Jemari besarnya membelai lembut kepala sang kekasih hati. Dia merapikan anak rambut yang tersusun rapi di sana. Terakhir kali membubuhkan ciuman mesra sebelum dia memutuskan membangunnkan istri tercinta.CUP!“Sayang? Bangun, hm?” ucapnya lembut.Masih belum bangun juga. Malah tangan yang baru saja membelai rambut dan wajah wanita cantik jelita itu kini sudah berada di dekapan menambah rasa nyenyak.“Anya, sayang. kita harus pergi ke tempat lain. Jadi kau harus bangun sekarang juga,” Alejandro kembali membelai lembut rambut istrinya. Karena tak kunjung bangun, muncullah ide konyolnya.Pria itu memaksa Zevanya agar membuka matanya. Jari kedua pria itu menarik paksa agar istrinya melek.“Ale!” teriak Zevanya pada suaminya yang sudah mulai menjengkelkan dipagi hari.“Fuh!” Alejandro malah dengan iseng meniup mata Zevanya yang baru saja ia paksa untuk melek. Pria ini memang sengaja mengajak perang dunia kesekian.“Astaga! Kau! Benar-benar ya. Alejandro!” seketika nyawa Zevanya dengan inst
Zevanya masih melanjutkan mimpi indahnya yang sempat tertunda karena ulah suaminya yang memaksanya bangun. Wanita itu terlalu lelah karena diserang habis-habisan oleh suaminya.Alejandro tak mau menganggu waktu istrinya. Karena nanti mereka akan mengunjungi tempat yang akan menguras tenaga. Maanya dia membiarkan Zevanya untuk beristirahat. Karena perjalanan juga masih panjang. Alejandro juga merasakan kantuk hingga ahirnya sama dengan sang istri. Mereka berdua tertidur di pesawat dalam perjalanan menuju destinasi selanjutnya.Setelah beberapa kilometer pesawat yang membawa sepasang suami istri ini sudah memasuki kawasan bersalju.Pramugara memberanikan diri untuk membangunkan Alejandro. Karena jika ia membangunkan istri bossnya akan dilahap habis. Karena dia masih sayang nyawa karena tak berani berkomunikasi atau bahkan menatap Nyonya Alejandro. Makanya dari itu pramugara memberanikan diri membangunkan Alejandro.“T-tuan …” saking takutnya pramugara itu gugup dan seluruh badannya geme
Dua sejoli makin hari main mesra. Bak menebus masa yang pernah mereka lewatkan. Tak hanya itu, dengan hanya menjalani hidup dalam seminggu ini hanya berdua. Siapapun yang melihatnya mereka seperti belum punya anak. Karena tingkah mereka seperti kaula muda yang sedang kasmaran.Padahal jika mereka tahu, ini adalah misi Alejandro untuk mendapatkan adik untuk Matthew, anaknya. Makanya dia tak mau menyia-nyiakan waktu saat sedang menghabiskan waktu berdua saat bulan madu bersama istrinya. Karena jika mereka sudah kembali kerutinitasnya pasti akan sangat disibukan oleh pekerjaan dan harus fokus pada Matt juga.Setelah hampir dua minggu pergi bulan madu mereka. Malam ini adalah malam terahir karena besok harus kembali ke London. Ibu satu anak itu sudah tak isa lama-lama lagi berpisah dengan anaknya. Alejandro hanya bisa mengiyakan meski dia masih belum puas. Bukan karena tak ingin pulang bertemu Matt, anaknya. Tetapi hanya masih kurang saja untuk berduaan dengan istrinya.Zevanya menimati
Inilah hari yang ditunggu Matthew. Bocah kecil itu sudah tak sabar menunggu kepulangan kedua orang tuanya.“Opa! Oma! Aku sudah siap!” bocah itu menunjukkan outfit kerennya pada kedua pasangan yang tak lagi muda, Ronald dan Bianca.“Tuh, lihat cucuku sangat mirip denganku ya. memang darah tampan, kharismatik dan keren ini mngalir deras pada keturunanku,” Ronald bersendekap tangan dan dengan bangga memamerkan cucunya pada istinya, Bianca.Istrinya yang hanya menggelengkan kepala malas meladeni hanya bisa berlalu melewati suaminya. Dia langsung mengajak cucunya masuk mobil yang sudah siap dari tadi.“Hey, kenapa tak ada yang merespon sih?!” gerutu Ronald.“Ahahhaha Opa dicuekiin?” tak bisa menahan klakar dari Opanya Matt jadi tertawa kencang.Hal itu makin membuat pak tua itu jadi makin kesal. “Matt, jangan dicontoh Omamu yang begitu. Tidak baik menyueki orang lain. Oke?” sambil masuk ke dalam mobil.Matt yang ada dipangkuan Bianca mengangguk mendapat nasihat dari Opanya. “Siap Opa!” ta
Rutinitas kembali seperti biasa. Alejandro harus ke kantor, sedangkan Zevanya ingin mngunjungi galeri barunya. Beruntung ada tim yang membantunya. Dan juga beberapa orang tim lamanya memilih untuk pindah ke London demi Zevanya.Pagi ini di tempat baru yang penuh dengan barang-barang yang baru saja di kirim dari galeri lama telah sampai. Jangan ditanya seperti apa kondisinya. Masih sangat berantakan, kacau. Tetapi ada beberapa orang yang sampai juga untuk membantunya menata beberapa lukisannya.“Maaf, anda siapa?” tanya Zevanya karena dia tidak merasa kenal dengan beberapa orang berbadan tinggi dengan otot besar itu.“Oh, maaf, Nyonya. Kami belum memperkenalkan diri. Kami orang yang diperintahkan oleh tuan Alejandro untuk membantu Nyonya hari ini di galeri sampai selesai,” ucap salah satu dari mereka dengan sopannya.Zevanya terdiam setelah mendengar penjelasan dari seorang yang mengaku suruhan dari Alejandro.“Terima kasih,” tutur wanita cantik jelita itu. Akhirnya para lelaki berbada
Seharian penuh Lian dibuat ksal dengan Boss sekaligus sahabatnya. Semua pekerjaan dialihkan padanya. Jadi mau tak mau ia harus menuruti. Memang sudah biasa tapi entah kenapa semenjak Alejandro menikah dan pergi bulan madu rasanya pekerjaan tak ada hentinya.Hal yang biasa dia kerjakan dengan senang hati kenapa sekarang brat hati? Apa karena percakapan terakhirnya dengan Anastasia? Sejak saat itu ia tak pernah bertemu lagi dengan wanita tu.Melihat tumpukan kertas yang tak kunjung menipis, Lian menghela napas berat.“Hhhh … kapan selesainya? Bagaimana aku akan dapat pasangan kalau begini terus? Cih … buktikan? Apa yang akan kubuktikan pada Ana jika bertemu saja tidak bisa,” keluhnya.“Ale bisa-bisanya dia baru masuk kantor tapi setelah meeting penting selesai dia malah pergi kencan! Aku juga ingin punya pasangan dan berkencan romantis. Argh! Ale sialan!” Lian kesal sampai menyumpahi Bos sekaligus sahabatnya yang sedang enak-enakan bermesraan. Tak hanya itu, dia juga mengacak-acak rambu
Hari ini rasanya malas untuk pergi ke mana-mana. Bahkan untuk kerja pun enggan rasanya. Pagi ini hanya ingin malas-malasan saja. Diam sendiri di apartemen khususnya di kamar. Tak ada niatan untuk beranjak dari ranjang. Anastasia masih di balut selimut. Tatapannya kosong. Menerawang ke langit-langit kamarnya yang didominasi warna putih.Wajahnya kusut dan matanya bengkak. Benar, dia habis nangis semalaman. Kenapa dia begitu? Apa yang membuat Anastasi begitu sedih sedalam ini? Benarkan karena Lian yang bersama wanita semalam?Jika memang iya lalu kenapa? Lian bukan siap-siapanya. Pria itu juga berhak memilih dengan siapa dia pergi. Apalagi dengan wanita. Tetapi ada hal yang membuat Anastasia kecewa. Yaitu, pada pertemuan terakhirnya dengan Lian.Pria itu berkata ingin membuktikan bahwa dia tak memiliki hubungan. Namun nyatanya semalam? Dia malah cium pipi kanan kiri, kencan di café tempatnya bekerja. Bahkan dia juga berpelukan dengan wanita itu.“Apa yang ia maksud adalah ingin membukti
Mobil sport berwarna merah berhenti tepat di belakang mobil Alejandro. Sosok yang mengemudikan mobil tersebut pun mulai turun. Pria muda tampan dengan gaya badboynya itu menyugar rambut dan melangkah masuk ke kediaman Ricardho.“Om Alvarooo!” Matt yang teriak sambil berlari menghampiri pria yang baru saja datang itu.BRUGH! Badan kecilnya berhasil ditangkap oleh Alvaro. Matt kini suda berada dalam gendongan Alvaro.“Waah! Mobil Om kereen!” ucap Matt mengacungkan jempol.“Siapa dulu!” seru Alvaro yang tak kalah hebohnya.“Kau sudah datang rupanya. Cepat juga,” Alejandro tak habis pikir. Biasanya jam segini Alvaro si bungsu itu masih dalam dekapan mimpi. Tapi kali ini dia sudah segar dan wangi saja.“Aku kan mau menghabiskan uangmu, Bro,” kata Alvaro dengan enteng dan wajah yang murah senyum itu.“Mata duitan! Ck!” decak Alejandro.“Oke, hari ini kita mau ke mana, Boy?” Alvaro beralih pada Matt yang masih dalam gendongannya.“Aku mau main seeeepuasnya!” Matt yang tak sabar ingin main s
Hari yang ditunggu kedua pasangan yang paling bahagia hari ini pun akhirnya datang juga. Ini adalah hari di mana Lian dan Anastasia mengikrarkan janji suci dalam ikatan pernikahan.Wanita cantik itu dibalut gaun putih dan wedding veil menjuntai, terlihat sangat elegan. Dia berjalan dengan anggun menuju altar. Sedangkan Lian menunggu dengan haru melihat kecantikan wanita yang sebentar lagi menjadi istrinya.Mereka berudua pun akhirnya mengucap janji suci yang mengandung makna sangat dalam. Lian menyematkan cincin dijari manis Anastasia dan begitu pula sebaliknya.“Silakan kedua mempelai berciuman sebagai tanda bahwa pernikahan kalian telah resmi menjadi seasang suami istri.”Lian membuka veil yang menutup wajah istrinya. Menatap keindahan Anastasia dengan penuh haru. Akhirnya Lian mengecup mesra sang istri. Anastasia menyambut lumatan lembut Lian. sorak riuh keluarga, sahabat dan para tamu menjadikan kebahagiaan kedua pasangan itu menjadi lengkap.“Selamat Ana!” pelukan hangat dari Zev
Zevanya senang, karena dia mendapat jawaban sebelum bertanya lebih jauh ada wanita yang ada di depannya saat ini. Mungkin karena mereka sama-sama wanita. Zevanya tahu banyak dan mengerti gelagat dari Valerie saat dia menyebut nama pria yang menjadi sahabat karib suaminya.Karena ini baru pertama kali bertemu. Seperti biasa, layaknya orang-orang pada umumnya untuk menanyakan hal-hal ringan untuk berbasa-basi.Itu juga tujuan Zevanya gar bisa lebih dekat dengan Valerie. Bisa jadi mereka akan menjadi sahabat. Smaa seperti hubungannya dengan Anastasia.Tanpa sungkan, Zevanya to the point. “Val, apa kau ada pria yang disuka? Atau sekarang sedang menjalin hubungan dengan pria?”Valerie mengangguk pelan. Tetapi dengan wajah sedih.“Ooh, maaf aku terlalu ikut campur ya dan blak-blakan ya. kalau kau tak nyaman tak perlu kau jawab juga tak apa, Val.” Semenjak kehamilan yang kedua ini memang Zevanya lebih atraktif dan blak-blakan. Tapi dia akan segera menyesali setelahnya.“Tak masalah, Zevanya.
Dua bulan berlalu dengan kisah senang dan bahagia. Namun ini ujian bagi kedua pasangan aling romantis dan bucin. Siapa lagi kalau bukan Alejandro dan Zevanya. Mengapa begitu? Karena sudah hampir 3 bulan ini pria itu tersiksa.“Uweck! Uweck! Haah …” wajah pucat pasi Alejandro mengenaskan.Bukan karena sakit, tapi inilah masa-masa morning sickness yang bisa menyerang kapan saja. Zevanya yang sedang menikmati makanan, mendengar suaminya muntah-muntah jadi lari menghampiri Alejandro.“Astaga, sayang! Ya ampun. Kau tak apa?” Zevanya memeluk suaminya yang sedang dalam kondisi lemas di lantai. Dia kehabisan tenaga karena selalu mual dan muntah.Ya, tebakan kalian benar. Bukan Zevanya yang diserang morning sickness, tetapi Alejandro. Pria itu hampir kehilangan berat badan hingga 10 kilo dalam 3 bulan ini.“Sudah mulai reda. Hanya tinggal mualnya saja.” sahut Alejandro dengan nada suara yang sangat pelan.“Kita duduk dulu ya. Aku buatkan teh chamomile dengan madu.” Zevanya membantu suaminya h
Tubuh wanita yang lemah dan ringkih yang ada didekapan Victor ini sedari tadi gemetar. Seperti menggigil, namun bukan kedinginan. Melainkan terlalu takut. Victor membobong tubuh kecil Valerie dan membawanya ke ranjang. Tak lupa dia memastikan keamanan daerah sekitar sebelum menutup rapat pintu dan jendela.Setelah menutup rapat pintu dan jendela ia kembali ke kamar tempat di mana Valerie berada. Ketika mendekat dan tidur di sampingnya. Wanita itu masih saja diam membisu sembari menggigit kukunya.Victor dengan secara perlahan memegang tangan dan menurunkan agar tak digigit karena sudah ada beberaa luka di sana.“Kau masih shock?” tanya Victor lirih.Mengerti akan apa yang dirasakan wanita itu. Jadi Victor tak memperpanjang pertanyaannya.“Tidurlah. Aku akan berada di sini menemanimu,” pria itu meraih tubuh mungil Valerie agar mendekat dan berada dalam pelukannya. Hal ini agar Valerie merasa aman dan nyaman.Tak butuh waktu lama. Wanita itu sudah tidur nyenyak. Pandangan Victor meneraw
“Uweck! Uweck!” suara Zevanya menggema memenuhi kamar mandi. Wanita itu memegangi perutnya yang sangat tak nyaman sekali. Rasa mualnya tak bisa ia tahan.“Sayang! Kau kenapa? Kau tak enak badan? Hm?” Alejandro masuk ke kamar mandi dengan napas yang terburu-buru. Pria itu khawatir dan panik jika Zevanya sampai sakit.Wanita itu lemas dan untungnya Alejandro dengan sigap memeluk sang istri.“Kita ke dokter ya,” usul pria tersebut.Zevanya mengangguk lemah. “Tak perlu, aku mungkin sedang magh.”“Dari beberapa hari lalu memang nafsu makanmu tak seperti biasanya. Kenapa kau tak bilang padaku? Kalau aku tahu akan begini, kau tak akan kuperbolehkan untuk ikut andil dalam menyiapkan hari ini.” Pungkas Alejandro yang membelai pipi sang istri.Wanita itu segera menggeleng agar menenangkan sang suami yang daritadi panik. “Sayang, aku juga ingin menyiapkan kejutan untuk anak kita. Aku tak apa. mungkin besok sudah baik-baik saja. Kita keluar, mereka sudah menunggu.” Ajak Zevanya.“Kalau kau masih
Seperti pasangan pada umumnya yang sedang dimabuk cinta. Lian sampai enggan tak mau pulang saat Anastasia menyuruhnya. Alhasil pria itu menginap di apartemen Anastasia. Entah sejak resmi menjalin hubungan, Lian jadi sangat manja. Meski jahilnya tetap ada.“Hey! Bangun!” Anastasia taka da mesra-mesranya saat membangunkan Lian.Pria yang sedang nyenyak dan asyik menikmati mimpi indahnya itu terganggu. Bagaimana tidak? Siapa yang akan baik-baik saja dengan erangan singa dipagi hari.Bukannya membangunkan dengan mesra, dengan kecupan manis. Eh, ini seperti singa mengamuk saja. tak manusiawi.“Kau kapan akan menjadi wanita anggun? Ck! Suaramu itu sudah seperti singa betina yang sedang PMS!” Lian menggerutu kesal. Rambut acak-acakan dan wajahnya masih wajah bantal.“Kemarin kerbau, sekarang singa. Besok kau mau ternak apa lagi?” wanita itu berang sekali karena selalu disamakan dengan hewan yang tak ada cantik-cantiknya.Lian malah memeluk inggang raming Anastasia yang sedang duduk dipinggir
Wanita yang hampir setiap hari mengenakan pakaian pasien dengan wajah khas pucatnya. Kini berubah mengenakan pakaian dress cantik dengan tubuh yang mulai berisi dan rona wajah yang mulai berwarna.Wanita itu telah selesai membereskan semua barang-barang untuk dibawa pulang. namun pandangannya teralih pada sosok yang baru saja membuka pintu dan masuk menemuinya.“Kau sudah siap?” pria itu celingukan melihat barang sudah rapi dikemas dan mencari apa yang belum terjangkau namun ternyata nihil. “Kau merapikan semua? Kenapa tak bilang padaku? Aku bisa membantumu.”Dengan tegas wanita itu menggelengkan kepalanya. “Tak perlu, tubuhku sudah segar. Aku juga terlalu lama terbaring di ranjang itu. Jadi inilah yang harus kulakukan untuk melemaskan otot dan menggerakkan sendi-sendi tulang agar tak kaku.”“Apa aku sudah boleh meinggalkan ruangan ini sekarang? Karena semua sudah beres.” Valerie bertanya untuk memastikan pada Victor yang masih menatapnya dengan tatapan tak percaya.“Victor? Apa aku s
Hari-hari makin jadi menyenangkan. Tak lagi seperti biasa, kehidupan menjadi lebih lengkap semenjak hari itu. Ya, hari di mana pria ini kalut dan gelisah karena ia pikir akan kehilangan apa yang belum pernah ia dapatkan.Jelasnya, Lian takut akan kehilangan Anastasia yang belum pernah ia dapatkan seutuhnya. Ia tak akan sanggup menjalani hidup yang pernah dijalani Alejandro sebelum bertemu dengan Zevanya kembali. Bagaimana ia akan semampu dan seberani itu.Maka dari itu beruntung Alejandro membantunya saat itu untuk mendapatkan wanita yang ia cintai sebelum ia kehilangannya.“Aku sudah sampai kantor. Kau sudah bangun?” tanya Lian yang menempelkan benda pipih pada telinganya. Berjalan menyusuri koridor dengan senyum khas orang kasmaran pada umumnya.“Aku baru saja bangun saat kau telpon,” suara wanita dibalik benda pipih yang Lian pegang itu terdengar tertawa kecil.“Wah, apa tidurmu senyenyak itu? Apa tidurmu seperti kerbau?” ejek Lian. Jika dengan Anastasia memang pria ini suka sekali
Alejandro heran karena hampir setiap telpon selalu dia yang mematikan duluan. Namun kali ini berbeda.“Kenaa dia menutup telpon? Padahal aku belum selesai bicara. Dasar anak tak punya adab.” Gerutu Alejandro yang masih memandangi ponselnya heran.Zevanya yang melihat suaminya agi-pagi buta begini sudah marah-marah tak jelas pada ponselnya langsung segera menghampiri. Wanita itu masih berbalut bathrobe habis mandi.“Kenapa pagi-pagi begini kenapa sudah marah-marah? Hm?” tanya Zevanya yang langsung duduk dipangkuan sang suami.Alejandro memeluk pinggang ramping sang istri. “Aku telpon Victor. sudah beberapa hari dia tak menampakkan batang hidungnya. Makanya tadi sambil menunggumu mandi aku video call dia. Ternyata dia ada di rumah sakit bersama wanita.” Jelas Alejandro sambil menatap wajah cantik Zevanya.“Victor sakit? Kenapa kau malah marah? Harusnya kita jenguk dia. Ayo siap-siap,” Zevanya yang tak mendengar kelanjutan cerita suaminya un langsung beranjak dari pangkuan Alejandro. Kem