Home / Romansa / RAHIM PENGGANTI TUAN MANU / PERJANJIAN HITAM DI ATAS PUTIH

Share

PERJANJIAN HITAM DI ATAS PUTIH

Author: Na dila
last update Last Updated: 2023-04-05 20:48:05

“Kau berubah pikiran?”

Manu, pria itu menyambut Bella dengan wajah yang begitu santai, seolah sudah bisa memprediksi perubahan keputusan yang wanita itu pilih. Kemarin, setelah kehilangan pekerjaan, tiba-tiba Bella juga ditimpa kesialan lain yang beruntun.

Pria tua yang membuatnya dipecat datang ke tempat kosnya dan menagih hutang. Pria licik itu bahkan mengubah surat perjanjian yang telah Bella tanda tangani sebelumnya, demi hutang tersebut bisa lunas segera. Setelah pria tua tersebut pergi, datang lagi ibu kos yang juga menagih tunggakan sewa. Semua kebutuhan yang mendesak itu benar-benar membuat Bella frustrasi. Ia sudah tidak punya jalan keluar lagi, selain mendatangi pria bernama Manu ini.

 

"Duduklah," ujar Manu kembali usai mereka memasuki ruang kerja pria itu.

Bella lantas duduk di sofa panjang yang ada di depan Manu, sementara pria menawan dan dingin itu membuka sebuah map.

Bella meihat map tersebut dengan pandangn seribu arti. “Apa itu?” Pasalnya, pria itu seperti telah mempersiapkan semua dengan matang, padahal Bella baru memberitahukan kedatangannya melalui telepon beberapa menit yang lalu.

"Baca dan tandatangani." Tanpa berbasa-basi sedikitpun, Manu lantas mendorong pulpen dan map tersebut ke arah Bella.

Bella menatap kedua benda itu dengan nanar, kemudian bergantian menatap Manu dengan kerutan di dahi. Namun agaknya, Bella salah lawan. Pria di hadapannya justru tak berekspresi sama sekali.

Menghela napas panjang, Bella akhirnya membuka map tersebut kemudian membaca surat perjanjian yang ada di dalamnya dengan teliti. Setelah beberapa menit berlalu, Bella menyerahkan kembali surat perjanjian itu, tapi belum menandatanganinya.

"Apa yang salah?" tanya Manu membuat Bella menghela napas panjang.

"Nomer 4. Bukankah ini terlihat seakan-akan aku adalah budakmu, Kak?"

Bella menunjuk perjanjian yang ia maksudkan di dalam surat perjanjian tersebut. Ia hanya merasa dirugikan—walaupun  kenyataannya ialah yang membuat Manu rugi besar dengan memberinya uang sebesar 15 Miliar. Namun, tetap saja menurut Bella tetap saja harga semahal itu pun tak sebanding jika dibandingkan dengan Manu yang juga akan mendapatkan apa yang selama ini ia dan istrinya harapkan.

"Itu demi kebaikan calon anakku yang akan kau kandung nanti."

Mendengar jawaban santai dari Manu, Bella tentu tak terima. "Apa-apaan? Tetap saja, aku ingin perjanjian ini dihapuskan."

Manu menjawab dengan lantang. "Apa salahnya mendengarkan perintahku dan menghindari laranganku?"

"Tentu salah, kau seakan-akan mengharuskanku tunduk padamu," sahut Bella sedikit tak terima.

"Kau tahu kan posisiku di Ibukota? Selain memiliki banyak teman bisnis, aku juga memiliki banyak musuh." Manu mendengus. "Lagipula selain demi anak yang akan kau kandung, bukankah itu juga demi kebaikanmu?" Manu akhirnya kembali berceloteh panjang setelah merasa bahwa Bella tidak akan kunjung mengerti jika tidak dijelaskan.

"Tetap saja, aku tak terima. lagipula apa kau kira dirimu ini Tuhan yang harus kuikuti perintahnya dan kujauhi larangannya? Aku memang membutuhkan uang, tapi bukan berarti aku mau melakukan apapun yang kau inginkan, Kak."

Manu lantas mengehela napas pelan karena Bella yang begitu keras kepala.

"Apa maumu selain penghapusan perjanjian nomer 4?" tanya Manu to the point.

"Revisi," sahut Bella cepat.

Manu dengan sigap mengambil alih pulpen itu dari tangan Bella kemudian menuliskan sesuatu di samping perjanjian tersebut.

Setelah selesai, barulah Manu memberikannya lagi pada Bella. Bella membacanya dengan cermat kemudian mengangguk ragu.

"Setuju?"

"Iya, aku setuju," sahut Bella kemudian mengambil alih pulpen tersebut dari Manu.

Saat Bella ingin menandatanganinya, tangan Bella terasa kaku, dadanya terasa kian menyesak. Namun, demi kelangsungan hidupnya, ia perlahan menggoreskan pulpen itu di atas kertas perjanjian.

Bella tidak dapat mengabaikan kenyataan bahwa yang tengah ia tanda tangani saat ini adalah sebuah perjanjian hitam di atas putih.

Setelah melihat Bella menandatangani surat perjanjian itu, Manu kembali menyimpan map tersebut ke dalam tas dan membuat wanita itu menaruh curiga. "Kenapa kau tidak menandatanginya, Kak? Jangan bilang kau berniat menjebakku saja?"

"Aku akan menandatanganinya setelah istriku."

Bella tak menyahut. Sepertinya saat ini diam adalah jalan terbaik yang memang harus ia ambil untuk mengendalikan dirinya sendiri.

“Tuan Muda!”

Atensi Bella teralihkan. Matanya menatap ke sumber suara kemudian mengernyitkan dahinya bingung. Seorang perempuan dengan jas putih yang menjadi ciri khasnya kini berdiri sekitar 3 meter dari tempatnya duduk. Namun, setelah melihat Manu bangun dan menghampiri dokter tersebut, Bella mengangguk-angguk seolah-olah ia tahu maksud kedatangan dokter itu.

“Sepertinya kau kedatangan tamu. Aku akan pulang saja.”

Bella bangun, hendak melangkahkan kakinya pergi dari sana. Namun, suara Manu yang terdengar lebih berat dari sebelumnya membuat Bella mengurungkan niatnya.

“Pulang?”

“Ada apa?” tanya Bella bingung.

Manu tertawa sinis. “Kau pikir, kau bisa keluar dari sini buru-buru?”

Dahi Bella kembali berkerut. “Bukankah semuanya sudah selesai?"

Lagi dan lagi Manu berdecih. Hal tersebut membuat Bella kebingungan. Perempuan itu benar-benar tidak dapat menebak sedikit pun apa yang ada di otak pria itu.

Senyum miring tiba-tiba tercetak jelas di wajah tampan milik Manu. Terlihat serasi dan candu, tapi sedikit menyeramkan. Hal tersebut membuat Bella sedikit was-was, terlebih kini Manu terus melangkah maju mendekatinya.

"Kau belum mengandung keturunanku, kenapa kau terburu-buru untuk pergi hmm?"

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ni Kadek Ilda Junisa
Lanjut dunkkk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • RAHIM PENGGANTI TUAN MANU   TAWARAN RENTENIR

    "Kak Ma-Manu ...."Bella meneguk salivanya susah payah. Kedua tangannya terkepal erat, pasokan oksigen yang ada di sekitarnya seperti menipis dari waktu ke waktu.Tatapan Manu yang begitu mengintimidasi mampu membuat semua syarafnya terasa berhenti bekerja seakan-akan ia mengalami kelumpuhan secara mendadak. Bella sebisa mungkin berusaha unuk melangkahkan kakinya mundur karena wajah Manu semakin dekat dengannya. Naasnya, ia malah terpeleset ke belakang karena tersandung oleh kakinya sendiri."A-akh!"Bella memejamkan matanya erat tatkala ia merasa badannya melayang. Ia kira punggungnya akan terasa remuk, beruntungnya sensasi empuklah yang ternyata menyambutnya dengan hangat. "Ck!"Decakan sarkas yang menusuk indera pendengaran Bella membuat perempuan itu membuka matanya dengan cepat. Jangan lupakan raut bingung yang menghiasi wajahnya.Melihat respon Bella, Manu berdecih kemudian memasukkan satu tangannya ke dalam saku celananya. "Kenapa? Kau berpikir aku akan menahanmu agar tida

    Last Updated : 2023-05-01
  • RAHIM PENGGANTI TUAN MANU   SISI MENYERAMKAN MANU

    "BRENGSEK! LEPASKAN!"Bella menjerit kuat hingga urat-urat lehernya menyembul jelas seperti siap untuk menembus kulitnya. Kedua tangannya kini tengah dicekal erat ke belakang tubuhnya oleh salah satu bodyguard anak buah pria paruh baya itu. Sementara satunya lagi berusaha keras melepaskan satu persatu kancing kamejanya karena Bella terus berusaha menunduk untuk mempersulit bodyguard di depannya."AKH! BRENGSEK!" Tubuh Bella merinding hebat saat ia merasa kulit lehernya disapu oleh benda kenyal berlendir. Tepat kala itu juga kamejanya berhasil ditanggalkan. Bella semakin menjerit sekuat tenaga dengan air mata yang jatuh berlomba-lomba membasahi pipinya.Meskipun sepertinya sia-sia, Bella tetap berusaha memberontak. Naasnya, tak berbeda jauh dengan kejadian di jalan kemarin malam, rambut Bella dijambak kencang hingga kepalanya menengadah. Sialnya lagi, sapuan benda kenyal di lehernya itu kian membabi buta, bahkan Bella dibuat serasa ingin menjatuhkan dirinya dari atap gedung tersebut s

    Last Updated : 2023-05-02
  • RAHIM PENGGANTI TUAN MANU   DIAM, JIKA KAU INGIN BERAKHIR DENGAN CEPAT!

    Sepersekian detik telah terlewatkan dengan hawa panas yang terasa begitu mencekik. Geram dengan respon Bella yang tidak melakukan apa yang ia inginkan, Manu terlihat perlahan menunduk. Amarah meledak-ledak yang ditahan Manu terasa begitu jelas lewat hembusan nafas panas yang menerpa wajah Bella. Sontak, Bella benar-benar dibuat mati kutu saat tangan pria itu baru saja menarik dagunya agar pandangan mereka bertemu. "Jadi kau ingin aku yang melakukannya?!" Lidah Bella terasa kelu dan tak dapat digerakkan untuk menjawab sindiran keras nan menusuk Manu. Saraf tubuhnya seakan-akan tak berfungsi saat pria itu mengusap bibir Bella kemudian menyunggingkan sebelah sudut bibirnya, memperlihatkan senyum miring layaknya senyum seorang iblis yang begitu menakutkan. "Apa mereka juga berhasil mendapatkan ini?" Manu tertawa sinis saat melihat Bella hanya diam saja tak merespon apapun. Perempuan itu hanya menatap matanya dengan sorot yang begitu Manu benci, sorot sayu yang bercampur dengan air ma

    Last Updated : 2023-05-03
  • RAHIM PENGGANTI TUAN MANU   INGIN BERCINTA?

    "Sayang, apa yang terjadi?"Laura tentu dibuat bingung saat mendapati suaminya tiba-tiba pulang dengan tampang tak bersahabat. Lagi pula bukankah pria itu mengatakan akan pulang sedikit terlambat karena harus menyelesaikan permasalahan tentang calon anak mereka nantinya? Kenapa pria itu pulang bahkan sebelum matahari digantikan oleh bulan?"Sayang ...."Laura kini terlihat membuntuti Manu yang lantas pergi ke dapur setelah berhasil masuk ke dalam Mansion mereka. Manu terlihat masih tidak menunjukkan tanda-tanda akan menjawab, hanya suara langkah yang terdengar begitu berat saja yang ada."Sayang, apa aku melakukan kesalahan?" Laura mendekat dan menghapus jarak di antara mereka saat melihat Manu baru saja selesai menegak habis gelas berisikan air putih itu. "Kenapa kau tiba-tiba mengabaikanku seperti ini?" lanjut Laura.Laura menangkup kedua pipi Manu, dengan satu tangan di antaranya beralih mengelus lembut rahang tegas yang nampak mengetat itu. Manu hanya menatap datar Laura meskipun s

    Last Updated : 2023-05-04
  • RAHIM PENGGANTI TUAN MANU   KERESAHAN LAURA

    "Jadi, hal itulah yang membuatmu kesal tadi?"Laura mendongak, menatap Manu yang kini menunduk untuk menatap wajahnya. Usapan hangat tangan kekar Manu di surai lembut milik Laura perlahan terhenti secara perlahan. "Aku benar kan?" ulang Laura sekali lagi saat Manu terlihat tak kunjung menjawab pertanyaan sederhana darinya."Iya." Jawaban Manu begitu singkat, langsung pada intinya. Namun, hal itu malah membuat Laura merasa semakin tak tenang. Laura yang memulai semua ini, tapi kenapa ia merasa begitu menyesal setelah mendesak Manu tadi hingga pria itu akhirnya buka mulut?Laura sedikit meringis. Kenyataan bahwa tubuh mereka yang polos tanpa sehelai benang itu hanya ditutupi oleh selimut ternyata tak mampu membuat Laura merasa lebih baik. Keduanya baru saja bermain panas di atas ranjang, dan tepat setelah mendapatkan kepuasannya masing-masing, Laura sendirilah yang mulai memancing Manu dengan membicarakan masalah sebelumnya. Laura kira Manu 'butuh waktu sendiri' karena masalah perusah

    Last Updated : 2023-05-05
  • RAHIM PENGGANTI TUAN MANU   SELALU BERMAIN API

    Laura men-dial nomor suaminya dengan jari gemetar, dalam hati ia terus memohon agar Manu mengangkat teleponnya. Saat Manu akhirnya mengangkat telepon, suaranya terdengar tenang namun Laura bisa merasakan kekhawatiran yang terdengar dari suara suaminya itu. "Laura, ada apa?" tanya Manu di seberang sana. Pria yang kini tengah berjalan di lobby gedung perusahaannya terlihat menerka-nerka kemungkinan apa yang membuat Laura tiba-tiba menelponnya padahal mereka baru berpisah sekitar 20 menit lalu. "Sayang ...." Suara lirih Laura bergetar hebat. Perempuan itu kini tengah menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa. Wajahny nampak terlihat begitu pucat pasi dengan mata memanas dan berkaca-kaca. "Laura, apa yang terjadi?" Langkah Manu terhenti, membuat Bram, sekretaris yang berjalan di belakangnya itu ikut menghentikan langkahnya. "Perempuan itu tidak ada di Rumah. Dia ... dia sepertinya kabur ...." Manu terhenyak selama beberapa saat. Pria itu kemudian lantas memutar tumitnya saat ota

    Last Updated : 2023-05-07
  • RAHIM PENGGANTI TUAN MANU   MANU BERUBAH

    "Kak! Lepaskan! Kau menyakiti--akkh!"Bella membulatkan matanya sempurna tatkala Manu baru saja melepaskan cekalan di pergelagan tangannya. Perempuan itu terhenyak, karena Manu sedikit mendorong tubuhnya ke depan yang membuat Bella hampir saja tersungkur ke lantai.Bella membalikkan tubuhnya, menatap Manu yang menatapnya dengan tatapan dingin khasnya itu. Kenapa dari waktu ke waktu pria itu berubah semakin kasar bagaikan iblis?!"Apa yang kau pikirkan, Bella?" Manu memasukkan satu tangannya ke dalam saku celananya, memancarkan aura sinis bercampur arogan yang tak pernah Bella lihat. "Apa yang kau inginkan dengan kabur begitu saja, huh?! Aku pikir kau tidak sepikun itu untuk mengingat perjanjian yang telah ka tanda tangani!"Manu kembali menyudutkan Bella, tak membiarkan perempuan itu membela diri barang sedikit pun. Tatapan dinginnya kian menyala, memancarkan emosi yang berusaha ia tahan."Apa kau kira aku pengangguran yang tak punya pekerjaan sehingga bisa terus menyelesaikan masalah

    Last Updated : 2023-05-13
  • RAHIM PENGGANTI TUAN MANU   BUKAN CEMBURU!

    Bella mencengkeram erat gelas berisikan air putih yang ada di tangannya sembari memejamkan mata. Sedetik kemudian, perempuan itu berusaha meneguk habis cairan bening yang begitu ia benci hingga habis tanpa sisa. Bella kemudian membalikkan badannya, berniat mencuci gelas tersebut, tapi saatmendapati sosok jangkung yang kini menatapnya dingin beberapa langkah di depannya membuat Bella terkejut hingga gelas yang dipegangnya jatuh.Manu berdecih melihat apa yang baru saja terjadi di depan matanya. "Tanganmu patah, hmm?"Bella tahu Manu tengah menyindirnya. Bella menatap beling-beling yang berserakan di lantai, sedikit bersyukur karena ia tak tergores sedikitpun. "Kenapa kau tak mengunci pintu depan?" Bella menggigit bibir bawahnya. Sial!! Dia benar-benar lupa untuk menguncinya tadi. "Meminta maaf lagi?" sela Manu saat melihat Bella bersiap membuka bibirnya. "Apa permintaan maaf bisa menolongmu nanti jika kau dalam bahaya? Beruntung yang ada di depanmu saat ini adalah aku, bagaimana ji

    Last Updated : 2023-05-15

Latest chapter

  • RAHIM PENGGANTI TUAN MANU   MANU TIDAK RELA?

    “Kak Manu!”Manu menghentikan langkahnya kala mendengar suara panggilan Bella.“Aku ingin bicara denganmu.”Cukup lama Manu terdiam di posisinya sebelum akhirnya dibuat lantas membalikkan badan setelah mendengar permintaan Bella.“Aku tidak ingin tinggal di sini lagi.”Satu alis Manu terangkat, ia menatap sosok perempuan yang tengah berdiri di ujung anak tangga lantai dua itu dengan pandangan yang sulit diartikan.“Kenapa tiba-tiba?”Bella tidak menjawab. Perempuan itu bahkan terlihat begitu enggan menatap Manu membuat pria itu semakin bertambah bingung.Hampir semingguan ini, Bella seperti berusaha tidak terlihat di depan matanya.Meskipun memang tidak pernah mengobrol ataupun sekadar bertegur sapa, sifat Bella akhir-akhir ini cukup lebih pendiam.Dan sekarang, perempuan itu tiba-tiba meminta pindah? Manu tentu dibuat curiga dengan perubahan sikap Bella yang kian membingungkan.“Apa maksud semua ini?”Langkah Manu terhenti tepat di depan Bella, tapi perempuan itu tak juga kunjung men

  • RAHIM PENGGANTI TUAN MANU   PERINGATAN UNTUK BELLA

    Suara tawa iblis terdengar keluar dari bibirnya. Kala cengkeraman di tangannya mengendur, suara itu pun perlahan ikut pudar. Tatapan penuh akan kebencian tersirat jelas di mata seseorang yang tengah menatap tajam Bella. “Dasar wanita murahan! Berani-beraninya kau menggoda suamiku di saat aku tidak berada di sini?!” Laura kemudian melempar asal syal berwarna putih di tangannya dan beralih untuk menarik lengan Bella untuk segera bangun dari posisi berbaringnya. PLAK! Dan sebelum tubuh Bella benar-benar berdiri tegak di hadapan Laura, istri sah Manu itu telah terlebih dahulu melayangkan tamparan yang begitu kuat di pipi Bella. Tubuh Bella yang belum seimbang, ditambah gerakan tiba-tiba yang dilakukan Laura, hal itu membuat tubuh Bella ambruk dan terduduk di pinggir ranjang. “Kau benar-benar penggoda ulung, Bella!” Bella memejamkan mata erat, tangan yang memegangi bekas tamparan Laura bahkan ikut terasa sedikit kebas, merasakan betapa panas pipinya sekarang ini. “Kenapa?!” Laura

  • RAHIM PENGGANTI TUAN MANU   TANDA KEPEMILIKAN MANU

    “E-eh!” Tubuhnya menegang hebat kala merasakan sensasi geli serta dingin yang tiba-tiba merambat ke pinggangnya yang masih ditutupi oleh kain pakaian itu. “Apa yang sedang kau pikirkan, heum?” Setelah suara berat itu terdengar di telinganya, napas hangat serasa menerpa kulit lehernya, diikuti dengan lesakkan anak rambut yang juga meninggalkan sensasi geli di sana. Selimut yang tadinya dicengkeram erat oleh tangannya pun perlahan terlepas dari genggamannya akibat terkejut oleh semua pergerakan tiba-tiba yang dilakukan oleh Manu. Noda merah yang sempat dilihat matanya itu pun kembali ditutupi oleh selimut tersebut. “Hey, kenapa diam saja?” Manu menarik kepalanya menjauh dari ceruk leher Laura kala menyadari perempuan itu malah mematung, tidak mengeluarkan reaksi apapun. “Maaf ….” Suara lirih Manu berhasil menarik Laura kembali dari lamunannya yang berkepanjangan. Kata itu entah mengapa membuat dadanya sesak, bahkan tangannya kini bergetar hebat, ingin sekali rasanya menampar Manu

  • RAHIM PENGGANTI TUAN MANU   NODA MERAH DI SEPRAI

    “Kau kemana saja?”Laura tak menyahut saat netra miliknya benar-benar mendapati sosok Manu di depannya. Kegelisahan semakin menghantamnya habis-habisan. Kakinya memang sudah tak bergerak mundur lagi, tapi semua itu tergantikan oleh badannya yang sedikit bergetar hebat.“Eum … aku, aku baru saja–”“Hey, ada apa, Sayang?” Manu bergerak mendekati Laura yang terlihat aneh di matanya, mengabaikan rasa kantuk dan penat di tubuhnya. “Kenapa kau bergerak mundur menjauhiku? Apa wajahku sebegitu menakutkan?”Tubuh Laura menegang hebat tatkala Manu tiba-tiba menarik pinggangnya, merengkuh hangat tubuhnya yang masih sedikit bergetar.Kenapa … Manu bersikap seakan biasa-biasa saja padanya? Apa pria itu tidak menyadari kepulangannya yang jauh dari kata terlambat ini?Manu itu manusia dingin, tapi begitu posesive pada pasangannya. Pria itu bahkan sempat mendiami Laura selama sehari karena perempuan itu menginap di Rumah teman arisannya tanpa memberi tahunya dulu hingga membuat pria itu kelimpungan

  • RAHIM PENGGANTI TUAN MANU   AFTER THE ACCIDENT

    Laura bangun dengan wajah terkejut. Ia lantas mengamati jam dinding yang berada di ruangan bernuansa hitam tersebut, sebelum akhirnya meloncat turun dari ranjang.“Sial! Bagaimana mungkin aku malah ketiduran?!” pekiknya kuat kemudian mengambil blazer berwarna hitam yang tergeletak di atas lantai. Laura menggerutu, menyesali menerima permintaan untuk menemani minum pria yang kini masih terlelap itu kemarin malam.Saat kakinya hampir melangkah menjauh dari ranjang, tangannya tiba-tiba dicekal.“Kemana, hmm? Kau belum boleh pergi!”Suara berat menyapa indera pendengarannya, tapi Laura memilih untuk menghempaskan tangan kekar milik pria yang masih setengah terpejam di atas ranjang tersebut.Persetan dengan pria itu, ia harus segera pulang ke Mansion sebelum dunianya benar-benar hancur dan tak bisa diselamatkan lagi. Laura sedikit bersyukur karena jalanan pada dini hari tersebut lumayan sepi, membuatnya bisa mengebut dengan kecepatan di atas rata-rata.Ketukan sepatunya yang terdengar cep

  • RAHIM PENGGANTI TUAN MANU   DIRENGGUT PAKSA

    Bella mendorong tubuh Manu menjauh, tubuh perempuan itu bergetar hebat dengan tangan mencengkeram erat handuk yang ia kenakan. Sial, ucapan Manu berhasil membuat jantung Bella rasanya hampir copot saja.“Kenapa, hmm?”Alis Manu terangkat sebelah, tapi sesaat kemudian ia memejamkan mata sebelum akhirnya tertawa kecil. Bella terpaku, seumur-umur ini memang bukan kali pertamanya ia melihat Manu tertawa sehingga ia dibuat terdiam.Namun, dengan keadaan seperti ini, bulu kuduk Bella meremang. Tawa itu terdengar seperti Manu yang ada di depannya adalah sosok Manu yang tak pernah ia lihat versinya.“Tidak ada, permisi.”Bella memutuskan kontak mata diantara mereka dengan cepat. Ia menunduk, kemudian melangkahkan kakinya untuk melewati Manu. Persetan dengan dirinya yang hendak menjelaskan alasan yang membuatnya berada di kamar pasangan suami istri itu. Sepertinya lebih baik ia segera pergi dari sana, ia akan menjelaskannya besok pagi jika Manu sudah kembali ke versi biasanya. Bella merasa le

  • RAHIM PENGGANTI TUAN MANU   MIMPI BURUK BELLA

    “Makan!”“Makan atau kami akan merobek mulutmu?!”“Kau dengar apa yang kami katakan?”“IBUUU!!”“AKHH!”Bella lantas bangun dari tidurnya dengan peluh yang mengucur deras di pelipisnya. Nafas perempuan itu terengah-engah, Seakan-akan ia sempat melupakan bagaimana caranya bernapas usai bangun dari mimpinya itu.“Hah … mimpi itu lagi. Kenapa aku kembali diganggu oleh mimpi itu lagi?” Bella mencoba untuk mengatur nafasnya lagi. Suatu ingatan kembali berputar di kepalanya, tapi berusaha ia abaikan begitu saja. Bella harus bisa dengan segera melupakan mimpi tersebut jika dirinya memang ingin keluar dari trauma dan ketakutan yang menghangtuinya sampai detik ini. Bella lantas melompat turun dari ranjang. Laura pasti akan menghabisinya jika sampai perempuan itu tahu Bella hampir menghabiskan semua sisa waktunya hanya untuk tidur. Namun, saat teringat bahwa semua pekerjaannya sudah selesai, Bella lantas kembali mendudukan tubuhnya di sisi ranjang.Bella memegangi kepalanya yang mulai tera

  • RAHIM PENGGANTI TUAN MANU   TUBUHKU ADALAH MILIKMU, TUAN

    Manu mengumpat kesal, berusaha bangun tapi pergerakannya telah terlebih dahulu terasa ditahan kuat hingga membuat tubuhnya kembali terjatuh. Manu seakan kehilangan kontrol pada tubuhnya sendiri, tubuhnya lemas, jangan lupakan sensasi aneh serta sakit di kepalanya yang kian menguat. Perempuan itu kini sudah berada tepat di atas tubuhnya.“Sshhh!” Manu menggeliat frustasi sementara perempuan itu tersenyum penuh kemenangan.Jari-jemari lentik tersebut bergerak menyusuri pahatan wajah yang menjadi objek pujiannya tadi. Wajah Manu yang kini terlihat memerah menahan sensasi aneh di tubuhnya benar-benar membuat perempuan tersebut merasa seperti baru saja memenangkan sesuatu yang berharga dalam hidupnya.“Kau menyukainya, Tuan?”Manu berusaha menahan gerakan jari nakal itu, tapi Manu malah perlahan menikmati gerakan jari jemari lentik tersebut, bahkan menginginkannya lebih dari itu. Kepalanya terasa ingin pecah menahan gejolak yang entah datang dari mana meronta-ronta dalam dirinya.Peremp

  • RAHIM PENGGANTI TUAN MANU   JEBAKAN PANAS

    “Baiklah. Saya akan merasa begitu terhormat jika anda mau bekerja sama dengan perusahaan saya, Tuan Manu.”Manu hanya mengangguk sekilas, sementara lawan bicaranya barusan telah memilih pergi dari hadapannya. Wajahnya yang memang terus datar kini perlahan mulai menampilkan ekspresi tidak nyaman. Ia edarkan pandangannya ke sekitar, mencari keberadaan dari tuan pemilik pesta tersebut.“Malam, Tuan. Apa kau tengah mencariku?”Manu menoleh ke sumber suara, wajahnya tak menampilkan ekspresi yang begitu ketara, tapi sorot matanya terlihat jelas tidak menyukai pertemuannya dengan pria di depannya itu meskipun pesta itu memang digelar untuk pria tersebut. Mungkin hal itulah yang membuat Manu merasa tidak nyaman berdiam diri terlalu lama di sana.“Kukira kau tidak akan sudi datang ke pesta yang diadakan malam ini oleh keluargaku,” ujar Bian meskipun ia tahu satu-satunya alasan manu Datang sudah pasti karena Engky, CEO yang menjabat di Bimasra’s Company sebelumnya.“Kau tak ingin mengucapkan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status