[Grenda POV]
"Morning, Bebs ..." Suara serak khas orang bangun tidur menyapaku dipagi ini.
Aku hanya melihatnya sekilas dan tersenyum lalu beralih mendekap erat pria yang berada di sampingku ini. Aku memang penikmat tusukan benda tumpul milik pria, tapi bagiku pria di sampingku ini yang paling luar biasa.
Dia Alexander, teman ku saat SMA dan salah satu dari empat orang most wanted ketika aku masih di SMA. Ketika aku di SMA sama sekali tidak punya keinginan dekat dengannya. Kami bahkan jarang berinteraksi. Namun, ketika kami dipasangkan menjadi partner untuk photoshoot berdua sejak dua tahun lalu. Kami mulai dekat, tapi tidak ada status yang jelas yang kami sandang berdua.
Kami akan tidur berdua ketika kami di posisi kota dan negara yang sama serta free dari pekerjaan masing-masing. Seperti saat ini, Alex sedang free selama satu minggu dari kegiatan modeling dan begitu pula aku.
Alex lebih sering tinggal di USA karena memang pekerjaannya menjadi model internasional dengan jam terbang tinggi. Sedangkan aku, lebih banyak menetap di Indonesia meskipun sering kali aku diminta untuk photoshoot di luar negeri.
Terlepas dari masa lalu kelam milik sahabatku yang cintanya tertolak dengan sadis oleh sahabat baiknya Alexander. Aku tetap menyukainya, sebagai partner ranjangku. Toh, itu sudah masa lalu dan aku lihat Clarista sudah baik-baik saja.
Balik lagi ke Alex, kami telah menghabiskan malam yang panas berdua. Apakah ketiga sahabatku tau tentang ini? Jawabannya adalah TIDAK! Aku tidak ingin memberitahu mereka, karena aku tidak ingin Clarista dan kedua sahabatku kecewa atas pilihanku ini.
"Kamu nggak mau bangun?" tanya Alex dengan suara seraknya.
Aku menggeliat semakin mengencangkan pelukan ku di tubuhnya.
"Aku masih ngantuk!" ucapku lirih.
Meskipun tidak ada status jelas diantara kami berdua, tapi aku tetap bahagia. Aku cukup berterima kasih atas manajemenku yang mempertemukan kami berdua dalam satu frame.
[Flashback on dua tahun lalu]
"Darl, ada job buat ke LA. Ambil nggak?" tanya Mario asisten pribadi yang sekaligus jadi manager ku.
"Foto apaan?" tanyaku santai dengan membolak balik majalah playboy yang baru saja terbit.
"Biasa, Darl. Foto buat majalah dewasa. Partnernya yahut kali ini. Serius deh!" jelas Mario dengan gaya melambainya, "Lumayan loh bayarannya. Bisa beli mobil baru lagi. Ehmm.. Cucok, kan?" tambahnya.
"Emangnya kapan sih? Minggu ini gue ada jadwal pemotretan sama Bang Rio, kan? Buat bajunya siapa?" tanyaku.
"Rencananya sih awal Bulan depan, Bebs. Kalo minggu ini mah bajunya Bang Ivan. Dan lo punya waktu free tiga hari di akhir bulan."
Aku hanya mengangguk tanda mengerti dengan penjelasan Mario.
"Bayarannya cukup buat beli mobil lagi? Gila aja kalo gue tolak!" batinku, "Itu foto bugil?" tanyaku dengan arah pandang tak lepas dari majalah yang sedang aku pegang.
"Yups! Tapi partner lo ntar model super kece, Bebs. Sayang kesempatan emas dilewati," hasut Mario.
"Okay, deal! Gue mau! Tapi kalo partner gue ngecewain, gue potong batang lo!"
"Gilingan deh! No way. Jangan Ehm.. Ntar eke mau tusuk Derby make apa! Galak lo, Bebs.Ish..." gerutu Mario yang membuatku tertawa lepas.
Aku memulai karirku sebagai model ketika aku masih kuliah di Singapore. Kala itu aku hanya menjadi model untuk peragaan baju musim dingin. Semakin hari, makin banyak tawaran untuk bermacam-macam dan akhirnya sampai aku pernah menjadi model bikini tersohor di sana. Mulai dari saat itu aku menikmati pekerjaanku sebagai model seksi. Toples dan kali ini aku menerima tawaran untuk benar-benar bugil di bidikan kamera.
Sahabatku tidak pernah menghujat bahkan mereka mengatakan kalau aku sangat keren serta seksi dengan pakaian minim itu.
🍃🍃🍃
Terbang ke Los Angeles, ketika sampai disana yang menjadi tujuan utama adalah hotel. Ya, aku ingin merebahkan diri menghilangkan rasa jetlagku. Baru setelah itu aku bergegas jam sepuluh malam waktu LA, aku pergi ke studio untuk pemotretan. Cari uang banyak ternyata butuh pengorbanan.
Studio foto di tempat ini, memang luar biasa bagus ornamennya. Klasik tapi keren. Mario berbincang dengan staf yang mengantarkan aku ke ruang tunggu sekaligus ruang ganti.Tapi sampai sekarang aku belum melihat partner kerjaku.
Meskipun ini bukan pemotretan untuk majalah playboy, tapi ini majalah dewasa lainnya yang akan beredar di Amerika dan sekitarnya.
"Sorry, we are late!" suara pria yang sebelas dua belas dengan Mario menyapa kami.
Mau tak mau aku menoleh dan astaga! Apa mungkin mataku sedang bermasalah? Damn it! Itu ‘kan Alexander. Teman sekolahku di SMA yang sekarang aku dengar jadi model terkenal di dunia.
"Hello, Grenda? How are you?" tanya Alex tanpa canggung mengambil duduk tepat di sebelahku.
Aku menatapnya lama dan kemudian terkekeh pelan, "I'm great! How about you? " tanyaku balik.
"Seperti yang lo liat, gue tambah keren dan HOT tentunya!" ucapnya penuh percaya diri.
"Ya ya ya. Terserah lo aja. Gue nggak nyangka kalo partner kerja gue ternyata model kelas dunia macam lo," kataku jujur.
Alex secara tiba-tiba mencium bibirku cepat. Lantas beranjak dari tempat duduknya.
"Menyenangkan bukan? Kita bisa kerjasama dan kita bangun chemistry yang kuat. Bersiaplah sebentar lagi kita mulai," ucapnya dengan kedipan sebelah mata.
Aku yang sempat kaget, kini tersenyum sendiri seperti orang gila.
🍃🍃🍃
Para staf dan fotografer sudah standby, bersiap untuk memberikan lensa kameranya ke arah kami. Untuk pose pertama, aku memakai celana jeans dan bra hitam yang melekat ditubuh, dengan posisi menyenderkan dadaku ke dada Alex. Sedangkan tangan Alex berada di celana jeansku. Ini foto masih sangat normal.
Pose kedua cukup menantang, dengan posisi Alex memangkuku sedangkan wajahnya tepat terarah di kedua bukit kembarku. Kami berusaha untuk tetap profesional.
Pose ketiga, Alex memeluk dengan tangan di pinggulku sedangkan wajahnya terbenam di dadaku yang sudah tidak memakai bra lagi. Sedang tanganku menggenggam kuat rambutnya.
Jeda break sebentar...
Aku dibubuhi make up lagi sedemikian rupa meskipun nantinya foto-foto yang dihasilkan akan berwarna hitam putih. Fotografer mengarahkan kembali gaya kami berdua, ini adalah pose terakhir dari pemotretan kali ini.
Tanpa sehelai benang yang menutupi tubuh kami. Aku wanita normal yang gila akan bercinta, sedangkan Alex pun begitu. Dia pria normal dan bereaksi cepat ketika mendapati adik kecilnya yang berdiri tegang saat menemukan lubang sasarannya.
Dengan posisi tubuh kami saling berimpitan, Alex seakan menggigit daguku yang sedang mendongak ke atas. Akan aku caci maki fotografer itu, jika ia tidak dengan segera menyudahi bidikannya pada kami.
Kepalaku pening menahan gairah untuk tidak making love dengan Alex didepan para staf dan Alex membisikan kalimat yang membuatku makin panas dingin.
"Aku mau menusukmu dengan keras," bisik Alex sensual membuatku meremang.
Fotografer bertepuk tangan karena kami sukses menjalankan misi foto ini dengan baik. Alex segera menarik tangan ku untuk memasuki kamar khusus dirinya, dengan keadaan kami yang vulgar begini.
Ketika pintu ditutup rapat, Alex langsung saja menyerang bibirku dengan buas. Memilin puncak bukit kembarku dengan kasar dan ciumannya beralih ke puncak bukit kembar yang memang sejak tadi telah menegang.
Dicecapnya satu persatu kanan kiri terus bergantian. Setelah puas bermain di bagian bukit kembar, Alex merangkak turun membuka lebar kedua pahaku dan menyerukan kepalanya di bibir bawahku dan mengeksplorasi isi bawahku dengan lidahnya.
Bukan kali ini aku berhubungan intim, tapi harus aku akui, ini adalah hubungan intim terbaik yang pernah aku lakukan dengan siapa pun. Tanpa aba-aba, Alex menghujani lubang surgaku dengan adiknya. Maju mundur tanpa ampun, hingga akhirnya kami berdua mencapai klimaks yang luar biasa.
Alex jatuh diatasku dengan napas yang tersengal tidak jauh berbeda denganku juga. Alex menatapku lama, menyatukan dahi kami berdua,
"Makasih, lo hebat! Gue mau kita terus kayak gini kalo ketemu. Apa lo setuju?" tanya Alex padaku.
Tatapanku tepat ke bola matanya yang dalam dan teduh itu, seakan menghipnotis aku untuk mengangguk menyetujui ide gilanya.
Semua berawal dari dua tahun yang lalu dan akhirnya sampai saat ini kami tetap jadi partner ranjang yang solid.
[Flashback off]
🍃🍃🍃
"Kamu mau ke mana hari ini? " tanyaku manja pada Alex.
"Ntar sore aku mau ketemuan sama sahabat-sahabatku," ucap Alex dengan suara seksinya.
"Sahabat kamu kuliah?" tanyaku lagi.
"No. Aku mau ketemu Dean, Nico dan Jammie. Mumpung kami semua lagi di Indonesia," jelas Alex dengan tangan yang memilin-milin rambut milikku.
"Mereka ada di Indonesia semua? Termasuk Nico?," tanyaku penasaran
"Yups! Kenapa kamu kayak shock begitu sih?" tanya Alex heran.
“Bukan shock, aku pikir kalian sudah gak berhubungan lagi satu sama lainnya.” jawabku
“Kami semua masih berhubungan baik meskipun terpisahkan negara dan kesibukan masing-masing. Lagi pula aku dengar Nico datang ke Indonesia buat nemuin Clarista, sahabat kamu,” ucapan Alex membuatku menoleh cepat.
“Hah? Kamu bercanda? Buat apa dia mau ketemu Cla lagi? Mau bilang nyesel? Basi banget,” rutukku.
Alex mengedikkan bahunya tak acuh.
“Aku gak begitu peduli apa yang akan dilakukan Nico. Yang aku pedulikan cuma aku puas saat bersamamu,” goda Alex dan kami berdua berciuman lagi.
"Halo, lo di mana?" tanya Grenda pada Gisella lewat ponselnya."Gue lagi sama Gio di Leon, lo di mana?" jawab Gisella pada Grenda."Gue masih di apartemen,suntuk!Lo cuma berdua aja?""Iya.Lo ke sini aja dan kayaknya nanti Danisha sama Dima bakal nyusul. Lo coba ajak Clarista deh ke sini. Udah lama ‘kan kita nggak mabuk bareng!"
Jangan lupa tinggalin jejak yah!*****Ternyata para sahabat Clarista yang tadi sibuk masing-masing, kini satu per satu meninggalkannya dan berjalan menuju lantai empat. Tempat di mana pesta topeng diadakan. Belum ada yang menyadari ketertinggalan Cla di sana. Cla masih duduk di tempat yang sama di mana mereka tadi berbincang dan berkumpul pertama kali. Augfar tetap pada pendiriannya, menat
HAPPY READING, BEBS!JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK DI KOLOM KOMENTAR DAN JUGA REVIEW YAH!! THANK YOU****Lagi-lagi disaat otak Clarista penuh dengan kebingungan, pintu
Happy Reading dan jangan lupa jejak kalian Shin tunggu yah.Kolom komentar dan juga review ditunggu.*****
Hai, happy reading. Selalu diingetin buat kasih review dan juga komentar buat cerita ini :* maaciuw*****
Happy Reading gengs ******* Flashback on "Lagu tadi itu buat lo, Nic," ucap Clarista memberanikan diri. Nico hanya menatapnya lama dan tersenyum simpul. Maju dua langkah mendekati posisi Clarista berdiri. "Terus?" tanya Nico. Clarista terlihat gugup, bahkan peluh sudah membasahi dahinya. Tampak Clarista tengah menggigit bibirnya kuat. Dengan sisa keberanian yang ada, akhirnya ia memberanikan diri bertanya, "hmm--elo, mau nggak jadi pacar gue?" tanya Clarista cepat. Nico diam tanpa ekspresi, menatap lekat wajah Clarista. Di sana juga tampak kedua teman Nico, Alexander dan Jammie yang tersenyum menggoda di belakangnya. Semua yang sedang berada di Aula, menantikan jawaban Nico mengenai ajakan berpacaran dari salah satu murid
"Gue rasanya baru aja kena serangan jantung mendadak!" ucap Grenda ke semua orang di ruangan itu."Huft ... Gue nggak habis pikir. Ternyata---" Gisella menghela napas berat dengan mengacak-acak rambutnya frustasi."Gue juga nggak nyangka kalo selama ini Augfar suka sama Cla. Dari dulu bahkan!" kata Danisha sambil memijit pangkal hidungnya pelan.Dima dan Gio sibuk dengan pikirannya masing-masing. Dima sebenarnya sudah mulai menduga-duga sejak lama. Pria itu memang bukan salah satu member geng most wanted. Akan tetapi, Dima cukup baik mengenal sosok Augfar, karena mereka sering berkumpul bersama ketika ada acara kantor orang tua mereka masing-masing."Dua sahabat gue itu sama-sama nggak bisa ditebak. Nicolas dengan sifat ramah, ternyata doi juga kejam bahkan si pangeran es pun begitu. Gue ngerasa gagal jadi sahabat mereka berdua," keluh Alex.Gio menepuk pundak Alex, "jadi, Nico gimana?""Gue nggak tau. Tadi sih dia masih di lu
Happy Reading gengs ******Pagi ini wajah Augfar tampak berseri-seri memasuki gedung bertingkat dua puluh lima yang menjadi kantor cabangnya di Indonesia. Setiap pegawai yang bertemu dengannya menunduk hormat melihat pimpinan muda dan juga tampan yang jarang sekali terlihat itu.Beberapa hari yang lalu, aura dingin dan wajah tanpa ekspresi Augfar menjadi pemandangan setiap kali pria itu melangkahkan kaki ke dalam gedung perusahaannya, tapi berbeda dengan hari ini. Pria itu tampak terlihat lebih ceria tak lupa senyum tipis menghiasi wajah tampannya.Sebelum berangkat ke kantor, di dalam mobil, Augfar menyempatkan diri untuk mengucapkan selamat pagi untuk wanita yang sudah ia klaim sebagai calon istri.+6281176123xxGood morning sunshine. Have a good day. Your love ❤️-Your Future Husband-Setelah mengirimkan chat tersebut Augfar memacu mobilnya membelah jalanan ibu kota yang lumayan padat. Playlist Maroon5 menjadi teman dikala mengalami kemacetan. Augfar tidak memakai sopir pribadi, ka
Hallow, Shin balik lagi ke lapak ini buat kasih pembaca tersayang Shin, para ebeb ebeb Shin ekstra part cerita ini. ❤❤❤❤ Happy Reading. Selamat baca karya-karya Shin yang lainnya. Sudah memasuki usia sembilan bulan, Clarista masih terlihat sangat cantik dengan balutan gaun merah muda bercorak bunga-bunga di bawah lutut. Selama masa kehamilan, ia lebih memilih untuk duduk diam dirumah dari pada mendengar ocehan panjang dari suaminya yang over protektif. Saat usia kehamilan memasuki bulan ke tujuh, Clarista menghentikan segala aktivitasnya dalam menerima pesanan gaun. Butiknya hanya menjual dan memasok gaun-gaun yang telah ada. Bukan berarti ia akan berhenti sepenuhnya menjadi seorang desainer, tapi dirinya sudah tak mampu lagi untuk berkonsentrasi memikirkan detail seperti apa gaun yang akan digambarnya. Tinggal di rumah besar nan luas, dengan pekarangan hijau membentang di setiap sisi kanan kiri de
Happy Reading!Selamat berbaper ria...*****Setelah dua minggu pernikahan berlangsung, baik Grenda-Alex maupun Gisella-Gio mengadakan konferensi pers untuk memublikasikan status mereka saat ini, karena mereka adalah pasangan public figure yang harus berhubungan terus menerus dengan media.Sebelum mengadakan konferensi pers tersebut, mereka semua telah melakukan diskusi panjang dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Sebelum menikah, Grenda telah membayar uang pinalti sebesar tujuh ratus lima puluh juta, karena ia tidak bisa lagi melanjutkan sisa pekerjaan dikarenakan sedang hamil. Begitu pula Gisella yang jauh lebih besar mengharuskan membayar pinalti karena, ia adalah salah satu brand ambasador sebuah produk. Di salah satu poin perjanjian, tidak diizinkan untuk menikah dan hamil selama menjadi Brand ambasador.Namun, hal itu tidak terjadi pada Alex, manajemen dan pihak-pihak terkait yang bekerja sama dengannya, t
Halloha, part ini aman dibaca pas siang2 beginiBtw jangan lupa tinggalin jejak ya.. beberapa part lg tamat! Babay muah...❤❤❤❤❤Setelah melewati beberapa hari masa honeymoon hanya berdiam diri dalam kamar, Clarista dan Augfar akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan ke pantai.Clarista dengan memakai tanktop hitam dengan rok motif bunga serta sendal putih yang terlihat sangat sederhana. Ia meminta Augfar untuk memotret dirinya dengan backgroud menara mercusuar dan pohon kelapa di dekatnya. Clarista selalu berdandan sederhana. Namun ada suatu sisi yang cukup menarik dalam dirinya yang membuat semua orang tertarik, terutama Augfar.Pelukan di pinggang Clarista tak pernah mengendur sedikit pun, ketika mereka berdua berjalan di sisi pantai. Banyak pasang mata yang menatap mereka berdua, sekedar untuk memperhatikan Clarista ataupun dengan terang-terangan mengagumi tubuh atletis Augfar yang kini topless.Kedua pasangan ini
Happy reading semuanya :)Jangan pernah bosen buat tinggalin komen di setiap part yang Shin publish ya..****"Kak Dean honeymoon kemana ya, Mam?" tanya Tania pada Mami Augfar."Duh, mana Mami tau? Orang abis resepsi Dean langsung nyulik Istrinya. Padahal Mami mau ngobrol-ngobrol dulu sama Cla, eh nggak boleh," ungkap ibunya Augfar."Mau cepat ena-ena tuh si Augfar, Tan. Makanya langsung nyulik Clarista gitu aja," ujar Jammie menimpali ucapan ibu kandung Augfar, yang dihadiahi pukulan oleh Tania di lengannya."Jams, mulut kamu tuh!" ucap Tania memarahi Jammie."Apa yang diomongin Jammie itu bener tau, Nia. Biarin deh. Supaya Mami cepet dapet Cucu," kata Mami Augfar sangat antusias dan gembira, "ngomong-ngomong, pernikahan kalian jadinya kapan? Masa malah keduluan Dean sih?" imbuhnya lagi."Dua bulan lagi, Mam. Itu karena Kak Dean udah gak sabar mau mera
Happy reading zyenk zeyenkkuu... Semoga hari ini menyenangkan muaah, jangan lupa komen ya.. eh betewe, beberapa part lagi kelar, hihi.. sedih ya? Sama shin juga sedih tau tapi mau gimana lagi emang bikinnya part dikit semua sih ❤❤❤❤❤ "Kira-kira Augfar sama Cla berhasil main kuda-kudaan semalem nggak, ya?" ucap Gisella pada Gio yang sedang asyik bermain playstation. "Kenapa jadi kepo banget sih? Ya nggak mungkinlah Augfar nggak berhasil bobol gawang Cla. Secara menikahnya aja pengen cepat-cepat. Bener, nggak?" ucap Gio terkekeh geli. "Ya ‘kan kali aja. Soalnya ini tuh sama-sama yang pertama kali buat mereka tau. Aku tuh lagi ngebayangin gimana reaksi Cla ngeliat pedangnya si Augfar. Anjirrr ...! Shock banget pasti. Gede, berotot, panjang!" ucap Gisella yang berhasil mendapat pelototan tajam dari Gio. "Kamu udah liat anunya si Augfar? Sampe spesifikasinya aja kamu hafal betul. Jangan bilang kamu pernah gituan
Pagi yang sangat indah untuk seorang Augfar. Begitu ia membuka mata, kini sudah ada seorang bidadari cantik yang menemaninya. Dulu hal seperti ini adalah sebuah mimpi besarnya, tapi kini ia mampu mewujudkan mimpi tersebut menjadi sebuah kenyataan.Wanita yang membuatnya tergila-gila semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, kini telah resmi menjadi istrinya.Augfar mengelus serta menciumi pipi Clarista yang terlihat sangat mempesona ketika tidur. Wanita itu menggeliat, ketika ia merasakan sesuatu menjalar di wajahnya.Clarista membuka mata secara perlahan dan menemukan sang suami—Augfar Andrean Davinci—tengah menciumi wajahnya berkali-kali dengan senyum sejuta watt yang di miliki pria tampan itu."Morning, Suamiku," sapa Clarista dengan suara serak khas bangun tidur."Morning, Istriku," jawab Augfar dengan perasaan bahagia."Ini jam berapa, Dean?" tanya Clarista."Masih jam 5.10
Happy Reading ebebcuu*****Gio duduk santai di samping Augfar, sedangkan Gisella mendekap erat tubuh Clarista. Augfar memandang kesal Gisella yang menempel erat pada calon istrinya tersebut."Muka lo biasa aja sih, Far. Gisella nggak lesbi, tenang aja lo!" ejek Gio melihat raut wajah bete Augfar.Clarista memberi kode pada Augfar untuk bersikap biasa saja, tapi bukan Augfar jika menuruti apa yang diinginkan kekasihnya."Gisel, lo bisa biasa aja nggak kalo peluk calon Istri gue," ucap Augfar dengan nada sedikit kesal pada Gisella.Gisella, Gio bahkan Clarista tertawa kencang mendengar ucapan Augfar barusan. Gisella sama sekali tidak tersinggung akan ucapan yang dilontarkan dari bibir pria tampan itu."Astaga, Dean! Please, deh. Kamu apa-apaan sih?" protes Clarista tak enak hati pada Gisella dan Gio, atas tingkah konyol Augfar."Demi apa pun, Far. Lo tuh ternyata posesif banget, ya? Bener-bener Cla, calon laki loh!"
Happy Reading, gengsss...!!!Makin kepo? Makin seru? Makin ngegemesin gak?Jangan lupa komen*****"Dua hari ini, kamu keliatan pucat banget sih? Kamu sakit?" tanya Gio pada Gisella yang kini duduk di sofa panjang apartemen mereka.Wanita itu mencoba untuk memejamkan mata seraya menyenderkan tubuhnya ke punggung sofa. Gisella tidak menjawab pertanyaan kekasihnya, yang baru saja pulang dari kantor. Gio pun berjalan mendekati dan kini telah duduk di samping Gisella sambil memegang dahi wanitanya."Kamu udah makan?" tanya Gio lagi dan dijawab dengan gelengan lemah dari Gisella."Kayaknya asam lambung aku kambuh lagi deh, Gi! Soalnya perut aku nggak enak terus. Makan apa-apa jadi nggak nafsu. Bawaannya mau muntah terus," keluh Gisella pada Gio, dan pria itu mengelus dahinya dengan lembut."Pasti pola makan kamu balik lagi jelek kayak dulu. Aku udah selalu ingetin kamu buat makan sesuai jadwal, ka
Happy Reading gengs*****Kepulangan Cla dan Augfar ke Indonesia harus dipercepat karena ada faktor mendesak. Salah satu pabrik kelapa sawit milik perusahaan Augfar mengalami kebakaran yang membuatnya harus ikut andil melihat apa yang terjadi sebelum penyelidikan polisi dilakukan.Masih untung, kebakaran pabriknya bertepatan dengan selesainya pemotretan prewedding keduanya. Danisha dan Dima yang awalnya akan ikut serta menyusul ke Amerika pun harus mengurungkan diri. Dima bahkan ikut mengurusi salah satu pabrik milik perusahaan Augfar yang terbakar itu, karena memiliki saham di sana.Mengabaikan rasa jet-lag yang mendera, Augfar langsung menuju lokasi pabrik yang terbakar, sedangkan Clarista kembali ke apartemennya untuk beristirahat.*Augfar : Kamu udah makan, Sayang?*Clarista: Ck, yang harusnya tanya kayak gitu tuh aku kali. Kamu udah makan belum? Gimana urusan kamu di sana? Semua baik-baik aja,