumah memantau begitu pula dengan Raka. Tapi yang namanya siska tetap saja tidak bisa diberitahu. Ketika Raka menyuruhnya untuk stay di rumah menjaga anak mereka. Beberapa kali Siska keluyuran dan tidak mendengarkan perkataan ibunya.Hari ini Raka berada di rumah sakit. Setelah dia mendapatkan hasil tes DNA. Adnan juga ada di sampingnya. Adnan menepuk bahu Raka, ada rasa perih tak terkira yang dirasakan Raka."Sabar, Raka. Aku sudah tahu begini jadinya. Ternyata Siska tidak mengandung anak kamu. Aku turut prihatin," kata Adnan lega.Ternyata keputusannya tepat untuk melakukan tes DNA. Walaupun hasilnya pasti negatif. Namun Adnan akan menunjukkan ke Raka dan juga istrinya kala
Kejadian sangat luar biasa adalah ketika Adnan telah memiliki anak. Dulu dengan pernikahan Sebelumnya dia tidak mendapatkannya. Siska tidak mau memiliki anak secara cepat karena berkilah mereka belum mapan dan belum memiliki penghasilan tetap. Sekarang, Alhamdulillah, kebahagiaan yang sangat besar sudah dirasakan Adnan menjadi seorang ayah dari wanita yang sangat dicintainya."Bukankah kamu juga akan segera mendapatkan anak dari Siska. Kamu benar-benar keren, Raka. Karena Siska sudah mau melahirkan anak untukmu," ucap Adnan. Raka hanya diam saja di telepon. Jadi Adnan yang menyambung pembicaraan."Aku tidak bahagia sepertimu. Ingat kita punya janji yang harus ditunaikan!" kata Raka mematikan panggilan telepon...Kondisi kesehatan Nara semakin membaik. Dia sudah pulang dari Rumah Sakit dan membawa putri kecil mereka. Rumah Adnan dan Nara di penuhi dengan suara tangisan bayi."Terima kasih, Sayang, kamu sudah mau menjadi Ibu untuk anakku. Aku sangat menyayangimu. Wajahnya sangat mirip
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 58.**Siska diam dengan ucapan Raka. Sepertinya Siska harus mengalah kali ini. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya karena Irman juga sudah masuk penjara. Siska tidak mendapatkan uang. Semuanya hancur.Untuk sementara lebih bagus calm down dulu. Siska tidak bisa menggugurkan kandungan kalau dia juga tidak mendapat dukungan dari banyak orang. Hubungannya dengan Moly semakin merenggang akibat uang yang dijanjikan Siska belum bisa Siska bayarkan sepenuhnya.Hubungan Siska juga tidak baik dengan Raka, tapi, Raka masih mau menerima dia, Raka mesin menganggap anak yang dilahirkannya itu adalah anaknya. Beberapa bulan berlalu. Raka tidak menganggapnya ada. Siska juga semakin pusing dan stres akibat kehamilan yang semakin membesar dan kurangnya perhatian dari Raka, untuk mengganggu Nara dan untuk memfitnah Nara dia tidak bisa melakukannya karena Raka akan mengusirnya dari rumah kalau Siska melakukannya.Siska selalu menatap kesal dan iri dengan perlakuan Adnan
"Mas, Kenapa kamu bisa masuk penjara? Kenapa kamu bisa sebodoh ini? Terus bagaimana dengan anak yang ada dalam kandunganku dan uang yang kamu janjikan?!" kata Siska ketika berkunjung ke Penjara."Kamu datang kemari masih saja membahas itu. Kamu nggak lihat aku sekarang ada di sini. Ini semua juga gara-gara kamu aku ketahuan menggelapkan dana sehingga aku bisa masuk ke penjara gara-gara dilaporkan istriku!""Kamu masih bisa menyalahkan ku, istrimu mengatakan kamu mengencani banyak wanita dan banyak juga yang datang mengaku kalau mereka itu hamil anak kamu. Di mana sih pikiran kamu? Kenapa kamu tega banget sama aku? Kamu dulu janji sama aku mau menikahiku tapi kenyataannya seperti ini. Kalau kamu nggak selingkuh dari aku dan andai kamu fokus dengan tujuan kita, tidak tergoda dengan wanita lain. Mungkin kita udah menikah dan bahagia.""Pergi, Siska! Aku gak bisa memberikan uang ke kamu dan aku berharap uang dulu saja yang kamu gunakan untuk menggugurkan kandungan kamu!" Irman muak dengan
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 57.**Mata Siska melebar mendengar ucapan wanita paruh baya di depannya."Maksud Mbak apa? Saya kemari mencari Irman? Sebenarnya ada hal penting yang ingin saya katakan kepada, Mbak.""Kayaknya kamu udah tahu siapa saya. Buktinya kamu repot-repot datang kemari karena kamu udah kehilangan jejak dia, 'kan?" Sang istri berkata santai."Ya, dia mengatakan akan memberikan uang ke saya tapi sampai sekarang dia tidak juga memberikannya. Saya mau tahu di mana keberadaan dia sekarang?""Udah kukatakan kalau dia gak ada lagi. Dia ku penjarakan karena kasus penggelapan uang," katanya lagi santai."Penggelapan uang bagaimana maksud kamu, Mbak? Dia janji sama saya memberikan uang ke saya. Saya datang kemari menagih janji itu.""Dasar jalang gak tau malu! Kamu harus sadar diri. Saya ini istri sah bisa aja mengadukan kamu ke Polisi karena kasus perzinahan. Ingat itu!"Siska terdiam mendengar ucapan istri sah Irman. Aja datang kemari tapi tidak dengan perhitungan tepat. Nya
Mereka pulang dengan perasaan was-was terutama Nara. Dia takut rumah tangganya hancur lagi. Bagaimana kalau Adnan melihat photo yang dikirim kan Siska dan gak percaya kalau anak yang ada dalam kandungannya adalah anak Adnan? Bagaimana kalau Adnan percaya Nara selingkuh dengan Raka? Sebuah fitnah yang di lontarkan Siska.Sampailah mereka di rumah. Nara memeluk anaknya sebelum masuk kamar. Dia menjelaskan kalau hubungan dirinya dan Siska baik-baik saja. Ervan gak perlu khawatir.Sekarang Nara dan Adnan berada di kamar mereka. Nara bingung apa yang harus di sampaikan ke suaminya."Kenapa, Sayang. Kayaknya kamu bingung gitu setelah bertemu Siska. Apa yang di katakannya?" tanya Adnan mendekati Nara."Mas, kamu tahu perihal photo itu? Photo aku sama Mas Raka?""Siska bicara apa tentang photo itu?" Adnan balik bertanya."Kamu udah tahu, 'kan, Mas?" tanya Nara mengguncang tangan Adnan."Ya, sudah.""Terus. Kenapa kamu nggak bilang sama aku dan kenapa kamu nggak mempertanyakannya? Apakah kamu