“Bagian tersulit bukanlah melupakan perasaan kepada seseorang yang pernah kita cintai, tetapi membangun kembali perasaan kepada orang lain itu jauh lebih sulit.”
----------
Entah sudah berapa kali Varo berusaha menemui Alesha di New York. Hampir setiap satu bulan sekali Varo pergi ke sana hanya untuk melihat Alesha dan mengikuti aktivitas gadis jelita itu selama 2 atau 3 hari. Dan tanpa sepengetahuan siapapun kecuali Dimas dan Aldo yang memang ia percaya untuk menghandle semua pekerjaannya.
Sudah berlangsung dua setengah tahun, Alesha menjadi mahasiswi Colombia University. Dan, saat ini ia sedang menyelesaikan penelitiannya berharap ia akan lulus dalam waktu tiga tahun saja.
Usaha dalam menghapus cintanya memang belum sepenuhnya berhasil, tapi setidaknya hatinya lebih baik selama dua tahun lebih tidak bertemu ataupun mendengar kabar tentang pria menawan itu. Selama di New York, memang Alesha tidak sekalip
“Jika memang berjodoh, Tuhan akan mempermudah segalanya. Segalanya akan serba tepat, tidak ada yang terlambat ataupun lebih awal. Kalau memang ditakdirkan berjodoh, pasti ada saatnya nanti dia datang sebagai jawaban atas doa-doamu.”----------“Alesha, could you please help me for now?” Tanya Jane, teman sekelas Alesha yang berasal dari Inggris.“Sure. what can I do for you, Jane?” Alesha baru saja keluar dari ruangan Professor Rully. Ia baru saja mendiskusikan penelitiannya.“I borrowed this book from Lora. But I can’t give it back because I have to go to Texas now.” Jane menyodorkan dua buah buku kepada Alesha.Alesha pun tersenyum menerima kedua buku itu, “Okay, I,ll leave it to Lona.” Ujarnya.“Thank you so much, Alesha.” Kata Jane memeluk Alesha sebelum berlalu.
“Cinta hanya sebah kata. Yang lebih penting dari kata cinta adalah bagaimana kita menjalani apa yang kita sebuah dengan cinta.”----------Makan malam di apartemen Alesha kali ini sedikit berbeda. Toni yang tidak pernah makan malam di apartemannya, malam ini pria itu makan malam dan menyiapkan makanan untuk Alesha dan lainnya.“Bagaimana penelitiannya, Queen?” Tanya Toni, disela makan malam yang terasa hangat itu.Alesha lantas berpaling pada Toni setelah terlebih dahulu setelah menikmati satu tegukan air putih yang sejuk, “Masih perlu kerja keras, dan terus berusaha.” Jawab Alesha, “Tapi akan Lesha pastikan bahwa, Lesha akan ikut wisuda akhir tahun ini.” Ujar Alesha percaya diri.Toni tersenyum lebar, “Oh itu bagus. Pasti Dinnar sama mbak Naya akan bangga sama Lesah.” Balas Toni.Alesha mengangguk, “Tentu saja, Lesha t
“Cinta itu akan selalu menemukan jalannya. Tidak perlu dipaksa karena hati dan cinta tidak akan pernah bisa dipaksa.”----------Kanaya mengambil foto-foto itu, lalu meletakannya di meja. Jantungnya seolah berhenti berdetak, saat di lembar pertama yang sebelumnya tertutup foto itu ada tulisan, ‘Alvaro love Nabilla’. Tentu saja Kanaya tahu Nabilla, yang tidak lain adalah Alesha ketika belum kembali ingatannya.Kanaya membuka halaman selanjutnya, dan membaca halaman demi halaman, kali ini dengan hati yang terasa sesak.“Hari ini aku senang bisa bertemu dengan abang sepupunya mas Narendra. Namanya om Varo, entah padahal baru kali ini aku bertemu dengannya, dan hatiku terasa nyaman.”Kanaya membaca sambil berfikir.“Hari ini aku akan interview kerja di hotel yang dikasih tau mas Narendra. Aku memandang takjub hotel mewah bertuliskan ‘Queen Hotel’ itu. Den
“Cinta memang buta, ia akan menghampiri siapa saja yang disukainya. Tidak peduli antara pria tua dan wanita muda, bahkan dengan sesama jenis sekalipun. Ada pula yang mengataakan kalau cinta adalah anugerah, jadi jangan membatasi jalinan asmara orang lain. Yang terpenting harus tetap ingat, sebuta apapun cinta yang dimiliki terhadap seseorang, jangan pernah membawa cinta itu keluar dari jalurnya. Tetap membawa cinta itu dijalur yang benar sesuai agama dan norma.”----------Raut wajah Dinnar seketika berubah tegang dan rahangnya mengeras. Jam istirahat, ia mendapatkan kejutan dengan datangnya sang istri ke Kantornya. Jarang-jarang lho. Bahkan setelah melahirkan Alyssa, Kanaya tidak pernah datang mengunjunginya ke kantor.Namun, tidak hanya kedatangan istrinya saja yang menjadi kejutan. Ada yang lebih membuat ia terkejut lagi, yaitu sebuah buku catatan yang diberikan istrinya. Buku
“Saat mencintai seseorang dan orang itu memiliki perasaan yang sama, saat orang itu juga membalas cinta. Itu akan menjadi sebuah keajaiban hidup, ‘Sangat dicintai oleh seseorang akan memberi kekuatan, sementara mencintai seseorang secara mendalam akan memberi keberanian.”----------Dinnar dan Kanaya kompak berlari menuju pintu utama kediaman Agustaf, tujuan mereka satu yaitu menyambut putri bungsunya Alyssa yang baru pulang dari Bandung bersama Papa dan Mamanya. Tiga hari tiga malam sudah, putrinya itu meninggalkan mereka berdua.Awalnya hanya akan satu hari Alyssa di Bandung, namun karena Alyssa yang tidak ingin kembali kalau tidak dengan Varo, membuat Sam dan Marta menunggu Varo menyelesaikan pekerjaannya di Bandung. Kadang Dinnar sendiri bingung dengan putri-putrinya yang sangat dekat dengan Alvaro adiknya. Memang dengannya juga dekat. Namun, kedua putrinya jauh lebih dekat dengan Alvaro.Dan, lebih&nb
“ Semakin keras berusaha melupakan seseorang, maka semakin keras juga mempertahankannya dalam hati.”----------Suasana menjadi hening, baik Dinnar maupun Varo serta Kanaya sama-sama diam larut dalam pikiran masing-masing. Alyssa yang sebelumnya tersenyum senang, melihat Papa Yonya diam pun membuat senyum gadis mungil itu pudar. Kedua tangan mungilnya terulur mengusap-ngusap lembut pipi Varo, “Papa… Papa, are you okay?” Tanya Alyssa yang masih berada digendongan Varo.Varo yang mendapatkan elusan lembut dari keponakannya itu terkejut. Matanya mengerjab-ngerjab, mengembalikan fokusnya yang sebelumnya terpecah memikirkan nasibnya selajutnya. Varo tersenyum melihat gadis mungil yang berada digendonganya memasang wajah masam.“Apa Papa keberatan gendong Princes?” Dengan gaya anak-anaknya, Alyssa bertanya kepada Varo dengan raut wajah
“Tidak selalu ada pelangi setelah hujan, tapi pasti akan ada kebahagiaan setelah perjuangan.” ----------New York masih dingin dan berangin, bahkan di malam hari bisa di bawah titik nol. Bahkan Departemen Sanitasi setempat mengeluarkan peringatan kemungkinan akan turun salju pada sore nanti. Embusan angin yang membawa hawa dingin langsung menyapa gadis jelita yang tengah tersenyum bahagia itu saat keluar dari gedung Departmet of Statistics Colombia University.Lahir dan besar dalam keluarga berkecukupan, tidak menjamin perjalanan Alesha menyelesaikan studynya mulus tanpa perjuangan. Alesha juga sama dengan mahasiswa-mahasiswi lainya, harus berjuang mati-matian untuk mengikuti suasana akademis di Colombia University yang sangat berbeda dengan Indonesia.Bahkan sejak semester satu, gadis ayu yang akrab di sapa Queen itu hanya tidur tiga sampai empat jam perhari lantaran harus belajar dan mengerja
“Sabar itu ada dua macam: Sabar atas sesuatu yang tidak diinginkan dan sabar menahan diri dari sesuatu yang diinginkan.”----------Hari yang membahagiakan bagi Alesha akhirnya tiba juga. Senyum dari gadis jelita itu tidak pernah memudar sejak tadi, sejak Presiden Colombia University menyematkan selempang bertuliskan cumlaude ditubuhnya. Banyaknya rekan yang mengucapkan selamat, membuatu senyum Alesha semakin betah menghiasi wajah ayu gadis jelita itu.Kehadiran keluarga besarnya, semakin membuat senyum Alesha merekah sempurna. Di kejauhan ia melihat mereka tengah menunggunya untuk berfoto. Meskipun tidak ada sosok Alvaro menghadiri hari kelulusannya, itu tidak masalah bagi Alesha. Karena satu bulan yang lalu, pria menawan itu sudah mengunjunginya dan memberitahu tidak hadir karena harus menggantikann sang ayah sementara di perusahaan.Setelah semua ritual kelulusan usai, serta Alesha dan keluarga juga