Home / Pernikahan / RAHASIA SUAMIKU / Kamu Tak Bahagia?

Share

Kamu Tak Bahagia?

last update Last Updated: 2022-08-28 20:02:57

Ardi membalikkan tubuhnya dengan cepat. Matanya melotot ke arah Kinan dengan tatapan yang menunjukkan ketersinggungan.

"Meminta apa tadi?" tanya Ardi dengan nada tegas.

Kinan menegakkan kepalanya. Dirinya harus kuat. Apalagi yang harus membuatnya ragu?

"Aku rasa berpisah lebih baik untuk kita. Jatuhkan saja talak padaku, Bang! Itu jauh lebih baik daripada keadaan yang kita jalani saat ini."

Kinan meyakinkan dirinya sendiri untuk mampu tegas mengungkapkan apa yang ada di hatinya. Diana, wanita itu telah berhasil memberikan kekuatan pada dirinya. Bertahan atau melepaskan. Kinan memilih melepaskan. Pilihan yang sulit baginya, tapi sepertinya menjadi keputusan terbaik bagi kehidupannya.

"Yuk Diana yang telah menghasutmu untuk meminta cerai pada Abang?" tanya Ardi dengan tatapan yang sangat tajam.

Kinan semakin menguatkan hatinya. Tangannya menggenggam buku ibu jari untuk membuatnya semakin kuat menghadapi situasi saat ini.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • RAHASIA SUAMIKU   Tak Akan Ada Perceraian

    "Jujur ... iya." Singkat kalimat itu menjadi jawaban sekaligus penegasan kembali kepada laki-laki yang saat ini berstatus sebagai suaminya."Aku mencoba bertahan karena banyak hal. Kehadiran Rafif, keadaan orang tuaku yang hingga saat ini berpikir anaknya bahagia menjalani bahtera rumah tangga, bahkan kesadaranku bahwa diri ini juga bukan manusia sempurna."Ardi diam. Laki-laki itu menghela napasnya berkali-kali."Berkali-kali aku mencoba membuat keadaan ini lebih baik. Tapi setiap kali aku berusaha, Abang tak mau mendengarkannya. Aku ingin merasakan sebagai istri seperti orang lain, Bang. Menerima gaji dari suaminya, terlepas dari berapa pun nominalnya. Bukan masalah jumlah, tapi masalah rasa."Kinan akhirnya meneteskan air matanya. Perih yang sejak tadi ditahannya tak mampu lagi tertampung di hatinya."Lima tahun pernikahan ini, kita sampai di titik ini. Aku menyerah, Bang. Aku tak akan menuntut apa pun dari Abang, cukup Rafif saja

    Last Updated : 2022-08-28
  • RAHASIA SUAMIKU   Waraskah?

    Dua minggu berlalu sejak perdebatan sore itu. Kinan sadar, meminta berpisah dengan laki-laki yang menyandang gelar ayah puteranya itu sangat tak mudah. Apalagi saat mengingat penegasan laki-laki itu jika tak akan ada perceraian dalam rumah tangga mereka.Bercerai tak mau, memberikan pendapatan pun enggan. Waraskah suaminya itu?Memang Ardi tak memungkiri janjinya. Jatah mingguan diberikan laki-laki itu setiap hari Senin pagi dengan nominal dua ratus ribu rupiah. Tak banyak memang, tapi Kinan pun tak mempermasalahkannya. Lagi pula Kinan tak tahu berapa pendapatan Ardi setiap bulannya. Haruskah dirinya menuntut sejumlah uang sebagai bukti kesungguhan laki-laki itu mempertahankan rumah tangga mereka?Tidak, Kinan tak ingin egois. Cukuplah itikad baik laki-laki itu dia hargai. Selanjutnya nanti Kinan yang akan mencari tahu, sebenarnya berapa besar pendapatan suaminya itu? Paling tidak ada perubahan yang sedikit terjadi dalam biduk pernikahan yan

    Last Updated : 2022-08-29
  • RAHASIA SUAMIKU   Ide Kinan

    Tak ada sahutan ataupun tanggapan yang terdengar dari laki-laki itu. Mungkin otaknya masih berhitung. Tak mau rugi, Kinan tahu sifatnya."Jangan kelamaan berpikirnya, Bang! Keburu Mang Ijal tutup," ujar Kinan sembari meraih handuk dari jemuran kecil yang ada di dekat kulkas."Abang pikirkan dulu bagaimana baiknya. Setelah mandi keputusannya."Tak ada jawaban dari mulut Kinan. Untuk apa ikut pusing seperti suaminya. Biarlah, cukup laki-laki itu yang pusing, tak perlu dirinya.Kinan mengguyur tubuhnya dengan air. Tentunya dengan gerakan yang tergesa-gesa. Mulai dari menyabuni sampai dengan menggosok gigi. Untung saja tadi salat Asar sudah ditunaikannya tadi.Dengan gerakan cepat pula Kinan meraih handuknya. Menyeka tubuhnya yang masih berair dengan terburu-buru. Bukan baru sekali ini Kinan melakukannya. Gerakan mandi kilat ini sudah diterapkannya sejak Rafif hadir ke dunia.Punya suami, tapi ibarat tak memiliki. Semua tanggung

    Last Updated : 2022-08-29
  • RAHASIA SUAMIKU   Mulai Beraksi

    Kinan menatap hamparan pohon sawit di lahan yang luasnya kurang lebih satu hektar ini. Tandan sawit pada tiap pohon siap dipetik walaupun jumlahnya tak terlalu banyak. Panen perdana tentunya masih belum sempurna. Kebun sawit ini murni dibeli dengan uang Ardi, walaupun Kinan tak tahu berapa nominal lahan ini dibeli oleh suaminya.Lahan ini menjadi saksi, sekaligus bukti bahwa pendapatan suaminya itu ada wujudnya. Ardi selalu mengatakan jika uang gajinya tak lari kemana-mana. Cicilan bank dan tabungan untuk investasi masa depan. Dan sekarang Kinan membuktikan bahwa semua ucapan laki-laki itu bukan isapan jempol semata.Egoiskah dirinya yang selalu menuntut untuk tahu dan mendapatkan nafkah dari gaji suaminya itu? Bukankah peruntukannya sudah jelas?Mungkin jika Kinan tak bekerja, Ardi akan mencukupi semua kebutuhan rumah tangga mereka sehari-hari. Seperti dulu, saat Kinan baru menikah dengan laki-laki itu.Dan perubahan ini terjadi saat Kinan memili

    Last Updated : 2022-08-30
  • RAHASIA SUAMIKU   Pembeli Tandan Sawit

    "Mang, Kinan pulang dulu. Kasihan Bang Ardi lama menunggu. Mak Ijah, Kinan duluan ya, mau ikut Bang Ardi ke kebun sawit soalnya."Kinan tersenyum dengan sopan lantas membalikkan badannya, hendak meninggalkan warung Mang Ijal dan secepat mungkin kembali ke rumah. Jangan sampai suaminya itu menunggu terlalu lama dan akhirnya mengeluarkan omelan panjangnya."Iya, Nan. Suaminya itu dijaga yang benar. Jangan terlalu percaya pada laki-laki jika sering keluar rumah sendirian. Kita tak tahu kan apa yang dilakukan suami saat tak bersama kita?"Ucapan Mak Ijah itu membuat Kinan sedikit menahan langkah. Apa maksud ucapan wanita paruh baya ini? "Jadi wanita itu jangan terlalu polos dan lugu! Laki-laki itu seringnya hanya menunjukkan kebaikannya di depan mata saja. Di belakang kita, berbeda."Kinan meneruskan langkahnya dengan perlahan. Jika bicara tentang kebaikan yang sengaja dibuat-dibuat, sepertinya suaminya tidak begitu. Ardi dengan terang-terangan menunjukkan sifa

    Last Updated : 2022-08-30
  • RAHASIA SUAMIKU   Dia Istriku

    "Ada apa mencari Bang Ardi?" tanya Kinan sembari melangkah ke arah wanita muda itu.Berusia sekitar dua puluhan. Tubuhnya langsing, semampai dengan tinggi pastinya lebih dari seratus enam puluh sentimeter. Mengenakan pasmina berwarna toska, senada dengan kaos tunik berwarna yang sama. " Hendak membeli tandan sawit milik Bang Ardi. Bang Ardi panen kan hari ini?" ujar wanita muda yang sepertinya masih gadis itu jika ditaksir oleh Kinan.Lesung pipi tercetak jelas di kanan dan kiri wajahnya saat gadis itu tersenyum."Ayuk di sini ikut memanen juga? Saudaranya Bang Ardi ya?" Kembali sang gadis melemparkan tanya.Kinan menggenggam buku-buku jarinya. Mengeraskan rahang saat mendengar pertanyaan yang jelas membuatnya sedikit terperangah. Saudara? Tak salah gadis ini bertanya?"Kenal sama Bang Ardi ya?" tanya Kinan tanpa menjawab pertanyaan gadis itu terlebih dahulu.Rasa ingin tahunya lebih besar dibandingkan kesopanan yang ha

    Last Updated : 2022-08-31
  • RAHASIA SUAMIKU   Cemburu?

    "Kamu kan tak pernah juga bertanya, Abang sudah menikah atau belum. Abang pikir, Arman sudah cerita padamu tentang status Abang yang tak lagi perjaka ini."Ardi kembali melemparkan tawanya. Lidya pun menyambutnya."Abang sudah siapkan makan siang ya? Tandan sawitnya sudah siap diangkut belum?" tanya Lidya sembari tetap menerapkan pesona senyumnya.Kinan tak hasil pikir. Apakah memang Lidya tipikal gadis yang tak berhenti tersenyum kepada semua orang?"Kinan yang masak, Lid. Lempah kuning kepala mayong. Kamu mau makan? Baru separuh selesai dipanen. Mau diangkut langsung sekarang?" tanya Ardi sembari mengisi sebuah cangkir plastik dengan air dari dalam galon. Laki-laki itu lantas mengosongkan isi cangkir dalam sekali tegukan saja."Kepala mayong? Benar-benar kesukaan aku, Bang. Yuk Kinan pandai masak pasti ya? Pasti enak masakan Ayuk."Lidya memuji Kinan. Padahal gadis itu sama sekali belum mencicipi masakan Kinan sama sekali.

    Last Updated : 2022-08-31
  • RAHASIA SUAMIKU   Tak Peka

    "Banyak hasil panen kemarin, Bang?" tanya Kinan saat melihat suaminya sedang berselancar dengan gawainya. Entah apa yang dilakukan laki-laki itu pada layar pipih yang ada di genggamannya.Mencoba mendapatkan jawab atas rasa ingin tahu yang dipendamnya sejak kemarin, Kinan baru mendapatkan kesempatan menanyakan hal itu kepada Ardi malam ini. Semalam laki-laki itu memilih cepat tidur. Kinan paham, rasa lelah tentu mendera setelah seharian berkutat dengan kegiatan di kebun sawit yang tentu sangat menguras tenaga."Tak terlalu banyak. Kan Abang sudah pernah bilang sebelumnya, hasil panen pertama belumlah maksimal. Ibarat kata, baru belajar berbuah. Tentu hasil panennya tak seberapa."Ardi tetap dalam posisinya. Duduk di depan televisi yang menyala, tanpa sama sekali menikmati tayangannya. Bahkan suami Kinan itu tak melepaskan pandangannya dari benda yang ada di genggamannya."Tak banyak itu, tentu ada nominalnya, Bang," ucap Kinan sembari mendudukkan

    Last Updated : 2022-09-01

Latest chapter

  • RAHASIA SUAMIKU   Rahasia Yang Akhirnya Terungkap (ENDING)

    "Bang,dimana kau!" pekik Kinan dengan langkah yang tergesa. Mengabaikan tatapan heran dia lelaki yang memandangnya sejak mematikan mesin motor tadi. Tak peduli tanah yang sedikit becek akibat hujan sesaat barusan, Kinan tak dapat lagi menahan lama-lama emosi yang menggelegak di dadanya. Pernyataan yang disampaikan Fauzan tadi benar-benar membuatnya naik pitam. Mengapa sosok itu harus dia? Bukankah selama ini lelaki itu yang seolah menjadi sahabat dekat mendiang suaminya? Hanya berpura-pura ternyata. Lelaki itu tak lebih dari manusia munafik. Berpura-pura baik, menikam dari belakang. Kinan sempat tercengang saat mendengar nama yang disebutkan Fauzan itu. Menggelengkan kepala menunjukkan ketidakpercayaannya. Bahkan Kinan sempat meminta Fauzan mengulanginya kembali. Memastikan agar lelaki itu tak salah mengeja nama yang akhirnya akan menjadi fitnah. Namun Fauzan mempertegas semuanya. Gendang telinganya tak salah menangkap gelombang suara. Sosok i

  • RAHASIA SUAMIKU   Pengakuan

    Tak ada jawaban yang keluar dari bibir Fauzan. Lelaki itu tampak merasa serba salah. "Mengapa Abang tak menjawab pertanyaanku? Jangan bilang Abang menyesal telah mengatakan semua ini kepadaku!" tukas Kinan dengan tegas. Tatapan mata Kinan semakin menghujam. Membuat Fauzan semakin gelisah. Helaan napas panjang Fauzan terdengar jelas di tengah pemakaman yang sepi tanpa peziarah lainnya. Tampak beban berat seolah menggurat di wajah lelaki itu. "Abang tak bilang begitu. Hanya saja, Abang pikir semua kisah itu telah terungkap tanpa sisa. Ternyata Abang salah. Harusnya Ardi pergi tanpa belenggu rasa bersalah yang selalu membebaninya."Kinan mengernyitkan dahinya. Tak lama kemudian tangan kanannya bergerak ke arah pelipis. Memijatnya perlahan untuk menghalau rasa sakit yang mulai mendera. "Aku tak paham apa yang Abang katakan. Mungkin lebih baik Abang katakan saja langsung. Tak perlu berbelit-belit. Lagi pula aku tak ingin berlama-

  • RAHASIA SUAMIKU   Siapa Pelakunya?

    Fauzan tampak tersentak. Sepertinya tak menduga jika Kinan akan menanyakan hal ini kepadanya. "Mengapa Abang terlihat terkejut? Abang pikir … aku tak tahu semua itu? Aku tahu, bukan tak tahu apa-apa seperti yang Abang pikirkan."Kinan mencoba menepis keraguan di hati Fauzan. Dirinya tahu tentang masa lalu suaminya. Pun dirinya mencoba berdamai dengan semua itu. Walaupun perceraian yang semoga menjadi penyelesaiannya saat itu. "Setelah Ardi pergi? Atau justru saat awal kalian menikah dulu?"Kinan menggelengkan kepalanya. Perlahan namun pasti. "Bukan keduanya. Aku tahu beberapa waktu sebelum kepergian almarhum. Dan itu pun secara tak sengaja. Berawal dari banyak hal yang memang almarhum coba sembunyikan.  Namun Allah punya kehendak, yang mungkin tak sama seperti yang kita harapkan."Kembali Fauzan tertegun. Tak mampu lagi berkata apa-apa. "Aku tak akan dan tak sedang ingin membicarakan hal itu lagi. Aku hanya ingin mem

  • RAHASIA SUAMIKU   Teman Lama

    Beranjak dari posisi berjongkok, Kinan masih tertegun. Tak mengenal sosok yang ada di belakangnya. Bahkan setelah Kinan membalikkan tubuhnya, tetap saja tak ada ingatan yang tersisa tentang lelaki ini. "Maaf … Abang siapa? Mengenal almarhum suami saya?" tanya Kinan sembari menunjukkan raut wajah bingungnya. Dahinya mengernyit mencoba menguatkan kerja memori otaknya. "Ini makam Ardi kan? Soalnya petunjuk yang aku dapatkan tadi menunjukkan arah ini."Seolah tak peduli dengan pertanyaan Kinan, lelaki itu memajukan tubuh dan menajamkan netranya. Kacamata hitam yang tadi dikenakannya berpindah tempat. Tak lagi menempel di hidung, melainkan menggantung di kancing kemeja kotak-kotak yang dikenakannya."Tak salah lagi. Benar, ini makam Ardi."Lirih lelaki itu berkata sembari menurunkan tubuhnya. Mengambil posisi berjongkok di tempat yang tadinya ditempati oleh Kinan. Bibir lelaki itu berkomat-kamit. Kedua telapak tangannya menengadah.

  • RAHASIA SUAMIKU   Siapa Dia?

    Kinan menatap pilu nisan yang masih terbuat dari sebilah papan. Nama suaminya tertulis di sana. Tanah kuning di hadapannya belum sempurna mengering. Masih membasah, sama seperti hatinya yang belum juga mampu menerima kepergian lelaki ini sepenuhnya. Kepergian lelaki ini masih meninggalkan duka di hatinya. Tak pernah disangka jika mereka sedang dalam situasi tak baik ketika lelaki ini harus pergi selamanya. Itu yang paling menimbulkan penyesalan terbesar di hati Kinan hingga saat ini. Perceraian mereka memang urung terjadi. Namun kenyataan pahit ini jauh lebih menyesakkan dadanya. "Bang … bantu aku! Berikan petunjuk padaku! Aku sedang berjuang membuktikan jika dirimu tak salah kala itu. Sesuai apa yang kamu tuliskan dalam surat itu. Tapi apalagi yang dapat aku lakukan saat ini, Bang? Aku tak tahu bagaimana lagi harus mencari petunjuknya. Aku gagal, Bang."Tak hanya isakan tangis, Kinan juga menumpahkan air matanya. Area pemakaman yang sepi membuat Kinan m

  • RAHASIA SUAMIKU   Mengulang Cerita

    Arman tercengang. Sepasang mata lelaki itu tampak terbelalak. Rahangnya mengeras. Bahkan ekor netra Kinan masih mampu menangkap gerakan terkepalnya telapak kedua tangan lelaki itu. "Abang terkejut aku tahu semuanya? Abang salah jika berpikir akan dapat menutupi bangkai selamanya."Kinan tersenyum sinis. Bentuk penguatan pada diri sendiri agar tak terlihat lemah di hadapan Arman. Kedok lelaki ini harus terbuka sekarang juga. "Pasti Hanif yang mengatakan kepadamu. Benar kan, Nan?" tanya Arman dengan lirih sembari mengacak rambutnya dengan kasar. Kinan diam. Satu hal yang dapat ditangkap dirinya atas ucapan Arman itu. Lelaki ini hanya mengatakan semua itu pada Hanif dan keluarganya. Tidak pada orang lain. "Setidaknya lelaki itu lebih jujur dibandingkan Abang."Kalimat yang singkat itu mengalir dari bibir Kinan. Namun mampu meluluhlantakkan hati Arman seketika. Sebegitu rendahkah dirinya di mata Kinan sekarang? "Kamu ta

  • RAHASIA SUAMIKU   Kejujuran

    Arman terperanjat. Kelihatan sekali jika laki-laki itu tak menyangka atas kalimat yang diucapkan Kinan. "Abang terkejut? Atau pura-pura terkejut? Masih ingin bersandiwara?" lanjut Kinan seolah tak memberi Arman kesempatan untuk bicara. Arman tampak gugup. Sesaat. Kembali berusaha menguasai diri. Namun Kinan  mampu menangkap segala perubahan raut wajahnya lelaki itu dengan seksama. "Tak perlu gugup. Tak perlu berdalih untuk menutupi kebohongan Abang. Aku sudah tahu semuanya, Bang."Kali ini Kinan menurunkan nada suaranya. Sedikit melemah walaupun dengan telapak tangan yang terkepal. "Jika Abang tanya perasaanku setelah mengetahui semua ini, jujur aku kecewa. Kecewa pada sikap Abang. Kecewa pada pilihan yang Abang buat bertahun silam."Kinan menyunggingkan senyum sinisnya. Kembali menegakkan wajah ke arah Arman yang tampak kikuk seketika. "Abang masih belum paham arah pembicaraanmu ini, Nan. Semoga apa pun yang ada di

  • RAHASIA SUAMIKU   Topeng

    "Maksudmu? Abang tak paham. Bukankah apa yang Abang ketahui sudah Abang jelaskan semua kepadamu?"Arman yang muncul selang lima menit kemudian tampak terkejut mendengar pertanyaan yang dilontarkan Kinan itu. Kinan yang memilih tetap berdiri sama sekali tak ada niat untuk menyampaikan basa-basi. "Abang tak usah lagi berpura-pura. Tak usah berlagak tak tahu apa-apa."Mengernyitkan dahi, Arman sepertinya masih mencoba berlagak tak paham arah pembicaraan Kinan ini. "Abang memang tak tahu apa-apa, Nan. Lagipula kisah itu sudah lama. Sudah jelas apa yang terjadi sebenarnya. Mengapa kamu mengungkit-ungkitnya lagi?"Arman mengambil posisi duduk. Berharap hal yang sama dilakukan Kinan. Tak elok rasanya bicara sambil berdiri. "Abang bertanya mengapa aku mengungkitnya? Atau Abang memang sengaja ingin mengubur kisah itu agar dilupakan orang begitu saja?" Kali ini Kinan menegakkan wajahnya. Menghujam Arman dengan netranya yang se

  • RAHASIA SUAMIKU   Bertemu Arman

    Kinan menatap tegak bangunan yang ada di hadapannya. Kali kedua menginjakkan kaki ke halaman ini, namun perasaannya sungguh berbeda. Jika dulu langkahnya diiringi kekhawatiran, sekarang sungguh berbeda. Tak ada rasa khawatir yang dirasakannya sama sekali. Justru semangat yang menggebu ingin bertemu dengan sang pemilik rumah. Kecurigaannya jelaslah bukan tanpa alasan. Bukan tanpa dasar. Ada banyak hal mengganjal yang layak disebut sebagai bahan pertimbangan. "Ingin bertemu siapa, Yuk?"Kinan menolehkan kepalanya ke arah samping kiri. Posisi asal sumber suara yang menegurnya tadi. Seorang wanita yang hampir sebaya dengan Yuk Diana tampak berdiri tegak. Menatap Kinan dengan sedikit curiga. Kjnan tak marah. Wajar saja itu dilakukan wanita yang sepertinya merupakan pekerja rumah tangga di bangunan di hadapannya ini. Wanita ini tentu mendapat amanah untuk memastikan para tamu yang datang tak salah orang. Tak salah sasaran. "Pak Ar

DMCA.com Protection Status