"Jangan Tuan, tolong jangan hancurkan hidup aku," ucap wanita muda itu, sambil memohon."Kamu kan bilang sedang mengandung anak saya, jadi sekalian akan saya buat menjadi nyata!" ucap Syafiq, dengan tatapan dingin menghujam hati.Wanita itu semakin ketakutan , dan meringkuk di sudut tempat tidur. Syafiq kembali mengulurkan tangannya, untuk menyentuh wanita hamil itu, sehingga membuatnya semakin ketakutan."Buka bajumu secara suka rela, atau saya buka secara paksa!" bentak Syafiq, penuh emosi."Ja ... jangan Tuan, aku mohon, lepaskan aku," ucap gadis itu, terbata-bata karena takut."Kamu sudah menghancurkan reputasi saya, di depan wartawan! Dan sekarang berani minta dilepaskan?" ucap Syafiq, dengan senyum sinis nya.Wanita itu terperangah mendengar ucapan Syafiq. Seketika tubuhnya semakin gemetaran, rasa takut semakin membuncah. "Tolong maafkan aku Tuan, aku cuma di suruh orang. Bapak sakit keras, kami tidak bisa membawanya ke rumah sakit, karena itu kami terima tawaran ini, dengan im
"Dia? Ada hubungan apa mereka? Kenapa jadi bekerja sama untuk melawan aku?" gumam Syafiq.Matanya menatap nyalang, ke foto yang ada di hadapannya. Sebuah foto, seorang laki-laki dan seorang wanita, yang sangat dikenalnya bahkan dia ada kerja sama dengan laki-laki tersebut.Entah apa hubungan laki-laki itu dengan wanita yang menyuruh Wulan, tetapi yang jelas, dirinya harus mulai berhati-hati dengan rekan bisnisnya itu.Syafiq mengambil hp-nya, tetapi urung dia menelepon, karena melihat jam, sudah pukul 23.15, kemungkinan orang yang akan ditelpon sudah tidur, dan dia tidak mau mengganggu istirahat orang tersebut."Ah, besok pagi saja, aku hubungi Desta. Kalau sekarang, kemungkinan dia sudah tidur," gumam Syafiq.Dia kemudian mematikan laptopnya, dan pergi meninggalkan ruangan itu. Tetapi dia bukannya pergi ke kamarnya, melainkan pergi ke belakang rumah, dan duduk di gazebo yang ada di bagian halaman belakang rumahnya.Tidak berapa lama, datang seorang wanita yang berpakaian sederhana,
Pagi-pagi sekali Desta sudah sampai ke rumah Syafiq, mereka langsung masuk ke ruang kerja, dengan di ikuti Burhan."Hari ini, berangkat ke kantor sehabis makan siang saja, saya mau, kamu selidiki tentang Ferdi!" perintah Syafiq kepada Desta."Memang ada apa dengan Ferdi? Bukannya dia rekan bisnis kita?" tanya Desta, bingung, karena Syafiq, belum menjelaskan apapun."Ya, justru karena dia rekan bisnis kita, makanya kamu harus selidiki dia, karena dia berhubungan dengan seorang wanita yang mengirimkan wartawan dan wanita hamil ke rumah ini, untuk menghancurkan nama baik saya!""Ah ... kapan?" tanya Desta, terkejut."Kemarin malam, tentu saja kamu tidak tau, sudah berlayar ke laut cinta," seloroh Syafiq."Kan mau cepat-cepat bikin anak, supaya bisa cepat dapat baby lucu seperti Azim dan Azzam, ah iya, bicara tentang mereka jadi kangen sama anak-anakku yang menggemaskan itu," ucap Desta, sambil memasang ekspresi sedih.'plak' Syafiq melempar balpoin yang dia pegang, dan langsung mengenai
Arga dan Syafiq terus merencanakan semua hal, untuk menjerat Ferdi. Sementara Burhan dan Sam, bergerak cepat untuk menangkap Bela."Perempuan itu masuk ke mall, Bang," ucap Sam, yang duduk di belakang kemudi, kepada Burhan yang berada di sampingnya."Awasi terus, jangan sampai lengah, kita cari tempat yang tepat, untuk membekuk dia! Perintahkan ke teman yang lain, untuk mengikuti jal4ng itu, di dalam!""Siap Bang!" Sam segera mengambil HP-nya, kemudian menghubungi seseorang, yang ada di dalam mall. Tidak butuh waktu lama, perempuan itu, sudah keluar, dengan menjinjing sebuah paper bag."Ikuti dia, beritahu teman yang lain, untuk memepet mobil itu, di tempat yang sepi, dan kita bersiap untuk mengoper perempuan itu dari tangan teman-teman yang lain!"Sam hanya mengangguk, kemudian menjalankan mobilnya, secara perlahan, untuk mengikuti perempuan yang duduk di dalam mobil tersebut.Sampai di persimpangan, Bela mengambil arah kanan, dan Sam pun mengikuti, dengan jarak yang aman, agar tid
Semua orang pergi meninggalkan ruang kotor penuh debu itu, tinggal Bela seorang diri, di dalam sana, meringkuk memeluk kaki, wajahnya dia sembunyikan di antara lututnya. Tubuhnya yang polos, tanpa penutup sedikitpun, bergetar hebat. Dia menangis terisak, hidupnya telah hancur! Walaupun anak buah Syafiq, tidak ada yang menyentuhnya, akan tetapi apa yang dia lakukan seorang diri, tanpa bisa mengontrol nafsunya, pada akhirnya dia melakukan segala cara untuk memuaskan dirinya sendiri.Berulang kali dia memohon kepada anak buah Syafiq tersebut, untuk mau menyentuhnya, tetapi bukan sentuhan nafsu yang dia dapatkan, melainkan tatapan jijik.Terbayang lagi, apa yang baru saja dia lakukan, seorang diri, dalam mencapai kepuasan. Tubuhnya meliuk-liuk, oleh rangsangan tangannya sendiri, erangan demi erangan, desahan kenikmatan dia raih seorang diri, demi untuk membebaskan rasa panas pada tubuhnya, akibat obat perangsang, yang diberikan oleh lelaki berbaju serba hitam itu.Rasa malu, menjadi t
"Kenapa tidak Tuan bungkam saja, mulut netizen, dengan semua bukti yang akurat," ucapan Edo, bagai tetes air di padang yang gersang. Begitu menenangkan."Wah! Ide kamu sangat bagus Do! Apa kamu bisa bantu saya, untuk membuat netizen menyerang balik si pelaku?""Tentu saja! Bahkan saya bisa melakukannya sekarang juga!" ucap Edo, yakin."Benarkah?" Syafiq terbengong, seakan tak percaya, Edi yang notabene cuma pekerja salin, bisa dengan yakin akan menaklukkan netizen, yang tengah mengamuk tersebut."Tidak percaya? Tuan bokeh lihat, apa yang akan saya lakukan!"Syafiq yang sedang berbaring telungkup, segera bangun, dan duduk sambil menatap Edo. Dia penasaran, ingin tau, apa yang akan bocah itu lakukan."Hadi ditunda nih Bos, urutnya?" tanya Edi, sambil mengernyitkan alis."Pijat bisa lanjut nanti, tetapi membuat netizen berbalik arah, itu sangat penting, saya takut pernikahan jami gagal, gara-gara netizen. Lakukan, kalau berhasil, kamu boleh memilih, hadiah yang kamu mau!" perintah Sy
Adelia sudah selesai di make-up, tubuhnya berbalut baju pengantin warna putih. Sangat cantik dan elegan, perpaduan sempurna dengan Syafiq, yang memakai tuxedo berwarna senada. Mereka duduk bersisian, menghadap Penghulu.Untuk Wali, diwakilkan oleh Wali Hakim, karena mereka berdua hidup sebatang kara. Dalam sekali tarikan napas, Ijab Qabul pun selesai, kini Adelia telah sah, menjadi istri dari Syafiq, dengan lancar tanpa halangan apapun.Mereka menyalami Bu Siti dan Eva, serta Dokter Elena, sebagai pendamping Adelia, setelah itu, mereka beralih ke Pak Isman, Desta, dan Edo, sebagai pendamping Syafiq. Acara sakral tersebut, berjalan lancar tanpa kendala apapun.Arga melihat kebahagiaan yang terpancar di wajah wanita yang masih dicintainya itu. Ada senyum bahagia di bibirnya, meskipun hatinya terasa sakit, karena sekarang, Adelia sudah menjadi milik orang lain.Dia ikut bahagia, dengan kebahagiaan wanita yang dicintainya itu, bukan salah Adelia jika sekarang memilih bersama Syafiq, semua
Sepasang pengantin baru, itu pun akhirnya tertidur karena kelelahan, setelah pergumulan hebat, mengarungi indahnya Syurga dunia, hingga mereka tanpa sadar, terlelap, hanya dengan menutupi tubuh polos mereka dengan selembar seimut."Pi ... Pi ... Pi ...!" Tiba-tiba tangan-tangan mungil tersebut, memukul-mukul wajah Syafiq, sambil memanggil Papi. Syafiq mengernyitkan alis, dan perlahan membuka matanya, dan seketika dia terbelalak, karena si kembar sudah duduk di tengah-tengah dirinya dengan Adelia.Lelaki itu mau bangun, tetapi dia langsung menyadari, kalau tubuhnya masih polos, tanpa baju menutupinya. Syafiq menoleh ke arah pintu, dan melihat Suster Ratih, sedang kebingungan, mau mengambil si kembar."Maaf, Tuan, tadi Azzam dan Azim, sedang bermain-main, di depan kamar Tuan. Saya tinggal ke kamar sebentar, ambi Pampers mereka, tapi begitu saya kembali sudah tidak ada, ternyata malah ke sini. Tolong maafkan kelalaian saya Tuan!" ucap Suster Ratih, takut-takut."Ya sudah, tidak apa-apa,