Home / Rumah Tangga / RANJANG PANAS KAKAK IPAR / Bab 25. Hisap Yang Kuat, Mas! ++

Share

Bab 25. Hisap Yang Kuat, Mas! ++

Author: weni3
last update Last Updated: 2024-10-22 09:26:03
"Kakak mau kemana?" Zoya meraih lengan Gama yang hendak pergi. Terlihat jelas emosi Gama meluap saat ini. Kedua mata pria itu terlihat memerah sampai di mana Zoya takut jika Gama akan berbuat nekat.

Apalagi setelah dia tau lawannya cukup gila. Zein dan Amanda memang pas. Selain sama-sama tidak tau diri, mereka juga tidak memiliki belas kasih.

"Aku akan menyelesaikan masalah ini, Zoya."

Zoya menggelengkan kepala dan semakin mengeratkan pegangannya pada Gama. "Jangan tinggalin aku, Kak! Aku takut Amanda kembali datang," pinta Zoya enuh permohonan.

"Di luar sana ada yang melindungimu, Zoya. Aku sudah memerintahkan anak buahku untuk menjagamu. Jangan takut! Aku akan menemui Amanda karena masalah ini pun ada kaitannya dengan hubungan kami."

"Tapi Kak... "

Gama menyentuh pipi Zoya dan mengusapnya dengan ibu jari. "Aku tidak akan lama," ucap Gama lembut tetapi kedua mata pria itu tak bisa menutupi kemarahan yang tengah mendera dalam jiwanya.

Dia menarik nafas dalam dan meng
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
weni3
oke Kak Makasih
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Typo kak zoya jadi amanda
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Wah ..gama jgn terjebak oleh Kunti
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 26. Aku sangat menginginkanmu, Mas.

    "Akkhh! Apa yang kamu lakukan padaku, Mas? Mas tolong aku! Akh... Aku sangat menginginkanmu, Mas. Panas sekali rasanya. Aku tidak tahan. Ini sangat menyiksa, Mas." Amanda tak bisa diam. Efek obat yang Gama berikan membuat wanita itu menggeliat tak karuan. Tubuhnya teras panas hingga ia ingin sekali melucuti semuanya tanpa sisa. Amanda terus mendesah hingga suaranya begitu terdengar menggairahkan. Bergerak meminta sentuhan dari pria yang saat ini berada di hadapannya. Amanda memohon pada Gama untuk bisa disentuh oleh pria itu. Amanda terus meronta dan meminta tetapi Gama hanya diam menatap Amanda dengan tatapan jijik. "Gimana rasanya, Amanda?" "Aku mohon jangan siksa aku, Mas! Lepaskan aku!" pinta Amanda disela desahan yang membuat Gama menyeringai tipis. Puas sekali melihat Amanda yang sedang merintih, memohon dan berharap sentuhan itu datang darinya. Gaun malam yang Amanda kenakan tersingkap karena gerakan yang semakin brutal. Sayangnya tubuh Amanda diikat oleh G

    Last Updated : 2024-10-23
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 27. Jadilah Asing Untukku!

    "Bajingan kau, Gama! Amanda hampir gila jika aku tidak datang. Dia hampir mati olehmu!" sentak Zein begitu membela. "Dan itu setimpal dengan apa yang telah Amanda lakukan padaku dan Zoya. Kenapa? kamu mau juga? Katakan saja! Karena kalian itu sama." BUGH Kali ini Gama kena bagian pipi kanan yang membuat pria itu menyeringai mengusap darah segar yang keluar dari ujung bibirnya. Namun bukan Gama jika diam tak membalas. Sudah cukup memberikan kesempatan dan kali ini adalah waktunya pria itu menyerang. Zoya yang menyaksikan meringis saat baku hantam kembali terjadi. "CUKUP! HENTIKAN! KELUAR KALIAN BERDUA DARI RUANGANKU! KALIAN SAMA GILANYA SEPERTI AMANDA! APA SELALU BEGINI CARA KALIAN MENYELESAIKAN MASALAH?" Zoya berteriak hingga pergerakan kedua pria itu terhenti. Kedua mata Zoya memerah menatap Zein dan Gama yang kini menoleh ke arahnya. "Keluar dari sini jika kalian hanya ingin adu kekuatan! Tempat ini bukan untuk kalian, dan kamu Mas Zein, buka mata kamu! Amanda itu

    Last Updated : 2024-10-24
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 28. Hentikan!

    Hari ini Zoya benar-benar datang ke kantor polisi untuk mengajukan laporan atas apa yang Amanda lakukan padanya. Bukti-bukti yang Gama ambil dari CCTV restoran yang merekam keluar masuknya Amanda saat itu ke kamar mandi serta ada juga beberapa berkas dari rumah sakit menambah bukti kejahatan Amanda padanya. Zoya sudah tak lagi memikirkan bagaimana perasaan Amanda. Tak lagi mempertimbangkan Amanda yang pernah menjadi orang baik untuknya. Nyatanya hidup dia hancur karena wanita licik itu dan kini saatnya dia membalas. Bukan dengan kekerasan tetapi melalui jalur hukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Polisi pun bertindak cepat dengan segera melakukan penangkapan di apartemen Amanda setelah laporan diproses dengan baik. Kala itu Amanda masih tahap pemulihan karena tubuhnya yang masih sakit usai mendapatkan obat dari Gama. "Pak apa-apaan ini, Pak? Kenapa saya ditangkap? Saya tidak bersalah, Pak!" Amanda terus memberontak. Wajahnya memucat penuh ketakutan. Penolakan

    Last Updated : 2024-10-25
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 29. Saya Hanya Disuruh

    Kali ini Zoya benar-benar membutuhkan tempat berlindung. Dia tak menampik jika dia membutuhkan pelukan yang memenangkan dan sialnya semua itu ia dapatkan dari pria yang mana adalah mantan iparnya dan orang yang digadang-gadang menjadi selingkuhannya. Miris jika dibayangkan. Hidupnya tak lepas dari keluarga Prasetyo karena lepas dari adiknya, Zoya justru terjerat dengan Kakaknya. Ingin lepas pun tak mungkin karena pria yang sedang memeluknya adalah orang yang sudah membantunya selama ini. Zoya masih paham bagaimana cara berterima kasih. "Ada aku," bisik Gama membuat kedua mata Zoya terpejam kuat. Ingin membalas tapi dia sulit untuk mengucapkan. Usapan Gama di punggungnya membuat Zoya semakin tenang. Sudah tak lagi sesak seperti tadi. Setidaknya apa yang Gama lakukan membantu memulihkan mentalnya. "Makasih Kak," ujar Zoya lirih kemudian melerai pelukan dan mendongak menatap Gama. "Apapun itu katakan saja! Aku akan membantumu." "Ternyata ada vidio berdurasi lima meni

    Last Updated : 2024-10-26
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 30. Apa Kamu Suka?

    Zoya terkejut saat tiba-tiba Sena terduduk dan bersimpuh di hadapannya. Dia bergegas mundur tapi Gama menahan tubuhnya agar tetap diam dan tak bergerak. Zoya menoleh ke arah Gama kemudian menggelengkan kepalanya. Zoya tak ingin sampai seperti ini. Dia merasa ini sangat berlebihan sekali. Apalagi Sena sampai bersikap demikian. Wanita itu meminta maaf dengan bersujud di kakinya. "Zoya aku mohon maafkan aku. Aku salah, aku telah berdosa padamu. Aku terpaksa melakukan itu. Aku hanya disuruh oleh Amanda. Dia yang memintaku menjebakmu, Zoya. Maafkan aku... " "Jangan begini!" Zoya pun melepaskan kedua tangan Sena yang memegang kakinya. Langkah Zoya mundur memberi jarak. Dia bukan apa-apa hingga diperlakukan demikian. "Zoya aku minta maaf. Tolong jangan penjarakan aku! Aku benar-benar butuh saat itu maka dari itu aku terpaksa melakukan hal itu padamu. Aku juga yang menyebarkan video panas kalian. Ampun Zoya, maafkan aku." Zoya menarik nafas dalam mendengar penuturan dari Sen

    Last Updated : 2024-10-27
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 31. Tak Semudah Itu

    Zoya diam saja memikirkan semua yang terjadi padanya. Kenapa dia menjadi seperti bos sekarang? Teruduk dia di samping Gama yang mengemudikan mobilnya. Ini jelas ulah Gama, hanya tak menyangka saja kenapa secepat ini semua berbalik. Harinya seperti menaiki role coaster. Jungkir balik membuat hati tak karuan. "Kenapa?" tanya Gama hingga membuyarkan lamunannya. Zoya pun menoleh ke arah Gama yang nampak fokus pada kemudi. "Aku nggak nyangka bakal dihormati seperti itu. Ini terlalu berlebihan, Kak." "Kamu pantas mendapatkan itu karena kamu janda terhormat." "Nggak sampai segitunya juga, Kak! Aku jadi risih sendiri. Sampai sepatu aku mereka bersihkan. Ya Tuhan... Apa ini? Kenapa begitu cepat semua terjadi." Zoya menggelengkan kepala kemudian bersandar di jok. Kedua matanya terpejam merasakan kepenatan itu. "Aku merasa aneh, Kak. Terlebih selama bersama dengan Zein, aku tidak pernah merasakan diratukan seperti itu. Aku istri dari CEO tetapi aku seperti keset yang sudah usa

    Last Updated : 2024-10-28
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 32. Pewaris Sebenarnya

    "Kakak kenapa tanya begitu?" Zoya segera menyendok nasi dan lauknya. Dia pun memberikan itu ke piring Gama. Reflek saja karena pertanyaan Gama yang membuatnya bingung dalam bersikap. "Hanya bertanya, jika tidak berarti aku tidak ada kesempatan." Zoya menarik nafas dalam dan mengeluarkannya dengan perlahan. Dia menguatkan genggamannya yang berisikan sendok dan garpu. Zoya pun memilih menundukkan kepalanya untuk menghindari tatapan Gama padanya. "Ayo makan! Aku harus segera pulang." "Akh iya, Kak." Zoya mengangguk kemudian mulai menyendok makanannya. Agak canggung membuatnya kurang bebas dalam bersikap. Pertanyaan dan ucapan Gama membuat jantung Zoya pun tak aman. Pria itu terlalu to the point sekali. Apa benar Gama menyukainya? Tidak mungkin! Zoya tau kriteria Gama itu tinggi sedang dia hanya janda adik dari pria itu. Usai makan Gama pun pamit pulang. Zoya ingin mengantarnya sampai depan pintu tetapi dilarang oleh Gama. "Tidak perlu mengantarku keluar! Seperti

    Last Updated : 2024-10-29
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 33. Jangan Pergi!

    Pagi-pagi Zoya sudah rapi dengan setelan formalnya. Blouse dan rok span di atas lutut membalut tubuh rampingnya. Zoya bangun agak pagi agar bisa membawa bekal makan siang di kantor. Kejadian kemarin membuatnya malas ke kantin dan meminimalisir untuk keluar ruangan kecuali ada tugas dari Gama. Jadwal untuk hari ini pun sudah tersusun rapi olehnya. Ada meeting jam sepuluh dan juga sekitar jam tiga sore. Seraya menunggu Gama, Zoya pun lebih dulu sarapan dan membuka-buka kolom komentar di akunnya. Sampai dimana Zoya sadar jika saat ini sudah lebih dari jam tujuh dan Gama belum datang. "Apa mungkin Kak Gama kesiangan ya?" Zoya mencoba menghubungi Gama tetapi tak diangkat oleh pria itu. Kemungkinan Gama sedang di jalan. Begitulah pikiran Zoya. Zoya segera bersiap saja. Mungkin menunggu di bawah lebih baik jadi dia tidak merepotkan Gama yang harus naik ke unitnya. Terlebih waktu yang terus berjalan. Mereka bisa kesiangan jika tidak buru-buru. Namun baru saja Zoya membuka pi

    Last Updated : 2024-10-30

Latest chapter

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 113. Aku Suka, Baby

    "Paham Sayang, tapi dia seolah meremehkan kita dengan apa yang telah terjadi. Dia membuat nenek berpikir jika aku dan kamu mencurangi Zein." "Dan kamu mempermasalahkan itu, Mas? Yang aku tau kamu cuek. Mengapa sekarang kamu begitu kepikiran? Apa kamu takut nenek jadi membencimu?" cecar Zoya. Tatapan Zoya begitu lekat pada Gama dan tak ingin sedikit pun kehilangan ekspresi dari Gama yang sedang sangat tak terima akan apa yang Bara lakukan padanya. "Bukan karena nenek juga, hanya aku tidak suka jika karena itu dia juga menjelekkan kamu. Jika hanya aku saja aku tidak masalah tapi karena dia juga menjelekkan kamu. Punya kekuatan apa dia melawanku. Jika bukan karena nenek sudah aku patahkan lehernya." Hari ini bukan hanya lelah fisik tapi juga lelah hati. Dilanjut dengan keesokan harinya yang cukup sibuk hingga rasanya penat sekali. Namun pulang kantor mereka memutuskan untuk tetap fitting pakaian pengantin. Khususnya Zoya karena Gama tinggal menurut saja dengan jas yang sesu

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 112. AIB

    "Mas sudah! Jangan membahas masalah pribadi Gama. Semua memiliki masa lalu yang tidak perlu diungkit-ungkit. Kita tidak tau alasan dari mereka itu apa dan apa yang terjadi sebenarnya. Jadi jangan membuat Ibu berpikir buruk pada mereka." "Loh aku mengatakan yang sesungguhnya. Memang benar, kalau kamu tidak percaya, maka tanyakan pada mereka. Mereka tidak akan menyangkal jika mereka adalah mantan ipar." "Mas ya ampun, sudah! Tidak enak pada mereka. Kamu ini kenapa?" Santi terlihat gemas sekali pada Bara. Ya bagaimana tidak jika sikap Bara seperti sedang membuka aib seseorang secara terang-terangan seperti itu sedangkan orang itu sangat sulit untuk mau datang dan ini perdana. Zoya melirik Bara yang terlihat cuek saja. Ya Tuhan kenapa Zoya pun ikut gemas jadinya. Bisa-bisanya orang itu membuka semuanya di saat makan malam. perdana untuk Gama. "Kamu itu kalau dikasih tau malah nyalahin aku. Aku cuma mengatakan faktanya agar Ibu dan kamu tau." "Lantas salahnya mereka dimana

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 111. Makan Malam

    Gama menatap tajam ke arah Bara, pamannya yang nampak santai saja. Paman macam apa yang berlaku seperti saingan. Gama jelas harus berhati-hati akan itu. Pria membentengi dirinya sendiri untuk melindungi diri dan juga Zoya. "Mas..." "Menurutlah apa kataku Sayang! Dia tidak memiliki etika dalam menyambut tamu. Kamu harus bisa membedakan itu!" sahut Gama yang tak ingin ucapannya dibantah. Zoya pun mengangguk berusaha untuk mengerti. "Nek, aku ke sini karena undangan dari Nenek," ucap Gama pada Nenek yang terkesan menegaskan setelah kedatangan mereka seperti tidak diharapkan oleh salah satu keluarga Atmanegara. Nenek nampak prihatin dengan situasi sekarang ini. Mungkin inginnya semua keluarga baik-baik saja. Hanya saja pertemuan Bara dan Gama sebelumnya yang sudah ada perdebatan membuat mereka jadi kurang akur. "Makasih, Nak. Nenek sangat senang sekali kalian mau menyempatkan diri datang ke rumah ini. Jangan sungkan! Ini rumah kamu juga dan kelak akan menjadi rumah milik ka

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 110. Pulang

    "Mas kira-kira respon Mas Zein gimana ya? Aku nggak nyinggung 'kan, Mas?" tanya Zoya. Kini keduanya sudah ada di dalam mobil menuju kantor dan akan menjenguk Nenek sore setelah pulang kantor. Gama lebih dulu menyelesaikan pekerjaannya sebelum bertemu dengan Nenek. "Jangan terlalu dipikirkan Sayang. Niatnu sudah baik saja, aku sudah senang. Jangan lagi sedih ya! Kita lanjutkan hidup kita. Sudah cukup masa lalunya. Dengan niat mendamaikan saja itu sudah lebih dari cukup. Biarkan jika Zein belum mau membuka pintu maaf. Bukan tugas kita memaksa atau memikirkan itu terlalu dalam." "Iya, Mas." Gama segera melajukan mobilnya menuju kantor dengan Zoya yang memilih mengistirahatkan hati dan pikirannya terlebih dahulu. Zoya memejamkan kedua mata bersandar pada jok mobil. Hari ini sungguh luar biasa untuknya. Beruntung Gama mengerti dan tak menuntut apapun. Zoya merasa bersyukur memiliki Gama. Kegiatan mereka lanjut di kantor. Banyaknya pekerja membuat mereka cukup sibuk hari in

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 109. Maaf dan Berdamai

    "Jangan terlalu angkuh, Zein! Aku tau kamu kesepian." Gama terus memperhatikan Zein. "Aku hanya ingin melihat kondisi kamu bukan ingin membuat kamu malu. Aku berharap kondisimu pun segera pulih." Gama menarik nafas dalam berusaha untuk tetap bersabar menghadapi Zein. Jangan sampai terpercik emosi yang mengakibatkan kegaduhan di sana. Namun Zein hanya diam saja tak menjawab. Zein juga enggan menoleh ke arah Gama dan Zoya. Masih betah dengan diamnya setelah mengusir keduanya. Melihat itu pun, Zoya melepaskan genggaman tangan Gama hingga membuat sang suami menoleh ke arahnya. Zoya yang masih membawa buah tangan tadi pun membuka suara. Dia lebih dulu menarik nafas dalam sebelum mengajak Zain bicara. "Mas, kami datang dengan niat baik. Rencana ini kami persiapkan dari kemarin setelah mendapat kabar jika kamu masuk rumah sakit." "Aku belikan buah untukmu. Ini buah kesukaan kamu, Mas. Semoga kamu suka dan cepat sembuh. Dimakan ya, Mas." Zoya dengan lembut mengatakan itu. Dia

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 108. Menjengukmu

    Zoya tercengang mendengar Gama yang mencecarnya. Baru masuk sudah diberondong banyak pertanyaan seperti itu. Oh Astaga Gama Prasetyo. Kok bikin gemas ya. "Mas ini masih pagi loh. Aku beli itu nggak semua buat Mas Zein tapi untuk kamu juga. Kamu nggak mau makan buah? Nggak bosen makan buah dada terus? Jangan cemburu akh!" ujar Zoya santai. Menanggapinya kudu santai, kalau tidak malah ribut pagi-pagi di mobil. Lagi pula Zoya tak merasa menjadi tersangka. Gama saja yang sedang mode ugal-ugalan. Mungkin cinta pria itu yang sudah tumpah-tumpah makanya jadi sangat posesif sekali. Sementara Zoya tidak terlalu ingin menanggapi. "Serius buat aku?" tanya Gama kemudian kembali melirik kantong belanjaan yang ada di jok belakang. Dia tidak tau kalau isinya ada dua kantong yang mana salah satunya adalah untuk dia. "Hhmm... Jangan marah begitu, Mas! Sudah aku katakan kalau cintaku sudah mentok untuk Mas Gama Prasetyo. Apa masih kurang validasi?" tanya Zoya yang dijawab decakan oleh Gama

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 107. Cemburu Buta

    "Sayang!" Gama pun meraih tangan Zoya setelah tadi mengejar sang istri yang terindikasi sedang merajuk. Begini kalau menghadapi wanita yang sedang PMS. Emosinya tidak bisa terkontrol. Bentar-bentar ngamuk, bentar-bentar ngambek, lebih parahnya membuat orang cemburu. "Apa sich, Mas? Lepas! Kamu juga curigaan aja jadi suami. Aku mau jelasin nggak di bolehin. Minggir Mas! Aku mau masuk kamar." Zoya pun melepaskan diri dari Gama kemudian masuk kamar. Dia bergerak cepat kemudian menutup pintu tapi kaki Gama sudah lebih dulu menahan hingga pintu sulit tertutup dan Zoya menyerah. "Mas!" "Mau apa, Sayang? Mau ngunciin aku di luar, hhm? Nggak bisa Sayang! Kamu nggak boleh nakal!" Gama segera masuk dan Zoya pun memilih menghindari. Zoya berlari menjauh tapi dari Gama tapi dengan mudahnya Gama bergerak cepat kemudian menangkapnya. "Mas turunkan aku!" pekik Zoya. "Kamu nggak tau aku mencarimu tadi, tapi kamu malah enak-enakan ngobrol sama Dito." Gama membawa Zoya ke ranjang d

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 106. Mencari

    "Hilang? Hilang kemana, Bos? Bukankah tadi sama Tuan? Apa ada yang culik Bu Zoya?" tanya Asisten Dito yang nampak terkejut. "Kalau saya tau nggak mungkin saya tanya sama kamu, Dito. Nggak mungkin saya minta kamu mencari istri saya!" sentak Gama geregetan. Salah siapa disuruh cari malah banyak tanya. Andai tau, tak mungkin Gama memerintah untuk mencari. Ini Dito malah nyari gara-gara saja. "Baik, Bos. Saya akan segera mencarinya." Asisten Doni pun bergerak cepat beranjak dari sana untuk mencari istri yang hilang. Yang pertama tentu saja mengecek cctv kantor. Asisten Dito dengan diawasi oleh Gama melihat kemana Zoya pergi. Gama menyilangkan kedua tangannya di dada. Tatapan Gama terpusat pada Zoya yang berjalan keluar gerbang perusahaan. "Coba cctv luar!" perintah Gama saat Zoya tak lagi terlihat. "Sudah, tapi ini sudah tidak bisa lagi menjangkau lebih dari ujung pagar sini, Pak. Bu Zoya berjalan menuju para pedagang makanan yang ada di samping kantor kita. Mungkin saja

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 105. Posesif

    "Ini minumnya, Pak. Bapak kasihan sekali. Maafkan Pak Gama ya, Pak. Bapak sudah bekerja dengan baik untuk kami. Bulan ini Bapak akan mendapatkan bonus tambahan," ujar Zoya yang kemudian menyodorkan botol minum pada Dito. Gama tercengang mendengar itu. Bonus tambahan? Tanpa acc dulu dari pemilik perusahaan? Aish... Tentu saja itu membuat Gama pusing karena yang akan mengeluarkan dana itu dia sedangkan Gaji Dito itu besar. "Dia sudah menerima bonus setiap bulan, Sayang. Nggak usah! Jangan dimanja karena aku membayarnya sesuai apa yang ia kerjakan," sahut Gama tak terima. Sementara Asisten Dito masih diam menyimak. Asisten Dito terkejut dengan apa yang terjadi. Apalagi melihat Zoya datang tiba-tiba dan menyodorkan minum dengan sangat perhatian. Tidak cukup sampai di situ. Ternyata Gama pun menyusul dengan sangat tak terima akan apa yang Zoya lakukan. Ada apa dengan pasutri ini? "Ya tapi kamu nggak boleh semena-mena juga, Mas. Kasih hukuman itu ya kalau memang benar-benar sa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status