Share

BAB 5

last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-05 15:11:10

“Baiklah, mari dengarkan penjelasanku lebih lanjut,” kata Fenrir.

Rashva mengangguk.

“Dalam Mirrorverse, para Kyrios yang bersatu dengan Daimon mereka bertarung untuk memperebutkan kekuatan dan kekuasaan, kami juga mengincar keabadian. Kami saling membunuh terkadang juga untuk menyerap kekuatan. Jika seorang Kyrios A membunuh Kyrios B, maka Daimon yang dimiliki Kyrios B, serta merta berpindah menjadi milik Kyrios A. Ia menjadi budaknya. Menghamba kepada Kyrios itu. Tapi jika Daimon itu tidak mau menghamba kepada orang lain, maka ia akan lebih memilih mati bersama Kyriosnya.”

“Apa itu Kyrios?” tanya Rashva.

“Kyrios itu adalah manusia yang telah mampu berinteraksi dengan Daimonnya. Tidak hanya berinteraksi, mereka juga mampu mengendalikan Daimon mereka. Bahkan dapat bersatu dengan Daimon itu,” jelas Fenrir.

“Oh jadi Kyrios itu sejenis manusia yang bisa Henshin dan Gattai dengan Daimonnya. Menarik.”

Henshin dan Gattai adalah istilah dalam film-film superhero Jepang. Henshin artinya berubah, dan Gattai artinya bergabung.

“Jadi Kyrios itu saling membunuh agar bisa menguasai Daimon milik Kyrios lain?” tanya Rashva lagi.

“Bisa dibilang begitu. Tapi jika Daimon itu lebih lemah, maka biasanya Daimon itu dibunuh juga agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Karena Daimon hanya bisa dikombinasikan dengan type yang setingkat. Misalnya aku tidak bisa dikombinasikan dengan Daimon type dibawahku. Harus dengan sesama Type Omega.”

“Wah, ribet juga ya dunia kalian ini. Wkwkwkwkw,” tawa Rashva.

Lama ia berpikir. Lalu ia teringat sesuatu.

“Sebentar….sebentar, kau bilang kan setiap manusia lahir pasti didampingi Qarin atau Daimon. Nah, katanya kau adalah Daimon dari leluhurku ratusan tahun yang lalu. Nah, berarti kan aku memiliki Daimonku sendiri yang lahir bersamaku. Di mana dia sekarang?”

“Daimonmu yang asli sudah kubunuh. Ia terlalu lemah untuk mendampingimu. Type Beta.”

“Apaaaaaaaa???”

Fenrir hanya tertawa, “Maaf. Tapi ia tidak berguna untukmu. Hahahaah!”

“Kau juga membunuh Daimon ayahku?”

“Tidak. Daimonnya adalah seorang Omega juga sehingga kami bergabung. Tetapi ia mati saat ayahmu mati juga.”

“Jadi jika seorang Kyrios memiliki banyak Daimon yang dipeliharanya, ia akan jadi semakin kuat kan?” Rashva bertanya lagi.

“Jumlah type Omega yang bisa dikumpulkan seorang Kyrios adalah 3. Lebih dari itu tubuhnya tidak akan kuat dan dia akan digerogoti oleh kekuatannya sendiri. Type di bawah itu misalnya Alpha, Sigma, dan Beta bisa lebih banyak.”

“Bagaimana jika seorang Kyrios mampu mengalahkan seorang Omega lagi, padahal ia sudah punya 3 Omega?”

“Biasanya ia akan membunuh salah satu Omeganya yang lama. Karena Omeganya yang baru pasti lebih kuat, sehingga lebih menguntungkan baginya untuk membunuh salah satu yang lama, dan mengganti dengan Omega yang lebih baru.”

“Oh, jadi begitu…,”

Fenrir mengangguk.

“Jadi apa tujuan para Kyrios dan Daimon bertarung?” tanya Rashva. Masih ada banyak pertanyaan yang ingin disampaikannya.

“Tujuannya jelas kekuatan dan kekuasaan. Dunia Mirrorverse sangat luas. Ada benda-benda pusaka yang membuat kami sangat kuat dan tak terkalahkan. Seperti pedang, perisai, armor, pil ajaib, dan lain-lain. Ada kitab-kitab yang memuat ilmu-ilmu pertarungan dan peperangan. Siapa yang menguasainya akan menjadi jauh lebih sakti. Tetapi tujuan utama kami dengan menjadi terus lebih kuat, adalah kami ingin mencapai hidup abadi. Tidak dapat mati walaupun dibunuh dengan cara apapun.”

“Hmmm, jadi seperti itu,” Rashva mengangguk-angguk. Ia bertanya lagi, “Katamu aku Kyrios yang sangat kuat. Tetapi mengapa di duniaku aku di-bully dan lemah?”

“Karena Kesadaran Kosmis mu belum terbuka. Boleh dibilang Mata Ketiga mu belum terbuka.”

“Mata Ketiga? Third Eye, ya?”

“Benar. Saat Third Eye mu sudah terbuka, kau akan dapat melihat semesta dengan kesadaran penuh. Bukan kesadaran 5 inderamu saja, tetapi indera ke-6 dan juga ke-7,” tukas Fenrir.

“Oh, apa itu indera ke-6 dan 7 itu apa?”

“Indera ke-6 adalah perasaan dan intuisi, insting dan naluri. Dan kau memiliki indera itu walaupun belum terasah dengan baik. Kau selalu memiliki intuisi yang baik mengenai seseorang. Kau dapat menebak jalan pikirannya. Kau dapat mengerti sesuatu tanpa harus diucapkan oleh orang lain. Itu adalah indera ke-6.”

“Ya, aku juga merasa seperti itu,” seru Rashva.

“Nah, indera ke-7, adalah kemampuan memkombinasi seluruh inderamu sehingga kau dapat melihat menggunakan telinga, dapat mendengar dengan menggunakan mata, dapat merasakan dengan menggunakan objek atau benda-benda di alam. Jika sudah seperti itu, kau menjadi seorang Kyrios!”

“Aku ingin menjadi seorang Kyrios. Aku bosan menjadi orang yang lemah! Aku bosan menjadi orang yang menyedihkan!”

“Nah! Itulah kenapa tadi aku membiarkanmu dikeroyok. Agar memunculkan semangatmu yang seperti ini!”

“Baik,” angguk Rashva, “Aku mengerti sekarang!”

Lalu dengan penuh semangat ia berkata, “Mari kita mulai, Fenrir!”

“Mari!”

Lalu Fenrir berkata, “Pertama-tama, kita harus membuka Mata Ketiga-mu. Dengan begitu, kau baru bisa mengakses Indera ke-6 dan kemudian meningkat ke indera ke-7 mu. Jika sudah bisa mengakses 7 Indera, baru kita akan dapat menjalani latihan. Setelah seluruh latihanmu selesai, barulah kau dapat menjadi Kyrios,” jelas Fenrir.

“Buka mata  ketiga, latihan dengan tujuh indera, lalu setelah itu jadi Kyrios. Oke, kedengarannya tidak terlalu repot, Wkwkwkwkw.”

Fenrir ikut tertawa. Ia berkata, “Untuk dapat membuka Mata Ketiga, kau harus mengalami sakit yang sangat berat. Sakit yang membuatmu sekarat, antara hidup dan mati. Jika kau kuat dan mampu bertahan hidup, maka Mata Ketigamu akan terbuka. Tetapi jika kau tidak kuat, kau akan mati karena sakitmu. Apakah kau bersedia?”

Rashva tidak perlu berpikir lama. Sudah sejak dahulu ia berpikir hidupnya ini tidak ada gunanya. Hidup yang selalu menderita. Kalaulah menambah satu penderitaan lagi pun tidak apa-apa. Jika lulus, ia jadi pendekar. Jika tidak lulus, ia akan mati.

Mati pun bukan sesuatu yang menakutkan. Ia malah sering memikirkan hal itu.

“Tentu saja bersedia.”

Cling!

Cahaya muncul dan Rashva kini sudah kembali lagi terpuruk di lantai kantor. Tubuhnya terasa sakit semua.

Heran kenapa tadi saat di dunia Mirrorverse ia tidak merasakan sakit seperti ini.

Dengan lemah ia mencoba melihat keadaan sekitar.

Sudah sepi. Para pengeroyoknya sepertinya sudah kabur semua. Tetapi meja-meja dan seisi kantor telah berantakan seolah baru terkena badai.

Rashva merasakan tubuhnya menjadi semakin lemah.

Lalu kesadarannya menghilang.

***

Sudah 3 bulan ini Rashva sakit.

Ibunya sampai harus ikut pindah ke kost itu untuk dapat merawatnya. Sakit yang muncul akibat pemukulan dan pengeroyokan yang dilakukan oleh pacarnya Vasya. Rashva bahkan tidak tahu nama-nama mereka.

Yang ia tahu, ia sudah mencoba menuntut mereka lewat jalur hukum, melalui seorang pengacara yang dikenal ibunya. Tetapi ketika tuntutan itu bahkan tidak digubris pihak yang berwajib. Ia hanya diberikan ganti rugi uang yang tidak seberapa sebagai kompensasi atas cidera yang dialaminya.

Jahat gak sih?

Tentu saja jahat.

Tapi orang kecil seperti Rashva dan ibunya bisa apa coba?

Keadilan memang hanya milik mereka yang punya uang.

Kini Rashva terbaring di kost. Ginjal dan livernya rusak akibat pemukulan itu. Tubuhnya sudah menguning. Kesadarannya pun sudah jauh berkurang. Ibunya yang terus berada di sampingnya hanya bisa berdoa sambil menitikkan airmata.

“Ibu jangan menangis. Rashva akan sembuh. Sabar ya, Bu,” kata Rashva menenangkan hati ibunya. Padahal dirinya sendiri sudah payah. Pandangannya sudah sangat kabur.

Dalam keadaan seperti ini, tahu-tahu muncul sebuah bayangan di belakang ibunya.

“Fenrir? Kau sudah datang?” kata Rashva sambil tersenyum.

Ibunya yang tidak memahami keadaan, mengira Rashva sedang mengalami sakratul maut. Biasanya orang yang sekarat atau sakit keras akan berbicara yang tidak-tidak. Kadang dianggap mengigau. Terkadang pula ada yang menganggap mereka memang sedang melihat makhluk-makhluk aneh. Dalam kepercayaan tertentu malah ada yang mengatakan bahwa mereka melihat malaikat  maut.

“Va…, nyebut Va…,” kata Ibunya.

“Rashva gak papa kok, Bu. Percaya ya bu,” ia masih bisa tersenyum. Tubuhnya sudah menguning. Matanya cekung. Rashva kehilangan 40 Kg dalam 3 bulan.

Amin..Amin, Va. Ibu tidak berhenti berdoa.”

Begitu selesai ibunya berbicara, terdengar suara Fenrir yang tentu saja hanya Rashva yang bisa mendengarnya.

“Saatnya sudah tiba, inilah titik puncaknya. Apakah kau akan selamat atau tidak, itu adalah takdir yang hanya Tuhan yang tahu.”

“Baiklah. Aku sudah siap, Fenrir,” jawab Rashva.

“Kamu bicara apa sih, Va? Ibu jadi sedih loh,” airmata sang ibu semakin deras.

“Bu, Rashva mau pamit sebentar. Kalau seumpama Rashva balik, Alhamdulillah pasti sehat lagi. Tapi kalau seumpama Rashva gak balik, Rashva minta ampunan dan doanya ya, Bu.”

“Duh, Nak.., jangan bicara begitu. Kamu itu tidak pernah punya salah terhadap ibu. Justru ibu yang banyak salah sama kamu.”

Berapa banyak orang tua yang memiliki kebasaran hati seperti ini?

Berapa banyak anak yang mau meminta maaf kepada orang tuanya?

Jika bukan karena perpisahan dan kesedihan, apakah hati seseorang akan terbuka?

Jadi apakah kesedihan, perpisahan, dan kematian, adalah cara kehidupan untuk melembutkan hati seseorang?

Entahlah. Hanya mereka yang telah benar-benar memahami hidup yang mampu menjawabnya.

“Rashva pamit ya, Bu. Insya Allah ketemu lagi,” ia tersenyum. Matanya tertutup. Wajahnya yang masih nampak kesakitan, sepertinya tidak lagi menahan kepedihan. Seolah segala sakit yang ditanggungnya telah dibuang begitu saja.

“Innalilahi wa Inna ilaihi Rojiun, Va…Ya Allah, Va…Rashva…,”

Rashva melihat cahaya yang sagat menyilaukan datang menyedotnya. Ia ingat perasaan dan kejadian ini. Ia pasti akan dibawa kembali ke Mirrorverse.

Tetapi ia keliru. Dunia ini sama sekali gelap. Dan ada seberkas cahaya jauh di ujung sana.

Di hadapannya, Fenrir sudah menunggu.

“Aku di mana ini? Bukan Mirrorverse ya?” tanya Rashva.

“Bukan. Kau berada di Alam Roh. Di sini kau berada di antara hidup dan mati,” jelas Fenrir.

“Apakah aku berhasil?”

“Kau hampir berhasil, kurang satu hal lagi,” kata Fenrir.

“Baiklah. Apa yang harus aku lakukan sekarang?” tanya Rashva.

“Kau harus pergi ke sana. Ke arah cahaya di ujung sana itu. Jika kau berhasil sampai ke sana sesuai dengan waktunya, kau akan kembali ke duniamu dan akan segera sehat kembali. Jika kau gagal, kegelapan di dunia ini akan memakanmu.”

“Baiklah. Kapan aku bisa mulai?”

“Sekarang!”

“Sialann!” Rashva segera berlari dengan kencang menuju cahaya.

Apakah ia akan berhasil?

Fenrir sendiri tidak yakin. Ia bahkan berbalik badan dan tak ingin melihat apa-apa.

Bab terkait

  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 6

    Rashva berlari dan berlari.Cahaya itu terasa jauh sekali.Rashva teringat lagi akan kehidupannya sendiri.Semenjak dahulu, yang ia temukan hanyalah kekecewaan. Impiannya tidak ada yang menjadi kenyataan. Harapan selalu tinggal harapan.Mulai dari ditinggal pergi ayahnya yang hilang di medan perang. Lalu kekecewaan saat kuliah di jurusan yang tidak diminatinya, karena ternyata ia tidak diterima di jurusan yang diharapkannya. Teman-teman akrabnya yang hanya sedikit sekali dan kini mereka sudah berada di lain kota. Kehidupan di dunia maya yang penuh kepalsuan yang membuatnya bosan. Belum lagi percintaan yang selalu gagal.Akhirnya bermain game adalah satu-satunya pilihannya untuk lari dari kekecewaan ini. Di dunia game, setidaknya ia bisa memenangkan sesuatu. Menyelesaikan tugas atau melawan musuh yang kuat. Dia suka dengan game strategi di mana ia harus mengatur siasat dan taktik dalam menghadapi lawan. Juga suka game fighting di mana ia harus menemukan jurus dan cara untuk mengatasi l

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-05
  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 7

    Entah sudah berapa lama Rashva berlatih. Waktu dan jam di dunia paralel ini memang sangat berbeda. Sekian lama ia berlatih mengucurkan keringat, bahkan terkena sambaran kuku dari Fenrir yang terus menerus mengujinya, membuat Rashva menjadi semakin bersemangat. Karena ia merasakan kemajuan yang sangat pesat.“Sekarang kita coba.”Giliran Rashva yang mengangguk.“Pejamkan matamu,” perintah Fenrir.Rashva mengikuti perintahnya.Tahu-tahu Rashva merasakan ada pukulan dari sebelah kanannya. Dengan refleks ia menghindar.“Bagus! Kau sudah bisa merasakan serangan lawan berkat indra ke-6 mu. Perhatikan lagi!” seru Fenrir.Kali ini Fenrir berpindah tempat dan memukul lagi dengan kaki depannya. Jika pada awal-awal latihan Rashva masih terkena serangan Fenrir, kini ia sudah dapat menghindarinya dengan sempurna.“Bagus!” kata Fenrir.“Okee!”Lama sekali mereka berlatih. Entah berapa lama.“Aku harus kembali ke dunia nyata. Kasihan Ibu menungguku. Sudah berapa lama ini aku pergi.”“Ada perbedaan w

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06
  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 8

    “Apa yang terjadi?” tanya Rashva.“Ia rindu kepada istrinya di dunia nyata. Maka ia memutuskan untuk kembali ke dunia nyata, dan meninggal sebagai orang biasa,’ jelas Fenrir.“Dan itu pasti menimbulkan kehebohan tersendiri di Mirrorverse. Perebutan kekuasaan dan kekacauan….,” kata Rashva lirih.“Benar sekali. Itulah yang terjadi. Setelah sekian lama Mirrorverse tenang dan damai karena dipimpin oleh Kaisar Agung Zeon, kemudian menjadi hancur karena masing-masing pihak berebut kekuasaan. Kehancuran dan puing-puing yang kau lihat ini di sekelilingmu, adalah dikarenakan perang besar itu.”“Dan perang itu masih terjadi hingga kini?” tanya Rashva.“Ya. Para Kyrios dan Daimon semuanya masih tergiur dengan kekuasaan menjadi Kaisar Agung.”“Ceritakan tentang kehebatan leluhurku itu,” pinta Rashva.“Ia sangat menguasai ilmu pedang. Meskipun ia berdarah Jepang, leluhurnya berasal dari China daratan. Konon setahuku, leluhurnya adalah sang pendekar terkenal Guan Yu. Berdasarkan darah keturunan ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 9

    “Apa yang terjadi?” tanya Rashva.“Ia rindu kepada istrinya di dunia nyata. Maka ia memutuskan untuk kembali ke dunia nyata, dan meninggal sebagai orang biasa,’ jelas Fenrir.“Dan itu pasti menimbulkan kehebohan tersendiri di Mirrorverse. Perebutan kekuasaan dan kekacauan….,” kata Rashva lirih.“Benar sekali. Itulah yang terjadi. Setelah sekian lama Mirrorverse tenang dan damai karena dipimpin oleh Kaisar Agung Zeon, kemudian menjadi hancur karena masing-masing pihak berebut kekuasaan. Kehancuran dan puing-puing yang kau lihat ini di sekelilingmu, adalah dikarenakan perang besar itu.”“Dan perang itu masih terjadi hingga kini?” tanya Rashva.“Ya. Para Kyrios dan Daimon semuanya masih tergiur dengan kekuasaan menjadi Kaisar Agung.”“Ceritakan tentang kehebatan leluhurku itu,” pinta Rashva.“Ia sangat menguasai ilmu pedang. Meskipun ia berdarah Jepang, leluhurnya berasal dari China daratan. Konon setahuku, leluhurnya adalah sang pendekar terkenal Guan Yu. Berdasarkan darah keturunan ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 10

    Cahaya putih berkilauan menyelimuti tubuhnya. Ketika cahaya itu hilang, kini sosok yang muncul adalah seorang dengan tinggi 2,5 meter. Kepalanya seperti seekor serigala dengan rambut seputih salju yang tebal dan lebat. Tetapi wajahnya menggambarkan manusia yang sangat tampan.Di pundaknya terdapat sebuat armor berwarna putih keperakan. Armor itu seolah bersatu dengan surai rambut di lehernya. Menciptakan sosok yang majestic, agung, dan sekaligus menakutkan.Di dada sampai perutnya terdapat armour berwarna bagaikan es. Seperti transparan namun ada nuansa putih dan peraknya.Lengannya berbulu lebat seperti serigala. Di lengan itu terpasang pula armor dan gauntlet yang memukau. Ada ukiran-ukiran figur dan huruf kuno.Ia memiliki ekor yang tersembul keluar dari armornya. Rashva baru tahu ternyata ekor ini berfungsi bagaikan radar untuk mendeteksi lawan yang berada di belakangnya.Tampilan Rashva yang telah bergabung dengan Daimon Fenrir kini terlihat sangat gagah. Seperti pendekar siluman

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 11

    “Kamu bisa memanah, Mas Bro?” tanya Rashva “Tentu saja tidak,” jawab Fenrir sambil tertawa. “Wah, ambyar wes. Gak papa lah dicoba dulu aja,” kata Rashva. “Nah begitu dong semangatnya,” tawa Fenrir. Saat keadaan ruangan itu berganti, tahu-tahu di depan mereka sudah muncul busur dan panah-panahnya. Ada juga tombak dan berbagai macam senjata jarak jauh lainnya. Rashva memang pernah melihat cara orang memanah. Tetapi ia belum pernah mencoba sendiri. Hatinya ketar-ketir juga saat ini. Dari depan meluncur deras berbagai macam bebatuan. Jumlahnya sangat banyak. “Gileeee! Ini dipanah semua?” “Ya iya lah, emang mau dimakan?” tawa Fenrir. Rashva menghela nafas. Ia memusatkan perhatiannya. Dia memperhatikan akhir-akhir ini jika ia memusatkan perhatiannya, ia dapat melakukan hal-hal yang rumit dengan gampang. Bebatuan meluncur dengan deras. Ukuran berbeda-beda. Rashva dan Fenrir yang sekarang berada dalam form Rasvarg itu tidak memperdulikan jika bebatuan-bebatuan itu menghempas mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 12

    “Ayo Fenrir, kita kembali ke Hunter;s Guild,” ajak Rashva.“Oke!”Cling!Rashva kini sudah kembali berada di dalam toilet yang ditiggalkannya.Setelah keluar, ia memilih ke tempat bartender. Rupanya sang bartender adalah sesosok Elf perempuan yang sangat cantik.“Halo! Selamat datang di Hunter’s Guild. Anda ingin menginap atau memesan makanan?” tanya Elf bartender itu.“Saya ingin memasan makan dulu. Lalu setelah itu memesan kamar untuk menginap.”“Baik. Mau pesan makanan apa?”“Saya ingin memesan makanan dan minuman yang paling spesial di sini.”“Oh? Baik. Kami punya daging brontosaurus bakar. Sedangkan minumannya ada sari bunga Ambrosia. Seluruhnya total 2 Ingot.”“Wew, mahal juga ya untuk ukuran dunia nyata. Bisa ngasih makan 100 orang,” bisik Rashva dalam hati.“Untuk menginap, saya ingin kamar yang biasa saja,” kata Rashva.“Baik. Mau untuk berapa hari?” tanya si Elf.“Mmmm, 7 hari saja dulu.”“Baik. Seluruhnya jadi 70 ingots.”Setelah membayar total pengeluarannya, Rashva bertan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 13

    Perjalanan terasa menyenangkan. Sepanjang jalan pemandangannya sangat aneh dan indah. Rashva belum pernah melihat warna-warni dunia seperti ini. Dipenuhi warna-warni cerah yang berpadu dengan warna hitam yang gelap.Dua rembulan di atas langit berwarna biru dan hijau, dengan latar belakang langit gelap. Bintang-bintang terlihat beraneka macam warna. Terkadang cahaya kedua rembulan itu tertutup puing-puing bangunan yang melayang-layang di angkasa.[“Sebenarnya apa yang menyebabkan puing-puing itu melayang di atas sana? Apakah karena gravitasi di sini berbada dengan di dunia nyata?]” tanya Rashva.Fenrir yang masih “sembunyi” dalam tubuh Rashva menjawab, [“Ya benar sekali. Puing-puing yang bertaburan banyaknya itu adalah sisa-sisa benteng dan kastil serta istana-istana di jaman lampau. Peperangan besar perebutan kekuasaan telah membuat bangunan-bangunan megah itu hancur dan melayang-layang di angkasa.”][“Ah jadi ingat game Tears of the Kingdom di Nintendo Switch.”]Fenrir tidak menjawab

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14

Bab terbaru

  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 65

    Pagi belum lagi tiba.Rashva mimpi itu lagi.Naga menelan matahari. Lama-lama ia menjadi sangat terbiasa. Karena malas untuk kembali tidur, Rashva memutuskan untuk pergi ke dapur saja untuk memasak. Selama beberapa hari ini Rikka yang selalu memasak untuk mereka. Kasihan juga jika ia selalu berkutat di dapur saja setiap hari.Saat menyusuri lorong, dilihatnya kamar Rikka ternyata masih terbuka. Ada terang cahaya lilin yang menyinari kamar itu. Ia berdiri di depan pintu kamar dan melihat gadis itu sedang menjahit sesuatu.“Rikka belum tidur? Sedang menjahit apa?”“Rikka membuatkan pakaian untuk Tuan,” jawabnya dengan pandangan yang aneh.“Untuk apa kau membuatkan pakaian untukku? Aku masih punya banyak,” tawa Rashva.“Kemarin Tuan membawa satu peti besar penuh dengan pakaian, perhiasan, dan berbagai macam benda lainnya. Tetapi Rikka lihat tak ada satu pun barang yang Tuan beli untuk Tuan sendiri.”Rashva tersenyum pahit. Katanya, “Aku memang tidak perlu banyak barang. Bagiku yang ada s

  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 64

    “Dalam ilmu peperangan, yang paling penting adalah data dan informasi mengenai lawan. Saya tahu saat ini kita masih buta dengan kekuatan lawan. Di mana benteng mereka, dan logistik apa yang mereka punya. Oleh karena itu saya mengajukan diri untuk mencari informasi. Kami para Kitsune mempunyai jaringan sendiri dan bisa saling berkomunikasi.”Lanjut Kitsune itu, “Nanti jika kita sudah mendapatkan informasi yang lengkap, baru kita mengirim Bhiksu Ben untuk menginfiltrasi benteng mereka melalui alam rohnya. Untuk saat ini saya perlu beristirahat satu hari penuh, dan besok sudah mulai bisa bergerak. Itu pun jika diijinkan Rashva-sama.”“Tentu saja kuijinkan, Miku. Malah aku dan teman-teman semua sangat berterima kasih atas bantuanmu,” kata Rashva.Akhirnya mereka memutuskan satu hari itu untuk “libur”. Sama sekali tidak melakukan apa-apa. Tetapi Rashva memilih berlatih di Ruang Latihan. Fenrir dan Icara duduk di samping dan hanya memperhatikan majikan mereka berlatih.“Apakah gerakanku sud

  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 63

    Mereka pulang.Rashva membawa satu kontainer besar yang berisi pakaian dan macam-macam keperluan mereka. Mulai dari bahan makanan, bahan bangunan, dan perobatan. Ada juga berbagai macam kain dan benang yang mahal.Rikka memilih-milih barang dengan senang. Ia sangat suka menata rumah dan juga menjahit. Itu adalah ketrampilan yang sudah dipelajarinya sejak kecil.Bhiksu Ben tidak banyak memilih barang. Ia hanya mengambil satu karpet dan sebuah sepatu kulit.Miku ternyata sudah kuat berjalan-jalan dan ia memilih-milih barang juga untuk kamar barunya yang sedang dipersiapkan Rikka. Saat ditunjukkan Kimono untuknya, matanya terbelalak.“Hikizuri ini mahal sekali!”Hikizuri adalah sejenis kimono yang biasa dipakai oleh para Geisha. Ava memperhatikan dulu saat pertama kali bertemu Miku, Siluman Rubah itu memang mengenakan Kimono jenis ini.Ada bermacam-macam kimono untuk Miku. Hampir semuanya berwarna merah. Ia memang suka warna merah. Hatinya trenyuh sekali mendapatkan semua kebaikan ini. I

  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 62

    “Selamat pagi Bhiksu Ben. Bagaimana hasil penyelidikan semalam?” tanya Rashva.“Masih belum mendapatkan hasil. Siang nanti saya akan pergi menyelidiki lagi.”“Baik. Kalau begitu silahkan sarapan dulu. Sambil dengarkan kami bercerita.”Rashva kemudian menceritakan tentang kejadian dengan Miku dan keadaan yang sekarang terjadi di Teranthe. Bhiksu itu mendengar dengan seksama.Setelah sarapan selesai Rashva berkata, “Ava, kau ikutlah aku pergi berbelanja ke Shangrilla. Kita juga bisa memantau perkembangan kabar saat di sana.”Gadis itu mengangguk dan mereka segera berangkat.Begitu sampai di Shangrilla, Rashva mengajak ke pusat perbelanjaan dan meminta Ava memilihkan baju untuk Miku.“Nona Miku kan selalu mengenakan Kimono. Mari kita ke tempat yang berjualan Kimono. Aku tahu tokonya,” kata Ava.Tempat yang dituju mereka ternyata sangat besar dan megah. Terdiri dari 7 lantai. Namanya Hakka, menjual segala jenis pakaian. Rashva terpesona juga saat memasuki tempat itu. Segala macam jenis pa

  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 61

    Matahari perlahan muncul dari balik gelap malam.Rashva tersenyum. Hari baru adalah harapan yang baru. Kesempatan yang baru. Selama ada matahari pagi, selama itu juga seluruh makhluk hidup memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik.Begitu ia menoleh kembali ke arah pembaringan, dilihatnya Nona Hayami Miku telah kembali ke wujud manusianya.Untung sebelumnya Rashva sudah menutupi tubuhnya denganselimut, tetapi tetap saja bagian-bagian tubuh nona itu sedikit terlihat.Dalam sekilas pandang itu saja, Rashva secara tidak sengaja telah melihat seluruh tubuh Nona itu. Kulitnya begitu terang seperti warna susu. Badannya montok dengan lekuk-lekuk yang begitu indah. Rambutnya kuning pirang panjang sampai ke punggung.Segera Rashva membuang muka dan bertanya, “Nona sudah pulih?”“Berkat bantuan Rashva-sama dan Rikka-chan, hamba sudah pulih 70 persen,” jawab Nona itu. Suaranya masih lemah, namun terdengar sangat merdu.“Baik. Harap Nona tunggu di sini saya akan mencarikan pakaian untuk Nona,”

  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 60

    Rashva terbangun karena kaget.Ia menceritakan mimpinya kepada Fenrir dan Icara.“Bagaimana bentuk jurang itu, Tuan?” tanya Icara.Rashva menjelaskannya dengan sangat detail. Karena mimpi itu terasa begitu nyata olehnya.“Saya tahu tempat itu. Jurang itu adalah salah satu tempat pelarian bagi Raja jika terjadi sesuatu. Hanya saya dan Hayami-san yang mengetahui tempat itu.” jawab Icara.“Aku tidak yakin ini hanya mimpi,” kata Rashva.“Hayami-san memang memiliki kemampuan untuk memasuki mimpi orang,” kata Icara.“Oh, ya. Aku pernah baca memang katanya Siluman Rubah ekor 9 bisa masuk ke dalam mimpi manusia.”Fenrir dan Icara sudah paham maksud tuan mereka.“Kita harus pergi ke jurang itu. Hanya sekedar memastikan bahwa mimpi itu benar atau tidak.”“Baik,” kata kedua Daimon itu bersamaan.Rashva segera mengganti baju dan berteleportasi ke tempat yang diketahui Icara itu.Benar saja.Di dalam jurang itu, terdapat sebuah gubuk kecil yang sudah reot. Tidak ada lampu yang menyala di sana teta

  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 59

    Akhirnya pulang.Rashva sangat menikmati beberapa hari ini tidak melakukan apa-apa. Setelah petualangan dan misi yang mendebarkan, akhirnya ia bisa beristirahat dengan santai. Setiap hari ia dan Bhiksu Ben hanya berbelanja kebutuhan untuk memperbaiki kastil yang memang awalnya berupa puing-puing yang melayang-layang di angkasa. Sementara Rikka dan Ava yang memasak dan membersihkan tempat itu.Kini Kastil itu sudah menjadi rapih kembali, dan sudah dapat disatukan kembali. Walaupun masih belum sempurna setidaknya Kastil itu sudah sangat nyaman di bagian dalamnya. Bagian luarnya memang mereka biarkan berantakan dan terlihat hancur. Hanya untuk menjaga-jaga supaya tidak ada orang atau makhluk yang datang ke tempat.Kondisi kesehatan Ava juga sudah pulih seluruhnya. Tubuhnya tidak lagi mengalami kejang dan getaran hebat. Ia juga sering melakukan semedhi untuk mengendalikan kekuatan di dalam tubuhnya.Suatu hari saat mereka sedang menikmati makan malam, Ava berkata, “Teman-teman ingat, buka

  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 58

    Sesampai di istana Wirasura, Rashva langsung menceritakan semua yang terjadi.“Hmmm. Tunjukan jurus barunya itu kepadaku,” kata Wirasura penasaran.Rashva mengiyakan dan segera menyerang. Melihat gerakan ini Wirasura sangat terpesona.“Berapa lama ia memecahkan serangan ini?” tanyanya.“Mungkin sekitar 4 sampai 5 jam ia bertapa. Baru kemudian ia memanggil hamba untuk bertarung kembali.”“Baik. Kau tunggu. Aku harus bertapa pula untuk mencari pemecahan jurus yang rumit itu!”Habis berkata begitu, Wirasura langsung duduk dan bertapa. Persis seperti yang dilakukan Gitasuri sebelumnya. Setelah itu Wirasura memanggil Rashva dan mengajarkan jurus penangkal dari jurus Gitasuri. Kemudian Rashva berangkat lagi menggunakan teleportasi ke istana Gitasuri untuk menunjukkan jurus itu.Kejadian ini terjadi terus berulang-ulang hingga 7 hari. Para Asura itu sama-sama tidak mau kalah dengan ilmu masing-masing. Yang mengherankan, ternyata tenaga Rashva samasekali tidak terkuras. Tentu ini karena 3 ilm

  • RASHVA: LEGENDA PENAKLUK IBLIS   BAB 57

    Masakan sudah terhidang. Aromanya yang wangi membuat hidung para kepala Asura bergerak-gerak dengan semangat menggebu-gebu.“Hoo! Rupanya kau bisa masak betulan. Mari sini kita coba!”Rashva membawakan nampan besar berisi daging rusa emas yang amat besar. Sudah dipanggang dengan beberapa dedaunan dan biji-bijian yang ia temukan di padang rumput dan hutan. Bahkan ia juga mencampur rumput Yao ke bumbu racikannya.“Wah! Enak sekali! Sungguh enak sekali!” puji Asura itu. Ia makan dengan sangat lahap. Fenrir juga kedapatan bagian. Bahkan Rashva juga memasak rerumptuan Yao untuk Icara yang memang tidak makan daging.Sebelum makanan itu habis, Rashva berkata, ”Hamba juga sudah menyisakan sedikit untuk gadis-gadis teman Mahaguru ini.”“Gadis-gadis ini? Hahahahahah! Hahahahahahah!”Asura itu tertawa. Lalu gadis-gadis yang menggelayut di badan mereka tahu-tahu menghilang dalam balutan percikan cahaya berwarna-warni seperti pelangi.‘Mereka tidak nyata. Kami menciptakan bayangan mereka hanya ag

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status