…..Ditemani putra semata wayangnya, Duke Adam Dorian mengawasi kinerja para bawahan yang sibuk memindahkan ratusan karung bantuan gandum dan bahan pangan lain dari kereta barang ke gudang penyimpanan Austin Grange. Ketelatenan mereka, ikut turun tangan langsung membantu rakyat membuat hati Marquess William tersentuh.“Duke Adam, izinkan saya menjamu Anda dan putra Anda. Di rumah, istri saya sudah memasakkan beberapa sajian lezat untuk makan siang kita,” ajak Marquess William kepada Duke Adam.Pemimpin Dorian Dukedom sekaligus pemilik pelabuhan terbesar di Benua Utama itu mengernyitkan dahinya sejenak, mempertimbangan ajakan beristirahat yang ditawarkan sang tuan rumah. “Kemurahan hatimu patut dipuji, William. Tentu saja aku mengizinkanmu menjamu kami. Sebuah kehormatan bisa menikmati masakan Marchioness.”Senyuman lega mewarnai wajah lelah Marquess William. Setelah semua bantuan besar yang diterimanya dari sang sahabat, makan siang dengan menu terlezat adalah sebuah kesederhanaan yan
…..Kumpulan pelajar segera menyingkirkan diri begitu rombongan Pangeran Alden melintasi koridor sekolah. Sembari berbisik-bisik dan sesekali mencuri pandang, para penghuni Akademi Kerajaan yang diharapkan menjadi generasi penerus kejayaan Elinor menyapa ramah ketiga pria muda berbakat, calon pemimpin mereka di masa depan.Alden Lysander Elinor—putra sulung Raja Edward dan Ratu Shopie membalas sapaan mereka dengan anggukan singkat. Pria yang hobi menghabiskan waktu pergi berkencan dengan sembarang wanita itu kabarnya tengah membatasi diri. Belakangan ini, ia sering diceramahi sang ayah untuk menjaga sikap di depan rakyat, mengingat dirinya telah resmi diangkat menjadi pangeran mahkota.“Gadis yang berdiri di sebelah patung zirah besi nomor dua,” ujar Alden kepada salah seorang kawannya, “senyumnya manis, bukan?”“Tolong berhenti memangsa gadis-gadis polos di tempat ini, Yang Mulia. Jangan buat geger istana lagi. Skandal Anda yang kemarin baru saja dibereskan,” seru Sander Arthur Doria
…..“Lukisannya mengingatkanku pada pemandangan langit sore di pantai Pulau Selatan? Bagaimana menurutmu, Cleo?”Wanita muda berparas cantik dalam balutan gaun sutra biru yang panjang dan longgar—pilihan bijak untuk hari terik di tengah musim panas, tampak mengangguk setuju. Dari balik hiasan topi berbulu di kepala, mata cokelat tuanya yang sebening Sungai Luminari memandang teduh lukisan yang dimaksud.“Dilihat dari pembangunan ide, penguasan teknik, kreativitas dan keharmonisan warna, kualitas anak-anak akademi di bidang seni meningkat cukup pesat ya. Jika seseorang datang kepadaku dan berbohong bahwa lukisan ini karya seorang pelukis ternama, mungkin aku akan mempercayainya begitu saja.”“Komentarmu terlalu berlebihan, Cleo. Aku tahu, kau tidak mungkin sebodoh itu.”Cleo mengangkat bahunya ringan. “Mau bagaimana lagi, aku berkata jujur.”Terhitung sudah setahun lulus dari pendidikan tingkat tiga Akademi Kerajaan, beberapa bulan yang lalu, Zelda mendapatkan undangan untuk menghadiri
…..Pulang ke penginapannya di Ibu Kota, pelayan bernama Dory menyambut Cleo dengan sepucuk surat di tangan. Ia mengatakan, petugas pos terlambat mengirimkan surat Cleo, beralasan jika kereta mereka mengalami kendala di perjalanan sehingga surat yang seharusnya sampai seminggu yang lalu baru bisa tiba siang ini.“Terima kasih,” ucap Cleo saat menerima surat itu.Duduk di depan meja rias, kepala Cleo diliputi banyak pertanyaan. Ia mengira, Sander hanya membual saja. Faktanya, surat dari rumah telah datang.Usai membersihkan diri dan mengenakan gaun tidur, Cleo yang beres mengoleskan krim kecantikan di wajahnya, membawa surat itu ke atas ranjang. Sembari berbaring, ia membacanya di bawah temaram cahaya lilin.“Duke Dorian melamarku untuk putranya?!” seru Cleo terkejut sampai terduduk kembali.Mendadak, wajah tampan Sander bertebaran di benak Cleo. Pria muda yang sukses menarik perhatiannya di pertemuan pertama mereka ternyata calon tunangannya. Pantas saja, sepanjang bincang-bincang mer
…..“Dengan siapa kau datang ke pesta besok, Sander?” tanya Carl di tengah waktu istirahatnya selepas berlatih pedang tiga jam. Pria itu tampak memeras sehelai handuk kecil yang basah kuyup oleh keringat. “Sepertinya aku datang sendiri.”“Keputusan ayahmu?”Carl mengangguk. “Demi keamanan calon istriku.”Lama terjun di bidang kemiliteran, Keluarga Leander memiliki pengaruh besar pada pertahanan Elinor. Mereka biasanya ditugaskan untuk membantu prajurit kerajaan menekan pemberontakan, menangani aksi terorisme, menjaga perbatasan serta menghalau serangan musuh. Pekerjaan kotor berisiko tinggi dengan bayaran tinggi adalah makanan sehari-hari para ksatria Leander yang gagah dan pemberani.Namun, belakangan ini permintaan jasa Elinor rupanya mulai berganti haluan. Jika sebelumnya, kerajaan memanfaatkan kekuatan Leander untuk mengamankan wilayahnya. Tujuan mereka sekarang berubah ke arah ekstrim, yakni rencana invasi wilayah lain. Tentu saja situasi ini memanaskan hubungan Elinor dengan ker
…..Selepas menyampaikan niat baik keluarganya, Marquess William diam-diam menghadiahkan Sander foto kelulusan Cleo Austin supaya pria itu tahu seperti apa paras putrinya. Ketika pertemuan di aula Akademi Kerajaan terjadi, bukan hal mengherankan jika Sander langsung menyadari bahwa salah satu wanita yang ia temui adalah calon tunangannya.“Dibandingkan foto, wujud nyatanya jauh lebih cantik,” puji Sander sambil memandangi foto Cleo yang tersimpan di jam saku.Suara ketukan dari arah pintu mengejutkan Sander. Pria itu buru-buru menyimpan jamnya ke laci meja belajar. Setelah merapikan diri, ia bergegas memeriksa tamu yang datang berkunjung. Saat pintu dibuka, terlihat seorang pelayan asrama telah menunggu.“Ada yang bisa saya bantu?”“Surat untuk Anda, Lord Sander.”“Terima kasih.”Meski tak kentara, air muka Sander berubah cerah begitu menemukan nama Cleo Brisena Austin. Tak berniat membuang waktunya lebih lama lagi, Sander membuka segel surat tersebut. Ia berharap Cleo membawakannya b
…..Menggantikan tugas ibunya yang telah meninggal dunia, menjadi rutinitas bulanan Zelda Adler, mengadakan acara minum teh meriah di Sky Hall. Tujuan acara tersebut tidak lain adalah untuk bersosialisasi dan menegaskan posisi tingginya di dunia sosialita. Ia mengundang beberapa wanita dari keluarga bereputasi baik, termasuk di antaranya Lady Cleo dari Keluarga Austin.“Oh Tuhan, ini cantik sekali,” seru Cleo setibanya di tempat acara.“Kemarin tukang kebun memberitahuku, taman belakang mansion sedang dipenuhi Bunga Candytuft liar,” jelas Zelda. “Rugi membiarkan mereka mati tak terurus, jadi aku manfaatkan sebagai dekorasi tambahan.”“Musim panas memang waktu bagi Bunga Candytuft bermekaran.” Cleo memetik setangkai bunga berwarna putih, mengendus harumnya.Zelda menyapukan pandangan ke sekitar, memantau para tamu menikmati sajian mewah sembari berbincang santai di tengah keindahan taman. “Aku lega semua orang menyukainya. Tidak sia-sia usahaku memindakan meja besar dan belasan kursi k
…..Usai berpamitan dengan sang tuan acara, Cleo menaiki kereta kuda sewaan untuk pulang ke penginapan. Membiarkan kepalanya bersandar pada jendela, di sepajang jalan wanita itu termenung memikirkan nasibnya. Ia sangat menyukai pesta, tetapi pada kenyataannya, bersosialisasi menguras banyak energi. Selain pandai merayu, keramahan palsu adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap wanita.Kusir memelankan laju kuda, menghentikan kendaraan mereka tepat di depan bangunan penginapan. Cleo bergegas turun, lalu mengucapkan salam perpisahan. Sesampainya di ruang tengah, ia melihat Dory telah menunggunya di sana.“Hadiah dari siapa, Dory?” tanya Cleo begitu menerima buket besar bunga mawar merah yang dirangkai cantik. “Bunganya masih segar, pasti baru diantar.”“Hadiah dari Duke Muda Dorian, Milady.”Pipi Cleo pelan-pelan merona. Hatinya ikut berbunga-bunga sehingga rasa resah dan lelah yang dibawanya pulang seketika sirna. “Beliau yang mengantarkannya sendiri?”Dory menggeleng cepat. “Kurir y
…..Siang ini, Zelda dan kawan-kawannya berkunjung ke kediaman Keluarga Ronan. Selaku tuan acara, Madam Ronan sengaja mengkhususkan undangan minum teh ini untuk para bangsawan wanita yang bersahabat dengan menantunya, Lady Mysie. Bukan sekedar bersosialisasi, ia sengaja menggelar acara tersebut untuk mengenal lebih dekat orang-orang di lingkup pertemanan istri anaknya, agar bisa memastikan bahwa mereka tidak memberikan pengaruh buruk kepada menantunya.“Zelda, kau datang!” Mysie berlari memeluk tunangan Alden di ambang pintu depan rumah. Sulitnya mendapatkan izin keluar dari ibu mertuanya membuat Mysie kehilangan banyak kesempatan berbaur dengan teman sosialitanya. “Padahal kita sama-sama tinggal di Ibu Kota, tetapi sudah sebulan lebih aku tidak berjumpa denganmu.”Suara dehaman Madam Ronan menyadarkan Mysie. Penampilannya sama sekali tak mencerminkan keanggunan dan ketenangan seorang wanita. Mysie pun segera menyingkir, memperbaiki sikapnya sesuai etiket kebangsawan.“Selamat datang
…..Madam Anne mencium lembut kedua pipi putrinya sebelum masuk ke dalam kereta, bergabung dengan suaminya yang sudah naik lebih dulu. Beberapa pelayan berdiri di teras, memastikan semua barang penting telah diangkut dengan benar. Kuda-kuda meringik pelan, merasakan tali kendali yang mulai ditarik kusir. Roda-roda kereta kompak berputar pelan menggilas jalan, membawa pasangan Austin pergi meninggalkan manor.“Kau sedih?” tanya Sander kepada Cleo, terdengar lembut di antara hembusan angin musim gugur.“Apakah saya terlihat sedih?” Cleo balik tertanya.Sander menggeleng, menelisik wajahnya. “Kau terlihat baik-baik saja.”Meskipun selama ini tinggal berjauhan, hubungan Cleo dan orangtuanya tidaklah seburuk bayangan orang-orang. Mereka rajin berkirim surat untuk menanyakan kabar atau berbagi cerita. Komunikasi yang lancar membuat anggota Keluarga Austin selalu merasa dekat satu sama lain. Oleh sebab itu, Cleo tak merasa sedih hanya karena sebuah perpisahan yang sifatnya sementara.“Lord,
…..Rombongan kereta kuda kerajaan akhirnya tiba di kediaman Duke Adam Dorian setelah perjalanan panjang yang melelahkan. Beberapa pengawal dan ksatria yang diutus mendampingi Alden bergegas menurunkan barang selagi sang pangeran bertukar sapa dengan anak pemilik manor.“Entah kenapa setiap kunjunganku kemari selalu memberikanku pengalaman baru.” Alden bertingkah riang dengan memeluk hangat sahabatnya. “Rute yang dilalui terasa berbeda dari ingatanku.”Sander memandang langit yang tampak mendung. Peningkatan curah hujan ekstrim di Benua Utama beberapa minggu belakangan ini menjadi pertanda paling jelas pergantian musim dari panas ke gugur.“Dukedom melakukan perbaikan jalan di jalur antar wilayah untuk mengurangi risiko kecelakaan kereta. Kami menebang pohon-pohon yang berpotensi tumbang, menutup jalan yang longsor dan membuka rute baru. Mungkin itu alasan mengapa Anda merasa asing di perjalanan.”“Dorian memang paling ahli jika urusannya menyelesaikan masalah rakyat.”Kedua pria muda
…..Dikarenakan kesibukan pekerjaan Sander, Cleo harus merelakan acara pertunangannya digelar secara sederhana. Bukan pesta mewah yang menelan biaya fantastis, Keluarga Dorian mengadakan pesta kebun di halaman manor dan sengaja hanya mengundang sanak saudara terdekat mereka—termasuk Keluarga Austin, para sahabat baik, beberapa teman kantor dan sejumlah orang penting di pemerintahan. Halaman Dorian manor yang luas dan monoton itu telah disulap sedemian rupa oleh tangan terampil para pelayan sehingga layak digunakan untuk merayakan hari bahagianya.“Kau cantik sekali,” puji Madam Anne yang pangling dengan penampilan putrinya.“Benarkah?” balas Cleo sumringah. Biarpun masih ada sisa rasa kecewa, wanita itu berusaha tampil sempurna. “Riasan tipis ini membuat saya khawatir, Bu.”Madam Anne menggeleng cepat seraya mencolek jahil dagu Cleo. Sikap perfeksionis putrinya justru yang lebih mengkhawatirkan. “Jangan cemaskan masalah itu. Riasan tipismu cocok untuk acara santai ini. Jika terlalu te
…..Para tamu bergantian mengucapkan selamat atas pertunangan Alden dan Zelda. Digelar di istana, berbagai macam bunga hidup mendekorasi setiap sudut aula, meja-meja panjang dipenuhi makanan lezat, sementara alunan musik orkestra mengisi ruangan dengan lagu-lagu menyenangkan. Namun, di balik kemeriahan pesta tersebut, atmosfer politik terasa begitu pekat menyelimuti acara yang sejatinya hanyalah kamuflase persekutuan antara dua kubu.Mayoritas bangsawan yang hadir adalah anggota Fraksi Bangsawan Tinggi, kelompok elit yang dipimpin Duke Simon Adler. Malam itu, sang duke menjadi pusat perhatian, hampir mengendalikan keseluruhan percakapan. Ketidakhadiran petinggi dari fraksi lain seakan menunjukkan betapa berpengaruhnya suara Duke Simon Adler di istana.Menjauhi keramaian di sudut lain aula, Alden berdiri menemani Zelda, matanya sibuk menyapu seisi ruangan, mencari kehadiran seseorang. “Kau tidak mengundang Cleo?” tanyanya, memecah kesunyian yang telah lama membelenggu mereka. “Mengapa?
…..Menjajal keramaian pelabuhan bersama Sander menjadi salah satu pengalaman paling berkesan Cleo Austin selama masa liburannya di Dorian. Pelabuhan itu hidup dengan hiruk-pikuk yang menyenangkan. Sepanjang jalan, deretan pertokoan menjual beraneka barang, mulai dari kain sutra, wewangian, perhiasan, rempah-rempah hingga olahan ikan yang dikemas rapi dalam kaleng-kaleng kecil. Semua orang sibuk berlalu-lalang, berbicara dalam berbagai bahasa yang asing di telinga Cleo. Keberagamannya membuat tempat ini terasa seperti titik pertemuan budaya dari seluruh penjuru benua.“Cleo, sebenarnya aku tidak ingin membuatmu terburu-buru, tetapi kapal kita sudah menunggu,” Sander menegur Cleo yang larut dalam dunianya sendiri, asyik mencoba aksesoris yang dijual di sebuah toko emas.Cleo menoleh, sedikit tergagap mengetahui Sander berdiri di belakangnya dengan tangan menyilang. Wajah wanita itu tampak kebingungan ketika memperlihatkan dua bros emas di tangannya. Bros berhiaskan batu rubi berukuran
…..“Cleo, bukankah baru-baru ini kau menghadiri pesta dansa kerajaan?” tanya Madam penuh rasa ingin tahu. Ia menyesap teh hangatnya, memandangi putrinya yang duduk di seberang meja. “Aku penasaran, seperti apa meriahnya pesta di istana.”Tirai-tirai sutra berwarna putih gading melambai indah ditiup angin dari perbukitan. Meja teh di ruang tamu bangunan sayap manor tertata sempurna—piring porselen bercorak emas, teko perak berkilau, dan berbagai jenis kue kecil tersaji di atasnya.“Pestanya besar, Bu. Banyak sekali tamu yang diundang, jumlahnya mencapai ribuan,” jelas Cleo bersemangat. Ia mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, suaranya terdengar riang ketika mengenang suasana malam itu. “Selain bangsawan Elinor, kerajaan juga mengundang para diplomat penting dari luar negeri. Kebetulan Lord Sander memperkenalkan saya kepada beberapa dari mereka.”Madam Anne meletakkan cangkir tehnya di atas piring kecil dengan hati-hati, suaranya berdenting pelan. “Benarkah itu?” serunya takjub. Hid
.....Cleo menutup rapat mulutnya menggunakan sapu tangan ketika merasakan perutnya yang kembali bergejolak. Perjalanan dari Ibu Kota ke Dorian yang memakan waktu hampir seminggu itu begitu menyiksa mental dan fisiknya. Udara kereta yang sesak di tengah musim panas seakan memperparah ketidaknyamanannya.Wanita itu memejamkan matanya erat, berharap rasa mualnya segera mereda. Namun, setiap kali kereta mereka terguncang karena jalanan berbatu, perutnya kembali teraduk-aduk. Cleo menyesal telah meremehkan keadaan ini. Ia pikir, setelah bertahun-tahun terbiasa menaiki kereta di Ibu Kota, mabuk perjalanan panjangnya akan sembuh.“Maafkan saya, Lord,” ucap Cleo lemas, hampir tidak terdengar.Sander menatapnya dengan sorot penuh perhatian. “Tak perlu dipikirkan. Jika tidak kuat, kita bisa berhenti sejenak untuk beristirahat.”Di luar kereta, pemandangan berubah dari hamparan dataran berbukit menjadi hutan pinus yang lebat. Pohon-pohon tumbuh menjulang tinggi, ranting-rantingnya bergoyang lem
…..Ratusan manusia memadati lapangan sekolah untuk mengucapkan ‘selamat’ kepada anak dan kerabat mereka yang telah berhasil menyelesaikan program pendidikan di Akademi Kerajaan. Mengenakan toga kelulusan, Alden dan Sander terlihat menunggu seseorang di bawah patung Raja Pertama Elinor, tokoh yang berperan penting mendirikan Akademi Kerajaan bagi para bangsawan.“Yang Mulia! Lord Sander!”Cleo yang terlambat datang bergegas menghampiri tempat keduanya. Mengingat hari ini adalah hari istimewa, wanita itu tak lupa membawakan mereka hadiah. Buket bunga mawar merah ia serahkan kepada Sander, lalu buket bunga tulip kuning untuk Alden.“Cleo, kau tersasar?” tanya Alden jenaka. “Kau sungguh alumni Akademi Kerajaan?”Setelah pesta kerajaan, Cleo menjadi sering menghabiskan waktunya bersama Sander dan Alden, sekadar mengisi kesenggangan dengan minum teh atau berjalan-jalan di taman kota. Terkadang mereka juga mengajak Zelda, kendati wanita itu lebih sering menolak daripada ikut serta.“Tentu sa