Home / Rumah Tangga / RANJANG PANAS KAKAK IPAR / Bab 81. Mau aku gigit lagi, hhm?

Share

Bab 81. Mau aku gigit lagi, hhm?

Author: weni3
last update Last Updated: 2025-02-18 02:04:47

Nakalnya Gama membuat Zoya kewalahan. Begini kalau sudah kembali bersuami, harus mampu mengimbangi. Apalagi kalau memiliki yang seperti Gama tapi Zoya sangat bersyukur karena Gama selalu memperlakukannya dengan sangat lembut.

Mereka keluar dengan gaya yang bertolak belakang. Kalau Zoya terlihat lemas, tapi tidak dengan Gama yang terlihat sumringah dan semakin bertenaga. Pria kalau keturutan ya begini.

Tubuh Zoya serasa ngilu semua menuruti inginnya Gama. Dia pun memilih duduk di depan meja rias dan membiarkan Gama yang mengambilkan pakaian gantinya.

Biarkan sekalian dilayani oleh suami. Siapa suruh membuatnya lelah begini. Tidak cukup di kolam renang, di kamar mandi pun kembali dihajar.

Cup

"Pakaiannya Sayang! Sini aku bantu!" ujar Gama. Zoya pun beranjak dari sana dan berdiri di hadapan Gama.

Dia membiarkan saja Gama memasangkannya. Namun Zoya dibuat tercengang saat sadar dengan apa yang ia kenakan saat ini. Kedua mata Zoya terbelalak menatap tubuhnya dari pantulan c
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Untung si bibi cuma datang siang ,jadi ga lihat ada tsunami di kolam.renang
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Mesum.sekali pak gama ini
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 82. Kamu Spesial Sayang

    Gama dan Zoya segera berangkat setelah keduanya menghabiskan sarapan pagi buatan Bibi. Beruntung sekali ada beliau. Zoya jadi bisa lebih fokus pada Gama. "Sebentar Mas, jas kamu ini terlipat. Nanti jadi lusuh loh. Oh ya, kita akan ada meeting dengan klien di jam sembilan, Mas," ucap Zoya sebelum mereka masuk mobil. Lebih dulu Zoya merapikan penampilan Gama yang agak kurang enak dilihat. "Iya Sayang." Lembut suara Gama membuat Zoya mendongak menatap pria itu. "Tapi kali ini perusahaan besar loh, Mas. Pak Dito apa tidak mengatakan sesuatu sama kamu?" tanya Zoya. Dia segera masuk mobil setelah Gama membukakan pintunya dan disusul oleh Gama yang juga bergegas untuk masuk. "Belum, Dito mungkin lupa. Apa nama perusahaannya?" tanya Gama kemudian memasang safety belt sebelum melajukan mobilnya. "Namanya apa ya, sebentar aku cek dulu!" Zoya pun membuka email di ponselnya untuk mengecek nama perusahaan yang meminta kerja sama. pada mereka. Dengan teliti dia membaca satu persatu em

    Last Updated : 2025-02-19
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 83. Micu Dulu, Sayang!

    "Hhmm... " Gama diam mendengarkan penjelasan dari Dito. "Saya sudah menyelidiki semuanya. Benar memang anda adalah cucu laki-laki satu-satunya di keluarga Artanegara. Anda itu pewaris kekayaan setelah paman anda pun mendapatkan haknya." " Anda yang lebih memiliki wewenang akan kekayaan Artanegara dan saat ini mereka tengah membutuhkan anda karena paman anda yang sempat diberikan kesempatan, tidak bisa menjalankan perusahaan besar itu." "Nenek Anda betul-betul mengharapkan kepulangan anda, Pak Gama. Hanya anda satu-satunya yang bisa diandalkan. Maka dari itu kemarin kedatangannya memang sangat ingin bertemu dan membutuhkan pertolongan anda." "Mungkin karena perusahaan yang sudah mulai goyah semenjak dipegang paman anda. Sementara tidak ada lagi yang menggantikan beliau di sana. " Gama menarik nafas dalam setelah mendengar penjelasan dari Dito. Gama belum tau akan bertindak bagaimana untuk masalah ini karena memang dia masih sakit mengetahui nasib Ibunya. "Aku belum ing

    Last Updated : 2025-02-20
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 84. Goda Gama

    Zoya mendongak saat Gama mulai merusuh. Tangan pria itu sudah tidak bisa diam dan lidah Gama pun mulai mengeksekusi sesuai keinginan pria itu tadi. Micu-micu yang katanya untuk menambah semangat. Tangan Zoya meraih kepala Gama dan menjambak rambut pria itu. Begini jelas Zoya tak tahan. Apa lagi Gama begitu tau titik sensitifnya. Ampun-ampunan Zoya dibuatnya. "Mas jangan digigit!" Rengekan manja diselingi nafas yang memburu dan suara yang merdu membuat Gama semakin bersemangat. Memang paling suka kalau sudah membuat sang istri kelimpungan begini karena ulahnya. Sudah bisa dipastikan Zoya basah. "Mas sudah! Nanti kita telat. Kamu buat aku berantakan," keluh Zoya yang kemudian menunduk memperhatikan Gama yang mendongak menatapnya tapi masih menahan buah ceri yang mungil miliknya di dalam mulut pria itu. "Jangan kelewat nakalnya!" ujar Zoya tapi tak digubris oleh Gama. Masih ada waktu sekitar sepuluh menit lagi untuk menikmati bagian seksi milik istri. "Mas ya ampun, nanti

    Last Updated : 2025-02-21
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 85. Gagal Meeting

    Gama menoleh ke arah Dito setelah melihat siapa yang duduk di ruangan meeting saat ini. Tatapan Gama begitu tajam dan Dito hanya menunduk tanpa berani membuka suara sedangkan Zoya menatap bingung pada kedua orang yang duduk di sana. "Bodoh kamu, Dito!" umpat Gama. "Maafkan saya, Pak. Saya tadi hendak menjelaskan tapi tidak jadi karena Bu Zoya bicara," ucap Asisten Dito yang sudah pasti kena amuk oleh Gama karena lalai dalam bekerja. "Berani menyalahkan istri saya kamu? Dasar lelet!" Gama sewot sekali karena untuk memang masalah ini Dito sangat-sangat lambat dalam bekerja. Gama mendengus kesal. Tak mungkin juga akan keluar begitu saja. "Mas sudah! Kamu sapa dulu," bisik Zoya pada Gama yang berubah sikap menjadi terkesan dingin saat ini. Gama pun berdehem kemudian duduk di kursi khusus untuk pria itu dan diikuti oleh Zoya juga Asisten Dito. Mereka menduduki kursi masing-masing di meja meeting pagi ini. Di depan sana terlihat nenek yang tempo hari datang dan juga seorang

    Last Updated : 2025-02-21
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 86. Aku Pegang Kata-katamu, Mas!

    "Mas!" "Jangan bujuk aku, Sayang!" ujar Gama membuat langkah Zoya terhenti. Zoya begitu khawatir pada suaminya, bukan ingin membujuk karena sadar betul Gama masih sangat kesakitan hatinya. Namun perlahan langkah Zoya maju saat Gama terlihat menunduk di depan meja kerja dengan wajah semrawut. Gama mengusap kasar wajahnya dan meninju meja itu dengan sangat kencang. "Mas!" "Aku benci hal ini, Sayang!" sentak Gama. Pria itu terlihat sangat marah. Apa lagi adanya permintaan kerja sama dari perusahaan besar itu. Gama menganggap hanya sebagai lelucon yang mereka buat. Zoya mengangguk paham kemudian melangkah mendekati Gama. Tangannya terulur mengusap lengan Gama dan memperhatikan wajah pria itu dengan lekat. Ada secuil hati yang menyayangkan akan sikap Gama tadi tapi Zoya paham itu karena sakit hatinya Gama atas sikap keluarga sang Ayah di masa lalu. Namun mereka sekarang sudah meminta maaf dan masih menganggap Gama ada. Walaupun salah satu alasan mereka karena membutuh

    Last Updated : 2025-02-23
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 87. SIBUK

    Asisten Dito membungkuk saat Nenek dari atasannya dan juga paman yang mengatakan jika dirinya sombong beranjak dan keluar ruangan memutuskan untuk pulang. Akhirnya..... Namun Asisten Dito tidak menimpali sama sekali ejekan dari beliau. Asisten Dito membiarkan saja Bara Atmanegara sesuka hati mengatakan jika dirinya sombong. Toh yang dia melakukan itu semua untuk Gama. Bukan semata-mata karena inginnya. Yang Dito tau tidak dibenarkan untuk mengatur atasan. Bukannya begitu? Bawahan kok ngatur. "Salam untuk Gama ya, Nak. Katakan jika nenek pulang dan Nenek tunggu di rumah. Semoga Gama cepat berubah pikiran dan mau menemui Nenek." Nenek masih sama. Tidak berpikiran buruk dan sangat berharap. Asisten Dito pun sangat menghargai beliau. Sabar sekali menghadapi situasi seperti ini. "Baik, Nek. Jika yang ini nanti akan saya sampaikan." Dito masih sangat sopan pada Nenek. Dia pun mempersilahkan keduanya untuk masuk ke dalam lift kemudian menutup menunggu sampai pintu tertutup.

    Last Updated : 2025-02-25
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 88. Wanita Seksi

    Zoya tersentak kala seseorang membentaknya dengan sangat kencang. Dia pun terkejut saat tengah buru-buru menuju kamar mandi, tapi tak sengaja menyenggol seseorang yang melintas tiba-tiba di hadapannya. Mana sempat Zoya ngerem kalau orang tersebut saja tiba-tiba melintas entah dari mana. Zoya juga hampir terjatuh setelah menyenggol wanita yang kini menatap garang ke arahnya. Ya, orang yang Zoya tabrak hingga minuman yang dipegang tumpah semua ke tubuhnya adalah seorang wanita cantik berambut panjang. Terlihat ayu, tapi tatapan matanya sangat tajam ke arahnya. Namun sepertinya Zoya pernah bertemu dengan wanita itu. Siapa? Dia tidak mungkin salah orang, tapi entah dimana dan kapan atau hanya dirinya saja yang salah ingat. "Maaf, Mbak. Saya tidak sengaja. Akan saya gantikan nanti minuman anda. Lagipula saya juga basah karena gelas minuman yang anda bawa mengenai tubuh saya." "Heh, ya kapok aja! Kalau sampai mengenai saya, abis kamu sama saya! Udah jalan nggak pakai mata. Ma

    Last Updated : 2025-02-25
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 89. Ciuman Di Restoran

    "Tidak perlu!" sahut Gama kemudian pria itu mengangkat tangannya memanggil waiters yang melintas. "Mbak!" "Saya Pak?" tanya waiters itu kemudian mendekati Gama. "Iya kamu," jawab Gama dengan jari telunjuk yang mengarah pada waiters tersebut. "Saya pesan vanila latte untuk orang ini! Nanti langsung kasih saja ke dia dan juga, billnya kasih ke saya. Saya ada di meja sebelah sana." Gama menunjuk ke arah mejanya agar nanti memudahkan pelayan dalam mengantarkan bill tersebut. "Baik, Kak. Akan kami buatkan." Pelayan tersebut pun segera pergi dari sana untuk membuatkan pesanan. Gama menoleh ke arah Zoya kemudian meraih tangan Zoya. Pria itu mengangguk pada sang istri dan mengajak kembali ke meja mereka. "Ayo Sayang! Urusan kita sudah selesai," ajak Gama. "Tapi, Mas. Aku mau pipis dulu." Zoya pun menahan Gama hingga pria itu tidak jadi beranjak dari sana. "Ya sudah aku antar. Jangan sendiri, Sayang! Kamu membuatku khawatir. Apa saja terjadi denganmu saat jauh dariku m

    Last Updated : 2025-02-26

Latest chapter

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 100. Umpat Gama

    "Jangan macam-macam, Sayang!" ujar Gama dengan mendesis. Gama menatap Zoya dengan tegas. Namun Zoya tak hanya mengedikkan kedua pundaknya. Zoya melangkah menuju sofa setelah bisa melepaskan diri dari Gama. Dia menghempaskan tubuhnya di sana. Tak lama terdengar Gama melangkah mendekati dan Zoya diam memperhatikan. Gama pun duduk di sampingnya. Pria itu menoleh dan membalas tatapannya dengan lembut padahal jelas tadi terlihat sangat geregetan sekali. "Kenapa, Mas? Sanaan! Minimal cuci tangan kalau mau deket-deket aku!" kata Zoya lalu mengambil ponselnya yang ada di dalam tas. Malas sama Gama tapi apa yang dia katakan dilaksakan oleh pria itu. Gama pun segera beranjak dari sana kemudian melangkah menuju kamar mandi. Gama nurut sekali dengan perkataan sang istri. Zoya menghela nafas panjang melihat itu. Dia sendiri sebenarnya gemas sekali dengan Gama. Mungkin juga efek sedang datang bulan. Hawanya ingin makan orang saja. Gama keluar dengan wajah yang basah. Bukan hanya t

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 99. Trik Membuatmu Cemburu

    "Bau?" Gama mengerutkan keningnya lalu mencium tangannya sendiri. Sementara Zoya sudah melangkah pergi setelah pintu lift terbuka. "Astaga... " Gama menggelengkan kepala setelah sadar dengan apa yang sudah ia lakukan pada Sena tadi. Ya, dia baru ingat kalau tadi mengusap pipi Sena. "Sayang!" panggil Gama saat melihat Zoya yang hendak masuk ke dalam ruangannya. Alamat ngambek ini kalau tidak segera ditarik masuk ke dalam ruangan CEO. "Pak Gama," panggil Dito yang membuat Gama berdecak. Langkah Gama terhenti dengan tatapan tajam yang membuat Dito mengangkat alisnya. "Kalau mau bicara sama saya nanti! Saya mau urus istri dulu!" ujar Gama dengan tegas lalu segera menarik Zoya dan membawanya masuk ruangan. "Mas kamu ngapain tarik-tarik tangan aku? Tangan bau wanita lain juga!" Rupanya Zoya baru ingat akan itu. Jadi kesalnya sekarang. Tadi di rumah sakit dia lupa karena tertutup dengan masalah nenek. Alhasil cemburu yang telat ini membuat atasannya tak bisa langsung bek

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 98. Butuh Validasimu

    "Jangan sampai aku dengar Paman Bara membentak Nenek!" pesan Gama dengan tegas. Tatapan Gama juga mengisyaratkan akan ancaman andai Bara menyakiti Nenek. Zoya pun mengangguk membenarkan akan itu. Kali ini Zoya sangat setuju apalagi setelah melihat sikap Bara tadi yang sangat kasar. Bagaimana kalau Nenek yang diperlakukan seperti itu? Ya Tuhan... Zoya tak bisa membayangkan bagaimana dengan jantung nenek andai mendapatkan bentakan dari anaknya sendiri. "Bibi akan sampaikan ini," jawab Sinta. Mendengar jawaban dari Bibi justru membuat Zoya dan Gama mengerutkan kening. Itu tandanya memang Bara kasar pada Nenek, sedangkan yang nenek punya hanya tersisa satu anak. Jelas Gama pun harus mendampingi agar Bara tidak lagi melakukan itu pada Nenek, tapi bagaimana caranya? Sementara suaminya tidak bisa menjaga 24 jam di sana. Keduanya pun masuk ke dalam mobil dengan perasaan yang entah. Mereka masih sama-sama kepikiran soal nenek. "Mas kamu ngerasa nggak kalau Nenek itu benar-b

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 97. Melembut

    "Gama cucuku, ternyata benar kamu, Nak?" tanya Nenek saat Gama mengulurkan tangannya dan menyalami tangan beliau. Diikuti dengan Zoya yang melakukan hal sama. Keduanya pun terduduk sedangkan Nenek nampak terharu melihat kedatangan mereka. "Sinta, tolong ambilkan minum untuk mereka, Nak!" perintah Nenek pada menantunya. "Tidak perlu repot-repot Nek, Bi! Kami sudah minum tadi. Nanti kalau haus biar Zoya yang ambil sendiri," tolak Zoya kemudian tersenyum pada keduanya. Gama pun menoleh ke arah Zoya yang nampak canggung. Usapan tangan Gama membuat Zoya tersenyum dan membalasnya. "Kami kesini berniat menjenguk Nenek. Maaf jika kami singgah tidak membawa buah tangan. Kesini memang tujuan utamanya karena ada urusan dan kebetulan, jadi sekalian mampir." Gama menarik nafas dalam sebelum meneruskan lagi ucapannya. "Maaf juga jika mungkin Nenek mendengar keributan di luar tadi. Maaf Nek, bukan niat kami merusak suasana dan menambah pikiran Nenek." "Tidak apa-apa, Nak! Nenek

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 96. Ribut

    "Sena pulang! Bukankah kamu tadi mau pulang? Kenapa masih ada di sini? Ayo Papah antar pulang! Mah jangan biarkan dia masuk!" ujar Bara dengan tetapan garang. Bara tak terima saat ditantang oleh Gama. "Tapi Pah, Ibu sangat ingin bertemu dengan Gama. Jangan seperti itu! Kasihan Ibu, Pah. Biarkan Gama masuk dan bawalah Sena pulang! Mamah akan menunggu Ibu di sini." Istri dari Bara pun angkat bicara. "Tapi Mah, dia itu.. " "Pah, jangan memikirkan hal apapun di luar Ibu. Kasihan Ibu sampai sakit hanya karena ingin bertemu dengan Gama dan Gama bisa ikut pulang ke rumah. Aku mohon, Pah. Jangan egois!" ujar Sinta. "Terserah kamulah! Ayo Sena kita pulang!" ajak Bara dengan tatapan sengit ke arah sang istri. Diam-diam Gama dan Zoya memperhatikan, mencerna dan memikirkan hubungan, perangai dan watak masing-masing anggota keluarga Atmanegara hingga mereka mulai memahami satu persatu dari ketiganya. "Tapi Pah, Sena mau di sini saja sama Mamah," tolak Sena kemudian melirik ke ara

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 95. Sena Yang Agresif

    "Hay ngapain di sini? Apa salah kamar atau kalian mencari tau tentang saya hingga sampai di sini? Perkara air minum itu belum selesai? Kalian ingin kembali meminta maaf setelah paham siapa yang salah?" tanya wanita itu. Wanita yang ada di hadapan mereka adalah wanita seksi yang kemarin mereka temui di restoran. Kenapa bisa ada di kamar rawat inap nenek? Pertanyaan itu bukan hanya ada di dalam pikiran Gama tapi juga Zoya. Mereka tidak menyangka bagaimana bisa bertemu kembali dengan wanita itu. "Siapa , Sen?" tanya wanita dari dalam ruang kamar inap nenek. Terlihat wanita paruh baya yang masih cantik keluar dan memperhatikan mereka. "Ini Mah, mereka itu orang yang aku temui kemarin di restoran. Mereka... " "Gama?" Dari sisi lain, Bara datang dan mengenali hingga membuat Sena, yang mana putri dari Bara tersebut nampak tercengang melihat sang ayah mengenal pria yang membuat Sena tertarik sejak pandangan pertama. "Jadi ini Kak Gama, Pah?" tanya Sena yang meminta kejelasan

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 94. Hasil Pemeriksaan

    Sampai di dalam Zoya lebih banyak diamnya, tapi dia memutuskan untuk mengikuti pemeriksaan karena penasaran. Sebenernya tidak ada keluhan apa-apa. Hanya saja, mana tau jika ada sesuatu. Beberapa lama di dalam, akhirnya mereka mendapatkan hasil dari pemeriksaan yang mana keduanya dinyatakan sehat. Gama seolah tau, terlihat dari senyumannya yang berbeda. Hanya saja kegelisahan Zoya seolah terbaca oleh Gama hingga pria itu berinisiatif untuk memeriksakan diri. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Bapak dan Ibu sehat. Mungkin sedang diminta untuk lebih dulu menghabiskan waktu berdua dengan pacaran." Dokter tersebut tersenyum pada mereka. Kata-kata beliau begitu menenangkan tetapi Zoya tidak dengan serta merta lantas bisa tenang. "Tapi saya menikah sudah lama, Dok." Akhirnya Zoya pun buka suara akan itu. Dia menatap penuh harap tanpa menoleh ke arah Gama yang lebih tenang menyikapi ini semua. "Tapi Ibu sehat, insyaallah akan segera mendapatkan momongan, tapi kembali lagi, kita

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 93. Ayo Ikut, Sayang!

    "Aku nggak bohong, Mas. Aku buatkan kopi untuk kamu, oke!" ujar Zoya menyangkal pertanyaan Gama. Cup Zoya pun berlalu setelah mengecup bibir Gama. Satu kecupan itu untuk menenangkan sang suami yang sedang curiga padanya. Zoya pun memilih untuk menyiapkan sarapan sekalian. Sesekali membantu Bibi meskipun tujuan yang sebenarnya itu adalah untuk meredam hatinya yang gelisah. Apa salahnya? Kenapa masih sulit sekali memiliki keturunan? Manusia punya batas kesabaran. Bagaimana jika Gama habis kesabaran karena dia yang tak kunjung memberikan anak? Zein saja bisa berubah. Mungkin Gama pun juga. Terlebih Gama sudah sangat menginginkan. "Bi, dulu Bibi pas punya anak itu, jeda berapa lama setelah menikah, Bi?" tanya Zoya pada Bibi yang kemudian terlihat berpikir setelah mendapatkan pertanyaan darinya. "Cepet kayaknya Nyonya. Eemm... Dua atau tiga bulan gitu udah isi. Alhamdulillah anak lima jedanya nggak lama. Jadi begitu Bibi stop kemudian menunggu mereka besar dan memutuskan ke

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 92. Bohong

    "Euughh.... Siapa Mas yang telepon? Kamu berisik banget." Zoya sangat mengantuk tapi kalau ada suara-suara seperti tadi ya bakal terganggu. Apalagi terdengar Gama sedikit sewot. "Itu tadi Dito. Hanya ingin mengabari aku tentang nenek-nenek itu." Gama masuk ke dalam selimut kemudian mendekap tubuh Zoya. "Hmm... Ya udah tidur dulu, Mas. Besok lagi dipikirannya." Zoya berbalik kemudian membalas pelukan Gama. Keduanya pun tertidur tanpa memikirkan yang terjadi saat ini dengan Nenek. Di rumah sakit Wanita tua yang sangat ingin cucunya pulang itu tengah terbaring lemas di ranjang pesakitan. Tekanan darah beliau tinggi hingga membuat beliau pun sakit kepala dan akhirnya kesehatan mulai terganggu. Di sana beliau ditunggu oleh Bara dan juga sang istri yang ikut mengurus Ibu mertua. Hanya saja tetap beliau kepikiran dengan Gama dan sangat ingin melihat Gama pulang. "Sudah jangan dipikirkan terus masalah itu, Bu. Nanti kalau sudah butuh juga akan pulang. Ibu terlalu memikirkan a

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status