Fiorella mengusap air matanya yang jatuh lalu mendirikan tubuhnya, meneguhkan hatinya yang sudah hancur berkeping-keping. Wanita itu dengan kesenduan di matanya berjalan keluar seraya memperbaiki rambutnya yang tadi berantakan, ia berjalan keluar dari kamarnya dan menuruni tangga netranya menatap sang Mommy yang tengah melamun di atas sofa yang berhadapan dengan TV. Baru kali ini Fiorella merasakan aura kesedihan di sekitar Tabitha, dan ia tak suka atas semua itu. Dengan cepat Fiorella keluar dari mansion dan menaiki mobil Bugatti Veyron by Mansory Vivere miliknya. Dan dengan cepat mengemudikan mobil itu membelah jalanan menuju kantor sang Daddy.Sesampainya di De Lavega Group's Fiorella bergegas keluar dari mobilnya dan memasuki kantor sang Daddy mengabaikan beberapa karyawan yang menghentikan aktivitasnya lalu membungkukkan tubuhnya menghormati putri dari Arthur. Fiorella berlari lalu tangannya mengepal kala lift khusus yang menuju ruangan Arthur dulu ternyata sedang diperbaiki, wan
Hancur sudah pertahanan Leonardo, pria itu langsung melepaskan genggaman tangan Florence dan dalam sekejab.Bugh! Bugh!Leonardo meninju wajah lebam Christian lalu ditambah tendangan di perutnya tangannya kembali melayang untuk menghampiri wajah Christian namun teriakan adiknya menghentikan tangannya hingga mengudara. "HENTIKAN KAK!""Apa yang kau katakan, ia pantas mendapatkan semua itu.""Ku mohon Dad, aku bersedia bicara padanya," ucap Fiorella menyangkal ucapan Arthur."Aku setuju, biarkan putri kita memilih Arthur," timpal Tabitha membuat Arthur menghela napasnya kasar."Pergilah!" Fiorella melangkahkan kakinya mendekati Christian lalu menatap pria yang meringkuk di bawah kakinya saat ini."Ikut aku!""K-kau tega membiarkanku yang habis dihajar keluargamu ini berjalan sendirian?" tanya Christian dengan wajah memelasnya yang sialannya lagi menyentuh hati Fiorella. Fiorella perlahan membantu Christian berdiri dan memapah tubuh besar pria yang sialannya masih menjadi suaminya!"Lepa
"Bagaimana bisa Daddy mengiyakan permintaan gila Christian?! Kau tau Dad, kau baru saja menghantarkan relasi kita ke jurang kehancuran!""Daddy tau dan Daddy paham Leo, tapi tak ada pilihan lain.""Maksudmu tak ada pilihan lain?""Leo, adikmu tengah hamil dan resikonya tinggi apabila ia bercerai dengan Christian dan hamil tanpa seorang suami.""Oh baiklah, jadi Daddy berbalik arah? Bukankah tadi Daddy yang bersikukuh ingin menikahkan Fiorella dengan Reoxane?! Lalu sekarang apa Dad?!""Itu sebelum Daddy tau mengenai kehamilan adikmu, Leo. Mengertilah.""Kau tau Dad, aku bersumpah untuk terus menjaga Regnarok sampai aku benar-benar merasa aku tak lagi bisa menanggung beban ini, namun kau justru membubarkannya dibawah kepemimpinan ku Dad?! Yang benar saja!""Leo, tak ada pilihan lain!""Lalu apa Daddy pikir dengan Daddy mengambil keputusan ini itu akan menyelamatkan Fiorella, ya walaupun itu memang benar adanya namun harus Daddy tau bahwa setelah Daddy menyelamatkan Fiorella, namun Daddy
Sesampainya di hotel, Christian segera memasuki kamarnya. Pria itu bahkan melebarkan matanya kala melihat Fiorella tengah mengangkat sebuah kotak dan memindahkannya ke atas lemari. "Hei apa yang kau lakukan?!" Christian berseru seraya berlari mendekati Fiorella menghentikan kegiatan wanita itu dan menatapnya penuh tanya."Apa yang kau lakukan? Kenapa mengangkat beban berat?" tanya Christian lembut."Aku tak tau ini apa, jadi aku bereskan saja.""Tak usah, aku saja yang lakukan kau diam lah dan duduk saja dengan tenang," ujar Christian diangguki oleh Fiorella.Wanita itu berjalan dan mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang seraya menatap lekat suaminya yang tengah membereskan sisa kotak yang ia tak tau isinya, karena jujur ia tak tertarik untuk mengetahui isi kotak itu ia hanya merasa terganggu dan tak nyaman dengan beberapa kotak itu.Namun tanpa sepengetahuan Fiorella, kotak itu berisi bom dan beberapa granat untuk menyerang De'Eagler, ini semua adalah persiapan Christian untuk penyera
Seven months later ...Fiorella menatap sang suami dengan penuh cinta, Christian pria itu sudah sangat berubah semenjak kejadian pernikahan dulu. Terhitung sudah tujuh bulan Christian bertindak baik, Fiorella amat sangat bahagia dengan perubahan Christian. Pria itu tak lagi bermain tangan hanya ada tatapan cinta dan usapan lembut dari tangannya yang lebar. "Kau lapar honey?"Dan ya, panggilan itu tak pernah lepas dari bibir Christian. Seakan candu untuk di dengar oleh Fiorella, suara berat Christian saat memanggilnya semanis tadi membuat Fiorella kembali merasa jatuh cinta pada pria yang berstatus menjadi suaminya itu. "Fio, kau lapar?""Em, ya aku sedikit lapar.""Baiklah, aku siapkan makananmu.""Terimakasih.""Ya, diam disini.""Baiklah."Christian menjalankan kakinya menuju pantry, sosok Christian tak pernah lepas dari tatapan Fiorella. Wanita itu mengukir senyum lalu menjalankan kakinya menuju Christian ia peluk suaminya dan Christian pun tak berontak ia justru membalikkan tubuhn
Fiorella keluar dari area rumah sakit dan berhenti tepat di kursi panjang di depan rumah sakit, tangannya menyeka air mata yang terus menangis. Dengan menengadahkan kepalanya menatap langit malam yang cukup redup, air mata itu kembali mengalir deras. Tangannya meraih tas kecil miliknya lalu meraih ponselnya guna menghubungi sang Daddy. "Hallo Fio, apa kabarmu? Kau baik kan? Daddy senang sekali akhirnya kau hubungi Daddy setelah dua bulan yang lalu_""Dad.""Ya? Kenapa suaramu serak? Christian menyakitimu lagi?""Kenapa Daddy lakukan itu? Kenapa Daddy biarkan Christian mengambil alih apa yang menjadi hak Kak Leo? Ia bisa marah besar Dad, bahkan mungkin Kak Leo membenciku karena menjadi penyebab semua ini.""Sst, apa yang kau katakan?! Semuanya tak benar. Daddy lakukan hal ini karena Daddy memang sudah lelah mengurus Regnarok, lagipula kelompok itu sudah sangat tua, sudah seharusnya dibubarkan.""Dad, aku tak bisa membalasmu. Aku terlalu bodoh Dad, aku bersedia apabila harus bercerai de
Fiorella menatap pantulan dirinya di cermin, kantung mata dan lingkaran hitam begitu terlihat dimatanya, semalam untuk tidur saja rasanya ia tak bisa. Kebiasaan saat sebelum tidurnya bersama Christian mengganggu Fiorella, bahkan wanita itu hampir menangis kala rasa ingin mendekap tubuh besar Christian begitu menggebu di dadanya namun luka yang Christian torehkan rasanya belum sama sekali kering membuatnya menelan bulat-bulat keinginan dan kerinduannya terhadap pria itu. Tiba-tiba pintu apartemen terbuka, Fiorella yang mendengar decit pintu segera bergegas keluar dari kamarnya dan matanya menangkap dengan jelas sepatu hitam mengkilap yang berada di ambang pintu apartemen saat ini.Fiorella menaikan penglihatannya dan matanya sedikit memicing pada sosok pria yang berdiri diambang pintu. "Mau apa lagi anda kemari Mr. Xander? Kurasa saya sudah tak ada urusan lagi dengan anda," ucap Fiorella dengan nada formalnya."Kenapa nada bicaramu berubah?" tanya Christian dengan suaa rendahnya."Maaf
Pagi yang cerah untuk kedua pasangan yang sejak semalam sudah bisa menerima satu sama lain, Fiorella memandang Christian yang masih lelap dalam tidurnya, pria itu bahkan menggeliat pelan lalu membuka kelopak matanya, netra mereka saling bertemu dan tak ada satupun diantara mereka yang berniat melepaskannya. "Morning.""Morning," balas Fiorella dengan senyum manisnya.Christian mengulurkan tangannya dan berhenti tepat di pusar sang istri seraya mengusapnya pelan. "Morning Baby."Fiorella menanggapi sapaan Christian dengan senyum manisnya dan itu tak luput dari pandangan Christian pria itu bahkan mengacak-acak rambut Fiorella pelan lalu menciumnya. "Mandilah dan sarapan, hari ini kita akan kembali ke mansion.""Baiklah." Setelah selesai bersiap, kini Fiorella menatap sang suami yang sudah berdiri dengan jas licin yang melekat di tubuh atletisnya, pria itu mengarahkan dua bodyguardnya untuk memindahkan barang-barang Fiorella menuju mobil. Sesaat setelah semua barang milik Fiorella sudah