HAPPY READING, BEBS!
JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK DI KOLOM KOMENTAR DAN JUGA REVIEW YAH!! THANK YOU
****
Lagi-lagi disaat otak Clarista penuh dengan kebingungan, pintu ruangan kembali diketuk.
"Mungkin itu anakku," kata Tante Nita yang membuat wajah Tania semringah.
Tante Nita berjalan membuka pintu ruangan dan tersenyum bahagia melihatnya.
"Akhirnya kamu sampe juga, ke mana aja sih?" ucap Tante Desi.
"Sorry, Mam. Aku telat!"
Tante Desi beserta anaknya masuk dan seketika ruangan hening. Danisha terlihat terkejut setengah mati, sedangkan Clarista turut serta shock, tapi Augfar terlihat santai. Tania berjalan menuju sang tunangan dengan mengangkat gaunnya perlahan.
"Kenapa lama?" ucap Tania manja dengan merangkul lengan sahabat baik Augfar tersebut.
"Sorry, Darling. Tadi aku nyasar. You look so beautiful," ucap tunangan Tania.
"Cla, Dan, nih kenalin. Ini dia tunangan aku. Sahabat baik Augfar, tunangan aku namanya Jammie Vincent kalian bisa panggil dia Jams or Jammie," jelas Tania dengan tidak melepas rangkulan di lengan Jammie.
Augfar hanya tersenyum smirk, sedangkan Danisha dan Clarista menatap Jammie takjub.
"Hei. Kalian kenapa bengong? Nggak percaya aku tunangannya?" ucap Jammie santai pada Clarista dan Danisha.
"Lo serius, Tan? Ini tunangan lo?" tanya Danisha memastikan.
Tania mengangguk bahagia, sedangkan Clarista menoleh ke arah pria yang berdiri dengan gagah di sebelahnya seolah meminta jawaban atas ucapan Tania dan Augfar hanya tersenyum tipis.
"Thank you, Cla. Gue nggak tau kalo yang dimaksud Tania itu desainernya elo. Clarista temen SMA gue. Lo udah bikin calon Istri gue cantik banget pake gaun ini. Ya nggak, Mam?" ucap Jammie, "But, Far, lo ngapain di sini? Emang Tania minta lo buat nganterin dia ke sini?" tanya Jammie melihat sahabatnya berada di sana.
"Dean mau ngapelin pacarnya, Bebs," ucap Tania manja.
"Tante kira Dean itu homo. Nggak pernah keliatan sama perempuan jalannya." Ucapan Tante Desi membuat Danisha, Jammie, Tania bahkan tante Nita tertawa lepas cuma Clarista yang diam mencerna ucapan sang Tante.
"Lo serius pacaran sama Cla? Kenapa nggak pernah cerita ke kita?" tanya Jammie lagi pada Augfar setelah reda tertawanya.
"Gue nggak—" Lagi-lagi ucapan Clarista terpotong oleh Augfar.
"Gue mau kasih kejutan ke kalian semua. Dia bukan pacar gue, tapi dia calon Istri gue," ucap Augfar mantap.
"Anjrittt! Lo waras kan ngomong begini?" umpat Jammie.
"Gue yang paling waras diantara kalian semua, lo tau kan itu! Beruntung lo gue kasih izin buat tunangan sama sepupu gue yang goblok ini," canda Augfar.
Tante Nita dan Tante Desi hanya geleng-geleng dengan kelakuan kedua laki-laki itu sedangkan Danisha serta Clarista sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Cla, jadi ini gimana?" tanya Tania memecah lamunan Clarista.
"Oh, nanti gaunnya bakal aku kirim besok siang. Ada beberapa tempat dan detail yang harus dilakukan perbaikan, tapi aku usahain besok udah bagus, kamu pake rampung 100%," ucap Clarista yang dibalas dengan pelukan hangat dari Tania.
"Makasih banyak, ya. Kamu udah repot banget ngerjain gaun aku ini. Kamu harus datang pas acara tunangan aku lusa nanti dengan pria dingin itu," ucap Tania dengan melirik sinis ke arah Augfar.
"Sama-sama. Kamu boleh lepas lagi gaunnya ke tempat tadi. Pegawai aku udah ada di sana," ucap Clarista.
"Gue boleh nemenin nggak?" kata Jammie polos yang langsung dapat pelototan tajam dari Clarista dan Augfar terkekeh melihatnya.
"What’s wrong, Cla?" tanya Jammie tanpa rasa bersalah.
"Dasar playboy stress!" celetuk Danisha.
"Hei, Nyonya Dima. Jangan memancing amarah Princess gue hari ini, ya?" ucap Jammie pada Danisha, dan ia tersipu ketika Jammie memanggilnya dengan kata-kata nyonya Dima.
Tante Nita berjalan mendekati Augfar dan membenahi dasi yang terpasang di kemejanya.
"Jadi, kapan kamu bakal kenalin ke Mommy sama Daddy kamu?" tanya Tante Nita sembari melirik Clarista yang kini sudah duduk di kursi kebanggaannya.
"Tante tenang aja. Semua biar Dean yang ngatur dan ini masih rahasia," ucap Augfar.
"Tante harus bersyukur hari ini, pas tau kamu ternyata udah punya kekasih. Demi Tuhan! Tante pikir kamu itu homo, karena bergaul cuma dengan Jams, Nico dan Alex. Serta berkas-berkas kantor kamu," ucap Tante Nita panjang lebar.
"Mama tenang aja. Augfar nggak homo kok, tapi dia cuma pencinta sesama aja," ucapan Jammie dihadiahi tonjokkan pelan pada perutnya dari Augfar.
Clarista ikut tersenyum mendengarnya.
"Lo berhutang cerita sama kita!" bisik Jammie, yang hanya dijawab dengan dengkusan oleh Augfar.
Setelah beberapa saat kemudian Tania telah selesai berganti pakaian dan langsung berlari mengapit lengan Jammie lagi.
"Cla, thank you so much untuk hari ini. Aku percayakan semuanya sama kamu," ucap Tania tulus.
"Aku jauh lebih bahagia kalo klien aku senang sama hasil gaun aku," ucap Clarista.
"Kalo begitu kami pamit dulu. Masih banyak yang harus diurus," kata Tania lagi.
"Baiklah. Hati-hati dijalan. Sampai ketemu lagi nanti."
Clarista mengantar Tania dan Jammie beserta kedua ibu mereka masing-masing ke pintu ruangan fitting. Namun Clarista teringat masih ada satu lagi tamunya yang belum pergi dari ruangan itu. Akan tetapi, langkah kaki Clarista terhenti mendengar percakapan antara Danisha dan Augfar.
"Sejak kapan lo berhubungan dengan sahabat gue?" selidik Danisha.
"Sejak gue yakin dia bakal jadi Istri gue," jawab Augfar santai.
"Gue serius, Far. Lo nggak usah becanda," kata Danisha kesal.
"Hei, gue nggak becanda. Gue sangat serius."
"Kalo lo cuma mau mainin perasaan Cla? Mending lo jauhin dia dari sekarang! Gue nggak mau sahabat gue sakit hati untuk kedua kalinya karena berurusan dengan Geng lo itu," Danisha memberi peringatan pada Augfar.
"Lo terlalu negatif thinking ke gue," ucap Augfar singkat.
"Lo tau ‘kan Nico sekarang masih suka sama Cla? Dan Cla? Kita nggak bisa tebak hatinya gimana," ucap Danisha.
"Gue nggak peduli! Mau Nico suka sama Cla? Mau pria mana aja suka sama Cla? Yang jelas gue nggak akan pernah mundur buat jadiin Clarista sebagai Istri gue," ucap Augfar mantap.
"Berarti lo siap bersaing dengan sahabat lo sendiri?" tanya Danisha lagi.
"Gue nggak jadiin Cla sebagai hal atau sesuatu yang didapetin dengan cara bersaing! Cla itu manusia yang punya perasaan dan gue cuma berusaha untuk diri gue sendiri tanpa peduli dengan orang lain!" jelas Augfar.
Jawaban Augfar barusan membuat Danisha bungkam dan Clarista yang bersembunyi di ruangan gaunpun ikut tercekat.
Sebenarnya kenapa Augfar begini padanya sekarang? Hal yang menjadi tanda tanya besar dari seorang Clarista.
Augfar Andrean Davinci yang dikenalnya dulu di sekolah hanya seorang laki-laki paling tampan yang sangat pendiam. Anggota tim basket meski pun dia bukan kapten basket, tapi dia sangat jago basket.
Jarang terlihat bertegur sapa dengan orang-orang di lingkungan sekolahan terkecuali anak-anak yang populer sama sepertinya itu pun hanya beberapa. Terlihat tak acuh dengan lingkungan sekitarnya dan terlalu dingin.
Tidak ada alasan untuk tidak jatuh cinta pada seorang Augfar yang hampir dipuja oleh seluruh wanita di sekolahan tak terkecuali Clarista.
Sekuat apapun menolak, pesona Augfar sangat menghipnotis namun sebisa mungkin Clarista mengabaikannya dengan beralih mencari tahu tentang seorang Josh Nicolas atau yang lebih dikenal dengan nama Nico.
Augfar yang dulu sangat jauh berbeda dengan yang sekarang. Dia tidak pernah bertegur sapa sebelumnya dan kini ketika mereka bertemu lagi, Augfar seakan sudah sangat dekat dengan Clarista.
Kepala Clarista berdenyut pening memikirkan hal-hal ajaib yang akhir-akhir ini terjadi dalam hidupnya.
"Kalo Clarista balik ke sini? Tolong bilang ke dia, gue tunggu di Rich Cafe jam tujuh malam nanti," ucap Danisha sambil membereskan perlengkapannya.
Augfar hanya mengangguk tanda paham, "gue balik duluan. Lo jangan macam-macam sama sahabat gue." Pamit serta tak lupa Danisha memberi peringatan pada Augfar.
Sepeninggalan Danisha, Clarista masih enggan keluar dari tempat persembunyiannya. Augfar berjalan menuju jendela sudut yang menampilkan pemandangan halaman hijau di bawah sana.
Dengan kedua telapak tangan dimasukkan ke kantong celana bahan kain milik Augfar, badan tegap proporsional, setelan jas rapi yang memberi nilai plus untuk pria itu.
Clarista berusaha untuk menepis pikiran tentang keterpesonaannya akan Augfar. Kini ia berjalan menuju Augfar berdiri.
"Kamu ngapain masih di sini. Ke mana Danisha?" tanya Clarista basa-basi dengan gugup.
Augfar membalikkan badan dan tersenyum sangat mempesona pada Clarista. Pria itu berjalan mendekati sang desainer dan menarik pinggangnya untuk merapatkan diri satu sama lain.
"Danisha sudah pulang. Dia minta kamu nanti malem datang ke Rich Cafe jam tujuh," ucap Augfar tepat di depan wajah Clarista.
Clarista menatap wajah tampan milik Augfar dan mencoba untuk mengeluarkan isi hatinya, "sejak kapan kamu berubah begini?" tanya Cla hati-hati.
"Aku? Berubah? Aku nggak pernah berubah," jawab Augfar.
"Kita nggak pernah dekat sebelum ini dan ketika kita ketemu lagi, kamu kenapa begini?" tanya Clarista menyuarakan kebingungan dihatinya.
Augfar terkekeh pelan dan membelai rambut Clarista penuh dengan kehati-hatian.
"Aku begini karena kamu. Cukup itu aja yang harus kamu tau, Cla," ucap Augfar dan Clarista berusaha mencari kebohongan di kedua bola mata milik Augfar.
Namun, ia tidak bisa menemukan itu dan sialnya jantung dalam dada sang desainer kini bergemuruh semakin hebat.
"Jam enam aku jemput kamu. Sekalian aku bawain ponsel baru buat kamu, ya?" Ucapan Augfar yang membuat Clarista mengerenyit bingung, dari mana Augfar tahu kalo ponselnya rusak.
"Nggak perlu berpikir terlalu rumit, Clarista. Aku hubungi kamu sedari tadi pagi dan asisten kamu di bawah bilang kalo ponsel kamu rusak. Makanya aku tau," jelas Augfar yang dibalas dengan delikan kesal dari Clarista.
"Aku balik ke kantor dulu, karena sebentar lagi meeting yang nggak bisa aku tinggalin. Dan ingat, aku bakal jemput kamu jam enam di apartemen kamu. Jangan coba-coba melarikan diri duluan," ucap Augfar yang hanya dibalas Clarista dengan anggukan patuh.
Augfar menarik tengkuk leher Clarista dan mencium bibirnya dengan perlahan, tanpa penolakan sama sekali. Keduanya menikmati ciuman mereka. Setelah kurang lebih lima menit, Clarista perlahan melepas ciuman itu dan menghirup napas sebanyak-banyaknya.
Clarista memandangi Augfar yang saat juga menatapnya balik. Senyum simpul diantara keduanya terbit.
"Aku harus ke kantor sekarang, jangan lupa ucapanku tadi." Augfar mencium pipi kanan Clarista dan berjalan menuju pintu keluar untuk pulang kembali ke kantornya.
Clarista yang masih berdiri, menatap punggung yang sudah menghilang dibalik pintu itu. Menormalkan detak jantung serta mencoba mengembalikan sisi rasionalnya lagi. Clarista tersenyum entah karena alasan apa yang jelas ia hanya ingin tersenyum saja.
Happy Reading dan jangan lupa jejak kalian Shin tunggu yah.Kolom komentar dan juga review ditunggu.*****
Hai, happy reading. Selalu diingetin buat kasih review dan juga komentar buat cerita ini :* maaciuw*****
Happy Reading gengs ******* Flashback on "Lagu tadi itu buat lo, Nic," ucap Clarista memberanikan diri. Nico hanya menatapnya lama dan tersenyum simpul. Maju dua langkah mendekati posisi Clarista berdiri. "Terus?" tanya Nico. Clarista terlihat gugup, bahkan peluh sudah membasahi dahinya. Tampak Clarista tengah menggigit bibirnya kuat. Dengan sisa keberanian yang ada, akhirnya ia memberanikan diri bertanya, "hmm--elo, mau nggak jadi pacar gue?" tanya Clarista cepat. Nico diam tanpa ekspresi, menatap lekat wajah Clarista. Di sana juga tampak kedua teman Nico, Alexander dan Jammie yang tersenyum menggoda di belakangnya. Semua yang sedang berada di Aula, menantikan jawaban Nico mengenai ajakan berpacaran dari salah satu murid
"Gue rasanya baru aja kena serangan jantung mendadak!" ucap Grenda ke semua orang di ruangan itu."Huft ... Gue nggak habis pikir. Ternyata---" Gisella menghela napas berat dengan mengacak-acak rambutnya frustasi."Gue juga nggak nyangka kalo selama ini Augfar suka sama Cla. Dari dulu bahkan!" kata Danisha sambil memijit pangkal hidungnya pelan.Dima dan Gio sibuk dengan pikirannya masing-masing. Dima sebenarnya sudah mulai menduga-duga sejak lama. Pria itu memang bukan salah satu member geng most wanted. Akan tetapi, Dima cukup baik mengenal sosok Augfar, karena mereka sering berkumpul bersama ketika ada acara kantor orang tua mereka masing-masing."Dua sahabat gue itu sama-sama nggak bisa ditebak. Nicolas dengan sifat ramah, ternyata doi juga kejam bahkan si pangeran es pun begitu. Gue ngerasa gagal jadi sahabat mereka berdua," keluh Alex.Gio menepuk pundak Alex, "jadi, Nico gimana?""Gue nggak tau. Tadi sih dia masih di lu
Happy Reading gengs ******Pagi ini wajah Augfar tampak berseri-seri memasuki gedung bertingkat dua puluh lima yang menjadi kantor cabangnya di Indonesia. Setiap pegawai yang bertemu dengannya menunduk hormat melihat pimpinan muda dan juga tampan yang jarang sekali terlihat itu.Beberapa hari yang lalu, aura dingin dan wajah tanpa ekspresi Augfar menjadi pemandangan setiap kali pria itu melangkahkan kaki ke dalam gedung perusahaannya, tapi berbeda dengan hari ini. Pria itu tampak terlihat lebih ceria tak lupa senyum tipis menghiasi wajah tampannya.Sebelum berangkat ke kantor, di dalam mobil, Augfar menyempatkan diri untuk mengucapkan selamat pagi untuk wanita yang sudah ia klaim sebagai calon istri.+6281176123xxGood morning sunshine. Have a good day. Your love ❤️-Your Future Husband-Setelah mengirimkan chat tersebut Augfar memacu mobilnya membelah jalanan ibu kota yang lumayan padat. Playlist Maroon5 menjadi teman dikala mengalami kemacetan. Augfar tidak memakai sopir pribadi, ka
Keesokan harinya, pukul 16.30 WIB Clarista pamit pulang terlebih dahulu, meninggalkan butik dan juga para karyawannya. Ia mengambil waktu pulang lebih awal, karena ingin mempersiapkan diri sebelum dijemput oleh sang pangeran es.Cla memilih untuk memoles wajah sendiri ketimbang pergi ke salon. Ia lebih suka berdandan flawless sesuai keinginannya sendiri, lagi pula Cla cukup piawai memainkan alat make up. Detik demi detik bergulir dan suara bel menggema di dalam apartemennya. Sebelum membuka pintu, Clarista kembali bercermin, memastikan dandanan serta penampilannya sudah rapi dan tidak ada masalah.Gaun berwarna peach panjang itu menjuntai ke lantai, dengan ukuran gaun yang sangat pas di tubuh Clarista serta style punggung terbuka lebar terlihat seksi, tapi tampak begitu glamor dan juga elegan. Ketika pintu terbuka lebar, Augfar seolah kehilangan kata-kata saat melihat sosok Clarista di hadapannya. Ia memandangi wanita itu dari ujung kaki hingga ujung
Gisella dan Gio sedang sibuk meladeni setiap wartawan yang ingin mewawancarai. Mereka berdua juga termasuk incaran para wartawan lokal maupun internasional. Senyum dan keramahan selalu ditampilkan oleh Gisella dan Gio meskipun mereka berdua sudah lelah atas pertanyaan berulang kali ditanyakan oleh wartawan tersebut.Mereka berdua mengakhiri sesi tanya jawab dan segera masuk ke dalam ballroom hotel, tempat berlangsungnya acara pertunangan Vistania Joseph dan Jammie Vincent."Sumpah! Mereka tuh nggak bisa berhenti kepoin hidup kita?" gerutu Gisella saat berjalan bersisian dengan Gio dalam ballroom hotel tersebut."Itu sudah risiko kita, Sayang. Stop menggerutu, oke? It’s time to happy," ucap Gio bijak.Semburat kekesalan perlahan sirna di wajah Gisella saat mendengar ucapan kekasih hatinya tersebut. Double G ini bergegas berjalan menuju Tania dan Jammie untuk mengucapkan selamat. Namun, sepanjang perjalanan
Akhirnya Gisella dan Gio, Danisha dan Dima, Grenda dan Alex, serta Clarista dan Augfar berkumpul menjadi satu. Mereka berdelapan duduk di satu meja khusus yang disediakan oleh Vistania dan Jammie.Pesta pertunangan Tania dan Jammie merupakan salah satu pesta yang bertabur orang-orang penting dan artis. Meskipun yang hadir hanya kalangan terbatas, tapi mereka tidak segan memberikan kabar bahagia ini pada awak media. Untuk alasan tersebut lah media beramai-ramai mendatangi lokasi pertunangan mereka berdua.Acara inti akan segera dimulai. Vistania beserta orang tuanya dan begitu pula Jammie, sudah berada di atas panggung. Semua tamu undangan terfokus pada mereka berdua. Vistania yang malam ini terlihat amat cantik mengenakan gaun pastel rancangan Clarista dengan make up simple, membuatnya tampak seperti Princess malam ini dan begitupun dengan Jammie yang terlihat tampan bersama setelan tuxedo berwarna hitam pekat. Cincin telah disematkan pada ja
Hallow, Shin balik lagi ke lapak ini buat kasih pembaca tersayang Shin, para ebeb ebeb Shin ekstra part cerita ini. ❤❤❤❤ Happy Reading. Selamat baca karya-karya Shin yang lainnya. Sudah memasuki usia sembilan bulan, Clarista masih terlihat sangat cantik dengan balutan gaun merah muda bercorak bunga-bunga di bawah lutut. Selama masa kehamilan, ia lebih memilih untuk duduk diam dirumah dari pada mendengar ocehan panjang dari suaminya yang over protektif. Saat usia kehamilan memasuki bulan ke tujuh, Clarista menghentikan segala aktivitasnya dalam menerima pesanan gaun. Butiknya hanya menjual dan memasok gaun-gaun yang telah ada. Bukan berarti ia akan berhenti sepenuhnya menjadi seorang desainer, tapi dirinya sudah tak mampu lagi untuk berkonsentrasi memikirkan detail seperti apa gaun yang akan digambarnya. Tinggal di rumah besar nan luas, dengan pekarangan hijau membentang di setiap sisi kanan kiri de
Happy Reading!Selamat berbaper ria...*****Setelah dua minggu pernikahan berlangsung, baik Grenda-Alex maupun Gisella-Gio mengadakan konferensi pers untuk memublikasikan status mereka saat ini, karena mereka adalah pasangan public figure yang harus berhubungan terus menerus dengan media.Sebelum mengadakan konferensi pers tersebut, mereka semua telah melakukan diskusi panjang dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Sebelum menikah, Grenda telah membayar uang pinalti sebesar tujuh ratus lima puluh juta, karena ia tidak bisa lagi melanjutkan sisa pekerjaan dikarenakan sedang hamil. Begitu pula Gisella yang jauh lebih besar mengharuskan membayar pinalti karena, ia adalah salah satu brand ambasador sebuah produk. Di salah satu poin perjanjian, tidak diizinkan untuk menikah dan hamil selama menjadi Brand ambasador.Namun, hal itu tidak terjadi pada Alex, manajemen dan pihak-pihak terkait yang bekerja sama dengannya, t
Halloha, part ini aman dibaca pas siang2 beginiBtw jangan lupa tinggalin jejak ya.. beberapa part lg tamat! Babay muah...❤❤❤❤❤Setelah melewati beberapa hari masa honeymoon hanya berdiam diri dalam kamar, Clarista dan Augfar akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan ke pantai.Clarista dengan memakai tanktop hitam dengan rok motif bunga serta sendal putih yang terlihat sangat sederhana. Ia meminta Augfar untuk memotret dirinya dengan backgroud menara mercusuar dan pohon kelapa di dekatnya. Clarista selalu berdandan sederhana. Namun ada suatu sisi yang cukup menarik dalam dirinya yang membuat semua orang tertarik, terutama Augfar.Pelukan di pinggang Clarista tak pernah mengendur sedikit pun, ketika mereka berdua berjalan di sisi pantai. Banyak pasang mata yang menatap mereka berdua, sekedar untuk memperhatikan Clarista ataupun dengan terang-terangan mengagumi tubuh atletis Augfar yang kini topless.Kedua pasangan ini
Happy reading semuanya :)Jangan pernah bosen buat tinggalin komen di setiap part yang Shin publish ya..****"Kak Dean honeymoon kemana ya, Mam?" tanya Tania pada Mami Augfar."Duh, mana Mami tau? Orang abis resepsi Dean langsung nyulik Istrinya. Padahal Mami mau ngobrol-ngobrol dulu sama Cla, eh nggak boleh," ungkap ibunya Augfar."Mau cepat ena-ena tuh si Augfar, Tan. Makanya langsung nyulik Clarista gitu aja," ujar Jammie menimpali ucapan ibu kandung Augfar, yang dihadiahi pukulan oleh Tania di lengannya."Jams, mulut kamu tuh!" ucap Tania memarahi Jammie."Apa yang diomongin Jammie itu bener tau, Nia. Biarin deh. Supaya Mami cepet dapet Cucu," kata Mami Augfar sangat antusias dan gembira, "ngomong-ngomong, pernikahan kalian jadinya kapan? Masa malah keduluan Dean sih?" imbuhnya lagi."Dua bulan lagi, Mam. Itu karena Kak Dean udah gak sabar mau mera
Happy reading zyenk zeyenkkuu... Semoga hari ini menyenangkan muaah, jangan lupa komen ya.. eh betewe, beberapa part lagi kelar, hihi.. sedih ya? Sama shin juga sedih tau tapi mau gimana lagi emang bikinnya part dikit semua sih ❤❤❤❤❤ "Kira-kira Augfar sama Cla berhasil main kuda-kudaan semalem nggak, ya?" ucap Gisella pada Gio yang sedang asyik bermain playstation. "Kenapa jadi kepo banget sih? Ya nggak mungkinlah Augfar nggak berhasil bobol gawang Cla. Secara menikahnya aja pengen cepat-cepat. Bener, nggak?" ucap Gio terkekeh geli. "Ya ‘kan kali aja. Soalnya ini tuh sama-sama yang pertama kali buat mereka tau. Aku tuh lagi ngebayangin gimana reaksi Cla ngeliat pedangnya si Augfar. Anjirrr ...! Shock banget pasti. Gede, berotot, panjang!" ucap Gisella yang berhasil mendapat pelototan tajam dari Gio. "Kamu udah liat anunya si Augfar? Sampe spesifikasinya aja kamu hafal betul. Jangan bilang kamu pernah gituan
Pagi yang sangat indah untuk seorang Augfar. Begitu ia membuka mata, kini sudah ada seorang bidadari cantik yang menemaninya. Dulu hal seperti ini adalah sebuah mimpi besarnya, tapi kini ia mampu mewujudkan mimpi tersebut menjadi sebuah kenyataan.Wanita yang membuatnya tergila-gila semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, kini telah resmi menjadi istrinya.Augfar mengelus serta menciumi pipi Clarista yang terlihat sangat mempesona ketika tidur. Wanita itu menggeliat, ketika ia merasakan sesuatu menjalar di wajahnya.Clarista membuka mata secara perlahan dan menemukan sang suami—Augfar Andrean Davinci—tengah menciumi wajahnya berkali-kali dengan senyum sejuta watt yang di miliki pria tampan itu."Morning, Suamiku," sapa Clarista dengan suara serak khas bangun tidur."Morning, Istriku," jawab Augfar dengan perasaan bahagia."Ini jam berapa, Dean?" tanya Clarista."Masih jam 5.10
Happy Reading ebebcuu*****Gio duduk santai di samping Augfar, sedangkan Gisella mendekap erat tubuh Clarista. Augfar memandang kesal Gisella yang menempel erat pada calon istrinya tersebut."Muka lo biasa aja sih, Far. Gisella nggak lesbi, tenang aja lo!" ejek Gio melihat raut wajah bete Augfar.Clarista memberi kode pada Augfar untuk bersikap biasa saja, tapi bukan Augfar jika menuruti apa yang diinginkan kekasihnya."Gisel, lo bisa biasa aja nggak kalo peluk calon Istri gue," ucap Augfar dengan nada sedikit kesal pada Gisella.Gisella, Gio bahkan Clarista tertawa kencang mendengar ucapan Augfar barusan. Gisella sama sekali tidak tersinggung akan ucapan yang dilontarkan dari bibir pria tampan itu."Astaga, Dean! Please, deh. Kamu apa-apaan sih?" protes Clarista tak enak hati pada Gisella dan Gio, atas tingkah konyol Augfar."Demi apa pun, Far. Lo tuh ternyata posesif banget, ya? Bener-bener Cla, calon laki loh!"
Happy Reading, gengsss...!!!Makin kepo? Makin seru? Makin ngegemesin gak?Jangan lupa komen*****"Dua hari ini, kamu keliatan pucat banget sih? Kamu sakit?" tanya Gio pada Gisella yang kini duduk di sofa panjang apartemen mereka.Wanita itu mencoba untuk memejamkan mata seraya menyenderkan tubuhnya ke punggung sofa. Gisella tidak menjawab pertanyaan kekasihnya, yang baru saja pulang dari kantor. Gio pun berjalan mendekati dan kini telah duduk di samping Gisella sambil memegang dahi wanitanya."Kamu udah makan?" tanya Gio lagi dan dijawab dengan gelengan lemah dari Gisella."Kayaknya asam lambung aku kambuh lagi deh, Gi! Soalnya perut aku nggak enak terus. Makan apa-apa jadi nggak nafsu. Bawaannya mau muntah terus," keluh Gisella pada Gio, dan pria itu mengelus dahinya dengan lembut."Pasti pola makan kamu balik lagi jelek kayak dulu. Aku udah selalu ingetin kamu buat makan sesuai jadwal, ka
Happy Reading gengs*****Kepulangan Cla dan Augfar ke Indonesia harus dipercepat karena ada faktor mendesak. Salah satu pabrik kelapa sawit milik perusahaan Augfar mengalami kebakaran yang membuatnya harus ikut andil melihat apa yang terjadi sebelum penyelidikan polisi dilakukan.Masih untung, kebakaran pabriknya bertepatan dengan selesainya pemotretan prewedding keduanya. Danisha dan Dima yang awalnya akan ikut serta menyusul ke Amerika pun harus mengurungkan diri. Dima bahkan ikut mengurusi salah satu pabrik milik perusahaan Augfar yang terbakar itu, karena memiliki saham di sana.Mengabaikan rasa jet-lag yang mendera, Augfar langsung menuju lokasi pabrik yang terbakar, sedangkan Clarista kembali ke apartemennya untuk beristirahat.*Augfar : Kamu udah makan, Sayang?*Clarista: Ck, yang harusnya tanya kayak gitu tuh aku kali. Kamu udah makan belum? Gimana urusan kamu di sana? Semua baik-baik aja,