Share

Cerita Masa Lalu Tama

Aku benar-benar menemukannya di lobi. Ya Tuhan, kenapa dia nekat sekali? Padahal jarak kantornya dengan kantorku lumayan memakan waktu. Lima belas menit memang singkat, cuma kondisi jalanan Jakarta yang bisa membuat waktunya menjadi panjang.

Aku tersenyum tipis saat melihat keberadaan Tama. "Kita jalan kaki aja, ya. Kafenya dekat kok," ujarku sesampainya di depan lelaki itu.

Tama menurut dan tersenyum. "Sori, ya. Jadi ganggu waktu kamu."

Mau bagaimana lagi? Dia sudah mencuri start dengan lebih dulu sampai di lobi. Aku nggak mungkin menolaknya. Mungkin saja, tapi... Entahlah.

"Selama nggak korupsi banyak waktu nggak akan mengganggu, kok." Kami lantas beriringan melewati pintu otomatis lobi.

Tama terkekeh dan berjalan menyeimbangi langkahku yang pendek. "Tadi aku ada meeting di gedung sebelah. Jadi, aku ingat kamu makanya sekalian ke sini."

Berarti aku yang bodoh. Seharusnya aku tetap menolak ajakannya. Tapi mungkin karena aku juga ingin, makanya bisa sampai di sini sekarang.

Kami
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status