Beranda / Romansa / RANTAI CINTA MAFIA KEJAM / Bagaimanapun caranya

Share

Bagaimanapun caranya

Penulis: Chatrin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-19 19:01:25

Jia duduk diam di tempatnya, menatap cangkir di tangannya yang mulai mendingin. Kata-kata Revandro tadi terus terngiang di kepalanya, seperti sebuah melodi yang enggan berhenti. "Kau adalah seseorang yang kubutuhkan." Kalimat itu, meskipun terkesan sederhana, membawa makna yang lebih besar daripada yang ia ingin akui.

Namun, pikirannya terusik oleh nama Sila. Wanita itu selalu menjadi teka-teki baginya—terlalu licik, terlalu pintar bermain peran, dan terlalu sering berada di orbit Revandro. Jia tahu bahwa Sila tidak hanya bekerja untuk Revandro, tapi ada sesuatu yang lebih rumit di antara mereka, sesuatu yang sulit diabaikan.

Ketukan lembut di pintu membuyarkan lamunannya. Seorang pelayan masuk dengan ragu.

“Nona Jia, Tuan Revandro meminta Anda untuk bersiap. Dia ingin Anda menemaninya malam ini.”

Jia menatap pelayan itu dengan kening berkerut. “Malam ini? Ke mana?”

“Maaf, saya tidak diberi tahu lebih banyak. Tapi dia meminta Anda mengenakan sesuatu yang formal.”

Mata Jia menyipit. Fo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Penghianat

    Jia terdiam, mencoba mencerna kata-kata Revandro. Matanya mencari-cari tanda ketulusan di wajahnya, tetapi hanya menemukan ketegangan yang tidak biasa. Dia tahu Revandro serius, tetapi pertanyaannya adalah—seberapa jauh dia akan pergi demi melindunginya?"Bagaimanapun caranya?" Jia mengulangi, suaranya terdengar dingin. "Apa itu berarti membunuh lebih banyak orang lagi, Revandro?"Pria itu memutar kepalanya untuk menatapnya langsung. Matanya gelap, penuh dengan sesuatu yang sulit diuraikan. "Jika itu yang diperlukan, ya," jawabnya tanpa ragu.Jia menarik napas dalam, lalu memalingkan wajahnya ke jendela, melihat bayangan kota yang berlalu cepat. Dia tahu Revandro bukan orang biasa. Dia tahu pria itu hidup di dunia yang keras dan penuh darah, tetapi mendengarnya mengatakan hal itu dengan begitu tenang membuat dadanya sesak.“Bagaimana aku bisa percaya padamu?” Jia akhirnya bertanya, nadanya penuh dengan kebimbangan. “Setiap langkah yang kau ambil selalu menciptakan lebih banyak musuh.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Perimeter Barat diserang

    Jia menatap surat di tangannya, jari-jarinya gemetar halus meski wajahnya tampak mencoba mempertahankan ketenangan. Kalimat-kalimat pada surat itu sederhana, tetapi penuh ancaman yang tersembunyi di antara kata-kata halusnya. Surat itu berbicara tentang Jia, tentang masa lalunya, dan tentang sebuah rahasia yang selama ini tidak pernah dia ketahui.Dia mendongak, menatap Revandro yang berdiri bersandar pada meja, sikapnya tenang seperti biasa. Tapi mata pria itu, seperti lautan yang gelap dan dalam, menatapnya dengan intensitas yang tidak biasa. Jia menggenggam surat itu lebih erat, rasa frustrasi menjalari dirinya.“Apa artinya ini, Revandro?” tanyanya, suaranya rendah, tapi cukup tajam untuk membuat udara di ruangan itu terasa berat.“Artinya, kita sedang bermain dalam permainan yang lebih besar daripada yang kau sadari,” jawab Revandro dengan tenang, namun ada nada ancaman yang tidak terselubung di baliknya."Permainan apa?!" Jia melangkah maju, menabrak batas ruang pribadi Revandr

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Kebenaran yang menghancurkan segalanya

    Jia menatap surat itu lama, jemarinya gemetar meski ia berusaha tetap tenang. Surat itu membawa pesan lebih dari sekadar ancaman. Setiap kata terasa seperti pukulan yang mengingatkannya akan luka yang telah lama ia kubur.Pikirannya melayang ke masa lalu yang ia coba lupakan—sosok ayahnya, keluarga yang ia tinggalkan, dan kebenaran yang selalu ia hindari.Suara langkah kaki mendekat dari luar kamarnya. Jia dengan cepat menyembunyikan surat itu di balik bantal dan memasang ekspresi biasa. Pintu terbuka, dan Revandro muncul dengan ekspresi dingin, matanya tajam seolah bisa menembus apa yang disembunyikan Jia.“Kau terlihat tegang,” katanya tanpa basa-basi.“Tidak lebih dari biasanya,” jawab Jia dengan senyum tipis, meskipun ada ketegangan di suaranya.Revandro mendekat, tangannya dengan santai meraih dagu Jia, mengangkatnya agar mata mereka bertemu. “Apa yang kau sembunyikan dariku?”Jia tersenyum sinis. “Lucu, itu kalimat yang sama ingin kutanyakan padamu.”Revandro tertawa kecil, teta

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Rencana yang mulai terungkap

    Revandro memimpin langkah, menggenggam erat tangan Jia seolah dia adalah kompas terakhir yang akan membawanya ke tempat aman. Suara ledakan lain menggema, semakin mendekat, diikuti oleh gema langkah kaki yang tergesa-gesa. Para penjaga mansion berlarian dengan wajah tegang, tetapi tidak ada yang berani menghentikan Revandro.“Revandro, apa yang terjadi?” Jia bertanya, nadanya mencampur aduk antara rasa takut dan penasaran.Dia tidak menjawab. Sebaliknya, mereka berbelok tajam ke sebuah lorong gelap yang terlihat jarang digunakan. Jia memperhatikan dinding-dinding yang mulai berubah; bukan lagi batu mewah khas mansion, tetapi besi dingin dengan coretan yang tampak seperti kode.Saat mereka mencapai pintu logam besar, Revandro mengeluarkan sebuah kartu akses dari dalam jasnya. Tanpa bicara, dia menggesekkan kartu itu, dan pintu terbuka dengan bunyi mendesing.Jia tertegun ketika melihat apa yang ada di dalam. Ruang itu dipenuhi layar monitor, menampilkan berbagai gambar dari kamera keam

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Rasa takut dan ketertarikan

    Tubuh Jia terkulai di kursi kayu yang keras, napasnya tersengal-sengal. Kulitnya yang mulus kini dipenuhi luka dan lebam. Rasa sakit menusuk setiap inci tubuhnya, tetapi tatapan matanya tetap keras, meski pandangannya mulai kabur.Cambuk terakhir yang menghantam punggungnya tidak membuatnya berteriak. Sebaliknya, Jia hanya mendengus kecil, seolah mencemooh pria bertopeng yang berdiri di depannya."Kau pikir ini cukup untuk membuatku menyerah?" suaranya parau namun penuh determinasi, membuat si algojo tampak frustrasi."Lihat saja berapa lama kau bisa bertahan," balas pria itu dingin, mencambukkan tali kulit sekali lagi, meski kali ini tanpa energi.Sebelum pria itu bisa melanjutkan penyiksaannya, pintu besar di sudut ruangan berderit terbuka. Semua orang yang berada di ruangan itu langsung menegakkan tubuh, ekspresi mereka berubah ketakutan.Sosok seorang pria tinggi dengan jas hitam masuk dengan langkah tenang namun penuh wibawa. Wajahnya tidak asing bagi sebagian besar orang di ruan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Kepercayaan dari musuh

    Arvell membawa Jia kembali ke ranjang, dengan hati-hati menaruh tubuhnya yang ringkih ke atas permukaan lembut itu. Ia duduk di sampingnya, mengamati dengan seksama setiap gerakan Jia, seolah dia sedang berusaha membaca pikiran wanita itu.Jia yang merasa lemah hanya bisa memandangnya, matanya yang penuh kebingungan memandang pria yang sejak awal telah menolongnya, namun seakan juga menjerumuskannya ke dalam dunia yang lebih gelap. Tidak ada yang benar-benar bisa ia percayai sekarang. Hatinya kacau, dan meskipun tubuhnya sudah kelelahan, pikirannya terus berputar, mencari jawaban yang tidak pernah datang.Arvell menatapnya dengan tatapan yang sulit terbaca. "Apa yang kamu inginkan, Jia?" ujarnya dengan suara rendah, tapi penuh ketegasan. "Mengapa kamu melawan setiap hal yang aku lakukan untukmu?"Jia menarik napas, memaksakan dirinya untuk duduk lebih tegak meski tubuhnya terasa sangat lemah. Dengan suara serak yang sulit keluar, ia berusaha berkata, "Aku tidak tahu apa yang kau ingi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Keraguan yang merusak segalanya

    Jia melangkah dengan hati yang gelisah, menapaki jalan yang semakin jauh dari Arvell dan semakin dekat dengan kenyataan yang harus ia hadapi. Perasaan campur aduk terus menghantui pikirannya, namun ada satu hal yang tak bisa ia pungkiri: entah bagaimana, ia tahu bahwa ia tidak bisa melarikan diri begitu saja.Semakin ia berjalan, semakin berat langkahnya. Setiap detik yang berlalu terasa seperti beban yang semakin menumpuk di pundaknya. Tubuhnya lelah, namun lebih dari itu, hatinya terasa hampa. Ia merasa seolah sedang berjalan di antara dua dunia—satu yang penuh dengan kebebasan, dan satu yang penuh dengan pria bernama Revandro yang entah bagaimana bisa menariknya kembali.Ketika ia sampai di depan pintu mansion Revandro, ia berhenti sejenak. Sebuah napas berat keluar dari bibirnya, dan ia memejamkan matanya, mencoba merasakan keberanian yang sudah lama hilang. Akhirnya, tanpa banyak berpikir, ia mengetuk pintu besar yang membatasi dirinya dengan dunia luar, dunia yang sepertinya tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Kegilaan Jia

    Malam itu, angin bertiup lembut, membawa aroma dingin yang menusuk ke dalam mansion besar milik Revandro. Suasana terasa sepi, hanya terdengar suara langkah kaki Jia yang menggema di lorong panjang saat ia berjalan menuju ruang tamu. Tidak ada cahaya yang menyinari jalanan di luar, kecuali lampu-lampu redup yang tergantung di sepanjang jalan masuk mansion. Keheningan ini terasa menekan, seolah-olah malam ini ada sesuatu yang akan terjadi—sesuatu yang tak bisa ia hindari.Jia berhenti di hadapan jendela besar yang menghadap ke halaman depan, matanya terfokus pada mobil hitam yang terparkir di sana. Beberapa saat lalu, ia mendengar suara mesin mobil yang mulai hidup, dan sekarang, mobil itu perlahan bergerak menuju pintu keluar mansion. Revandro.Revandro, pria yang telah lama mengikatnya dalam lingkaran tak berujung, pria yang selalu ia coba hindari, tapi selalu menariknya kembali dengan cara yang tak terduga. Malam ini, dia akan pergi. Jia tahu itu.Tanpa memberi kesempatan untuk ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24

Bab terbaru

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Kisah yang bahkan dirinya tak pahami

    Jia merasa tubuhnya bergetar, bukan hanya karena ancaman yang nyata di depan matanya, tetapi juga karena kemarahan yang mulai membakar dirinya. Kenapa pria tua ini datang hanya untuk menghancurkan segalanya?Revandro menarik Jia ke belakangnya dengan gerakan protektif. "Kau tidak akan mendapatkan apa pun darinya. Kalau kau berani menyentuhnya, aku bersumpah, kau tidak akan keluar hidup-hidup dari sini."Pria tua itu tersenyum kecil, melangkah mundur dengan tangan di belakang punggungnya, seolah tak terganggu sedikit pun oleh ancaman Revandro. "Kau berpikir ancamanmu berarti sesuatu bagiku, Maxio? Kau mungkin kuat, tapi aku sudah hidup lebih lama dari yang kau tahu."Sementara itu, Arvell, yang diam-diam memperhatikan dari sudut ruangan, mulai menggerakkan pistolnya ke arah salah satu anak buah pria tua itu. Ia tahu waktunya sudah hampir habis—jika Jia tidak menyerahkan kotak itu, konflik ini akan berubah menjadi pembantaian."Jia," bisik Revandro, suaranya rendah namun cukup tegas unt

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Sebuah kotak

    Langkah Jia semakin cepat saat suara tembakan dan ledakan terus menggema di luar. Udara di lorong itu terasa berat dengan aroma mesiu, dan setiap langkahnya seolah membawa Jia lebih dekat ke dalam bahaya. Namun, di tengah kegelisahan yang mendera, tekad Jia semakin kokoh.Arvell berjalan di sisinya, wajahnya dingin dan penuh perhitungan. Meski jelas ia adalah sekutu sementara, Jia tak bisa mengabaikan fakta bahwa lelaki itu memancarkan aura bahaya yang setara dengan Revandro.Ketika mereka mencapai pintu keluar ke area gudang utama, mereka menemukan beberapa anak buah Revandro tengah bersembunyi di balik tumpukan peti. Salah satu dari mereka segera memberi laporan."Mereka sudah berhasil mendobrak gerbang utama. Revandro masih berusaha menahan mereka, tapi jumlah mereka terlalu banyak!"Jia merasa dadanya mencelos. Revandro sendirian?Arvell melirik pria itu dengan tenang. "Berapa banyak orang kita yang tersisa?""Kurang dari setengah. Sisanya sudah tumbang atau mundur.""Bagus," jawa

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Kerja sama?

    Ruangan itu penuh dengan ketegangan yang hampir bisa dirasakan. Jia mencoba mengatur napasnya, namun gemetar tubuhnya tak bisa ia hentikan. Revandro menggenggam tangannya erat, sementara Arvell berdiri dengan raut wajah yang gelap dan penuh amarah."Aku tidak percaya," Arvell memecah kesunyian. "Pria itu pasti berbohong. Dia mencoba mengadu domba kita dengan ceritanya."Revandro tidak menjawab. Tatapannya tertuju pada Jia, menunggu penjelasan, tetapi Jia hanya menggeleng pelan. "Aku sungguh tidak tahu apa yang dia bicarakan... tapi liontin itu..." Suaranya melemah, seolah hanya mengakuinya saja sudah menyakitkan."Liontin itu... terasa familier," sambungnya dengan suara bergetar."Familiar bagaimana?" tanya Revandro tegas."Aku tidak tahu," jawab Jia, frustrasi. "Aku tidak ingat! Tapi aku merasa... seperti itu pernah menjadi milikku.""Kau harus ingat, Jia!" Arvell berseru, langkahnya maju mendekati Jia. "Pria itu jelas tahu sesuatu. Jika kau tidak tahu apa yang kau simpan, kita semua

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   dikejar masa lalu

    Jia mundur perlahan, matanya tetap terpaku pada sosok Ignatius yang berdiri tegak di ujung jalan. Ia tidak tahu bagaimana pria itu bisa menemukannya, tapi kehadirannya jelas membawa ancaman.Dari dalam, suara langkah kaki Revandro mendekat. "Jia, kau baik-baik saja?" tanyanya, suaranya penuh kewaspadaan.Jia menoleh cepat. "Dia ada di sana," ujarnya lirih sambil menunjuk ke arah jalan.Revandro langsung bergerak, pandangannya menyapu tempat yang ditunjukkan Jia. Tapi jalanan itu kini kosong. Tidak ada siapa pun."Dia ada di sana, aku melihatnya!" Jia bersikeras, merasa seolah kehilangan akal sehatnya.Arvell muncul dari dalam ruangan dengan alis terangkat. "Apa yang terjadi di sini?""Jia bilang dia melihat Ignatius," jawab Revandro, matanya masih waspada, menyisir setiap sudut.Arvell mendekati Jia, mengamati ekspresinya dengan saksama. "Dia ada di sini? Kau yakin itu dia, Jia?"Jia mengangguk ragu. "Aku melihatnya. Dia berdiri di sana... tersenyum padaku."Arvell melirik Revandro. "

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Ignatius...

    Suara tembakan yang menggema dari belakang semakin mengguncang hati Jia. Ia terpaksa mengikuti langkah cepat Revandro dan Arvell, meski pikirannya penuh dengan kekhawatiran untuk Kairos. Di lorong gelap yang semakin menyempit, Jia merasakan keheningan di antara mereka begitu menyesakkan.“Apa rencanamu sekarang, Arvell?” tanya Revandro dingin tanpa menoleh.Arvell, yang memimpin jalan, hanya memberikan seringai samar. “Rencana? Rencana utamaku adalah memastikan kita keluar hidup-hidup. Sisanya, kita lihat nanti.”“Jangan bermain-main denganku. Jika kau berani mengkhianati kami, aku akan—”“Sudah cukup,” potong Jia, suaranya gemetar tapi tegas. “Kalian berdua terus saling mengancam di tengah situasi seperti ini? Berhenti memperebutkan kendali, atau kita semua akan mati di sini!”Keduanya terdiam, seolah terkejut dengan keberanian Jia. Namun, langkah mereka terus berlanjut hingga tiba di sebuah pintu besi besar.“Ini jalan keluarnya,” kata Arvell sambil memutar sebuah roda besi yang men

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Berapa banyak yang harus dikorbankan?

    Jia berdiri membeku di tempatnya, matanya menatap tajam ke arah Arvell. Pria itu terlihat tenang, terlalu tenang, dan itu membuat Jia semakin curiga. Apa permainan yang sedang ia rencanakan?Kairos melangkah maju, wajahnya dipenuhi konflik. “Arvell, lepaskan dia. Ini bukan bagian dari kesepakatan kita.”Arvell menoleh ke Kairos dengan senyum yang hampir ramah. “Kairos, jangan campur tangan. Kau di sini karena aku mengizinkannya. Jangan lupa siapa yang memegang kendali.”Jia mengepalkan tinjunya. “Kendali? Kau pikir aku akan membiarkan diriku dimainkan olehmu? Jika kau punya sesuatu yang ingin dikatakan, katakan sekarang!”Namun, Arvell tidak terpengaruh oleh kemarahan Jia. Dia justru melangkah mendekat dengan gerakan yang penuh perhitungan. “Oh, Jia, kau selalu terlalu berani. Itulah yang membuatmu menarik.”“Berhenti bicara omong kosong,” potong Jia. “Apa tujuanmu? Dan apa hubungannya ini dengan Kairos?”Arvell tertawa pelan. “Tujuanku? Hanya memastikan kau tidak lepas dari pengawasa

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Welcome to the game

    Jia masih terdiam, pikirannya dipenuhi oleh teka-teki yang sulit ia pecahkan. Nama Kairos terus bergema di kepalanya, membangkitkan campuran emosi yang sulit ia jelaskan. Dalam pikirannya, ingatan akan pria tua itu semakin jelas.Dia ingat bagaimana Kairos tidak hanya sembuh dari luka-lukanya tetapi juga menjadi bagian penting dalam organisasi kecilnya dulu. Pria tua itu, meski tampak lemah, memiliki pengetahuan mendalam tentang strategi dan taktik yang jauh melampaui siapa pun yang pernah Jia temui. Kairos adalah penasihat diam-diam yang sering membantu Jia keluar dari situasi sulit tanpa meminta apa pun sebagai imbalan.Namun, suatu hari, pria itu menghilang. Tanpa jejak, tanpa pesan. Jia tidak pernah tahu ke mana dia pergi atau apakah dia masih hidup.---Kini, pertanyaan yang menghantui Jia adalah: apakah Kairos yang dia lihat tadi malam benar-benar orang yang sama?Jia memutuskan untuk mencari tahu. Dia meraih ponselnya, mengetik pesan singkat kepada salah satu koneksi lamanya ya

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Tentang Kairos

    Pria yang baru datang itu melangkah mendekat dengan tenang, namun setiap gerakannya membawa aura tekanan yang membuat semua orang menahan napas.Pemimpin kelompok bersenjata itu menegang, raut wajahnya berubah dari percaya diri menjadi penuh kehati-hatian. “Kami tidak mengharapkan kehadiran Anda di sini, Tuan...” Suaranya melemah, seolah takut menyebutkan nama pria tersebut.Revandro memperhatikan pria itu dengan tatapan tajam, instingnya langsung mengenali bahwa ini bukan orang biasa. Sementara Arvell berdiri siaga, matanya menyapu sekeliling, mencari tahu apa tujuan pria ini dan apakah ia sekutu atau musuh.“Jia,” suara pria itu akhirnya terdengar, datar namun penuh makna. Tatapannya yang dingin tertuju langsung pada wanita yang berdiri di antara kekacauan. “Apakah mereka mengganggumu?”Jia menatapnya dengan bingung, tak mengenali siapa pria itu. “Siapa... siapa Anda?”Pria itu tidak menjawab langsung. Sebaliknya, ia mengarahkan pandangannya pada pemimpin kelompok bersenjata. “Kamu

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Sorot penuh makna

    Agatha berjalan cepat menuju tangga, menekan rasa cemas yang mulai merayap di dadanya. Setiap langkah yang diambilnya terasa semakin berat, namun tekad di dalam dirinya semakin kuat. Ia tahu, jika ia terus berada di sisi Rohander, ia hanya akan semakin terjerat dalam permainan yang tak pernah ia pilih. Meskipun ketakutan itu ada, rasa ingin tahu dan kebebasan yang lebih besar dari rasa takut itu mendorongnya untuk terus maju.Namun, di balik langkahnya yang mantap, Agatha bisa merasakan tatapan Rohander yang terus mengikuti setiap gerakannya. Rasanya seperti ada bayangan gelap yang terus membayangi setiap langkahnya. Begitu sampai di pintu kamar, Agatha berbalik, berhadapan dengan Rohander yang kini sudah berada di ambang pintu, menatapnya dengan sorot mata yang dalam, penuh dengan campuran antara kekhawatiran dan kemarahan yang terpendam."Agatha," suara Rohander rendah, namun ada ketegangan yang menebal. "Kau pikir, aku akan membiarkanmu pergi begitu saja? Tanpa penjelasan?"Agatha

DMCA.com Protection Status