Share

Tuduhan

Author: Maheera
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Kenshi benar-benar kehilangan suaranya kala melihat reaksi Rinai yang begitu dingin. Wanita itu bahkan meletakkan buket bunga mawar yang dia beli di atas meja begitu saja. Tadinya pria itu berharap sang wanita akan tersenyum sambil menatap bunga itu takjub, lalu menciumi bunga itu dengan penuh perasaan, kemudian menghambur ke pelukannya. Kenshi tersenyum geli dengan ekspetasi liarnya. Mana mungkin seorang Rinai akan melakukan hal seperti itu. Saat masih serumah saja wanita itu selalu menjaga jarak. Jika bukan dirinya yang menyentuh, Rinai tak akan memulai, kecuali berkenaan dengan tugasnya.

Rinai pun bersikap sama. Walau terlihat acuh tak acuh, sebenarnya jantungnya tengah berdegup kencang. Kedatangan Kenshi tanpa rencana berhasil menggetarkan hatinya. Apalagi setelah hampir beberapa bulan tak bertemu, membuat sang pria terlihat lebih ganteng.

Rinai memukul kepalanya pelan, bagaimana di saat seperti ini dia memperhatikan wajah Kenshi.

'Sungguh tak berkelas kamu, Rin!' Suara di kepal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Dia

    Desau angin terdengar berisik mengusik dahan-dahan pohon jambu di depan rumah Rinai. Wanita itu merapatkan resleting jaket berbahan kaos yang melekat di tubuhnya karena udara dingin yang masuk melalui kisi-kisi jendela mulai menusuk kulit. Sejak semalam Rinai tak mendapat lena dalam tidurnya. Sepanjang malam pikirannya berkelana, mengggali kenangan masa silam. Kala dia masih bersama Reinart. Rumah tangga yang disangka akan abadi hingga menua, runtuh hanya dalam hitungan tahun saja, tapi luka cukup dalam tertoreh. Kemudian sosok Kenshi hadir. Rinai tak pernah mengira jika pria itu diam-diam mampu menembus benteng yang dia bangun tinggi. Rasa tak percaya pada cinta membuatnya mematikan rasa. Namun, sang pria menjungkir-balikan keyakinannya hingga tanpa sadar dia membuka hati dan membiarkan pria tersebut melenggang masuk.Dan sekarang Rinai kembali goyah. Setelah dia memutuskan menjauh, mengapa kini Kenshi datang lagi? Apa pria itu tak tahu betapa sulitnya dia bangkit dari patah hati. Ri

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Tunjukkan Sikapmu

    Cinta bisa membuat orang-orang yang mengalaminya melakukan hal-hal di luar kebiasaannya. Yang awalnya datar menjadi lebih perhatian. Yang tadinya tak peduli penampilan menjadi pesolek. Begitupun Kenshi. Meski Rinai mengatakan untuk menjauh, dia tak mengindahkan perkataan wanita tersebut. Dia tak ingin lagi melakukan kesalahan yang sama. Cukup dia bersikap pengecut. Menebar benih cinta lalu saat bertunas dibiarkan begitu saja. Tadi malam dia bisa melihat Rinai tak sungguh-sungguh dengan ucapannya. Meski bibir wanita itu menolak, tapi sorot matanya jelas menyiratkan hal berbeda. Ada kerinduan di sana. Rindu yang juga dimiliki Kenshi untuk Rinai. Ada cinta yang belum pupus di sana. Pria itu yakin tak semudah itu rasa beranjak dari hati sang wanita."Jangan senyum-senyum! Cepat habiskan lalu pulang." Suara ketus Rinai menyadarkan Kenshi jika di hadapannya ada wanita yang baru saja pingsan karena belum makan sejak semalam. Oleh karena itu dia berinsiatif memasakkan nasi goreng sederhana d

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Dia Calon Istri Saya (Hai Mantan)

    Setelan jas dan celana bahan berwarna hitam sangat pas membalut tubuh tegap Kenshi. Memakai kemeja putih slimfit sebagai dalaman membuat penampilan pria itu terlihat gagah dan menawan. Hari ini pertemuan pertamanya dengan Reinart Darwangsa sebagi relasi bisnis. Pria itu mengadakan sebuah acara yang dilaksanakan di salah satu hotel berbintang. Kenshi yang awalnya enggan untuk datang, berhasil dibujuk oleh Kusuma. Wanita itu mengatakan itu bukan hanya acara biasa, tetapi bisa dijadikan tempat untuk melobi beberapa pengusaha besar yang lain karena hampir semua pengusaha terkenal dan sukses diundang."Ken, sudah siap?" Kusuma muncul di ambang pintu kamar putranya. Wanita itu terlihat sangat menawan mengenakan gaun terusan sepanjang mata kaki dengan model sabrina di bagian bahu. Penampilannya semakin anggun dengan rambut disasak serta disanggul. Sebuah tusuk konde dari emas juga tertancap di rambutnya."Sudah, Ma. Apa aku harus beneran pergi?" tanya Kenshi lagi. Bukan tak menyukai acara te

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Butuh Bukti Bukan Kata

    Rinai hanya diam mendengar dua orang pria yang sedang menatapnya, dengan sorot meminta jawaban atas pertanyaan yang baru saja meluncur dari keduanya. Dia masih saja terlihat tenang seraya menepuk-nepuk punggung Anindya dengan lembut. Baginya, tak ada hal yang harus dijelaskan. Dia memang menjanjikan pernikahan pada keduanya dengan memakai syarat. Dan tak satu pun dari keduanya yang bisa memperlihatkan kesungguhan dan ketulusan padanya. Selalu saja ada kepentingan di balik itu.Kadang Rinai tertawa mengingat itu semua. Siapalah dia yang hanya wanita biasa, tak jelas siapa ayahnya, juga tak berharta serta kuasa. Namun, mengapa kedua pria itu seperti enggan melepasnya. Kadang Rinai berpikir mereka seperti itu, karena melihat kerapuhannya hingga gampang dipermainkan perasaannya."Rin, bukankah kamu sudah menyetujui rencana pernikahan kita?" Reinart terlihat meradang saat mendengar perkataan Kenshi yang menyatakan telah melamar sang wanita.Rinai menganjur napas perlahan. Dia menatap Rein

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Kisah Telah Lama Usai

    "Jelaskan, Ken!" Suara Kusuma meninggi meminta penjelasan putranya, perihal perkataannya pada Rinai. Meski jarak mereka cukup jauh, tapi Kusuma masih mampu mendengar dengan baik.Kenshi menganjur napas dalam dan panjang. Dia tahu inilah saatnya, maju atau tidak akan pernah mendapatkan kepercayaan wanitanya kembali. Pria itu mengepalkan kedua telapak tangannya, seolah-olah mencari kekuatan dari sana. Perlahan bibir Kenshi bergerak hendak mengeluarkan beban hatinya."Apa yang Mama dengar benar, aku mencintai Rinai." Sangat tegas dan vokal suara Kenshi berujar, membuat suasana hening seketika."Sejak kapan?" Kusuma menatap kedua insan itu bergantian. Dia tak percaya melewatkan hal yang penting."Sejak Rinai merawatku. Benih cinta perlahan tumbuh, Ma. Aku yakin dia adalah pasangan yang terbaik untukku." Kenshi meraih jemari sang wanita untuk disatukan dengan jemarinya.Melihat itu Kusuma menatap Rinai dengan sorot menajam. "Kamu merayu putra saya? Enggak cukup gaji serta bonus yang saya b

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Dia Bukan Aku

    Kenshi tak berhenti mencuri pandang pada Rinai. Bibir pria itu juga tak berhenti tersenyum dan bersenandung, bahkan tangannya terus menggenggam si wanita, hanya dilepas saat menggerakkan tongkat persneling mobil. Sepanjang Kenshi hidup hingga sekarang, ini adalah hal kedua yang membuatnya benar-benar bahagia. Pertama, saat dia mengetahui hanya seorang anak angkat, tetapi Kusuma, Riyad, dan sang ayah tetap memperlakukannya dengan sangat baik, kasih-sayang di dalam keluarga tersebut sangat melimpah-ruah. Mungkin dia tak akan pernah tahu jika Kusuma tak memberitahunya dan Kenshi sangat bersyukur sang ibu tak menutupi kebenaran.Yang kedua adalah, saat sang Mama memberi restu atas pilihannya memilih Rinai untuk dijadikan pasangannya. Seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Sungguh! Kenshi tak menginginkan apa-apa lagi karena sangat yakin, bersama Rinai hidupnya bakal baik-baik saja."Napa, sih, senyum-senyum mlu," tegur Rinai lembut. "Aku senyum karna aku bahagia sayang," jawab Kenshi den

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Sebuah Kehidupan Baru

    Rinai menatap jalinan tangannya dengan Kenshi. Dia berusaha mengikuti langkah sang pria yang agak cepat menyusuri selasar rumah sakit. Tadinya wanita itu berpikir kejadian yang sama akan terulang. Kenshi lebih mementingkan Nailah dan meninggalkannya begitu saja di toko. Namun, dugaannya salah. Sang pria menawarinya untuk ikut ke rumah sakit. Awalnya Rinai menolak, tetapi saat pria itu berkata, tak ada orang lain yang menyemangati dan menemani Nailah saat dia kesakitan di rumah sakit, rasa kemanusiaan Rinai terketuk. Bagaimana pun dia seorang wanita yang kelak akan menjadi seorang ibu. Dia juga beberapa kali pernah menyaksikan proses persalinan. Dia tahu bagaimana beratnya perjuangan seorang ibu dan di saat seperti itu, sang ibu butuh dukungan semangat dari keluarganya."Rin, nanti kamu yang temani Nailah di dalam, ya?" pinta Kenshi membuat Rinai mengangkat pandangannya."Iya." Rinai menjawab pendek seraya tersenyum. Mendengar itu Kenshi menggamit pinggang Rinai dan mengecup punggung

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Pilihan

    Rinai tersenyum menatap Kusuma yang sedang menimang Adelia, bayi yang baru saja dilahirkan Nailah kemarin. Binar bahagia terlihat jelas dari mata wanita tersebut, yang tak jemu menatap wajah sang bayi. Memang, Adelia menyalin semua rupa dari Riyad hanya bibirnya saja yang mirip dengan Nailah. Kelahiran anggota baru tersebut juga disambut gembira oleh Kenshi, pria itu tak henti mengucapkan terima kasih padanya karena telah mendampingi Nailah. Meski ikut bahagia, tetapi ada ketakutan dalam diri Rinai, apakah setelah ini sang pria akan berubah haluan lagi? Apalagi dengan Adanya Adelia, pasti semua perhatian akan tertuju pada bayi cantik tersebut.Rinai merasa konyol harus bersaing dengan seorang bayi. Namun, yang menjadi kekhawatirannya adalah Nailah, dia punya seribu cara untuk mendekati Kenshi. Apakah nanti dia tak akan memanfaatkan bayinya untuk menarik perhatian sang pria? "Apa yang kamu pikirkan?" Suara Kenshi menyadarkan Rinai yang masih saja berseteru dengan pemikirannya."Enggak

Latest chapter

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Dan Akhirnya

    Sebuah Villa berdiri sangat kokoh di daerah perbukitan. Satu-satunya bangunan yang berada di tengah-tengah perkebunan teh itu terlihat sangat mencolok, baik dari bentuk maupun catnya. Bangunan yang lebih mirip sebuah kastil di abad pertengahan tersebut milik Kenshi. Tanah itu sengaja dia beli setahun yang lalu saat berkunjung ke rumah Nailah. Tanah itu dia bangun dalam waktu enam bulan, sambil menanam harapan kelak tempat tersebut akan menjadi tempat liburan bersama Rinai dan anak-anak mereka.Kenshi percaya jika kata-kata memiliki kekuatan magis. Oleh karena itu dia selalu mengucapkan semua keinginannya setiap saat. Dia yakin semua ucapannya akan menjadi kenyataan suatu hari nanti. Penantian dan semua harapan pria tersebut dikabulkan Sang Mahakuasa, bangunan megah yang berdiri di atas tanah seluas dua hektar tersebut, kini dipenuhi kendaraan roda empat. Mereka hadir untuk menjadi saksi pernikahan Rinai dan Kenshi. Setelah drama percintaan yang panjang, akhirnya sang wanita menerima l

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Will You Marry Me?

    Rinai bergegas mengayuh sepedanya. Mujur, hujan semalam sudah berhenti sejak subuh, meninggalkan jejak basah di jalanan dan genangan air di lubang-lubang yang berlumpur. Andai saja semalam dia tak tidur larut malam, mungkin tak akan terlambat mengantar kepergian Ayu menuju tempat kuliahnya.Gadis itu memberi kabar bahwa dia diterima di universitas yang direkomendasikan Rinai. Wanita tersebut memenuhi janjinya membayar uang pangkal masuk ke universitas itu dan berjanji sesekali akan mengunjungi Ayu nanti."Mbak Rinai!" Ayu berseru begitu melihat kedatangan Rinai, dia menyongsong seraya tersenyum melihat Rinai memarkirkan sepedanya. "Aku pikir Mbak enggak jadi datang."Rinai tersenyum, dia memperbaiki anak rambut yang dimainkan semilir angin. "Jadi dong. Mbak enggak akan lewatkan kesempatan ngantar kamu, meski cuma sampai terminal ini.""Makasih, ya, Mbak. Kalau enggak ada Mbak, enggak mungkin Ayu bisa kuliah di tempat sebagus itu." Lirih Ayu, di menggenggam tangan Rinai erat dan menata

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Masih Adakah Cinta Itu?

    Rinai menunduk melihat jemarinya yang terjalin erat di atas pangkuan. Sesekali melihat ke depan, di mana dua orang pria beda usia sedang bercengkerama, mereka ayah dan anak yang sedang bermain di taman rumah sakit. Sang ayah yang memiliki profil wajah bukan keturunan Indonesia murni itu, sedang berlari-lari kecil dikejar putranya yang masih berumur satu tahun. Sesekali bocah itu terjatuh, tapi bangkit lagi begitu si ayah mendekat."Mereka seperti anak kecil, kan?" ujar Nailah sembari tersenyum. Dia tahu Rinai memperhatikan putra dan suaminya.Rinai mengangguk, dia juga mengulas senyum. "Ya, anakmu lucu sekali.""Iya, dong. Karna ayahnya juga lucu. Coba kalau Kenshi jadi ayahnya, tentu enggak seganteng itu anakku." Nailah sengaja menyebut nama Kenshi, dia ingin memancing reaksi Rinai."Pasti gantenglah, Kenshi ganteng gitu." Tanpa sadar Rinai menyelutuk.Nailah tertawa mendengar ucapan Rinai. Memang, alam bawah sadar tidak akan berdusta tentang apa yang kita pikirkan dan rasakan. Saat

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   I Still Love You

    "Gimana keadaan Rinai?" Nailah bertanya lewat saluran telepon.Kenshi melirik sebentar ke arah brankar rumah sakit, di mana Rinai terbaring lemah. Di tubuh wanita itu terpasang infus untuk menyalurkan cairan."Dia baik-baik aja. Dokter bilang dia mengalami shock saja.""Aku harap dia segera siuman. Kasihan dia, sebagai seorang wanita aku bisa merasakan apa yang dia rasakan. Kadang, kita enggak butuh mendengar keluhan, cukup menatap ke dalam mata, kita sudah bisa melihat seperti apa keadaan hatinya. Ada kalanya, wanita yang terlalu banyak senyum dan terlihat kuat, adalah wanita yang sangat rapuh."Kenshi bergeming mendengar penjelasan Nailah. Dia sangat paham luka di dada Rinai, mengerti hancurnya hati wanita itu. Oleh karena itu dia bertekad untuk memperjuangkan lebih. Meski Rinai menolak sekalipun, dia akan akan memaksa. Sebab Kenshi yakin, jauh di hati sang wanita cinta untuknya masih sangat besar."Em, Nai, aku matikan telepon dulu. Sepertinya Rinai mulai sadar." Kenshi mengakhiri

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Cinta yang Tak Lekang

    Kenshi mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, kebetulan jalanan menuju tempat tinggal Nailah tidak terlalu ramai. Kata-kata Nailah memantul-mantul di gendang telinganya. Rinai ... benarkah Nailah bertemu wanita itu? Setelah sekian lama mencari, membongkar setiap sudut kota, pulau, dan mendatangi rumah yang dicurigai menjadi tempat tinggal Rinai, semua berakhir sia-sia.Rupanya, keputusan Nailah memilih tinggal di kota kelahirannya bertahun yang lalu, adalah takdir yang telah digariskan Tuhan. Di kota itulah ternyata wanita yang selalu Kenshi cintai, berada. Bagaimana bisa dia melewatkan kota tersebut, padahal hampir setiap akhir pekan Kenshi menyambangi rumah Nailah untuk bertemu Damian. Toko bunga, Kenshi mencurigai toko bunga yang sering dia lalui saat mengunjungi rumah Nailah. Setiap melewati toko bunga tersebut, dia selalu memelankan laju mobilnya. Melihat banyaknya bunga mawar dan lili ditanam di luar toko. Bunga-bunga itu favorit Rinai. Dia juga berujar dalam hati, bila

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Aku Menemukannya, Ken!

    "Kamu sudah menemukannya?" Reinart merobek sepi yang membungkus ruang kerja Kenshi. Pria itu sengaja menemui adik tirinya itu kembali setelah pertemuan bisnis mereka selesai.Kenshi menggeleng pelan, dia masih sibuk menandatangani beberapa dokumen yang diletakkan oleh sekretarisnya. "Rinai seperti lenyap begitu saja. Sudah dua tahun, bayangannya saja tak pernah terlihat.""Apa mungkin dia ke luar provinsi?" tanya Reinart lagi. Kenshi meletakkan pulpelnya ke 'pen holder' setelah selesai dengan dokumen-dokumen tadi, lalu menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. "Aku sudah mencari ke seluruh tempat, tapi enggak menemukan. Enggak mungkin juga Rinai ke luar negeri. Aku udah meminta bantuan temanku yang bekerja di imigrasi, mengecek nama Rinai. Tapi, enggak ada."Reinart terdiam. Dia tahu usaha Kenshi cukup keras mencari keberadaan Rinai. Besarnya cinta sang adik membuat Reinart malu pada dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia berpikir bisa berkompetisi dengan Kenshi, sementara niat untuk

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Rasa yang Tertinggal

    Waktu menunjukkan pukul 02:30 dini hari. Tetapi, lampu di perpustakaan yang merangkap ruang kerja Kenshi saat di rumah, masih menyala terang. Tiga cangkir kopi yang dihidangkan asisten rumah tangga telah tandas diminum semua. Sejak Rinai menghilang, pria itu membenamkan diri dengan bekerja siang dan malam. Baginya, tidur adalah siksaan, karena setiap tubuhnya rebah di pembaringan, wajah Rinai akan selalu terbayang. Begitupun setiap kenangan yang pernah ada. Semua seolah-olah mengorek dada Kenshi.Kenshi sudah mengerahkan semua kemampuannya untuk mencari Rinai. Banyak detektif sudah dia sewa untuk menemukan keberadaan sang wanita, tapi sosok wanita tersebut seakan lenyap ditelan bumi. Dua tahun ... selama itu Kenshi menahan kerinduannya. Makin lama cintanya pada Rinai semakin besar, berbanding lurus dengan rasa bersalahnya. Banyak kata pengandaian diujarkan si pria, tapi dia sadar tak bisa merubah apa pun.Tangan Kenshi meraih cangkir kopi yang sudah kosong. Dia menekan tombol save aga

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Pertemuan Garis Takdir

    Pagi belum sempurna datang, walaupun ayam jantan bersemangat berkokok saling bersahutan. Sang surya masih enggan beranjak dari peraduannya. Dia membiarkan awan-awan hitam menyelubungi langit sisa hujan semalam. Pikirnya, manusia pasti masih asyik terlena di dalam selimutnya.Tapi, tidak bagi seorang wanita. Pagi-pagi sekali dia sudah mengayuh sepeda menyusuri jalanan yang masih sedikit gelap. Sesekali bertegur sapa dengan para pekerja yang berpapasan. Desa tempat wanita itu tinggal terkenal sebagai penghasil teh terbaik. Tak heran, di sepanjang jalan banyak kebun-kebun teh yang terhampar. Semakin terang, makin banyak terlihat aktifitas warga yang mencari nafkah sebagai pemetik teh. Rata-rata dari mereka adalah perempuan berusia tujuh belas tahun ke atas. Wanita itu menghentikan sepedanya saat melihat seorang gadis yang dia kenal sedang memetik teh. Dia mengambil map yang terbuat dari plastik bening dari keranjang sepedanya. Seperti tahu diperhatikan, sang gadis mengangkat pandanganny

  • RInai (Cinta Tak Sesakit Ini)   Ssmua Sudah Berakhir

    Rinai mengusap pipinya yang terasa basah. Entah bagaimana caranya air matanya bisa jatuh begitu saja. Melihat Kenshi berdiri di hadapan, semua kisah mereka berputar di matanya. Rencana pernikahan dan membangun rumah tangga, serta memiliki banyak anak dihancurkan oleh pria itu.Susah payah Rinai menahan hatinya agar tak lagi merasakan sakit, tapi dia gagal. Bohong jika dia tak mencintai Kenshi. Jauh di relung hati, pria itu masih menempati tahta tertinggi. Kenshi masih menguasai pikiran dan juga dirinya. Namun, wanita itu mencoba logis. Kisah mereka terlalu rumit, jika dipaksa terus bersama, yang ada hanyalah rasa sakit berkepanjangan."Rin, boleh aku bicara?" Kenshi mencoba melepaskan hening yang membelit mereka berdua.Rinai tak menjawab. Wanita itu merapatkan cardigannya, lalu duduk di kursi yang ada di teras rumah."Apa kabar?" Kenshi merapatkan bibirnya kembali, dia merutuki lidahnya yang berucap tanpa kendali. Harusnya tak perlu bertanya kabar. Dia bisa melihat sendiri dari pena

DMCA.com Protection Status