Tatapan mata Zhesswa menajam dengan tekad, dia juga tidak akan membiarkan dirinya tertinggal jauh dari Zhou Ning.'Aku juga harus menjadi lebih kuat, aku tidak akan membiarkan diriku menjadi beban untuk tuan!' Zhesswa berbicara di dalam hatinya. Di matanya sekarang hanya ada kesetiaan mutlak dan rasa hormat saja untuk tuannya itu. Saat Zhesswa memeperhatikan Zhou Ning, dia tak sengaja melihat ranah Zhou Ning yang baru berada di ranah grandmaster, 'Apa! Aura ini kan?'Zhesswa tak mempercayainya, dia pun memeriksanya sekali lagi, masih sama seperti yang dia lihat sebelumnya, 'tidak salah lagi, bukankah ini ranah grandmaster, aneh, waktu itu aku bahkan tak bisa melihatnya.''Apa mungkin selama ini aku salah?''Apakah sebenarnya tuan menyembunyikan kultivasinya selama ini?'Di sisi lain, Zhou Ning sendiri merasa takjub, 'Aku tak menyangka jika hukum larangan milik Xiao Bai sekuat ini,' Zhou Ning berbicara di dalam hatinya. Setelah Xiao Bai Berevolusi, dia dapat berbagi kekuatannya dengan
"Bagaimana tentang penyerangan ke akademi roh seribu angin?" Tanya Zhou Ning, dengan suara tenang, namun terasa penuh dengan dominasi yang membuat Zhesswa semakin menaruh hormat padanya."Kaisar Levanoor mengirim putra iblis ke sembilan dan ke tujuh untuk melakukannya, setengah dari pengikut iblis mereka adalah para penggarap iblis yang berada di ranah mahaguru puncak, 1000 jendral iblis, 1.000.000 prajurit iblis, mereka akan menyerang akademi roh seribu angin satu bulan lagi," jawab Zhesswa dengan rasa takut yang menyelimuti dirinya.Dia bahkan terlalu takut untuk melihat Zhou Ning, dan hanya menunduk saja setelah mengatakan itu.Mendengar apa yang Zhesswa katakan barusan, kemarahan terlihat jelas di wajah Zhou Ning yang dingin. Ada hawa dingin dan mencekam di sekitar tubuhnya.Melihat sikap Zhesswa yang begitu hormat, menambah kebingungan ratu Velica. 'Sebenarnya apa yang sedang terjadi di sini, dia adalah seorang putra iblis, bukankah manusia dan iblis begitu saling membenci, dari
"Tuan, ini? Semuanya ...." Tangan Ratu Velica gemetaran memegang segel kuno, teknik kultivasi dan teknik bertarung yang baru saja Zhou Ning berikan padanya. Perasaan bahagia dan takut bercampur di dalam hatinya.'Ap-Apa ini? Semuanya begitu mengerikan, anak ini, tidak! Maksudku 'tuan' aku benar-benar tidak boleh melawannya, atau aku tidak tahu bagaimana aku akan berakhir, syukurlah aku menyerah pada tuan tadi, jika tidak, entah bagaimana nasibku sekarang ini,' pikirannya merinding. Rancananya untuk melawan Zhou Ning sudah dia kubur dalam-dalam. "Kenapa?" Tanya Zhou Ning saat melihat ratu Velica yang hanya diam saja.Ah?Ratu Velica segera memberanikan diri, dengan suara terbata dia menjawab, "ti-tidak tuan, ma-maksud saya terimakasih tuan, saya akan melakukan yang terbaik!" Di matanya ada rasa hormat terpancar, diselimuti dengan rasa gembira dan rasa takut akan keberadaan kuat seperti Zhou Ning."Kalau begitu kalian pergilah, pastikan akademi roh baik-baik saja!""Baik tuan!" Keduany
"Apa ini!" Yuji Fu berusaha untuk melepaskan diri segera. Akan tetapi begitu mengaktifkan energi di dalam tubuhnya, tali hitam itu segera menyerapnya."Apa yang terjadi?" Yuji Fu mencoba mengalirkan energinya lagi, akan tetapi tali hitam segera menyerapnya hingga energi itu menghilang. Melihat itu Yuji Fu segera menyadarinya, energinya yang menghilang diserap oleh tali hitam itu."Rupanya tali hitam ini menyerap energiku?" Yuji Fu mencoba mengalirkan energinya lagi, akan tetapi dia tidak berhasil, tali hitam menyerapnya lagi. Bahkan ketika dia mencoba melepaskannya dengan fisik tubuh api, dia kembali gagal. Tali hitam yang melilit tubuhnya malah semakin erat saja.'Hanya serangan dari manusia muda di ranah grandmaster saja, aku tidak percaya, aku tidak bisa menghancurkannya! Hiyyaaaah!' Energi hijau yang kuat berkumpul di antara kedua tangannya, akan tetapi itu menghilang dalam sekejap, tali hitam yang melilit tubuhnya kembali menyerap energinya.Zhou Ning bergumam di dalam hatinya, '
Zhou Ning melangkahkan kakinya lagi, seketika dia melesat seperti kilat yang melintas, menuju ke taman bunga 'yang' lembah bunga bulan api. "Tahan dia!" Seru salah satu siluman bunga api. Ribuan spiritual api pengikat menuju Zhou Ning, tapi itu tak bisa menyentuhnya. Bola energi spiritual sembilan warna bagai perisai, segera melindunginya, memblokir tali-tali spiritual api.'Apa!'"Semuanya tahan dia!""Iya!"Dengan raut wajah biasa, Zhou Ning terus menerobos siluman-siluman lembah bunga bulan api, memblokir setiap serangan mereka. Tak ada satu penghalang pun yang bisa menghentikan langkahnya. Sedangkan tali-tali hitam keemasan miliknya bermunculan tanpa henti, terus mengikat siluman-siluman bunga api di sepanjang jalan."Kakak, Wu Xia, tunggu aku, tidak akan kubiarkan apapun terjadi pada kalian!"Slapsh!Kabut kegelapan memenuhi sepenjang jalan, dan tali-tali hitam terus mengikat siluman-siluman bunga api. Tak butuh waktu lama Zhou Ning sampai di depan taman bunga 'yang.' Di tempat
Permata yang ada pada kalung adalah tetesan air mata Dewi yang, sehingga kalung itu dipenuhi energi api yang murni. Di dalam permata, tepat di atas bunga teratai api muda, seorang gadis kecil terbaring dengan energi spiritual yang kacau. Tubunya dipenuhi dengan kutukan darah yang membuat kondisinya kian memburuk, "jika bukan karena kalung ini, dia tidak akan bertahan," gumam Zhou Ning, dia terus mengalirkan energi miliknya untuk menghilangkan kutukan darah itu."Apa yang kau lakukan padanya! Aku akan--" Qianyu berhenti saat menyadari bahwa sebenarnya energi spiritual Zhou Ning tidak menyakiti adiknya sama sekali, malah sebaliknya, dia merasakan kalau energi kacau di tubuh adiknya perlahan-lahan menjadi lebih tenang.Qianyu terdiam sambil menatap kalung permata Dewi Yang di udara, matanya berkaca-kaca. Dia sudah menunggu ini dalam waktu yang lama, "Qianmei."Di udara, tetesan air mata Dewi Yang bersinar, aliran energi api yang kuat melingkar dan berputar dengan cepat.Bassssh!Gelomba
Setelah Zhou Ning menegurnya, Qianyu tak berani bicara satu patah katapun lagi, matanya terus melihat ke arah Zhou Ning."Pemuda ini, dia ...." kedua mata Qianyu terus memperhatikan Zhou Ning. Wanita itu merasa Zhou Ning berbeda dengan laki-laki lainnya. Biasanya para laki-laki akan langsung terpana padanya, itu juga menjadi alasannya memakai cadar, untuk menghindari beberapa masalah yang tidak penting. Tapi pemuda di hadapannya sekarang bahkan tak melihatnya sama sekali.Ketika Qianyu sedang memperhatikan Zhou Ning, dia secara tak sengaja melihat bahwa mata pemuda itu nampak pudar, "dia buta?" Pikirnya kaget. Setiap gerakan yang Zhou Ning tunjukkan sebelumnya, tidak terlihat sedikit pun bahwa dia adalah seorang pemuda buta.'Siapa yang bisa membuat seorang kultivator berbakat sepertinya menjadi buta? Manusia ini, dia masih sangat muda, tapi kekuatannya tidak bisa diremehkan, sebenarnya apa tujuannya datang ke lembah ini?' Qianyu bertanya-tanya di dalam hatinya."Kau lihat itu?" Perta
Qianyu berdiri di depan siluman-siluman bunga api, dan mengatakan, "hentikan.""Penguasa lembah! Ada apa ini? Kenapa? Lihat dia! Manusia itu mencoba untuk menyakiti tuan putri!""Apa kalian mau membahayakan putri lembah bunga api, lihatlah!""Apa? kami?""Dia tidak menyakiti Qian Mei, dia sedang menyembuhkannya! Lihatlah!""Apa!" Siluman-siluman bunga api pun segera menoleh dan memeriksa kebenarannya. Seperti yang dikatakan oleh penguasa lembah, Zhou Ning sedang menyembuhkan Qian Mei."Tuan putri ...."Raut wajah siluman-siluman bunga api nampak kebingungan, tak paham dengan apa yang terjadi. Mengapa seorang manusia membantu mereka? Putri Qian Mei sudah sakit dalam waktu yang lama, berbagai cara dilakukan untuk menyembuhkannya tapi tidak berhasil, tapi sekarang seorang manusia telah berhasil menyembuhkannya.Meskipun penuh rasa heran dan bingung, mereka tak mengatakan apapun. Karena melihat Qianyu memperingati dengan tatapan mata yang tajam.Gelombang energi panas menghempas dari tubu
"Zhou Ning, Berhentilah sekarang. Kau sudah mencapai batasmu," peringatan dari Roh Kaisar Legendaris bergema di kepala Zhou Ning, "Jika terus memaksakan diri, kau bisa kehilangan nyawamu," tambahnya.Zhou Ning menghela napas berat, matanya menatap lurus ke langit yang dipenuhi petir mengerikan. "Aku tidak bisa berhenti di sini," jawabnya penuh tekad. "Jika cobaan seperti ini saja tak mampu kulewati, bagaimana aku bisa menghadapi Dewa Pembantaian? Untuk melawan seseorang seperti dia, aku harus terus melampaui batas—bukan hanya batas tubuhku, tapi juga batas yang ditetapkan oleh dunia… bahkan batas yang ditetapkan oleh langit!""Kau sendiri bilang kalau dia sudah melepas segelmu, itu berarti aku harus menjadi kuat secepatnya. Terobosan ini adalah kesempatan, aku tidak akan menyia-nyiakannya."Langit terus bergemuruh, dan petir emas yang diselimuti kabut hitam semakin terkondensasi. Energi dahsyat berkumpul di satu titik, membentuk pusaran yang mengancam untuk melepaskan hukuman langit y
Tekanan dari terobosan Zhou Ning menyebar ke seluruh area di sekitar pondok Guru Agung. Energi yang terpancar begitu kuat hingga semua orang di sekitarnya merasakan dampaknya secara langsung."Tekanannya bertambah lagi," gumam seseorang di kerumunan, dia menggunakan aura spiritualnyan untuk melindungi tubuhnya."Apa dia akan menerobos lagi? Seharusnya tidak, kan?" tambah yang lain dengan nada ragu. Menerobos ranah yang lebih tinggi seharusnya membutuhkan waktu yang lama, dia tak percaya bahwa seseorang dapat menerobos beberapa ranah dalam waktu yang begitu singkat.Seorang kultivator lain menatap langit dengan mata terbelalak. "Entahlah.. gelombang energinya masih terus berubah. Dia sudah menerobos dua ranah berturut-turut dan tekanannya terus bertambah. Sepertinya dia akan menerobos lagi."Tak lama kemudian, warna pilar terobosan berubah semakin terang, pancaran emas bercampur ungu memenuhi langit, meledakkan gelombang energi yang jauh lebih besar daripada sebelumnya. Tanah bergetar
Di jalan surgawi, energi kebijaksanaan mengalir deras ke dalam tubuh Zhou Ning, menyusup ke setiap sudut dantiannya. Setiap langkah yang dia ambil mengguncang seluruh keberadaannya. Kekuatan yang masuk bukan hanya memenuhi tubuhnya, tetapi juga mengubahnya dari dalam. Zhou Ning bisa merasakan batasnya terus didorong ke tingkat yang lebih tinggi. Setiap pori-porinya menyerap energi tanpa henti, menguatkan setiap serat otot, memperkokoh tulang, dan memperdalam pemahamannya tentang hukum dunia."Setelah melewati Ranah Dewa Bintang Satu, tekanan energinya semakin kuat. Tidak seperti sebelumnya, yang terasa halus dan hangat. Sekarang energi ini menjadi sangat berat, seperti sebuah gunung raksasa yang terus menekan tubuhku," ucap Zhou Ning, berusaha keras untuk melangkah maju meski setiap partikel kekuatan terus menekan dirinya ke bawah.Saat tubuhnya melewati ambang batas, energi kebijaksanaan dalam dirinya melonjak ke tingkat yang lebih tinggi. Meridian dan dantiannya bergetar hebat, me
Di dalam Gerbang Tianluo, para pendatang yang sudah lebih dulu masuk masih diselimuti keterkejutan akibat pilar cahaya yang menjulang tinggi ke langit. Mereka saling bertukar pandang, bertanya-tanya apa yang sedang terjadi."Pilar cahaya yang ada di sana begitu menarik perhatian, sebenarnya apa itu?" tanya salah seorang di antara mereka.Seorang pria paruh baya dengan jubah biru gelap menatap ke kejauhan, ekspresinya serius. "Seseorang telah menyelesaikan teka-teki catur kuno," jawabnya dengan suara berat.Orang-orang di sekitarnya langsung terdiam. Beberapa dari mereka terkejut, sementara yang lain mengerutkan kening, mencoba memahami apa yang baru saja mereka dengar."Teka-teki catur kuno?""Tidak mungkin! Kudengar teka-teki itu adalah peninggalan Guru Agung. Bahkan para cendekiawan di Benua Tianluo tidak berhasil memecahkannya. Siapa yang bisa melakukannya?"Di antara mereka, seorang pria tua yang mengenakan jubah sederhana tertawa kecil. "Kau seorang praktisi spiritual, tentu kau
Beberapa cendekiawan ahli melesat di udara, mereka segera menuju ke pondok guru agung. Melihat para cendekiawan lain sudah bergerak, tetua itu juga segera pergi. "Kalian tetap di sini, lanjutkan gaya meditasi yang guru ajarkan sebelumnya. Guru pergi memeriksanya sebentar," ucapnya sebelum sosoknya menghilang di udara. Dalam sekejap dia telah berada di luar, menggunakan pedang terbangnya menuju ke arah pondok guru agung."Aku ingin melihatnya dengan kedua mataku sendiri, sebenarnya siapa yang sudah melakukannya. Aku tahu betul bagaimana sulitnya teka-teki itu, cendekiawan macam apa yang bisa menyelesaikannya?" Batinnya.Di berbagai penjuru benua Tianluo, para tetua sekte, cendekiawan hebat, dan pemimpin aliran juga bergerak. Mereka tidak bisa mengabaikan fenomena yang baru saja terjadi. Sementara itu, di dalam pondok, Zhou Ning duduk dengan tenang, matanya terpejam. Energi kebijaksanaan yang mengalir dari pilar cahaya terus meresap ke dalam tubuhnya, mengalir ke setiap pori-porinya, m
"Apa yang terjadi?!" Master Huang berseru kaget. Pilar cahaya meledak ke langit, menyebarkan gelombang energi yang mengguncang seluruh area. Suasana di luar pondok langsung berubah riuh, mata semua orang terpaku pada cahaya yang menusuk langit, tanda bahwa teka-teki catur kuno telah diselesaikan. "Apakah mataku salah melihat? Itu… itu adalah pilar kebijaksanaan!" salah seorang di kerumunan berseru kaget."Saat pilar kebijaksanaan muncul, itu menandakan bahwa teka-teki kuno telah diselesaikan!" suara lain terdengar di antara kerumunan yang mulai berbisik-bisik. "Tapi… pemuda itu baru saja masuk. Apakah dia yang melakukannya?" seorang murid bertanya, matanya masih tak percaya. "Tentu saja dia! Memangnya siapa lagi? Tidak ada orang lain di dalam!" "Tapi kudengar teka-teki catur yang ditinggalkan oleh guru agung sangat sulit, bukankah dia menyelesaikannya terlalu cepat?"Shusan Ni melipat tangannya di depan dada, wajahnya dipenuhi kebanggaan. "Tentu saja. Siapa lagi di dunia ini ya
"Apa ini?" Raut wajah Pria tua yang sedari tadi memperhatikan Zhou Ning tersentak kaget. Meski tak melihatnya secara langsung, dengan persepsi santonya yang kuat, dia juga merasakan jalan surgawi yang terbentuk dari pola catur di atas meja tersebut.Dia menatap Zhou Ning sejenak, tak menyangka bahwa pola catur yang dia buat, memiliki makna yang begitu mendalam. "Jika bukan karena persepsi Santo yang aku miliki, aku tidak akan bisa melihatnya. Pemuda ini... dia adalah satu dari sejuta, jenius! Jenius!" Ucapnya dalam hati, dia terus memuji kejeniusan Zhou Ning dalam permainan catur tersebut. "Bahkan pola catur belum lengkap ini, sudah membentuk sebuah jalan surgawi yang mendominasi.""Mengagumkan! Kenapa langkah seperti ini, tidak pernah terpikirkan di dalam kepalaku. Langkah catur yang digerakkan pemuda ini tidak terduga, mengandung keindahan dan kebaikan hati. Lembut, dan kuat secara bersamaan." Pria tua itu semakin antusias, dia terus menatap pola tersebut."Semakin lama aku melihat
Tanpa menunggu lama, Zhou Ning mengambil satu bidak catur lagi, mengamatinya sejenak sebelum meletakkannya di atas papan. Gerakannya ringan, tidak ada keraguan.Di samping pintu masuk, pria tua tadi menggeleng pelan, dan wajahnya tampak kecewa. Dia merasa Zhou Ning tidak serius, dan hanya bermain-main saja."Satu lagi yang datang hanya untuk mencoba keberuntungannya," gumamnya pelan. "Anak muda memang suka bermain-main dengan hal yang tidak mereka pahami. Benar-benar tidak menghargai pengetahuan," lanjutnya.Sorot matanya, yang semula penuh minat terhadap Zhou Ning, mulai meredup. "Sebelumnya aku cukup terkesan denganmu. Tapi apa yang kau lakukan sekarang benar-benar mengecewakanku." menghela nafas pelan. Dari waktu ke waktu langkah Zhou Ning menjadi lebih cepat dari sebelumnya, tidak ada keraguan sedikitpun dalam gerakannya. Tindakan Zhou Ning membuat pria itu sedikit penasaran, dia pun masuk ke dalam untuk melihat lebih dekat."Sebenarnya, apa yang dilakukan anak ini—" Ucapannya te
Di tangan Shusan Ni, energi hitam berkumpul, berputar liar dengan kilatan petir yang bertautan di sekelilingnya, siap dilepaskan kapan saja. Amarahnya memuncak, dan tubuhnya dipenuhi dorongan untuk menghancurkan orang yang berani meremehkan mereka. Saat itu juga, tangan Lu Zhe menyentuh bahunya pelan, menghentikan niat awal Shusan Ni. Lu Zhe menggeleng pelan, memberinya isyarat untuk menahan diri.Shusan Ni mengepalkan tinjunya, tapi pada akhirnya dia mendengarkan. Meski begitu, kemarahannya masih membara. Dengan kesal dia menghentakkan kakinya ke tanah.BRUK!Dalam sekejap, retakan menjalar cepat seperti jaring laba-laba, merayap menuju pria berjubah merah. Tanah di bawah pria itu bergetar hebat, membuatnya kehilangan keseimbangan dan terhuyung mundur beberapa langkah.“Ugh!” Pria berjubah merah itu terjatuh dengan wajah yang langsung memucat.Orang-orang di sekitarnya juga tersentak kaget, beberapa bahkan mundur selangkah. Mereka tidak menyangka seorang dewa rendahan bisa menciptak