….. Suasana di mansion Keluarga Dorian terasa begitu berbeda malam ini. Bangunan mewah yang biasanya sepi kini terlihat ramai oleh pengunjung. Di luar gerbang utama, satu per satu kereta kuda milik para tamu mengantri rapi, menunggu gilirannya masuk ke area acara. Demi memeriahkan pesta ulang tahun sang istri, tuan rumah sengaja mengundang banyak kenalannya, mulai dari bangsawan Elinor sampai bangsawan kerajaan tetangga. Di aula besar yang sudah didekorasi sedemikian rupa, Duke Sander sibuk menjalankan tugasnya, menyapa tamu yang datang dan menemani mereka bercakap-cakap selagi Madam Cleo mempersiapkan diri di belakang. “Anda mengundang banyak sekali orang penting Duke Dorian,” celetuk Count Albert Lucian. Suami dari sahabat Madam Cleo itu tiba-tiba saja muncul di sebelah Duke Sander sambil memasang tampang jahil. Pria yang saat ini bekerja sebagai akuntan di perusahaan dagang milik Keluarga Dorian itu memasang senyum simpul di wajah. “Jangan-jangan ada pengumuman penting malam ini.
….. Elle heran saat mengetahui tak satu pun bangsawan mengajaknya bicara. Orang-orang hanya memandangnya dari jauh, tanpa ada niat mendekati. Jika diperhatikan lagi, mereka malah terkesan sengaja menjaga jarak. ‘Kenapa menatapku seperti itu? Ada yang aneh dari penampilanku?’ batin Elle bertanya-tanya. Merasa disisihkan tamu-tamu lain, Elle yang kecewa memutuskan pergi meninggalkan aula besar. Setelah mendapatkan izin dari Count Kimoni dengan beralasan jika ia kelelahan dan ingin beristirahat, Elle akhirnya keluar dari tempat itu. “Astaga, ini menakutkan,” seru Elle saat mencoba menaiki salah satu anak tangga menuju lantai dua. Gadis itu kesulitan bergerak karena terhalang gaunnya yang kebesaran. Elle menyesal. Seharusnya ia turuti saja saran ibunya hari itu. Usai menerima undangan tak terduga dari Keluarga Dorian, ditemani Countess Kimoni, Elle pergi ke kota guna membeli gaun baru yang akan dikenakannya pada pesta nanti. Tanpa mempedulikan kenyamanannya sendiri, Elle langsung menu
….. Belum juga selesai menyuarakan seluruh ancamannya, Nathaniel malah mendapati senyum miring menghiasi wajah cantik Koa. Sikap meremehkan yang sengaja diperlihatkan Koa semakin mengguncang pusat pengendalian emosi Nathaniel. Koa tak tahu jika ancaman Nathaniel bukanlah ancaman kosong belaka. Malas menanggapi, Koa benar-benar pergi tanpa mengindahkan tata kramanya di hadapan tamu penting Madam Cleo. Dan sesuai perkiraan, Nathaniel kembali menghentikan Koa. Namun aksinya kali ini terbilang jauh lebih kasar dibanding sebelumnya. Pria itu dengan sengaja mencekal lengan Koa dan hampir membuatnya jatuh terpelanting jika saja tidak ditangkap. “Yang Mulia!” seru Koa marah. Cengkeraman tangan Nathaniel semakin bertambah kuat setiap kali ia berusaha melepaskan diri. Mengetahui Koa yang tak juga menyerah, Nathaniel kembali menarik, kemudian membanting tubuh wanita itu ke kursi panjang balkon. Untung saja kursi itu kursi busa, jadi Koa tidak merasakan sakit yang kentara meski dijatuhkan cuku
….. Ketika Nathaniel menarik dan memeluk tubuhnya erat, Elle refleks mengigit bibirnya kuat-kuat. Ia berharap usaha itu bisa meredam suara tangisannya. Fakta Nathaniel pernah bertunangan dengan wanita lain sukses menghancurkan kepercayaan Elle pada sang kekasih. Bukan barang aneh jika Elle kecewa. Dari awal mereka menjalin hubungan, Nathaniel tidak pernah lelah membisikkan Elle jika ialah satu-satunya perempuan istimewa di hati Nathaniel. “Anda berbohong, Yang Mulia.” Suara gemetar Elle terdengar begitu memilukan. “Ternyata, selama ini saya hanyalah seorang selingkuhan.” “El! Dengarkan aku. Pertunangan kami sudah lama berakhir. Tidak ada apa-apa lagi di antara kami sekarang.” “Jika sudah lama berakhir, kenapa Anda masih menemuinya? Anda bilang— “Kita hidup untuk masa depan. Kenapa kau terus memusingkan masa lalu? Sementara aku memilihmu untuk masa depanku.” Andai saja Elle tidak bersembuyi di dada Nathaniel dan melihat wajah pangeran itu secara langsung. Dewa pun menjamin, kepe
….. Camille dengan sengaja menyenggol lengan Nathaniel, membuat pria yang sedang sibuk berbincang dengan para tamu itu menoleh ke arahnya. “Ikuti aku!” bisiknya kemudian. Mengerti jika sang ibu ingin membicarakan masalah serius, Nathaniel segera pamit kepada semua orang dan mengikuti Camille ke sisi sepi aula. “Anda sebaiknya lebih berhati-hati. Jangan buat keributan di rumah orang,” tegur Nathaniel merasa tidak senang. Bukannya introspeksi akan kesalahannya, Camille malah tergelak. “Kau pikir aku tidak mengenal orang-orang yang baru saja kau temui itu? Mereka teman-teman pamanmu, bukan?” Nathaniel memutar bola matanya malas. Jengkel pada sikap sok tahu sang ibu. Kendati tak ikut andil dalam rencana besar Nathaniel, Camille sedikitnya tahu apa yang tengah dikerjakan oleh putranya dan saudara laki-lakinya. Camille pribadi tidak melarang ataupun mendukung mereka. Namun, ia sadar, kemenangan Nathaniel nanti juga akan menjadi kemenangannya. Camille diam-diam mengincar posisi wanita te
….. Usai menghajar seorang prajurit karena terlalu lamban membukakan gerbang, Nathaniel lanjutkan aksi pelampiasan amarahnya— menghancurkan segala barang yang ia temukan di kamar. Beberapa maid Istana Azalea berteriak ketakutan menyaksikan tuan mereka dengan garang melempar belasan vas berbahan keramik porselen mahal ke lantai. Sebuah pecahan keramik yang terpantul dan menggores kulit pipi tak serta-merta menghentikan aksi gilanya itu. Kelakuan Nathaniel membuat semua orang yang bekerja di Istana Azalea tenggelam dalam kebingungan. Sekembalinya dari kediaman Keluarga Dorian, emosi pria itu mendadak berubah menjadi tidak terkendali. Setelah diselidiki, rupanya pemicu situasi mengerikan ini adalah berita tak terduga yang diumumkan oleh Duke Sander Dorian beberapa jam lalu. Berita mengejutkan mengenai rencana pertunangan Koa dan Black. “Wah—! Dibalik wajah polos itu, ternyata Koa sangat busuk hati. Apakah ini caranya membalaskan dendam padaku? Sudah kuduga, wanita tidak tahu diri itu b
….. Gilbert hampir jatuh tersandung karpet jika saja tangannya tidak sigap berpegangan pada pinggiran meja. Saking senangnya dengan hasil pekerjaan Xylia, entah sudah ke berapa kali Gilbert harus melukai kakinya sendiri. Gilbert tak sabar memberitahukan kabar menggembirakan ini kepada Black yang diketahui tengah mengerjakan beberapa berkas penting di perpustakaan Keluarga Denta. “Lord!” Black mengangkat kepalanya. Hanya dengan melihat ekspresi di wajah Gilbert, Black langsung tahu tujuan pria itu datang kemari. “Bersiaplah. Malam ini, kita akan kembali ke Elinor,” ujarnya kemudian. ….. Semua orang dibuat keheranan tatkala menyaksikan Koa dan Elle mengenakan model dan warna gaun yang sama saat menghadiri acara perjamuan mewah yang digelar oleh Selir Camille. Acara yang kebetulan dikhususkan untuk perempuan itu mengundang para lady dan istri para bangsawan seantero Elinor. Berbeda dengan Elle yang memilih menundukan pandangannya karena merasa malu, Koa tampak santai dan ceria. Ia j
….. “Di mana gadis itu sekarang?” tanya Black kepada Oliver. Oliver memberikannya laporan pengintaian dari kelompok mata-mata Keluarga Leander. “Demi alasan keamanan, Lady Dorian menitipkan Nona Brown di kediaman Keluarga Otsana.” “Kediaman Keluarga Otsana? Di bawah pengawasan siapa?” “Saya dengar, Lady Aylin Otsana sendiri yang bertanggung jawab.” “Bagaimana dengan Marquess Otsana? Aku tidak mau masalah ini sampai ke telinga parlemen.” “Anda tidak perlu khawatir. Lady Otsana menempatkan Nona Brown di kediaman pribadinya.” “Kalau begitu, kirimkan beberapa ksatria Leander untuk menjaga anak itu. Lakukan secara diam-diam agar tidak menarik perhatian orang-orang.” “Baik, Lord.” Black beserta rombongannya tiba di Leander Dukedom belum lama ini. Pekerjaan kantor yang menumpuk akibat ditelantarkan terlalu lama memaksa Black tetap tinggal di kantornya selama beberapa hari terakhir. Biasanya Oliver yang membantu mengurus semua pekerjaan jika dirinya pergi dinas. Namun dikarenakan tuga