DUA WAJAH Arya menyeret mas Ardi dengan kasar, mereka pergi menjauh dari lokasi rumah sakit. Entah apa yang akan mereka bicarakan namun tak sedikitpun aku memperdulikannya, aku berjalan menuju ruangan Nindya ingin melihat kondisi anak semata wayangku saat ini. Ku lihat wajah cantiknya, hatiku tiba tiba terasa nyeri hingga sesak ke rongga dada. Aku membayangkan saat nanti kami berpisah anak ku akan tumbuh tanpa seorang ayah. Mampukah aku membesarkannya tanpa kehadiran mas Ardi? mampukah aku melakukan semua nya sendirian?."Nindya sayang maafkan ibu ya, kamu harus tumbuh besar tanpa kehadiran seorang ayah. Ibu janji akan menjadi ibu sekaligus ayah yang baik untuk kamu. Ibu akan merawat, membesarkan dan mendidik kamu. Ibu akan bekerja banting tulang agar bisa memenuhi semua kebutuhan dan keperluan kamu. Ibu sudah tidak sanggup lagi harus menahan luka ini nak, hati dan jiwa ibu sudah terlalu sakit!. Maafkan ibu nak", Aku mengecup kening Nindya yang sedang tertidur pulas. Bulir bulir ben
PILIHAN KEDUA"ARYA!", Suara itu terdengar begitu keras. Seketika Arya dan Ardi menoleh bersamaan.. "Nanda", ungkap Arya. Perlahan dia melepaskan cengkraman tangannya, dengan segera Ardi mengelap darah di bawah bibirnya menggunakan tangannya lalu ia merapikan kemejanya. Nanda berjalan bersama Anggi menghampiri mereka, ternyata Anggi yang memberitahu Nanda bahwa Arya dan Ardi sedang berkelahi. Ia lakukan itu sudah pasti untuk mencari posisi aman. Ardi menatap Arya dengan tajam, mata nya mengisyaratkan bahwa ia harus tutup mulut untuk yang kedua kalinya. "Ini yang terkahir Ar!", gumam Arya beranjak menjauhi Ardi. "Apa yang sedang kalian lakukan? Kalian tidak malu? Ini area rumah sakit! Banyak anak anak yang melihat perkelahian kalian, kalian telah memberikan contoh yang buruk pada mereka!", ungkap Nanda marah. Mereka diam seribu bahasa seraya menundukan kepala. "Arya, apa yang terjadi? Mas Ardi kenapa kalian berkelahi? Kalian itu adik kakak, seharusnya kalian akur dan s
TRAGEDI PAHIT."Halo bos", ungkap seorang pria di seberang sana. "Halo, besok kita bertemu di tempat biasa. Saya ada pekerjaan untuk kalian", ungkap seorang wanita yang sedang duduk di sofa seraya menikmati segelas juice. "Siap bos laksanakan!", Ponselpun dimatikan, Dia menyimpan benda pipih itu sembarang tempat. Ya, wanita itu adalah Anggi. Dia menghubungi seorang pria untuk memberikannya pekerjaan penting. Dia berjalan menuju kamar tidurnya mengunakan piyama pendek berwarna peach, ia menghampiri sebuah nakas yang berada tepat dipinggir tempat tidurnya. Dia membuka pintu nakas tersebut lalu mengambil beberapa foto disana. Dia menggenggam erat foto tersebut, lalu menyilangkan tanda X dengan sebuah spidol besar berwarna merah pada foto tersebut. "Berani sekali kau menyebutku wanita murahan! Lancang sekali kau menyakiti pria dambaanku! Kau sudah terlalu jauh untuk mencampuri hubungan kami Arya! Sepertinya kau harus dibuat sibuk dengan urusan dan kehidupanmu sendiri hingga tak aka
BERTAHAN MENGGENGGAM LUKA"PRAAANKKKK!", Sebuah batu besar terlempar mengenai kaca mobil Arya. "Astagfirulloh!", Refleks Arya menyilangkan kedua tangannya untuk melindungi wajahnya. "Batu? siapa yang berani beraninya lempar batu ke mobil gue?!", Arya geram. Dia mengambil batu tersebut lalu memunguti serpihan kaca yang masuk ke dalam mobil. Setelah selesai dia beranjak keluar untuk melihat siapakah yang sudah lantang melempar batu besar itu hingga memecahkan kaca mobilnya. Saat ia membuka pintu mobil, seseorang membekap mulut dan hidungnya menggunakan sebuah sapu tangan lalu tak berselang lama Arya ambruk jatuh tak sadarkan diri. Mereka membawa Arya pergi ke suatu tempat dimana tak seorang pun tahu keberadaannya.~~~"Bi, kenapa ya perasaan ummi tidak enak. Tiba tiba saja Ummi khawatir dengan abang bi", ungkap ummi sesaat setelah menghubungi Arya."Insya Allah, semuanya baik baik saja mi. Ummi terus berdoa saja supaya anak kita selalu dalam lindungannya", Ungkap abi mencoba unt
MASA LALU KELAM 25 TAHUN YANG LALU Diah Sastranirta atau saat ini dipanggil dengan julukan ummi adalah ibu dari Arya dan Ardi, sedangkan Pak Baskoro Wijaya yang saat ini dipanggil abi adalah ayah dari keduanya. Bu Diah dan Pak Baskoro sudah menjalani bahtera pernikahan selama 40 tahun, namun masa lalu pernikahan mereka cukup kelam. Bu Diah sering mendapatkan KDRT oleh pak Baskoro, karena masa lalu yang kelam, pak Baskoro merupakan anak broken home, beliau korban perceraian kedua orangtuanya dan semasa kecilnya beliau sering mendapatkan kekerasan dari sang ayah. Itu semua berdampak pada dirinya sehingga ketika sudah berumah tangga ia sedang mendapatkan masalah, beliau tak segan segan melampiaskan pada sang istri dan kedua anaknya. Semasa kecil, Arya dan Ardi sering mendapatkan kekerasan dari sang ayah. Terutama Ardi, dia sedikit badung sehingga sering menjadi pelampiasan amarah ayahnya. Kekerasan yang dilakukan oleh ayahnya itu terekam jelas di memorinya hingga dewasa pun ia ta
DOA IBU"Ini adalah momen yang paling gue tunggu tunggu", ungkap pria tambun tersebut. 2 orang temannya duduk santai memperhatikan seraya merekam aksi kriminal mereka itu. Saat balok kayu tersebut dilayangkan pada kaki Arya, tali ikatan tangannya terlepas lalu dia bergegas menghalau balok kayu tersebut. Arya mecoba melepaskan tali ikatan tersebut dengan kunci rumah ganda yang ia bawa di saku celana belakangnya. Beruntungnya di dalam kunci itu ia mencantelkan gunting kecil karena terkadang semua itu dibutuhkan. Ya, contohnya saat ini sangat di butuhkan."BUUGGGGGGG!", Secepat kilat Arya menangkis balok kayu tersebut dengan tangannya lalu ia melemparkan balok itu kepada pria tambun yang berdiri di depannya. Pria itu tarjatuh tersungkur karena balok itu mengenai wajahnya hingga bagian hidung mengeluarkan cairan segar berwarna merah. Tangan Arya terluka, terasa amat nyeri dan perih. Secepat kilat Arya melepaskan ikatan di kakinya, lalu 2 pria yang lainnya segera menghampiri untuk me
SATU NAMA"Brengsek kau! dasar wanita tak tahu diri!", Arya memaki penuh amarah. "Beraninya kau mencoba untuk menghabisi gue dengan menyewa para preman lemah itu. Lihat saja apa yang akan gue lakukan Anggi! tunggu pembalasan dari gue", gumam Arya murka. Arya mengambil ponselnya lalu mengirimkan pesan pada seseorang untuk bertemu dengannya sore nanti. Dia memutuskan untuk izin bekerja. ~~~"Halo bos","Ya, bagaimana pekerjaan kalian? berhasil tidak?","Maaf bos, target berhasil melarikan diri","Apa? Arya berhasil melarikan diri? dasar bodoh kalian! bisa bisanya kalian bertiga kalah melawan pecundang itu!","Ya bos, kami minta maaf. Tapi ada masalah lain bos","Masalah? masalah lain apa!", Anggi tampak murka."Ponsel saya bos, ponsel saya dibawa pergi oleh dia", ungkap pria itu penuh penyesalan."Apa? ponsel kamu dibawa pria sialan itu? kamu sudah hapus semua jejak saya kan","Nomor ponsel bu bos belum sempat saya hapus bos","Bodoh kamu! bisa bisanya kamu tidak menghilangkan jejak
BATU NISAN Aku melajukan mobil dengan perlahan menuju ke suatu tempat untuk melepaskan rasa rinduku pada seseorang. Bulir bulir bening ini enggan berhenti mengalir dari pelupuk mataku, belum sembuh luka ini, perkataan Arya mengingatkan ku pada luka yang ingin aku kubur dalam dalam. Kepalaku di penuhi oleh bayang bayang penghiantan mereka. Betapa hancurnya hati ini saat pertama kali mengetahui perselingkuhan mereka. Bisa kamu bayangkan? saat kamu tengah hamil besar, melahirkan berjuang sendirian, bertaruh berkorban jiwa, raga dan nyawa namun kamu harus menerima kenyataan pahit bahwa orang yang sangat kamu cintai, orang yang sangat kamu sayangi, orang yang kamu damba dambakan selama ini telah menghianti kamu berselingkuh dengan sahabat kamu sendiri. Rasa sakit ini menjalar hingga ke rongga dada, bumi terasa berhenti berputar. Raga remuk bagai jatuh dihempaskan kedasar bumi, sakitnya seperti dihujani oleh anak panah. Semua harapan musnah, mimpi mimpi indah dihancurkan begitu saja. Saa