….. Tak ingin membuang waktu hanya untuk meminta bantuan pelayan, Dokter Anne Lucian berinisiatif menyeduh sendiri teh bunga kamomil yang dibawanya langsung dari rumah. “Silakan, Lady Dorian.” “Terima kasih, Dok.” Setelah menikmati secangkir teh bunga kamomil seduhan Anne, Koa mulai merasa tubuhnya menjadi rileks. Wangi teh kamomil yang manis dan segar nyatanya berhasil mengurangi kegelisahan pada diri Koa. Dokter Anne Lucian memandangi Koa penuh kehangatan. Tatapannya sangat teduh, seperti tatapan seorang ibu. Padahal umur mereka tidak terpaut terlalu jauh. “Bagaimana perasaan Anda, Lady Dorian?” “Saya merasa jauh lebih lega, Dok. Mungkin lebih tepatnya, sekarang saya lebih mampu mengendalikan isi pikiran saya dibanding hari-hari kemarin.” Dokter Anne mengangguk-anggukan kepala, mengisyaratkan bahwa ia memahami perasaan Koa. “Proses penyembuhan memang tidak selalu berjalan cepat, juga tidak selalu mudah. Tetapi Anda sudah menunjukkan tanda-tanda kemajuan yang luar biasa. Sabar ad
….. “Jadi menurut Anda, penundaan pernikahan mereka bisa saja berujung pada pembatalan?” ulang Koa terkejut usai mendengarkan pendapat Black mengenai permasalahan rumit yang tengah terjadi di lingkungan istana. “Apakah Marquess Eric Otsana akan membiarkan pernikahan putrinya hancur, Lord? Bukankah beliau begitu terobsesi ingin berbesan dengan Keluarga Kerajaan?” Di tengah aroma manis ribuan buku tua yang tertata rapi pada rak-rak kayu, Black yang tampak menawan dengan setelan formal serba hitamnya berdiri sembari melipat kedua tangan di depan dada, menghadap ke arah jendela besar perpustakaan yang menampilkan langsung pemandangan taman. “Supaya pemerintahannya aman saat dirinya naik tahta menjadi raja, Pangeran Zielle membutuhkan songkongan politik dari bangsawan-bangsawan besar. Sayang sekali, pengaruh politik Marquess Otsana di Parlemen Elinor tergolong kecil. Kasarnya, meski Marquss Otsana anggota Fraksi Bangsawan Tinggi, dia hanyalah seorang bawahan.” Sementara Koa mencerna semu
….. Dua kata ini menggambarkan suasana Dorian Manor dengan sangat tepat; sibuk dan gembira. Para pelayan sibuk berlari ke sana kemari, memenuhi kebutuhan setiap tamu yang terkadang kelewat batas sembari memastikan semua masalah beres sehingga pesta resepsi pertama Duke Black Leander dan Lady Koa Dorian berjalan lancar. Oh tidak, haruskan kita memanggil Koa dengan sebutan Madam Koa, atau Duchess Leander? Menilik situasi di ruangan pribadi pengantin, tampak sosok Koa yang berlenggak-lenggok di depan cermin besar, ditemani penata rias dan Marchioness Ronan yang bertanggungjawab membantunya mempersiapkan diri. Setelah beristirahat satu malam, tubuh Koa kini telah siap menjalani hari panjang—menyapa dan berbasa-basi ala kadarnya dengan ratusan tamu yang sudah hadir di acara resepsi pernikahannya. “Hm..” gumam Koa, berdiri dikelilingi tumpukan hadiah yang menggunung sampai sudut-sudut ruangan. Paket mewah berhiaskan pita dan bunga mendekorasi kamar tidur pribadi wanita itu. Parfum dari bu
….. Musim semi telah merangkul Dorian seuntuhnya. Di antara dedauan yang tumbuh rimbun dan aroma bunga yang menguar, Duke Black Leander dan istrinya, Lady Koa Dorian, duduk bersama menghabiskan waktu sore mereka di taman indah milik Dorian Manor. Suasana kencan yang sangat tenang, ditemani puluhan buku tebal yang salah duanya terbuka lebar di pangkuan masing-masing. “Koa.” Mendengar panggilan Black, Koa menghentikan kegiatan membacanya, melihat ke depan, lalu mendapati suaminya berdiri tepat di hadapannya. Pada detik berikutnya, pria itu mengeluarkan hewan kecil berbulu tebal dari belakang punggung—seekor anak kucing berwarna abu-abu yang menggemaskan. “Setelah kuperhatikan baik-baik, aku pikir kau jauh lebih mirip dengan kucing dibandingkan anjing. Dan inilah hadiah kecilku untukmu.” “Astaga!” Koa langsung menutup buku seraya memandangi kucing itu dengan mata membola. Ia tidak pernah membayangkan Black akan memberikannya hadiah semacam ini. Tanpa sepatah kata pun, ekspresi kegembi
…..Leander Manor terkenal akan kesunyian monotonnya. Sebuah tempat tua dengan dekorasi kuno yang membosankan akibat kurangnya sentuhan tangan perempuan. Namun, kesunyian monotonnya itu kini perlahan sirna setelah kedatangan Koa Dorian. Wanita yang secara resmi telah diangkat menjadi duchess membawakan warna baru ke dalam kehidupan manor.Dinding yang dulu dingin dan tanpa jiwa, kini dihiasi lukisan-lukisan indah dengan aksen-aksen modern yang menghidupkan kembali puluhan ruangan yang terlupakan. Sentuhan tangan Koa yang penuh cinta membawa transformasi yang luar biasa, merubah Leander Manor dari sebuah tempat yang suram menjadi tempat yang penuh kehangatan.“Semua orang pasti akan terkejut saat tiba di sini,” puji Olga yang selalu mendampingi Koa. “Selera Anda sungguh luar biasa, Madam.”Koa terlihat menyetujui kata-kata Olga. Sayang, kelegaan itu sedikit terhalang oleh sebuah kekhawatiran yang bersembunyi di balik senyum manis bibir Koa. “Itu juga yang aku harapkan, Olga.”Koa tahu b
…..Black berlari menyeberangi lautan pelayan yang terlihat berkumpul di depan kamar istrinya. Begitu mendengar kabar Joss memanggil Dokter William untuk memeriksa kondisi Koa, Black yang tidak tahu apa-apa tanpa ragu menghentikan rapat dan membubarkan semua orang. Ia bahkan mengabaikan Oliver dan meninggalkannya seorang diri di kantor bersama ribuan berkas laporan yang seharusnya mereka selesaikan sore ini sebelum pesta resepsi kedua dimulai.“Ada apa dengan Koa?” tanya Black kepada tiga bawahannya yang ikut menunggu di dalam kamar. Ia menatap mereka satu per satu, menuntut sebuah penjelasan. Ketika sudut matanya menangkap bayangan Koa, ia buru-buru menghampiri wanita itu. “Sayang, pagi ini aku lihat kau baik-baik saja. Kenapa sekarang wajahmu pucat sekali?”“L-lord, saya—“Duke,” panggil Dokter William. Ia menjaga sikapnya setenang mungkin, berusaha tidak memperkeruh keadaan. “Anda tidak perlu khawatir.”“Apa katamu? Setelah melihat wajah istriku sepucat ini, kau masih berani meminta
…..Sebagai pemimpin Leander Dukedom, menjadi tugas Black untuk memperkenalkan Koa kepada banyak orang penting yang telah diundangnya ke pesta malam ini. Pertama-tama, ia memperkenalkan Koa kepada bangsawan dan aritokrat berpengaruh yang menjadi teman dekat dan mitra bisnis Leander. Sesuai dugaannya, mereka menyambut Koa dengan tangan hangat dengan tak henti-hentinya memberikan wanita itu ucapan selamat atas pernikahan mereka.Selanjutnya, Black memperkenalkan Koa kepada para pejabat pemerintah dan tokoh politik. Mengetahui betapa cerdasnya Koa, mereka tanpa ragu mengajak Koa mendiskusikan berbagai isu penting yang sedang dihadapi kerajaan. Namun ketika Koa mulai kewalahan, Black segera mengambil alih dan mengganti diskusi mereka ke topik yang lebih ringan.Selesai dengan orang-orang pemerintahan, Black membawa Koa bertemu dengan para tokoh budayawan dan para filantropis yang mendukung berbagai proyek amal Keluarga Leander. Orang-orang itu dengan semangat tinggi berbagi cerita tentang
…..Leander Manor telah terbangun dari hiruk pikuk pesta semalam. Seluruh jendela dibuka lebar-lebar, membiarkan udara segar dari hutan sekitar mengusir sisa euphoria perayaan. Dari arah timur, sinar matahari menyusup melalui celah-celah bangunan, menghangatkan pagi yang sebentar lagi beranjak siang. Suara langkah kaki ringan mulai terdengar di setiap lorong, menandakan awal dari hari yang baru.Kesan damai dan santai ini justru berbanding terbalik dengan suasana di kamar tidur utama manor. Dokter Manuel Soriano, seorang spesialis kandungan terkemuka yang dipanggil langsung oleh Black dari ibu kota, tengah melakukan pemeriksaan yang cermat terhadap pasiennya, Koa Dorian. Atmosfer tegang tampak menyelimuti ruangan begitu Dokter Manuel meminta pasangan Leander duduk di sofa, menunggunya membacakan hasil pemeriksaan.“Madam, Anda memang benar sedang hamil. Dan berdasarkan perhitungan dari hari pertama menstruasi terakhir, kandungan Anda diperkirakan berusia lima minggu.”Koa meremas tang