….. Usai menghajar seorang prajurit karena terlalu lamban membukakan gerbang, Nathaniel lanjutkan aksi pelampiasan amarahnya— menghancurkan segala barang yang ia temukan di kamar. Beberapa maid Istana Azalea berteriak ketakutan menyaksikan tuan mereka dengan garang melempar belasan vas berbahan keramik porselen mahal ke lantai. Sebuah pecahan keramik yang terpantul dan menggores kulit pipi tak serta-merta menghentikan aksi gilanya itu. Kelakuan Nathaniel membuat semua orang yang bekerja di Istana Azalea tenggelam dalam kebingungan. Sekembalinya dari kediaman Keluarga Dorian, emosi pria itu mendadak berubah menjadi tidak terkendali. Setelah diselidiki, rupanya pemicu situasi mengerikan ini adalah berita tak terduga yang diumumkan oleh Duke Sander Dorian beberapa jam lalu. Berita mengejutkan mengenai rencana pertunangan Koa dan Black. “Wah—! Dibalik wajah polos itu, ternyata Koa sangat busuk hati. Apakah ini caranya membalaskan dendam padaku? Sudah kuduga, wanita tidak tahu diri itu b
….. Gilbert hampir jatuh tersandung karpet jika saja tangannya tidak sigap berpegangan pada pinggiran meja. Saking senangnya dengan hasil pekerjaan Xylia, entah sudah ke berapa kali Gilbert harus melukai kakinya sendiri. Gilbert tak sabar memberitahukan kabar menggembirakan ini kepada Black yang diketahui tengah mengerjakan beberapa berkas penting di perpustakaan Keluarga Denta. “Lord!” Black mengangkat kepalanya. Hanya dengan melihat ekspresi di wajah Gilbert, Black langsung tahu tujuan pria itu datang kemari. “Bersiaplah. Malam ini, kita akan kembali ke Elinor,” ujarnya kemudian. ….. Semua orang dibuat keheranan tatkala menyaksikan Koa dan Elle mengenakan model dan warna gaun yang sama saat menghadiri acara perjamuan mewah yang digelar oleh Selir Camille. Acara yang kebetulan dikhususkan untuk perempuan itu mengundang para lady dan istri para bangsawan seantero Elinor. Berbeda dengan Elle yang memilih menundukan pandangannya karena merasa malu, Koa tampak santai dan ceria. Ia j
….. “Di mana gadis itu sekarang?” tanya Black kepada Oliver. Oliver memberikannya laporan pengintaian dari kelompok mata-mata Keluarga Leander. “Demi alasan keamanan, Lady Dorian menitipkan Nona Brown di kediaman Keluarga Otsana.” “Kediaman Keluarga Otsana? Di bawah pengawasan siapa?” “Saya dengar, Lady Aylin Otsana sendiri yang bertanggung jawab.” “Bagaimana dengan Marquess Otsana? Aku tidak mau masalah ini sampai ke telinga parlemen.” “Anda tidak perlu khawatir. Lady Otsana menempatkan Nona Brown di kediaman pribadinya.” “Kalau begitu, kirimkan beberapa ksatria Leander untuk menjaga anak itu. Lakukan secara diam-diam agar tidak menarik perhatian orang-orang.” “Baik, Lord.” Black beserta rombongannya tiba di Leander Dukedom belum lama ini. Pekerjaan kantor yang menumpuk akibat ditelantarkan terlalu lama memaksa Black tetap tinggal di kantornya selama beberapa hari terakhir. Biasanya Oliver yang membantu mengurus semua pekerjaan jika dirinya pergi dinas. Namun dikarenakan tuga
….. Tubuh Koa terpental usai tak sengaja menabrak seseorang karena terburu-buru. Mujurnya, dewi keberuntungan masih bersedia memberikan belas kasihnya kepada Koa. Sebuah tangan kekar dengan sigap merengkuh pinggang Koa, lalu menariknya ke depan. “Lady Koa, Anda baik-baik saja?” tanya Yona panik dalam posisi sudah siap menangkap tubuh Koa. “Anda tidak terluka?” tanya gadis itu sekali lagi. Lama tidak mendapatkan jawaban, Yona berinisiatif maju, mendekati. Namun segera diurungkannya niat tersebut setelah mengetahui identitas pria yang tengah mendekap tubuh ramping tuannya saat ini. Sementara itu, Koa yang jadi korban utama dalam insiden kecil tersebut nampak diam membisu di tempat. Ia berusaha keluar dari rasa terkejutnya dengan menarik napas dalam-dalam. ‘Oh! Wangi ini,’ batin Koa tertegun. Wanita itu mulai merasakan jantungnya berdegup kencang. Mendadak gugup, Koa berusaha menahan senyumnya ketika menyadari si pemilik parfum beraroma musk-vanilla itu sudah pulang. Butuh waktu sekit
….. Koa menundukkan kepalanya, tengah memastikan sesuatu. Wanita itu sontak mengerucutkan bibir menyadari banyak dedaunan kering yang tersangkut pada ujung rok. ‘Pantas saja gaunku jadi berat,’ batinnya agak jengkel. Kebetulan area taman yang sedang dijelajahi belum sempat dibersihkan oleh para pekerja taman sehingga masih banyak sampah daun-daun kering yang berserakan. “Kau pernah pergi ke Pulau Selatan?” tanya Koa sambil membersihkan kotoran di gaunnya. Yona yang berdiri di sisi kanan Koa menggeleng pelan. “Anda akan menerima tawaran itu, Milady?” Koa mengangkat kedua bahunya sekilas. “Sedang aku pikirkan.” Pulau Selatan merupakan pulau kecil yang masih masuk dalam teritori Dorian Dukedom. Saat musim dingin tiba, suhu di daerah yang terkenal akan keindahan pantainya ini tak sedingin daratan utama. Karena posisinya dekat dengan garis kathulistiwa, musim dingin di Pulau Selatan tergolong hangat. Madam Cleo biasa berlibur ke pulau tersebut bersama teman-teman sosialitanya. “Aku cu
….. Perpustakaan bukanlah tempat favorit Madam Cleo jika kaitannya dengan kegiatan menghabiskan waktu di kala senggang. Dibanding tempat yang identik sebagai pondok para kaum intelektual itu, Madam Cleo justru lebih tertarik mengisi hari-harinya dengan bersantai di gazebo taman atau balkon kamar yang menghadap langsung ke arah taman. Namun lagaknya kali ini, demi memperbaiki kualitas hubungannya dengan sang putri, Madam Cleo bersedia menginjakkan kaki kembali ke ruangan penuh buku itu setelah sekian lama dihindari. “Karena sudah terlanjur diumumkan, acara pertunanganmu akan dilaksanakan secara resmi ketika Duke Black kembali dari perbatasan utara.” Madam Cleo memandang Koa dengan raut wajah super serius. Ia memanggil Elena, meminta benda yang dipegang wanita itu. “Ini katalog terbaru butik Marchioness Ronan. Pilihlah yang kau suka untuk acara pertunanganmu nanti.” Koa menerima katalog itu dengan perasaan sangsi. “Kenapa tidak datang langsung ke butik, Madam?” “Selain untuk memilihk
….. Tetesan air menari indah di atas permukaan lantai saat tubuh Koa diangkat keluar dari bak mandi yang berkilau. Dalam sentuhan penuh perhatian, Yona yang selalu ada di sisi Koa dengan lembut menyelimuti tubuh tuannya dengan jubah berbahan katun yang hangat. “Aku dengar, ada surat untukku.” “Saya menaruhnya di meja kerja Anda, Lady.” “Bisa kau ambilkan,” pinta Koa sembari mengganti jubah mandinya dengan piama. Yona mengangguk, lalu pergi menghampiri meja kerja Koa yang berada di sisi lain kamar. Setelah mendapatkan barang yang diminta, Yona mengantarkannya pada Koa yang tengah duduk di depan meja rias. “Wanita ini, dia teman Putri Zehra 'kan?” tanya Koa terkejut saat membaca nama yang tertulis pada lembar amplop. “Anda terlihat tidak senang. Haruskah saya singkirkan?” “Jangan berlebihan. Aku hanya heran saja.” Penasaran, Koa lantas membuka amplop tersebut. Ia kembali dibuat terkejut saat menemukan sebuah undangan pesta di dalam sana. 'Apa yang sedang dia rencanakan?' pikir Ko
….. Di antara ke empat putra Raja Alden, Pangeran Zielle dan Pangeran Nathaniel merupakan anak yang paling aktif di dunia politik dan sosialita bangsawan Elinor. Sementara Pangeran Abel—putra raja dari selir pertama dan Pangeran Noir—putra raja dari selir kedua lebih memilih militer sebagai fokus hidup mereka. Baru-baru ini, keduanya dilaporkan mengundurkan diri dari kompetisi perebutan tahta dan memutuskan bergabung dengan pasukan Elinor, melindungi kerajaan di garda terdepan. Pada perang Elinor-Nesrin, Pangeran Noir diangkat menjadi pemimpin pasukan pemanah, sedangkan Pangeran Abel memimpin pasukan kavaleri. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika nama Pangeran Zielle dan Pangeran Nathaniel lebih dikenal rakyat dibandingkan nama para pangeran lain. Keduanya memang pintar mengambil hati orang-orang, selalu giat mencari dukungan politik bangsawan sebagai modal naik tahta menggantikan Raja Alden di masa depan. “Anda sudah dengar beritanya, Lady Dorian?” Suara Marchioness Ronan memb