….. Nathaniel merasakan tarikan napasnya yang bertambah berat, seolah oksigen dari udara sekitar berubah menjadi racun mematikan, yang siap menggerogoti paru-parunya. Detik ke detik, rasa sesak itu kian menyiksa, dan bagian paling menyedihkan, ia sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa. Mungkinkah ini masa-masa terakhirnya hidup di dunia ini? Di suatu sudut dalam pikiran Nathaniel, bayangan Koa muncul, membawakan ingatan manis akan hari-hari di mana cinta mereka masih tubuh dengan subur. Penghianatan yang telah ia lakukan terhadap wanita itu kini menjadi beban berat yang terus menghantui. Nathaniel sungguh merindukan kehangatan dan dukungan yang dulu tanpa usaha pun, bisa ia dapatkan dengan mudah. Semakin dekat dengan pintu kematian, wajah cantik Koa tampak begitu nyata di dalam khayalannya. Koa memenuhi hati Nathaniel dengan penyesalan tak terkira. Di tengah penderitaan yang tak berkesudahan itu, Nathaniel menyadari tubuhnya mulai mengigil hebat. Bukan hanya karena efek racun yang m
….. Dunia ini memang penuh kejutan, dan Tuhan memiliki ribuan cara untuk membalaskan setiap keburukan dan kebaikan manusia. Ingat, Tuhan itu maha adil. Pemakaman Nathaniel Lysander Elinor tercatat sebagai cerita kelam pada halaman buku sejarah Kerajaan Elinor. Meskipun terlahir menjadi anak raja, haknya akan tahta yang dijanjikan telah lenyap, tak bersisa. Nathaniel, seorang pria yang memanggul beban gelar keturunan mulia, dikenang bukan karena keindahan mahkota di kepala, tetapi dikenang sebagai seorang kriminal tak bermartabat. Kejahatan berat Nathaniel tidak hanya mencoreng reputasi Keluarga Kerajaan, kejahatan itu juga menjadi aib yang ingin segera mereka lupakan. Dimakamkan begitu sederhana, upacara perpisahannya dari dunia yang fana ini menyiratkan penolakan dan penentangan Parlemen Elinor demi menjaga nama baik mereka di mata rakyat. Upaya cermat untuk meredakan kobaran api protes yang mungkin meluas di wilayah sekutu mereka, Dorian dan Leander. Hening, duka dan segala kepil
….. “Saya sedang menjalani program terapi kejiwaan bersama Dokter Lucian.” Black mengangkat sebelah alisnya, merasa tidak asing dengan nama yang baru saja disebutkan Koa. “Dokter Lucian? Apakah Dokter Lucian yang kita bicarakan ini Lady Anne Lucian, putri bungsu Count Albert Lucian, rekan kerja Lord Sander?” Koa menganggukkan kepala. “Lady Anne Lucian, beliau lulusan terbaik Akademi Kerajaan dan dokter ahli jiwa perempuan pertama di Elinor. Kalau saya tidak salah ingat, Lady Lucian berada satu angkatan di bawah Anda.” “Dia pelajar yang hebat. Jarang sekali bisa melihat perempuan berkarir menjadi dokter. Kebanyakan dari mereka lebih memilih menjadi perawat.” Insiden penculikan yang dialami Koa masih menyisakan luka menganga pada batin wanita itu. Pergulatan melawan depresi dan serangan panik telah mencapai titik termuak yang tak bisa ditoleransi lagi. Ketika Koa sibuk memikirkan cara untuk sembuh, bagaikan malaikat bersayap putih, Dokter Anne Lucian datang menawarkannya bantuan. “
….. Iring-iringan kereta kuda yang membawa dua wanita terhormat berhenti di halaman penjara menara. Begitu pintu salah satu kereta dibuka, teriakan Selir Camille menggelegar di udara. “Kalian tidak boleh memperlakukanku seperti ini! Aku adalah selir kesayangan raja kalian!” Menyaksikan langsung adegan memalukan itu, Ratu Zelda memilih untuk mengabaikannya saja, terus melangkah maju tanpa berkomentar. Ia memerintahkan para pengawal menyeret Selir Camille keluar dari kereta dan membawanya masuk ke penjara menara. Setibanya di kamar tahanan yang sudah dipersiapkan, Ratu Zelda menyuruh petugas penjaga membukakan pintu besi yang berat dan berkarat. Dengan cekatan, para pengawal melemparkan Selir Camille ke kamar barunya yang dingin dan lembap. Pintu besi kemudian ditutup, dan tanpa mengucapkan selamat tinggal, mereka pergi meninggalkan wanita itu di sana. Ratu Zelda kembali ke kereta. Bersama rombongannya, ia buru-buru meninggalkan menara penjara untuk pulang ke istana. Sesampainya di i
….. “Bagaimana menurutmu, Koa? Apakah kau menyukainya?” Madam Cleo bertanya sambil menunjuk anggun area aula besar yang sedang didekorasi oleh para pelayan. “Kau tak usah khawatir. Aku sudah mengonsultasikan langsung masalah ini kepada ahlinya.” Koa mengikuti Madam Cleo yang berlenggok elegan, mengintari aula besar di mansion Keluarga Dorian. Setiap sudut ruangan ini telah ditata dan dihias begitu apik. Jika diamati dengan teliti, para pelayan yang bertugas kelihatannya sudah tidak sabar lagi menyambut hari besar putri tuan mereka. Di tempat inilah nanti, pesta pertama resepsi pernikahan Koa dan Black akan digelar. “Semuanya tampak begitu luar biasa,” puji Koa jujur. Madam Cleo menyeringai bangga sambil berkacak pinggang. “Pernikahan kalian memang layak dirayakan dengan cara yang istimewa. Aku ingin semuanya sempurna untukmu dan Duke Leander.” Keduanya kemudian melanjutkan inspeksi, meneliti setiap jengkal meja dan ratusan rangkaian bunga-bunga segar. Para pelayan dengan penuh per
….. Tak ingin membuang waktu hanya untuk meminta bantuan pelayan, Dokter Anne Lucian berinisiatif menyeduh sendiri teh bunga kamomil yang dibawanya langsung dari rumah. “Silakan, Lady Dorian.” “Terima kasih, Dok.” Setelah menikmati secangkir teh bunga kamomil seduhan Anne, Koa mulai merasa tubuhnya menjadi rileks. Wangi teh kamomil yang manis dan segar nyatanya berhasil mengurangi kegelisahan pada diri Koa. Dokter Anne Lucian memandangi Koa penuh kehangatan. Tatapannya sangat teduh, seperti tatapan seorang ibu. Padahal umur mereka tidak terpaut terlalu jauh. “Bagaimana perasaan Anda, Lady Dorian?” “Saya merasa jauh lebih lega, Dok. Mungkin lebih tepatnya, sekarang saya lebih mampu mengendalikan isi pikiran saya dibanding hari-hari kemarin.” Dokter Anne mengangguk-anggukan kepala, mengisyaratkan bahwa ia memahami perasaan Koa. “Proses penyembuhan memang tidak selalu berjalan cepat, juga tidak selalu mudah. Tetapi Anda sudah menunjukkan tanda-tanda kemajuan yang luar biasa. Sabar ad
….. “Jadi menurut Anda, penundaan pernikahan mereka bisa saja berujung pada pembatalan?” ulang Koa terkejut usai mendengarkan pendapat Black mengenai permasalahan rumit yang tengah terjadi di lingkungan istana. “Apakah Marquess Eric Otsana akan membiarkan pernikahan putrinya hancur, Lord? Bukankah beliau begitu terobsesi ingin berbesan dengan Keluarga Kerajaan?” Di tengah aroma manis ribuan buku tua yang tertata rapi pada rak-rak kayu, Black yang tampak menawan dengan setelan formal serba hitamnya berdiri sembari melipat kedua tangan di depan dada, menghadap ke arah jendela besar perpustakaan yang menampilkan langsung pemandangan taman. “Supaya pemerintahannya aman saat dirinya naik tahta menjadi raja, Pangeran Zielle membutuhkan songkongan politik dari bangsawan-bangsawan besar. Sayang sekali, pengaruh politik Marquess Otsana di Parlemen Elinor tergolong kecil. Kasarnya, meski Marquss Otsana anggota Fraksi Bangsawan Tinggi, dia hanyalah seorang bawahan.” Sementara Koa mencerna semu
….. Dua kata ini menggambarkan suasana Dorian Manor dengan sangat tepat; sibuk dan gembira. Para pelayan sibuk berlari ke sana kemari, memenuhi kebutuhan setiap tamu yang terkadang kelewat batas sembari memastikan semua masalah beres sehingga pesta resepsi pertama Duke Black Leander dan Lady Koa Dorian berjalan lancar. Oh tidak, haruskan kita memanggil Koa dengan sebutan Madam Koa, atau Duchess Leander? Menilik situasi di ruangan pribadi pengantin, tampak sosok Koa yang berlenggak-lenggok di depan cermin besar, ditemani penata rias dan Marchioness Ronan yang bertanggungjawab membantunya mempersiapkan diri. Setelah beristirahat satu malam, tubuh Koa kini telah siap menjalani hari panjang—menyapa dan berbasa-basi ala kadarnya dengan ratusan tamu yang sudah hadir di acara resepsi pernikahannya. “Hm..” gumam Koa, berdiri dikelilingi tumpukan hadiah yang menggunung sampai sudut-sudut ruangan. Paket mewah berhiaskan pita dan bunga mendekorasi kamar tidur pribadi wanita itu. Parfum dari bu
…..Lady Xylia Denta, dengan keahlian dan pengetahuannya dalam ilmu sihir, merupakan salah satu guru terkemuka di Sekolah Sihir Kerajaan Chanceux. Setiap harinya, ia sibuk mengajar berbagai mata pelajaran magis kepada para siswa yang tertarik pada sihir. Dipenuhi dedikasi dan semangat, Xylia tidak hanya mengajarkan keterampilan dasar seperti mantra dan sihir pelindung, tetapi juga memperkenalkan konsep-konsep yang lebih kompleks seperti alkimia dan ramalan. Para siswa di bawah bimbingan Xylia diarahkan untuk mengasah bakat mereka dan mengeksplorasi potensi magis lebih dalam. Sebagai penyihir yang dihormati dan diakui, Xylia juga menjadi panutan bagi banyak siswa yang bercita-cita menjadi ahli sihir handal di masa depan.“Permisi, Profesor?” Helda, seorang siswa cerdas yang terkenal tekun sering kali menarik pehatian Xylia dengan pertanyaan-pertanyaan tajamnya. Hari ini, setelah kelas selesai, Helda mendekati Xylia dengan ekspresi ingin tahu yang khas di wajah. “Saya ingin bertanya ten
…..Perjalanan pulang dari istana terasa begitu menegangkan. Black duduk di atas kudanya dengan raut super serius yang menakutkan. Di sekitarnya, para ksatria yang bertugas mengawal terdiam dalam teror tak berujung. Mereka pun menyadari, suasana hati Black memang sudah buruk semenjak meninggalkan Leander.Oliver yang juga ikut mendampingi Black tak mau berpasrah diri. Ia lalu menarik tali kekang, bergerak maju supaya kudanya bisa sejajar dengan kuda Black. “Banyak bangsawan yang menyetujui proposal Anda, Lord. Ini hasil yang memuaskan,” ujarnya mencoba membuka obrolan.Black tetap melihat ke depan, hanya matanya saja yang melirik tajam ke arah Oliver. “Bisakah kita membahas urusan ini di kantor. Aku sedang lelah sekarang.”Reaksi dingin Black membuat gemetar semua orang, terutama Oliver yang berhadapan langsung dengannya. Ia pun tidak bertanya lagi, membiarkan suasana hening yang menyiksa itu mengiringi perjalanan pulang mereka.…..Seakan sudah hafal betul rutinitas harian nyonya mer
…..Koa terbangun dari tidur dengan perasaan tak nyaman. Perutnya terasa seperti tengah dibelai lembut oleh tangan yang akrab. Mata Koa terbuka perlahan, dan ia menemukan sosok suaminya, Black sedang berbaring di sampingnya. Semalam, Koa mengalami kram perut yang cukup parah sampai membuatnya sulit tidur. Beruntungnya Koa, Black dengan telaten mengurusnya. Sentuhan tangan Black yang hangat membuatnya merasa lebih baik.“Kau butuh sesuatu, Sayang?” tanya Black saat menyadari Koa menggeliat di dalam pelukannya. “Haus?”Koa menggelengkan kepala. “Saya baik-baik saja.” Wanita itu terdiam sejenak, merenung. “Apakah Anda sibuk hari ini?”“Mm, sedikit sibuk,” jawab Black sembari memainkan rambut panjang Koa. “Sore ini aku ada jadwal untuk pergi ke ibu kota.”“Urusan Anda dengan Pangeran Zielle?” Koa bertanya lagi, dengan rasa ingin tahu yang terselip dalam suaranya. “Benar?”“Benar.” Black mencium puncak kepala Koa, lalu mengeratkan pelukannya. “Kau tidak ingin aku pergi, Koa?”Koa kembali m
…..“Bisakah Anda tinggal lebih lama di sini? Setidaknya sampai cucu Anda lahir.”“Oh Koa sayang, sungguh maafkan aku. Seandainya bisa, aku pasti akan melakukannya.”Setelah beberapa hari menghabiskan waktu bersama di Leander Manor, tiba saatnya bagi Madam Adelaine, Xylia, dan Baron Denta kembali ke Chanceux. Koa dan Black mengantarkan mereka sampai gerbang utama, di mana kereta kuda yang akan membawa mereka pulang menunggu. Meskipun suasana sedikit melankolis, tetapi senyum hangat terus mengiringi momen perpisahan itu. Sebagai tuan rumah, Koa dan Black memberikan penghormatan dan juga ucapan terima kasih kepada orang-orang terkasihnya.“Sampai jumpa lagi, Sayang.” Madam Adelaine bergantian mencium pipi Koa dan pipi Black sebelum naik ke kereta. “Jaga kesehatan kalian.”Kusir menyentakkan tali kekang dan kereta kuda mulai bergerak meninggalkan gerbang. Dari tempatnya berdiri, Koa memperhatikan kepergian mereka dengan hati yang berat. Ia melirik ke arah Black yang berdiri tepat di sebe
…..Kedatangan kereta kuda istana menjadi sorotan di Leander Manor. Suara langkah kuda yang saling bersahutan memecah keheningan di sekitar mansion dan menarik perhatian para penghuninya. Koa yang kebetulan berada di taman manor segera mengedarkan pandangan, mencaritahu identitas dari rombongan tamu yang datang berkunjung.“Siapa mereka?” tanya Koa kepada Olga.“Pangeran Zielle dan Lady Aylin Otsana, Madam.”Dada Koa berdesir saat mendengar nama Aylin. Ingatan akan masa lalu yang pahit langsung melintas di dalam benak. Namun, bukannya perasaan gugup yang ia rasakan, justru perasaan bersalah yang lebih mendominasi. Koa ingat bahwa di antara mereka, dirinyalah yang memutuskan komunikasi secara pihak. Biarpun ada alasan dibalik sikapnya hari itu, Koa sama sekali tidak membenarkan tindakan egoisnya tersebut.Sementara itu, Black, beberapa pelayan dan ksatria Leander terpantau sudah menanti di depan gerbang untuk menyambut tamu istimewa mereka. Saat kereta memperlambat laju dan berhenti di
…..Kepanikkan mengintari Koa saat undangan minum teh dari Madam Adelaine datang kepadanya. Meskipun Koa telah resmi menjadi bagian dari Keluarga Leader setelah menikah dengan Black, hubungannya dengan ibu mertua masih terbilang kaku. Karena kesibukan masing-masing, mereka baru bisa bertemu lagi sekarang setelah pertemuan terakhir mereka di pesta resepsi.Berjalan santai menyeberangi halaman menuju rumah kaca, Koa menyadari betapa senyapnya mansion setelah ditinggalkan para tamu. Kendati sepi, situasi tersebut tidak serta-merta menghilangkan kemegahannya. Justru terkadang, terlalu banyak manusia malah membuat mansion menjadi sesak dan tidak layak untuk dipandangi. Contohnya, bangunan rumah kaca yang menurut cerita Black, dulu dirawat Madam Adelaine dengan sangat telaten. Sebelum pulang ke rumah keluarga besarnya di Kerajaan Chanceux, Madam Adelaine sering menghabiskan waktunya di tempat itu, merawat tanaman-tanaman eksotis, merangkai bunga-bunga cantik yang dipetiknya sendiri.“Terima
…..Leander Manor telah terbangun dari hiruk pikuk pesta semalam. Seluruh jendela dibuka lebar-lebar, membiarkan udara segar dari hutan sekitar mengusir sisa euphoria perayaan. Dari arah timur, sinar matahari menyusup melalui celah-celah bangunan, menghangatkan pagi yang sebentar lagi beranjak siang. Suara langkah kaki ringan mulai terdengar di setiap lorong, menandakan awal dari hari yang baru.Kesan damai dan santai ini justru berbanding terbalik dengan suasana di kamar tidur utama manor. Dokter Manuel Soriano, seorang spesialis kandungan terkemuka yang dipanggil langsung oleh Black dari ibu kota, tengah melakukan pemeriksaan yang cermat terhadap pasiennya, Koa Dorian. Atmosfer tegang tampak menyelimuti ruangan begitu Dokter Manuel meminta pasangan Leander duduk di sofa, menunggunya membacakan hasil pemeriksaan.“Madam, Anda memang benar sedang hamil. Dan berdasarkan perhitungan dari hari pertama menstruasi terakhir, kandungan Anda diperkirakan berusia lima minggu.”Koa meremas tang
…..Sebagai pemimpin Leander Dukedom, menjadi tugas Black untuk memperkenalkan Koa kepada banyak orang penting yang telah diundangnya ke pesta malam ini. Pertama-tama, ia memperkenalkan Koa kepada bangsawan dan aritokrat berpengaruh yang menjadi teman dekat dan mitra bisnis Leander. Sesuai dugaannya, mereka menyambut Koa dengan tangan hangat dengan tak henti-hentinya memberikan wanita itu ucapan selamat atas pernikahan mereka.Selanjutnya, Black memperkenalkan Koa kepada para pejabat pemerintah dan tokoh politik. Mengetahui betapa cerdasnya Koa, mereka tanpa ragu mengajak Koa mendiskusikan berbagai isu penting yang sedang dihadapi kerajaan. Namun ketika Koa mulai kewalahan, Black segera mengambil alih dan mengganti diskusi mereka ke topik yang lebih ringan.Selesai dengan orang-orang pemerintahan, Black membawa Koa bertemu dengan para tokoh budayawan dan para filantropis yang mendukung berbagai proyek amal Keluarga Leander. Orang-orang itu dengan semangat tinggi berbagi cerita tentang
…..Black berlari menyeberangi lautan pelayan yang terlihat berkumpul di depan kamar istrinya. Begitu mendengar kabar Joss memanggil Dokter William untuk memeriksa kondisi Koa, Black yang tidak tahu apa-apa tanpa ragu menghentikan rapat dan membubarkan semua orang. Ia bahkan mengabaikan Oliver dan meninggalkannya seorang diri di kantor bersama ribuan berkas laporan yang seharusnya mereka selesaikan sore ini sebelum pesta resepsi kedua dimulai.“Ada apa dengan Koa?” tanya Black kepada tiga bawahannya yang ikut menunggu di dalam kamar. Ia menatap mereka satu per satu, menuntut sebuah penjelasan. Ketika sudut matanya menangkap bayangan Koa, ia buru-buru menghampiri wanita itu. “Sayang, pagi ini aku lihat kau baik-baik saja. Kenapa sekarang wajahmu pucat sekali?”“L-lord, saya—“Duke,” panggil Dokter William. Ia menjaga sikapnya setenang mungkin, berusaha tidak memperkeruh keadaan. “Anda tidak perlu khawatir.”“Apa katamu? Setelah melihat wajah istriku sepucat ini, kau masih berani meminta