"Ya, dia mantan suami aku, asal Ibu tahu ya. Nara itu yang merebut suami ku. Dia rela merebut suami ku hanya untuk mendapatkan harta. Sakit hatiku, Bu. Belum lagi Mas Raka yang selalu menyalahkan ku. Dia berpaling demi Nara. Nara kayaknya gak puas, Bu Jagad. Dia mau memisahkan rumah tanggaku dengan Mas Raka. Supaya aku menderita. Gak tau apa motifnya. Huhuhu ..." dusta Siska memainkan peran.Dalam hati dia tertawa pasti gosip ini akan menyebar dan Nara akan dijadikan bulan-bulanan masyarakat untuk difitnah. "Ya ampun Siska kamu sabar ya. Selama ini kita nggak tahu kalau dia seperti itu. Nara itu mentor kita semua di desa. Belum selesai juga kegiatan desa yang mau dilakukan ternyata dia itu seorang pelakor. Nggak nyangka banget ya. Bagaimana reaksi bu RT dan Bu Kades kalau tahu dia seorang pelakor yang ngerebut suami kamu!" "Iya, Bu. Mohon doanya supaya saya bisa sabar. Makanya saya bertengkar dengan Mas Raka ya gara-gara Nara. Sebenarnya saya udah nggak sanggup lagi. Kadang Mas Raka
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 23. **Nara terkejut mendengar ucapan Bu Kades. Siapa yang menyebarkan gosip itu. "Ibu dengar dari mana, Bu Kades?" tanya Nara lemah. "Dari omongan masyarakat Bu Nara. Suara Ibu kok lemas sekali? Ibu lagi sakit ya?" tanya Bu Kades gak enak hati. "Iya, Kebetulan saya nggak enak badan, Bu. Makanya saya nggak bisa ke balai desa. Cuma kalau memang Ibu mau datang kemari untuk membicarakan masalah kerjaan dan proyek kita di desa dan hanya sekedar sharing maka saya bisa memberi masukan. Tapi, untuk lebih aktif saya belum bisa. Saya juga mau mendengar penjelasan Ibu dari mana gosip itu menyebar," kata Nara. Rasa penasaran itu menguar begitu saja. Nggak mungkin kan gosip begitu datang kalau tidak ada awal mula yang membicarakannya. Pikiran Nara langsung ke Siska. Apalagi masyarakat mengatakan kalau Nara merebut suami Siska. "Apakah gak apa-apa kalau saya datang, Bu Nara?" "Enggak, Bu. Saya tunggu ya," kata Nara. Padahal Nara berniat untuk rebahan. Tapi kenapa
"Pak, Adnan ada yang mencari." kata Edo yang bekerja dengan Adnan sebagai asistennya di kantor. Edo juga ditunjuk untuk melihat bagian produksi dan pemasaran. Dia pekerja kepercayaan Adnan. Sudah lama bekerja di Kantor. "Siapa?" "Gak tahu, Pak. Katanya penting. Dia seorang perempuan tapi gak mau sebut nama. Apakah sudah janji dengan Bapak?" tanya Edo. "Gak ada. Apakah sebelumnya dia pernah ke sini?" tanya Adnan. "Gak pernah, Pak. Katanya dia datang untuk persoalan penting. Hubungan Bapak dekat dengan dia. Kalian pernah menjalin asmara." Adnan mendengkus kesal. Dia menggebrak meja. Sudah pasti Siska yang datang. Adnan berpikir sejenak kalau dia mengusir Siska. Maka perempuan itu nggak akan berhenti sampai di sini. Adnan tahu betul bagaimana watak Siska. Mereka pernah menikah selama dua tahun sebelum bercerai. Siska wanita ular yang pandai bersandiwara. Adnan harus tegas dengan dia. Sudah berani dia datangi Adnan ke Kantor. "Ya udah. Kamu ikut saya temui dia. Dia mantan istri saya
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 24. **"Bagaimana bisa, Bik!?!" tanya Adnan marah. Dia bingung kenapa Nara bisa di bawa Raka. "Begini, Pak," kata Bik Narti bercerita. **Siang itu selepas Bu Kades dan kawan-kawan pulang. Nara yang masih lemas dan mual bergegas ke belakang untuk muntah. Rumah mereka masih berada di perkampungan warga. Kebersamaan masih kental di kampung ini. Bukan kompleks di mana masyarakat tidak terlalu peduli. Itulah kenapa Nara dan Adnan memilih membeli tanah dan membangun rumah di tempat ini. Qadarallah, mereka gak tau kalau mantan masing-masing juga ngontrak rumah di sini. Di rumah mereka juga ada CCTV untuk memantau. Namun, mereka memang gak punya Satpam dan supir. Nara dan Adnan biasa berkendara sendiri. Mereka hanya punya Bik Narti, tetangga Nara dulu di kampung. Ikut dia kerja sekarang setelah anak-anaknya sudah menikah. Rumah mereka ada yang mengetuk. Bik Narti laporan ke Nara kalau yang mengetuk itu mantan mertua Nara, Mira, adik iparnya sekaligus Raka. Kar
Setelah kamu menikah dengan Siska. Aku ke desa. Tapi, hanya sebentar di sana. Aku frustasi gak ada kerjaan. Aku bekerja jadi kuli cuci dan membantu menanam sawah saja di desa pasca kamu ceraikan aku. Hingga, aku tak sengaja berkenalan dengan Mas Adnan di sosial media. Dia tahu aku mantan kamu karena istrinya dulu selingkuhan kamu. Kami mulai dekat sebagai teman. Hanya begitu saja soalnya kami jauh jaraknya. Hingga aku harus ke kota karena ada kerjaan di kota sebagai buruh pabrik. Aku tinggalkan Ervan sementara di kampung dengan Ibuku.Di sana aku kenalan sama Mas Adnan. Saat itu aku masih ragu dan takut menjalin hubungan. Tapi, dia kulihat baik dan tulus. Dia juga mau menerima Ervan bersama jika kami menikah. Dia turut membantu biaya sekolah anakku. Dia kirimi uang buat Ervan diam-diam saat itu. Jujur, aku tetap ragu. Tapi, Ibuku meninggal. Aku kehilangan arah karena orang tuaku udah gak ada lagi. Makanya aku mau menikah dengan Mas Adnan. Dia berkata dan berjanji padaku akan membuatka
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 25. **Adnan tercengang saat Siska masuk begitu saja ke mobilnya. Padahal lelaki itu mau tancap gas. "Siska ngapain kamu di dalam mobilku? Aku mau ke Puskesmas!""Aku juga mau ke sana mau melihat bagaimana sih perselingkuhan Mas Raka dan juga Nara. Kita berdua ini sama Mas. Sama-sama orang yang tersakiti!" "Tersakiti? Jangan samakan kamu dengan Nara. Kamu adalah tukang selingkuh dan istriku tidak. Aku nggak pernah lupa bagaimana kamu menghianatiku di belakang dulu. Kamu berbohong kepadaku dengan mengatakan kalau kamu tidak punya hubungan apa-apa bersama Raka. Gak taunya kalian bahkan sampai ke Hotel!" "Haduh, Mas. Itukan hanya masa lalu. Semua orang bisa berubah. Aku bisa berubah. Nara juga bisa seperti itu. Sekarang aku udah bukan Siska yang dulu!" "Jangan harap aku percaya." Adnan mencondongkan tubuhnya ke arah Siska. Aroma tubuh pria itu menguar di penciuman Siska. Rasanya sangat memabukkan. Siska memejamkan mata merindukan lelaki di sampingnya, mant
"Begitulah, Dok," kata Raka ke Dokter sedikit ragu. Raka mengaku sebagai suami Nara. "Baik, Pak. Bu Nara menderita tekanan darah rendah, di tambah kondisinya melemah setelah hamil. Jadi Bu Nara perlu banyak mengkonsumsi cairan agar tidak lemas. Kesehatannya dan sekarang lemah ini hanya karena kehamilan dia saja." "Nara hamil, Dok?" tanya Raka gusar. "Ya, yang penting setelah nanti Bu Nara bangun. Nasi dan buah segar kalau bisa di konsumsi sedikit demi sedikit supaya gak terlalu lemah. Obat mual juga nanti ada diresepkan sekalian vitamin." "Baik, Dok," kata Raka. Setelah Dokter keluar dari ruang perawatan Nara di Puskesmas itu. Bu Diah mendekati putranya lalu menepuk bahu Raka. "Nara hamil, Bu," kata Raka lemas. "Ya wajar lah, dia kan wanita yang sudah bersuami. Jadi kalau dia hamil itu bukan hal yang aneh. Siska aja istri kamu yang sampai sekarang nggak mau hamil!" kata Bu Dyah.Raka memandangi Nara. Sementara Putra mereka Ervan sedang jalan-jalan bersama Mira di seputaran Pusk
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 26. "Mari bicara di depan, Pak?" kata Adnan tegas ke Raka. Sorot matanya memancarkan ketidaksukaan yang mendalam yang Raka tahu sendiri kalau Adnan menatapnya secara tajam. Raka menganggukkan kepalanya menyetujui untuk berbicara kepada Adnan. Mereka berdua kemudian keluar dari ruang perawatan Nara. Adnan membiarkan istrinya istirahat untuk sementara waktu. Nara menatap sang suami keluar bersama Raka. Hati Nara was-was ingat kembali bagaimana Adnan memukul Raka saat marah tempo hari. Nara takut itu terjadi lagi, apalagi ini di rumah sakit. Namun kondisi tubuhnya yang lemah dan dia tidak bisa untuk ikut mereka. Berharap nggak terjadi apa-apa. Adnan masih punya pikiran positif, tidak berpikir kasar ke Raka. Nara tahu betul kalau suaminya melakukan itu mungkin cemburu. Takut kehilangan dirinya seperti yang beberapa waktu lalu disampaikan Adnan kepadanya dan Nara sangat menghargai itu. "Apa yang mau kamu bicarakan, Adnan?" kata Raka dengan pandangan lurus. L
"Raka ..."Adnan terkejut melihat Raka sudah berada di depan pintunya. Lelaki itu sepertinya hendak pergi jauh. Sudah membawa tas besar. Dahi Adnan berkerut. Raka sudah mengambil keputusan besar. Kayaknya dia sedang bertengkar dengan Siska dan mengambil keputusan untuk pergi dari mantan istrinya."Maafkan kedatanganku yang tiba-tiba. Kedatanganku kemari untuk bertemu dengan Nara dan juga anakku. Ada hal penting yang ini ku sampaikan kepada mereka. Bagaimanapun Nara adalah mantan istriku dan Ervan anak kandungku. Semoga kamu tidak keberatan aku bertemu dengan dia, ini adalah keputusan yang tersulit yang harus ku jalani!"Adnan membuka pintu rumahnya secara lebar. Dia mengizinkan Raka masuk. Tak lama berselang Adnan memanggil Ervan dan juga Nara untuk keluar melihat. Sementara bagi mereka sedang tertidur pulas Di box bayi. Bik Narti menjaga anak mereka sebentar."Maaf kalau aku mengganggu kalian. Kedatanganku kemari untuk mengatakan ke Nara dan juga Ervan, bagaimanapun Nara adalah manta
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 60.**Siska terkejut. Raka begitu saja melemparkan kertas hasil tes DNA ke Siska. Mata Siska membola melihat apa yang dilakukan Raka dengan Adnan. Dia sama sekali nggak menyangka kalau mereka diam-diam melakukan ini untuk menjatuhkannya."Apa yang kamu lakukan kepadaku, Mas? Ini sama sekali nggak benar!"Siska masih mencoba membela diri. Hal itu membuat Raka tersenyum getir, sudah salah tetapi tetap saja mempertahankan kesalahannya. Apa salahnya kalau dia mengakui kalau perbuatannya itu salah."Bukti valid sudah kamu lihat tetapi tetap saja kamu merasa berada di pihak yang benar. Kamu sebagai istri nggak pernah bersyukur dengan apa yang kudapatkan. Apa yang telah kuberikan kepadamu dan kamu selalu merasa kurang. Jadi ini balasan kamu terhadapku? Kamu main serong dengan laki-laki lain! Selamat, Siska kamu sudah berhasil memperdayaku. Tapi selamanya, aku nggak mau menjadi lelaki bodoh yang mudah sekali kamu tipu! Aku minta bawa anak kamu keluar dari rumahku ka
"Mau ke mana kamu, Siska? Kamu sudah rapi, sudah pakai make up. Apakah kamu mau mencari lelaki yang bisa membayarmu untuk kau tiduri dan kamu mendapatkan uang?!" kata Raka sengit. Wajah Raka memerah, marah Ini sudah ditahan Raka dan kali ini Raka akan mengeluarkannya tidak akan dipendamnya lagi."Apa-apaan kamu, Mas. Kamu baru pulang dan udah ngomong yang tidak-tidak. Ucapanmu ini sangat berbahaya.""Seharusnya kamu yang berbahaya. Kamu adalah wanita ular yang sudah aku pelihara di rumahku. Namun kamu mematuk ku begitu saja. Ternyata kamu adalah pelacur yang sesungguhnya. Aku tidak tahu kalau istriku seorang pelacur!" kata Raka tajam."Brengsek kamu, Mas! Kenapa kamu ngomong kayak gitu sama aku. Jaga ucapan kamu dan tutup mulut kamu ya!" kata Siska gak terima."Raka apa-apaan Ini? Kenapa kamu datang-datang marah-marah sama Siska dan tuduh dia pelacur?! Siska itu istri kamu dan ini anak kamu! Selama ini ibu selalu menasehati Siska tapi Ibu nggak suka dengan ucapan kamu yang menjelekkan
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 59**Raka menunggu kurang lebih sebulan untuk mengetahui hasil dari tes DNA itu. Dalam kurun waktu tersebut, Raka harap-harap cemas. Kondisi Siska sudah kondusif. Dia sudah cukup sehat, wanita itu sekarang sudah bisa leluasa bergerak.Siska tidak bisa pergi ke mana-mana karena ibunya di rumah memantau begitu pula dengan Raka. Tapi yang namanya siska tetap saja tidak bisa diberitahu. Ketika Raka menyuruhnya untuk stay di rumah menjaga anak mereka. Beberapa kali Siska keluyuran dan tidak mendengarkan perkataan ibunya.Hari ini Raka berada di rumah sakit. Setelah dia mendapatkan hasil tes DNA. Adnan juga ada di sampingnya. Adnan menepuk bahu Raka, ada rasa perih tak terkira yang dirasakan Raka."Sabar, Raka. Aku sudah tahu begini jadinya. Ternyata Siska tidak mengandung anak kamu. Aku turut prihatin," kata Adnan lega.Ternyata keputusannya tepat untuk melakukan tes DNA. Walaupun hasilnya pasti negatif. Namun Adnan akan menunjukkan ke Raka dan juga istrinya kala
Kejadian sangat luar biasa adalah ketika Adnan telah memiliki anak. Dulu dengan pernikahan Sebelumnya dia tidak mendapatkannya. Siska tidak mau memiliki anak secara cepat karena berkilah mereka belum mapan dan belum memiliki penghasilan tetap. Sekarang, Alhamdulillah, kebahagiaan yang sangat besar sudah dirasakan Adnan menjadi seorang ayah dari wanita yang sangat dicintainya."Bukankah kamu juga akan segera mendapatkan anak dari Siska. Kamu benar-benar keren, Raka. Karena Siska sudah mau melahirkan anak untukmu," ucap Adnan. Raka hanya diam saja di telepon. Jadi Adnan yang menyambung pembicaraan."Aku tidak bahagia sepertimu. Ingat kita punya janji yang harus ditunaikan!" kata Raka mematikan panggilan telepon...Kondisi kesehatan Nara semakin membaik. Dia sudah pulang dari Rumah Sakit dan membawa putri kecil mereka. Rumah Adnan dan Nara di penuhi dengan suara tangisan bayi."Terima kasih, Sayang, kamu sudah mau menjadi Ibu untuk anakku. Aku sangat menyayangimu. Wajahnya sangat mirip
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 58.**Siska diam dengan ucapan Raka. Sepertinya Siska harus mengalah kali ini. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya karena Irman juga sudah masuk penjara. Siska tidak mendapatkan uang. Semuanya hancur.Untuk sementara lebih bagus calm down dulu. Siska tidak bisa menggugurkan kandungan kalau dia juga tidak mendapat dukungan dari banyak orang. Hubungannya dengan Moly semakin merenggang akibat uang yang dijanjikan Siska belum bisa Siska bayarkan sepenuhnya.Hubungan Siska juga tidak baik dengan Raka, tapi, Raka masih mau menerima dia, Raka mesin menganggap anak yang dilahirkannya itu adalah anaknya. Beberapa bulan berlalu. Raka tidak menganggapnya ada. Siska juga semakin pusing dan stres akibat kehamilan yang semakin membesar dan kurangnya perhatian dari Raka, untuk mengganggu Nara dan untuk memfitnah Nara dia tidak bisa melakukannya karena Raka akan mengusirnya dari rumah kalau Siska melakukannya.Siska selalu menatap kesal dan iri dengan perlakuan Adnan
"Mas, Kenapa kamu bisa masuk penjara? Kenapa kamu bisa sebodoh ini? Terus bagaimana dengan anak yang ada dalam kandunganku dan uang yang kamu janjikan?!" kata Siska ketika berkunjung ke Penjara."Kamu datang kemari masih saja membahas itu. Kamu nggak lihat aku sekarang ada di sini. Ini semua juga gara-gara kamu aku ketahuan menggelapkan dana sehingga aku bisa masuk ke penjara gara-gara dilaporkan istriku!""Kamu masih bisa menyalahkan ku, istrimu mengatakan kamu mengencani banyak wanita dan banyak juga yang datang mengaku kalau mereka itu hamil anak kamu. Di mana sih pikiran kamu? Kenapa kamu tega banget sama aku? Kamu dulu janji sama aku mau menikahiku tapi kenyataannya seperti ini. Kalau kamu nggak selingkuh dari aku dan andai kamu fokus dengan tujuan kita, tidak tergoda dengan wanita lain. Mungkin kita udah menikah dan bahagia.""Pergi, Siska! Aku gak bisa memberikan uang ke kamu dan aku berharap uang dulu saja yang kamu gunakan untuk menggugurkan kandungan kamu!" Irman muak dengan
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 57.**Mata Siska melebar mendengar ucapan wanita paruh baya di depannya."Maksud Mbak apa? Saya kemari mencari Irman? Sebenarnya ada hal penting yang ingin saya katakan kepada, Mbak.""Kayaknya kamu udah tahu siapa saya. Buktinya kamu repot-repot datang kemari karena kamu udah kehilangan jejak dia, 'kan?" Sang istri berkata santai."Ya, dia mengatakan akan memberikan uang ke saya tapi sampai sekarang dia tidak juga memberikannya. Saya mau tahu di mana keberadaan dia sekarang?""Udah kukatakan kalau dia gak ada lagi. Dia ku penjarakan karena kasus penggelapan uang," katanya lagi santai."Penggelapan uang bagaimana maksud kamu, Mbak? Dia janji sama saya memberikan uang ke saya. Saya datang kemari menagih janji itu.""Dasar jalang gak tau malu! Kamu harus sadar diri. Saya ini istri sah bisa aja mengadukan kamu ke Polisi karena kasus perzinahan. Ingat itu!"Siska terdiam mendengar ucapan istri sah Irman. Aja datang kemari tapi tidak dengan perhitungan tepat. Nya
Mereka pulang dengan perasaan was-was terutama Nara. Dia takut rumah tangganya hancur lagi. Bagaimana kalau Adnan melihat photo yang dikirim kan Siska dan gak percaya kalau anak yang ada dalam kandungannya adalah anak Adnan? Bagaimana kalau Adnan percaya Nara selingkuh dengan Raka? Sebuah fitnah yang di lontarkan Siska.Sampailah mereka di rumah. Nara memeluk anaknya sebelum masuk kamar. Dia menjelaskan kalau hubungan dirinya dan Siska baik-baik saja. Ervan gak perlu khawatir.Sekarang Nara dan Adnan berada di kamar mereka. Nara bingung apa yang harus di sampaikan ke suaminya."Kenapa, Sayang. Kayaknya kamu bingung gitu setelah bertemu Siska. Apa yang di katakannya?" tanya Adnan mendekati Nara."Mas, kamu tahu perihal photo itu? Photo aku sama Mas Raka?""Siska bicara apa tentang photo itu?" Adnan balik bertanya."Kamu udah tahu, 'kan, Mas?" tanya Nara mengguncang tangan Adnan."Ya, sudah.""Terus. Kenapa kamu nggak bilang sama aku dan kenapa kamu nggak mempertanyakannya? Apakah kamu