….. Dengan berat hati Alden meraih stempel resmi raja, kemudian mencetakkan tintanya pada surat pembatalan pertunangan yang diajukan oleh Koa Dorian. Desakkan yang datang dari pihak Keluarga Dorian serta protes ratusan rakyat Elinor di wilayah Leander membuat Alden tak memiliki kesempatan lagi untuk menunda keputusannya. “Padahal ini peluang yang bagus untuk menaikkan posisi keluarga Selir Camille,” ujar Alden frustrasi. Camille Agas atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Camille Elinor adalah selir ketiga Alden, ibu kandung dari Pangeran Nathaniel. Dikarenakan status keluarganya yang merupakan bangsawan rendah, Camille sering mendapatkan perlakuan kurang mengenakkan dari para penghuni istana lain. Mencoba berbesan dengan Keluarga Dorian adalah salah satu usaha yang Alden lakukan untuk menaikkan derajat istri kesayangannya tersebut. “Antarkan ini ke Badan Sekretariat Negara sebelum dikirimkan ke kediaman Duke Sander Dorian,” seru Alden pada sekretaris pribadinya. “Baik Yang Muli
….. Lukisan besar yang dipajang di dinding belakang meja kerja Black menarik perhatian Koa. Sebuah lukisan berisi foto keluarga— mendiang Duke Carl, Madam Adelaine dan Black kecil. Ekspresi datar dari ketiganya tampak sama persis, begitu dingin dan menyeramkan. “Saya dengar, rumah kaca yang ada di depan sana milik Madam Adelaine.” Black yang tengah menyibukkan diri, membaca berkas-berkas pekerjaannya untuk hari ini seketika berhenti. “Kau suka dengan rumah kaca itu?” tanya Black memastikan. Koa menoleh ke arah Black. “Iya. Saya suka.” Untuk beberapa saat Black terdiam. “Kalau begitu, rumah kaca itu jadi milikmu sekarang,” usul Black tanpa ragu. “Lord? Tapi rumah kaca itu milik Madam Ade— “Beliau tidak akan kembali ke mansion ini lagi,” potong Black cepat. “Setelah mendiang duke meninggal, madam tidak mempunyai keinginan untuk tinggal di tempat ini.” Duke Carl Leander— ayah dari Black meninggal dunia ketika Black baru saja lulus dari Akademi Kerajaan. Sebagai satu-satunya keturu
….. “Lady, kita sudah sampai.” Sir Ethan membantu Koa turun dari kereta. Di depan pintu utama mansion milik Keluarga Dorian yang ada di ibukota, nampak Duke Sander beserta Madam Cleo dan para penghuni yang lain telah menunggu kedatangannya. Didampingi Yona dan Sir Ethan, Koa memberikan salam kepada semua orang. “Bagaimana perjalananmu?” tanya Duke Sander penuh perhatian. Koa tersenyum tipis. “Tentu saja sangat nyaman. Mereka menjaga saya dengan sangat baik.” Di tengah bincang-bincangnya bersama Duke Sander, Koa sesekali mencuri pandang ke arah Madam Cleo yang berdiri di belakang mereka. Mengetahui wanita itu lebih diam dibandingkan biasanya, Koa menjadi sedikit cemas. “Aku dengar, kau memilih tinggal sementara waktu di ibukota dikarenakan undangan Lady Otsana?” “Saya sudah berjanji akan hadir dalam acara pameran seni milik Lady Otsana. Tidak sopan jika saya membatalkannya, padahal saya sendiri yang menawarkan diri.” Keluarga Dorian dijadwalkan kembali ke Dorian Dukedom minggu i
….. Gaun mewah berbahan satin yang membalut tubuh Koa, ditambah lagi dengan cara berjalannya yang begitu anggun berhasil mengalihkan mata para pengunjung dari lukisan indah yang ada di hadapan mereka. Kehadiran Koa di Akademi Kerajaan sukses menyita perhatian banyak orang. “Kau sudah dengar?” “Tentang?” “Perselingkuhan Lady Dorian dan Duke Leander.” “Bukankah mereka baru menjalin hubungan setelah Lady Dorian membatalkan pertunangannya bersama Pangeran Nathaniel.” “Gosipnya mereka sudah menjalin hubungan bahkan sebelum Raja Alden secara resmi menyetujui pembatalan pertunangan yang ajukan Lady Dorian.” “Ah benar juga. Saat kompetisi berburu kemarin pun, Lady Dorian tidak menemani Pangeran Nathaniel dan malah datang bersama Duke Leander.” “Aneh bukan.” “Benar-benar memalukan.” Meski geram, Yona dan Sir Ethan terpaksa menutup mata dan telinga mereka. Sesaat sebelum masuk ke dalam, Koa memang sudah memberi peringatan kepada keduanya untuk diam dan mengabaikan ucapan orang-orang.
….. Rombongan manusia yang terdiri dari beberapa bangsawan kaya terlihat memasuki salah satu ruangan di Akademi Kerajaan yang pintunya dijaga ketat oleh pengawal istana. Koa yang tak sengaja melihat langsung dibuat penasaran. Ia lantas bertanya kepada Aylin yang berada tepat di sebelahnya. “Apa yang mereka lakukan di dalam sana, Lady Otsana?” Aylin mengalihkan pandangan menuju arah yang ditunjukkan Koa. “Maafkan saya, Lady Dorian. Saya lupa memberitahu Anda. Sebenarnya pameran seni ini merupakan acara amal.” “Acara amal?” “Ruangan yang baru saja Anda tunjuk adalah tempat pelelangan lukisan. Uang hasil penjualan lukisan tersebut yang menjadi sumber dananya.” Koa mengamati satu per satu dari mereka yang masuk ke dalam ruang pelelangan. Ia menyadari terdapat perbedaan penampilan yang sangat mencolok antara tamu acara pelelangan dengan pengunjung pameran yang lain. “Apakah acara amal ini hanya diikuti oleh orang-orang tertentu saja, seperti mereka yang mendapatkan undangan khusus?”
….. “Aku baru saja menerima undangan makan malam dari Pangeran Zielle.” Black menyerahkan piring berisi steik daging yang sudah ia potong kecil-kecil kepada Koa. “Akan ada Lady Otsana juga di sana. Aku berniat mengajakmu untuk ikut bersamaku.” “Apakah tidak masalah jika saya ikut datang?” Black menikmati wine merah yang baru saja dituangkan ke dalam gelas oleh seorang maid. “Ini bukan acara makan malam resmi. Hanya akan ada kami bertiga dan tempatnya pun di restoran biasa. Kupikir tidak ada masalah membawa pasangan sendiri.” Mendadak Koa teringat isi obrolannya bersama Aylin siang ini. Obrolan yang dilakukan dengan cara berbisik dan penuh kehati-hatian itu membahas perihal acara amal yang diselenggarakan di Akademi Kerajaan. “Lord, pernahkan Anda mendengar kabar tentang Perkumpulan Plouton?” Kata Plouton atau Pluto memiliki arti dewa kekayaan dalam mitologi Yunani. Disebut dewa kekayaan karena Dewa Pluto sendiri dimitoskan menguasai bagian dalam dari isi bumi yang semua orang ket
….. Sesuai janjinya, selepas acara makan malam kami selesai, Lady Otsana mengajakku pergi ke ruang ganti tamu restoran untuk memberitahukan hasil pencariannya. Dengan alasan hendak membenarkan riasan, kami berhasil sampai di ruang ganti tamu tanpa menemukan masalah. Keanehan pun mulai terjadi. Tak lama setelah kami sampai di sana, Lady Otsana tiba-tiba saja terdiam dan menutup rapat mulutnya dengan kedua tangan. Karena khawatir, aku menyuruhnya untuk duduk dulu di kursi yang disediakan di ruang ganti. Dengan suara bergetar dan wajah pucat, ia mengatakan padaku jika ia mendadak merasa sangat mual. Mendengar itu, aku yang panik langsung berlari keluar, meminta bantuan Licia dan Yona yang memang kami minta untuk menunggu di luar. Selepas mendapatkan bantuan, aku dengan cepat kembali lagi ke dalam dan seketika terkejut ketika mendapati Lady Otsana sudah jatuh tak sadarkan diri di lantai. Duke Leander dan Pangeran Zielle sampai di ruang ganti tak lama kemudian. Aku yang sangat syok hany
….. Koa yang baru terbangun dari tidur siangnya terkejut mendapati kamar dalam keadaan gelap gulita. Dengan posisi masih berbaring, Koa memilih melamun untuk beberapa saat. Mulai bosan, Koa akhirnya keluar dari ranjang. “Bangunan-bangunan yang ada di ibukota dapat dilihat dengan jelas dari tempat ini.” Koa duduk di pinggiran jendela kamar sembari memandang ke luar dengan tatapan kagum. Cahaya terang di jalanan ibukota saat malam hari mengingatkannya pada langit berbintang di musim dingin. “Duke Leander— lagi-lagi pria itu mengambil keputusan tanpa membicarakannya dulu denganku,” ujar Koa, masih kesal pada Black. Ketika petugas dari Badan Penyidik datang ke mansion dan menangkapnya, Koa sempat berpikiran untuk kabur. Ia mengira, ada seseorang yang sedang berusaha menjebaknya. Penjara kotor dan ruang penyiksaan berisikan alat-alat aneh, gambaran mengerikan semacam itu langsung memenuhi isi kepala Koa. Tidak disangka, ia malah dikurung di dalam menara. Bangunan menara yang sementara
…..Lady Xylia Denta, dengan keahlian dan pengetahuannya dalam ilmu sihir, merupakan salah satu guru terkemuka di Sekolah Sihir Kerajaan Chanceux. Setiap harinya, ia sibuk mengajar berbagai mata pelajaran magis kepada para siswa yang tertarik pada sihir. Dipenuhi dedikasi dan semangat, Xylia tidak hanya mengajarkan keterampilan dasar seperti mantra dan sihir pelindung, tetapi juga memperkenalkan konsep-konsep yang lebih kompleks seperti alkimia dan ramalan. Para siswa di bawah bimbingan Xylia diarahkan untuk mengasah bakat mereka dan mengeksplorasi potensi magis lebih dalam. Sebagai penyihir yang dihormati dan diakui, Xylia juga menjadi panutan bagi banyak siswa yang bercita-cita menjadi ahli sihir handal di masa depan.“Permisi, Profesor?” Helda, seorang siswa cerdas yang terkenal tekun sering kali menarik pehatian Xylia dengan pertanyaan-pertanyaan tajamnya. Hari ini, setelah kelas selesai, Helda mendekati Xylia dengan ekspresi ingin tahu yang khas di wajah. “Saya ingin bertanya ten
…..Perjalanan pulang dari istana terasa begitu menegangkan. Black duduk di atas kudanya dengan raut super serius yang menakutkan. Di sekitarnya, para ksatria yang bertugas mengawal terdiam dalam teror tak berujung. Mereka pun menyadari, suasana hati Black memang sudah buruk semenjak meninggalkan Leander.Oliver yang juga ikut mendampingi Black tak mau berpasrah diri. Ia lalu menarik tali kekang, bergerak maju supaya kudanya bisa sejajar dengan kuda Black. “Banyak bangsawan yang menyetujui proposal Anda, Lord. Ini hasil yang memuaskan,” ujarnya mencoba membuka obrolan.Black tetap melihat ke depan, hanya matanya saja yang melirik tajam ke arah Oliver. “Bisakah kita membahas urusan ini di kantor. Aku sedang lelah sekarang.”Reaksi dingin Black membuat gemetar semua orang, terutama Oliver yang berhadapan langsung dengannya. Ia pun tidak bertanya lagi, membiarkan suasana hening yang menyiksa itu mengiringi perjalanan pulang mereka.…..Seakan sudah hafal betul rutinitas harian nyonya mer
…..Koa terbangun dari tidur dengan perasaan tak nyaman. Perutnya terasa seperti tengah dibelai lembut oleh tangan yang akrab. Mata Koa terbuka perlahan, dan ia menemukan sosok suaminya, Black sedang berbaring di sampingnya. Semalam, Koa mengalami kram perut yang cukup parah sampai membuatnya sulit tidur. Beruntungnya Koa, Black dengan telaten mengurusnya. Sentuhan tangan Black yang hangat membuatnya merasa lebih baik.“Kau butuh sesuatu, Sayang?” tanya Black saat menyadari Koa menggeliat di dalam pelukannya. “Haus?”Koa menggelengkan kepala. “Saya baik-baik saja.” Wanita itu terdiam sejenak, merenung. “Apakah Anda sibuk hari ini?”“Mm, sedikit sibuk,” jawab Black sembari memainkan rambut panjang Koa. “Sore ini aku ada jadwal untuk pergi ke ibu kota.”“Urusan Anda dengan Pangeran Zielle?” Koa bertanya lagi, dengan rasa ingin tahu yang terselip dalam suaranya. “Benar?”“Benar.” Black mencium puncak kepala Koa, lalu mengeratkan pelukannya. “Kau tidak ingin aku pergi, Koa?”Koa kembali m
…..“Bisakah Anda tinggal lebih lama di sini? Setidaknya sampai cucu Anda lahir.”“Oh Koa sayang, sungguh maafkan aku. Seandainya bisa, aku pasti akan melakukannya.”Setelah beberapa hari menghabiskan waktu bersama di Leander Manor, tiba saatnya bagi Madam Adelaine, Xylia, dan Baron Denta kembali ke Chanceux. Koa dan Black mengantarkan mereka sampai gerbang utama, di mana kereta kuda yang akan membawa mereka pulang menunggu. Meskipun suasana sedikit melankolis, tetapi senyum hangat terus mengiringi momen perpisahan itu. Sebagai tuan rumah, Koa dan Black memberikan penghormatan dan juga ucapan terima kasih kepada orang-orang terkasihnya.“Sampai jumpa lagi, Sayang.” Madam Adelaine bergantian mencium pipi Koa dan pipi Black sebelum naik ke kereta. “Jaga kesehatan kalian.”Kusir menyentakkan tali kekang dan kereta kuda mulai bergerak meninggalkan gerbang. Dari tempatnya berdiri, Koa memperhatikan kepergian mereka dengan hati yang berat. Ia melirik ke arah Black yang berdiri tepat di sebe
…..Kedatangan kereta kuda istana menjadi sorotan di Leander Manor. Suara langkah kuda yang saling bersahutan memecah keheningan di sekitar mansion dan menarik perhatian para penghuninya. Koa yang kebetulan berada di taman manor segera mengedarkan pandangan, mencaritahu identitas dari rombongan tamu yang datang berkunjung.“Siapa mereka?” tanya Koa kepada Olga.“Pangeran Zielle dan Lady Aylin Otsana, Madam.”Dada Koa berdesir saat mendengar nama Aylin. Ingatan akan masa lalu yang pahit langsung melintas di dalam benak. Namun, bukannya perasaan gugup yang ia rasakan, justru perasaan bersalah yang lebih mendominasi. Koa ingat bahwa di antara mereka, dirinyalah yang memutuskan komunikasi secara pihak. Biarpun ada alasan dibalik sikapnya hari itu, Koa sama sekali tidak membenarkan tindakan egoisnya tersebut.Sementara itu, Black, beberapa pelayan dan ksatria Leander terpantau sudah menanti di depan gerbang untuk menyambut tamu istimewa mereka. Saat kereta memperlambat laju dan berhenti di
…..Kepanikkan mengintari Koa saat undangan minum teh dari Madam Adelaine datang kepadanya. Meskipun Koa telah resmi menjadi bagian dari Keluarga Leader setelah menikah dengan Black, hubungannya dengan ibu mertua masih terbilang kaku. Karena kesibukan masing-masing, mereka baru bisa bertemu lagi sekarang setelah pertemuan terakhir mereka di pesta resepsi.Berjalan santai menyeberangi halaman menuju rumah kaca, Koa menyadari betapa senyapnya mansion setelah ditinggalkan para tamu. Kendati sepi, situasi tersebut tidak serta-merta menghilangkan kemegahannya. Justru terkadang, terlalu banyak manusia malah membuat mansion menjadi sesak dan tidak layak untuk dipandangi. Contohnya, bangunan rumah kaca yang menurut cerita Black, dulu dirawat Madam Adelaine dengan sangat telaten. Sebelum pulang ke rumah keluarga besarnya di Kerajaan Chanceux, Madam Adelaine sering menghabiskan waktunya di tempat itu, merawat tanaman-tanaman eksotis, merangkai bunga-bunga cantik yang dipetiknya sendiri.“Terima
…..Leander Manor telah terbangun dari hiruk pikuk pesta semalam. Seluruh jendela dibuka lebar-lebar, membiarkan udara segar dari hutan sekitar mengusir sisa euphoria perayaan. Dari arah timur, sinar matahari menyusup melalui celah-celah bangunan, menghangatkan pagi yang sebentar lagi beranjak siang. Suara langkah kaki ringan mulai terdengar di setiap lorong, menandakan awal dari hari yang baru.Kesan damai dan santai ini justru berbanding terbalik dengan suasana di kamar tidur utama manor. Dokter Manuel Soriano, seorang spesialis kandungan terkemuka yang dipanggil langsung oleh Black dari ibu kota, tengah melakukan pemeriksaan yang cermat terhadap pasiennya, Koa Dorian. Atmosfer tegang tampak menyelimuti ruangan begitu Dokter Manuel meminta pasangan Leander duduk di sofa, menunggunya membacakan hasil pemeriksaan.“Madam, Anda memang benar sedang hamil. Dan berdasarkan perhitungan dari hari pertama menstruasi terakhir, kandungan Anda diperkirakan berusia lima minggu.”Koa meremas tang
…..Sebagai pemimpin Leander Dukedom, menjadi tugas Black untuk memperkenalkan Koa kepada banyak orang penting yang telah diundangnya ke pesta malam ini. Pertama-tama, ia memperkenalkan Koa kepada bangsawan dan aritokrat berpengaruh yang menjadi teman dekat dan mitra bisnis Leander. Sesuai dugaannya, mereka menyambut Koa dengan tangan hangat dengan tak henti-hentinya memberikan wanita itu ucapan selamat atas pernikahan mereka.Selanjutnya, Black memperkenalkan Koa kepada para pejabat pemerintah dan tokoh politik. Mengetahui betapa cerdasnya Koa, mereka tanpa ragu mengajak Koa mendiskusikan berbagai isu penting yang sedang dihadapi kerajaan. Namun ketika Koa mulai kewalahan, Black segera mengambil alih dan mengganti diskusi mereka ke topik yang lebih ringan.Selesai dengan orang-orang pemerintahan, Black membawa Koa bertemu dengan para tokoh budayawan dan para filantropis yang mendukung berbagai proyek amal Keluarga Leander. Orang-orang itu dengan semangat tinggi berbagi cerita tentang
…..Black berlari menyeberangi lautan pelayan yang terlihat berkumpul di depan kamar istrinya. Begitu mendengar kabar Joss memanggil Dokter William untuk memeriksa kondisi Koa, Black yang tidak tahu apa-apa tanpa ragu menghentikan rapat dan membubarkan semua orang. Ia bahkan mengabaikan Oliver dan meninggalkannya seorang diri di kantor bersama ribuan berkas laporan yang seharusnya mereka selesaikan sore ini sebelum pesta resepsi kedua dimulai.“Ada apa dengan Koa?” tanya Black kepada tiga bawahannya yang ikut menunggu di dalam kamar. Ia menatap mereka satu per satu, menuntut sebuah penjelasan. Ketika sudut matanya menangkap bayangan Koa, ia buru-buru menghampiri wanita itu. “Sayang, pagi ini aku lihat kau baik-baik saja. Kenapa sekarang wajahmu pucat sekali?”“L-lord, saya—“Duke,” panggil Dokter William. Ia menjaga sikapnya setenang mungkin, berusaha tidak memperkeruh keadaan. “Anda tidak perlu khawatir.”“Apa katamu? Setelah melihat wajah istriku sepucat ini, kau masih berani meminta